Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)

Malam pun akhirnya menjelang. Bintang-bintang berkerlip mengiringi sang Purnama di langit tanpa batas. Di Kota Angkasa Khatulistiwa, di rumah Tuan Jhon Swett, yang berlantai 20. Terlihat ia sedang berbahagia. Ketika Franco, anak angkatnya. Berhasil mendapatkan patung Budha Giok yang sangat diimpikannya itu.

Mereka berdua tampak sedang berbincang di ruang tamu rumah itu, yang berada di lantai dasar.

"Fran, kau memang hebat. Tidak percuma kau, aku kirim ke rumah Pusia. Karena sekarang kau telah memiliki kekuatan setara dengan orang-orang hebat. Bisa dibilang, kau itu telah masuk 10 besar anak muda terkuat di Bumi, Mars dan Bulan," ucap Tuan Jhon, memuji anak angkatnya, dengan masih memegang dan menatap patung Budha Giok dengan penuh kebahagiannya.

"Ayah Angkat terlalu berlebihan.... Dan terlalu menyanjung diriku ini, setinggi langit. Mungkin dewi fortuna sedang berpihak kepadaku saja. Lagi pula, aku mendapatkan patung itu, dengan cara mencuri kesempatan. Di saat Mark Well sedang larut dalam perasaannya. Begitu juga dengan Komandan Merah dari Mars, yang tengah lengah. Ayah angkat pasti berpikir, aku ini bertarung dengan Mark Well. Orang bayaran Ayah angkat, dengan kans terbesar dalam pemburuan itu. Aku ini hanya seorang pencuri, Ayah angkat...," timpal Franco menjelaskan semuanya kepada Tuan Jhon Swett. Yang tampak tak peduli dengan semua penjelasn dari Franco. Karena ia lebih mementingkan patung Budha Giok yang telah ada di genggamannya itu.

"Aku tidak peduli, dengan cara apa kau mendapatkan patung Budha Giok ini. Yang penting aku telah mendapatkan patung ini, tanpa harus mengeluarkan uang se'sen pun," ujar Tuan Jhon, sambil menggenggam patung itu erat-erat, seakan ia takut akan kehilangannya.

Franco hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Tuan Jhon. Lalu berbicara di dalam hatinya.

"Ayah Angkat benar-benar kikir dan tamak. Ingin mendapatkan sesuatu tapi tidak ingin mengorbankan sesuatu...," tutur Franco di dalam hatinya.

Franco lalu hanya terdiam, mengamati tingkah ayah angkatnya. Yang seperti anak kecil, yang bahagia karena mendapatkan mainan baru. Yang telah lama ia inginkan selama ini.

★★★

Waktu pun terus berlalu, tanpa terasa malam semakin melarut. Purnama yang tampak dari langit Kota Angkasa Khatulistiwa, terlihat lebih besar dan indah, bila dibandingkan dengan purnama yang tampak dari dunia bawah.

Terlihat Franco masih berbincang-bincang dengan ayah angkatnya, di ruang tamu di rumah berlantai 20 kediaman Tuan Jhon. Tetapi tiba-tiba saja muncul tanpa diundang. Salah satu anak buah Tuan Jhon. Ia terlihat tergesa-gesa dengan wajah yang tampak dengan penuh ketakutan. Sepertinya ada kejadian yang luar biasa yang sudah dihadapinya, di luar sana. Hingga ia pun menjadi seperti itu.

Dan ia pun segera melaporkan kejadian itu kepada majikannya.

"Tuan!, Tuan Jhon. Mark Well membuat kekacauan di luar," lapornya, yang membuat Tuan Jhon terkejut mendengarnya.

"Mark Well!, kenapa ia kemari?. Dan tanpa basa-basi membuat kekacauan di wilayah kekuasaanku ini?" ucap Tuan Jhon, menatap ke arah anak buahnya dengan tatapan yang penuh selidik.

Ia masih belum mengerti mengapa hal itu terjadi.

Dan melihat akan hal itu, Franco pun segera membuka suaranya.

"Pasti ia telah mengetahui, akulah pencuri patung Budha Giok itu. Tidak aku kira ia dapat melacak keberadaanku secepat ini. Sungguh ia sangat pantas masuk 10 besar anak muda terkuat di Bumi, Mars dan Bulan," ujar Franco, lalu berjalan mendekati Cray, anak buah Ayah Angkatnya itu.

"Cray, apakah ia datang sendiri?" tanya Franco.

"Tidak Tuan Fran. Ia datang bersama seorang robot kecil, dan seorang anggota utama dari kelompok pembunuh bayaran dari Kota Air Pasifik ," jelas Cray.

"Rupanya mereka bertiga bersama-sama kemari, langsung dari kuil misterius itu. Cray apa kau tahu siapa nama pembunuh bayaran dari kota Air Pasifik itu?" tanya Franco.

"Nack namanya, Tuan Franco," mendengar jawaban dari Cray itu, Franco tampak berpikir dan mencoba menganalisa kedua nama itu dengan masa lalunya.

"Kenapa nama meraka berdua sangat aku kenal?. Apakah mungkin mereka berdua itu, adalah 2 sahabatku dulu?. Tapi bukannya Mark tidak memiliki nama keluarga Well. Dan Nack juga bukannya tinggal di dunia bawah, bukan tinggal di dunia samudera?"

Pertanyaan-pertanyaan itu terus merajai benak Franco, hingga ia pun memutuskan untuk bertanya kepada Ayah Angkatnya.

"Ayah Angkat, sebenarnya apa yang telah terjadi selama aku menyepi, berlatih bersama Pusia. 10 tahun yang lalu?. Nama Mark Well belum pernah aku dengar sebelumnya. Hanya Er Well sebagai generasi terakhir dari keluarga Well yang aku dengar dan aku ketahui namanya. Lalu apakah Mark Well itu, adalah generasi selanjutnya, dari kloningan Er Well?" tanya Franco, dengan penuh tanda besar yang ada di dalam benaknya.

"Banyak yang telah terjadi Fran, selama kau ikut dengan Pusia. Nama Mark Well muncul dan langsung masuk 10 besar jajaran anak muda terkuat di Bumi, Mars dan Bulan. Kurang lebih 5 tahun yang lalu. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ia itu bukan kloningan Er Well. Ia hanya anak angkat dari Er Well," jelas Tuan Jhon.

"Jadi ia bukan anggota asli keluarga Well?" tanya Franco kembali.

"Ya, ia bukan asli dari keluarga Well. Tapi kemampuan dan kekuatannya tidak terlalu jauh dengan keluarga Well. Terutama dengan Er Well. Mungkin perbedaan kekuatannya hanya 3 tingkat," jelas Tuan Jhon.

Franco berpikir kembali dan berbicara di dalam hatinya.

"Kemungkinan, Mark Well adalah Mark sahabatku dulu, semakin besar..," ucap Franco di dalam hatinya.

Franco masih terlihat terlarut dalam pikirannya sendiri. Hingga Cray melaporkan apa yang dilihatnya kembali.

"Tuan Fran, Mark Well mengancam akan menghancurkan rumah ini. Jika Tuan Jhon tidak keluar dan menyerahkan patung Budha Giok itu kepadanya," ujar Cray, dengan terbata-bata.

"Jadi begitu ya, baiklah Tuan Jhon dan aku akan keluar menemuinya. Ayah Angkat, mari kita temui mereka," ajak Franco kepada Ayah Angkatnya itu.

"Tapi Fran, bagaimana jika aku tetap di sini saja," tawar Tuan Jhon, mencoba mencari aman.

"Tidak Ayah Angkat, Ayah Angkat harus ikut keluar. Tuan Muda Well itu, bisa saja menghancurkan rumah ini dengan sesuka hatinya. Apakah Ayah Angkat ingin mati di dalam rumah ini?, tidak bukan?" akhirnya Tuan Jhon pun mau keluar, mendengar perkataan Franco itu. Dan mereka bertiga pun keluar dari dalam rumah itu untuk menemui Mark Well dan yang lainnya. Yang sedang berada di halaman rumah bertingkat itu.

Dengan penuh percaya diri, Franco dengan masih memakai jubah merahnya. Yang kali ini ditambah dengan slayer yang menutupi wajahnya hingga hampir menggapai dadanya. Saling tatap dengan Mark, setelah Franco berhadapan di depan Mark Well. Mereka seakan sedang mengamati kekuatan lawannya masing-masing. Sedangkan Tuan Jhon, tampak bersembunyi di belakang Franco dan Cray.

"Oh!, sungguh hebat kalian. Dapat melumpuhkan pasukan elit ayahku, dengan begitu mudahnya," tutur Franco, lalu melangkahkan kakinya kembali, maju mendekati Mark seorang diri.

"Jadi kau anaknya Tuan Jhon?" tanya Mark, menatap tajam ke arah Franco. Yang tak mempedulikan pertanyaan Mark itu. Hingga ia pun melanjutkan ucapannya kembali.

"Hanya pasukan elit sampah, bagiku mereka itu hanyalah lalat...!" timpal Mark, dengan penuh keangkuhannya.

"Aku suka orang sepertimu, angkuh dan memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi. Kau itu sama seperti aku...," mendengar ucapan Franco, Mark lalu melepaskan pandangannya ke angkasa.

"Kau dan aku sama?, itu salah besar. Kau dan aku sangatlah berbeda. Aku tetaplah aku, dan kau tetaplah kau...," sahut Mark menuju ke arah Franco.

"Ya, aku mengerti akan hal itu. Karena kau dan aku adalah lawan. Baik!, ada perlu apa kau kemari, dan membuat kekacauan di sini?" tanya Franco, dengan basa basinya itu.

"Aku tidak suka, dengan basa-basimu, Tuan Jhon Junior. Aku menginginkan patung Budha Giok yang ada di genggaman tangan ayahmu itu," sahut Mark, sambil menunjuk ke arah Tuan Jhon, sedangkan Franco tampak tersenyum tipis.

"Namaku bukan Jhon Junior, Mark Well. Tapi namaku adalah Franco," mendengar nama itu disebut. Mark dan Nack pun terkejut mendengarnya.

"Franco, apa mungkin ia Franco yang kita kenal dulu Mark?" tanya Nack, berbisik di telinga kanan Mark, dengan tanda tanya besarnya di benaknya.

"Aku tidak tahu Nack, tapi itu mungkin saja. Tapi kemungkinan itu sebaiknya kita tepis terlebih dahulu untuk saat ini," jawab Mark pelan.

"Baiklah Mark," ucap Nack, lalu berlalu menjauh dari sisi Mark, yang diikuti oleh Jean Kecil.

"Hai!, Franco. Cepat kau serahkan patung itu kepadaku!" kata Mark, dengan lantangnya.

"Tidak semudah itu Mark Well, kau harus bisa mengalahkan aku dulu," jawab Franco, dengan entengnya.

"Baiklah jika begitu, bagaimana jika kita buat perjanjian. Siapa yang lebih kuat dan menang dalam pertarungan ini. Dialah yang berhak memiliki patung itu. Apakah kau setuju dengan usulku ini?" usul Mark, kepada Franco. Yang segera melangkahkan kakinya itu, menuju ke arah Tuan Jhon.

"Ayah Angkat..., berikan patung itu kepadaku," tampak raut keterkejutan di wajah Tuan Jhon, ketika ia mendengar perkataan Franco itu.

"Fran, apa kau itu sudah gila!. Kau ingin menyerahkan patung itu kepada Mark Well!?" protes Tuan Jhon dengan kerasnya.

"Tidak Ayah Angkat, aku tidak gila. Aku akan menjadikan patung itu sebagai taruhan. Untuk menentukan siapa yang lebih kuat di antara kami berdua," timpal Franco.

"Apa!, kau ingin menjadikan patung ini sebagai taruhan?, aku tidak mau Fran," tolak Tuan Jhon, dengan kerasnya kembali.

"Ayah Angkat, bukannya untuk mendapatkan patung itu. Banyak orang yang sudah mempertaruhkan nyawanya. Jadi ini adalah hukum yang tidak tertulis. Jika ingin mendapatkan patung itu, maka harus mengorbankan sesuatu yang kita miliki," ujar Franco.

"Aku tetap tidak mau, dan tidak mau mengorbankan sesuatu yang aku miliki hanya untuk mendapatkan patung ini" ujar Tuan Jhon, dengan teguhnya, sambil memegang patung Budha Giok itu dengan eratnya, dengan kedua tangannya.

"Baiklah, jika Ayah Angkat tetap bersisi teguh dengan keinginan dan pendirian Ayah Angkat itu. Silakan Ayah Angkat hadapi sendiri Mark Well. Aku tidak akan ikut campur dalam urusan ini lagi. Lebih baik aku kembali ke kediaman Pusia saja...," ancam Franco, sambil melangkahkan kakinya, berniat untuk meninggalkan ayah angkatnya itu.

Melihat kesungguhan ucapan Franco itu. Akhirnya Tuan Jhon pun menyerah juga, atas kekerasan hatinya itu.

"Baiklah Fran, akan aku turuti keinginanmu itu. Tapi kau harus berjanji akan memenangkan pertarungan ini. Ini patungnya Fran," ucap Tuan Jhon, sambil menyerahkan patung Budha Giok itu kepada Franco, yang segera diambilnya tanpa ragu sedikit pun.

"Aku tidak dapat berjanji, Ayah Angkat. Tapi aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk Ayah Angkat. Dan bukannya kita sebagai manusia, hanya mengetahui waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan ini. Sedangkan waktu di depan kita, kita tidak akan pernah tahu. Walaupun kita telah mampu membuat mesin waktu, yang bisa menembus masa depan. Tapi apakah benar waktu yang telah dibuat oleh mesin waktu itu, adalah waktu yang sesungguhnya. Aku tidak yakin akan hal itu. Biarkanlah waktu dan takdir yang akan menjawab masa depan kita," ucap Franco dengan panjang lebarnya, lalu menghampiri Mark kembali.

"Ini patungnya," Franco pun lalu meletakan patung itu di lantai halaman rumah Tuan Jhon Swett.

"Dan sekarang kita bertarung, sebaiknya kau gunakan shen maksimalmu," ucap Franco, menantang Mark Well.

"Baiklah, sekarang kita mulai, untuk menentukan siapa yang lebih kuat di antara kita berdua," ujar Mark, lalu mereka berdua pun mulai saling serang satu dengan yang lainnya.

Terlihat dengan cambuk yang ada di tangan kirinya, Franco berusaha untuk melumpuhkan Mark. Tapi dengan pedang kristalnya yang ada di tangan kanannya, Mark dapat menangkisnya walaupun harus dengan bersusah payah melakukannya.

Mereka berdua terus saling menyerang, dan semakin menjauhi patung Budha Giok itu. Hingga tiba saatnya mereka berdua harus saling berhadapan dengan senjata lawannya. Yang mengarah pada titik vital mereka masing-masing. Cambuk Franco mengarah ke dada Mark, dan begitu juga dengan pedang kristal Mark yang mengarah ke dada Franco.

"Kita seimbang, Mark Well," ucap Franco.

"Tidak juga Jhon Junior, akulah pemenangnya!" tanpa diduga oleh Franco, Mark menarik selayer yang di pakai untuk menutupi wajahnya itu.

Terlihat raut keterkejutan di wajah Mark, ketika melihat tato bergambar Bulan sabit merah pada dagu Franco.

"KAU!. FRANCO BRES!?" seru Mark, melepaskan rasa keterkejutannya itu. Ketika mengetahui siapa jatidiri Franco yang sebenarnya.

"Kau ini sebenarnya siapa?, hingga mengetahui nama belakangku?" tanya Franco, dengan penuh keheranannya.

"Aku Mark Kler," mendengar nama itu disebut oleh Mark. Franco lalu menarik cambuknya, hingga kembali pada lengan kirinya. Sedangkan Mark, menyarungkan pedang kristalnya kembali pada sarungnya.

Mereka berdua lalu saling berpelukan satu sama lainnya, melepaskan rindunya masing-masing.

"Sebenarnya sejak awal firasatku mengatakan, bahwa kau adalah sahabatku yang hilang, Mark," ujar Franco, dengan suara yang lirih.

"Aku juga Fran, sepertinya ramalan telah terjadi. Aku, kau dan Nack telah bersatu kembali," ujar Mark.

"Nack!, jadi ia Nack Sin, teman kita dulu?" tanya Franco.

"Ya, Nack kemarilah," panggil Mark, dan Nack pun menghampiri mereka berdua yang diikuti oleh Jean Kecil.

"Nack, ia adalah Franco teman kita dulu," ucap Mark, dan Nack pun melihat tato bulan sabit merah pada dagu Franco.

"Franco Bres, ya?" ucap Nack singkat, langsung memeluk Franco.

Mereka bertiga pun larut dengan kenangan mereka bersama 15 tahun yang lalu. Saat mereka harus berpisah karena diadopsi oleh orang-orang yang berbeda. Tanpa mempedulikan lagi patung Budha Giok yang sedang berjalan sendiri secara perlahan-lahan. Tanpa diketahui dan disadari oleh siapapun.

"Mark, bagaimana rasanya menjadi bagian dari keluarga Well?" tanya Franco.

"Biasa saja, tapi asyik juga. Apalagi jika Kakek Well sedang menceritakan kisah cintanya dulu. Aku dan ayahku pasti mentertawakannya. Masa ia tidak pernah berani mengatakan cinta pada wanita impiannya hingga saat ini, padahal usianya sudah melewati 100 tahun, dasar Kakek yang aneh. Masih terobsesi dengan cinta lamanya itu," mendengar cerita Mark itu, semuanya pun tertawa.

Mark terus bercerita, tanpa menyadari patung Budha Giok itu, semakin menjauh dari mereka. Menjauhi karena ada suatu kekuatan yang menggerakannya.

 

 

 

Episodes
1 Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2 Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3 Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4 Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5 Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6 Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7 Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8 Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9 Bab 9 (Kepedihan Nack)
10 Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11 Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12 Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13 Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14 Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15 Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16 Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17 Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18 Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19 Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20 Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21 Bab 21 (Jean Tertangkap)
22 Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23 BAB 23 (Kesadaran Jean)
24 Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25 Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26 Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27 Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28 Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29 Bab 29 (Permintaan Nack)
30 Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31 Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32 Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33 Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34 Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35 Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36 Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37 Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38 Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39 Penggambaran Karakter #1
40 Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41 Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42 Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43 Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44 Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45 Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46 Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47 Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48 Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49 Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50 Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51 Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52 Bab 51 (Pil Api Neraka)
53 Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54 Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55 Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56 Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57 Bab 56 (Penyerang Gelap)
58 Bab 57 (Mengatur Siasat)
59 Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60 Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61 Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62 Bab 61 (Gunung Hayded)
63 Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64 Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65 Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66 Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67 Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68 Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69 Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70 Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71 Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72 Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73 Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74 Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75 Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76 Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77 Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78 Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79 Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80 Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81 Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82 Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83 Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84 Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85 Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86 Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87 Bab 86. (Saling Mengejar)
88 Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89 Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90 Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91 Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92 Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93 Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94 Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95 Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96 Bab 95. (Aksi Chan)
97 Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98 Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99 Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100 Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101 Bab 100. (Pencegatan Chan)
102 Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103 Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104 Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105 Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106 Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107 Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108 Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109 Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110 Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111 Bab 110. (Tertipu)
112 Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113 Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114 Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115 Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116 Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117 Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118 Bab 117. (Kebimbangan)
119 Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120 Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121 Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122 Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123 Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124 Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125 Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126 Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127 Bab 126. (Permainan Takdir)
128 Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129 Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130 Bab 129. (Panglima Hoa)
131 Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132 Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133 Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134 Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135 Bab 134. (Warisan dari Guru)
136 Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137 Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138 Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139 Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140 Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2
Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3
Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4
Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5
Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6
Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7
Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8
Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9
Bab 9 (Kepedihan Nack)
10
Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11
Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12
Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13
Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14
Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15
Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16
Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17
Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18
Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19
Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20
Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21
Bab 21 (Jean Tertangkap)
22
Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23
BAB 23 (Kesadaran Jean)
24
Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25
Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26
Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27
Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28
Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29
Bab 29 (Permintaan Nack)
30
Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31
Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32
Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33
Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34
Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35
Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36
Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37
Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38
Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39
Penggambaran Karakter #1
40
Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41
Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42
Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43
Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44
Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45
Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46
Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47
Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48
Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49
Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50
Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51
Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52
Bab 51 (Pil Api Neraka)
53
Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54
Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55
Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56
Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57
Bab 56 (Penyerang Gelap)
58
Bab 57 (Mengatur Siasat)
59
Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60
Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61
Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62
Bab 61 (Gunung Hayded)
63
Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64
Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65
Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66
Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67
Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68
Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69
Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70
Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71
Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72
Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73
Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74
Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75
Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76
Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77
Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78
Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79
Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80
Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81
Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82
Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83
Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84
Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85
Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86
Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87
Bab 86. (Saling Mengejar)
88
Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89
Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90
Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91
Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92
Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93
Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94
Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95
Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96
Bab 95. (Aksi Chan)
97
Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98
Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99
Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100
Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101
Bab 100. (Pencegatan Chan)
102
Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103
Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104
Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105
Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106
Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107
Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108
Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109
Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110
Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111
Bab 110. (Tertipu)
112
Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113
Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114
Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115
Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116
Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117
Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118
Bab 117. (Kebimbangan)
119
Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120
Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121
Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122
Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123
Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124
Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125
Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126
Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127
Bab 126. (Permainan Takdir)
128
Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129
Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130
Bab 129. (Panglima Hoa)
131
Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132
Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133
Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134
Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135
Bab 134. (Warisan dari Guru)
136
Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137
Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138
Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139
Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140
Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!