Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)

Nack sudah semakin pasrah untuk menerima takdirnya. Mati menyusul kekasihnya di alam baka.

Kaki Komandan merah sudah siap untuk menginjak dada Nack.

Akan tetapi sebelum hal itu terjadi. Ada seseorang yang menendangnya dari arah belakang. Yang tak lain adalah Mark Well.

Tampak akibat dari tendangan Mark itu, Komandan Merah pun terjatuh dan tersungkur menjauhi tubuh Nack. Sejauh 5 meter dari tempat semula.

"Siapa kau!, berani ikut campur dalam urusanku?" tanya Komandan Merah, sambil bangkit dari jatuhnya, lalu memandang Mark dengan penuh selidik. Dengan mata robot merahnya.

"Aku bukan siapa-siapa, dan sebaiknya kau itu tidak tahu tentang diriku. Karena jika kau tahu dan mengetahui tentang diriku ini, kau pasti akan lari terbirit-birit. Atau paling tidak kau akan shock mendengarnya...," jawab Mark, dengan angkuhnya.

"Lari terbirit-birit!?, kaulah yang akan lari terbirit-birit dan shock. Setelah mengetahui siapa diriku yang sebenarnya. 'Aku Komandan Merah dari Mars'," ucap Komandan Merah, yang membuat Mark tersenyum sinis mendengarnya.

"Hanya Komandan Merah, bukan Pimpinan tertinggi di Mars dan Bulan. Jadi apa hebatnya dirimu itu, rongsokan!. Sebaiknya kau panggil temanmu si Komandan Perak yang dari Bulan, untuk bersama-sama menghadapi diriku," tantang Mark. Yang seakan memandang rendah duo komandan robot Mars dan Bulan.

"Kau itu terlalu percaya diri. Pasti kau akan menyesal menghadapi kami bersama," ucap Komandan Merah menunjuk ke arah Mark.

"Terlalu percaya diri, itu adalah aku. Tapi menyesal, itu bukanlah sifatku...."

Mendengar ucapan dari Mark itu, Komandan Merah menjadi murka. Ia pun bersiap untuk menyerang Mark dengan kekuatan penuhnya.

"KAU ITU TERLALU MEREMEHKAN DIRIKU!" teriak Komandan Merah, dengan kerasnya.

Komandan Merah lalu menyerang Mark dengan kekuatan penuhnya. Tetapi hal itu tidak berarti sama sekali bagi Mark. Mark langsung menghantam Komandan Merah dengan kerasnya, dengan kaki kanannya. Hingga Komandan Merah terjatuh dan terpental, jauh ke arah belakang dari tempatnya semula.

"DASAR SAMPAH!, sudah aku bilang, sebaliknya kau itu bergabung saja dengan temanmu yang dari Bulan!" ujar Mark, sambil menatap patung Budha giok yang ada di altar pemujaan, dan bersiap untuk mengambilnya. Tanpa berniat untuk menyerang Komandan Merah yang sedang terjatuh.

"Tapi sudahlah, jika ia memang tidak ada di sini, atau mungkin ia sudah kabur ya?, meninggalkan dirimu untuk menjadi rongsokan. Daripada harus berhadapan dengan sampah tidak berguna sepertimu, lebih baik aku mengambil patung Budha Giok itu!" kata Mark, lalu melesat ke arah patung Budha Giok yang berukuran segenggaman tangan manusia dewasa.

Tetapi hal yang sama yang telah terjadi pada Komandan Merah. Kini terjadi pada diri Mark pula. Ia pun terpental hingga ke arah Nack, yang tengah sekarat, yang kini ada di samping kanannya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Nack kepada Mark.

"Tidak apa-apa," jawab Mark, yang terkejut ketika melihat rajah bergambar naga berwarna merah yang melingkari angka 2, di dada Nack.

"Kau Nack!?" tanya Mark, dengan penuh ketakpercayaannya itu.

"Ya, aku Nack. Lalu kau ini siapa?, kenapa kau tahu namaku?" tanya Nack, dengan ketakmengertiannya.

"Kau masih ingat ini?" tangan Mark pun membuka kancing bajunya. Dan memperlihatkan rajah yang sama pada dadanya, hanya angkanya saja yang berbeda. Rajah naga Mark berangka 3.

"KAU MARK!" seru Nack.

"Ya, aku Mark Kler" ucap Mark dengan tegasnya.

Setelah merasa yakin, jika mereka berdua adalah sahabat lama yang telah terpisah selama 15 tahun. Mereka berdua lalu saling berpelukan satu sama lainnya, tanpa memperdulikan keberadaan patung Budha giok yang telah lenyap dari altarnya itu. Hingga Komandan Perak dari Bulan datang, yang dikejar oleh Jean Kecil dari belakang.

"Sungguh sangat mengharukan sekali, pertemuan kalian berdua ini. Aku jadi ikut terharu, kalian berdua seperti aku dan Komandan Merah saja," Mark dan Nack pun lalu melepaskan pelukan mereka. Ketika mendengar Komandan Perak bicara.

"Jean Kecil, coba kau stabilkan kembali keadaannya. Dan temanilah dia. Biar aku saja yang menghadapi sampah dari Mars dan Bulan itu," ucap Mark, sambil menutup kancing bajunya kembali.

Lalu Mark pun bangkit dan melangkah maju untuk menghadapi 2 komandan robot Mars dan Bulan.

"Baiklah Mark, akan aku lakukan dengan apa yang kau inginkan itu," ujar Jean kecil, lalu menghampiri Nack dan mengobati Nack dengan teknik jarum khususnya.

Terlihat kedua tangan kecilnya, menyentuh tubuh Nack, untuk proses penyembuhan Nack. Hingga Nack pun merasakan suatu tenaga yang mengalir di dalam tubuhnya, dari kedua tangan Jean Kecil. Yang membuat keadaan Nack sedikit demi sedikit berangsur-angsur pulih. Sedangkan Mark, terus melangkahkan kakinya menuju ke arah 2 Komandan robot. Yang terlihat bodoh di penglihatan Mark.

"Akhirnya kau datang juga. Aku kira kau tidak peduli dengan temanmu ini. Dan membiarkan ia menjadi rongsokan tanpa kau temani...," kata Mark, menghentikan langkahnya. Sembari menunjuk ke arah Komandan Merah yang baru bangkit kembali, dari jatuhnya, dengan jari telunjuk tangan kanannya.

"Kau itu, manusia yang angkuh. Tapi aku tidak percaya jika dirimu itu memiliki kekuatan sebesar keangkuhanmu itu. Dan sebaiknya kau berikan patung Budha Giok yang telah kau ambil dari altar itu kepadaku!"

Mendengar ucapan dari komandan perak. Mark pun baru menyadari, bila patung Budha Giok yang tengah diperebutkan oleh mereka itu telah raib entah ke mana.

"Sayang sekali Komandan Perak, aku juga tidak tahu di mana sekarang patung Budha Giok itu," jawab Mark.

"Kau jangan berdusta!, atau kau ingin kekerasan dari diriku?" kata Komandan Perak, yang secara mendadak menyerang ke arah Mark, yang tak siap dengan serangan itu. Hingga ia pun jatuh tersungkur ke lantai.

"Kurang ajar!, kau pikir dirimu itu siapa. Dasar sampah Bulan!" ujar Mark, lalu bangkit kembali.

"Kaulah yang kurang ajar!, menyebut diriku sampah Bulan. Cepat serahkan patung itu. Atau kau akan aku kirim ke neraka!" teriak Komandan Perak, dengan ancamannya.

"Andaipun patung itu ada pada diriku. Aku tidak mungkin menyerahkannya kepada dirimu, rongsokan!" ujar, Mark dengan sinisnya sambil bangkit.

"Baiklah!, kau akan aku kirim ke neraka segera.... Tapi sebutkan dulu siapa dirimu, agar aku dapat mengenang dirimu dan namamu yang akan segera aku habisi...!. Sebagai manusia terangkuh yang pernah aku hadapi?" Mark hanya tersenyum tipis, sebelum menjawab pertanyaan dari Komandan Perak.

"Bukannya aku tidak ingin memberitahu namaku. Aku hanya ragu, apakah setelah mendengar dan mengetahui namaku. Kau akan tetap angkuh seperti ini?" jawab Mark, sambil melangkahkan kakinya, yang semakin mendekati Komandan Perak.

"Sudah jangan banyak bicara, sebutkan saja namamu Jangan bertele-tele seperti itu," ucap Komandan Perak, seakan mendesak Mark untuk menyebutkan namanya.

"Baiklah!, dengarkanlah namaku ini dengan baik-baik. Karena aku tidak akan mengulangnya kembali 'Aku Mark, nama keluargaku adalah Well', " mendengar nama itu disebut. Komandan Perak dan Merah pun kehilangan keangkuhannya dan kepercayaan dirinya, di hadapan Mark.

"Kenapa, sepertinya kalian terkejut ya?. Setelah mengetahui siapa diriku ini, yang sebenarnya. Bukannya telah aku katakan sebelumnya, sebaiknya kau dan temanmu itu, lebih baik tidak mengetahui siapa namaku," ucap Mark, menatap tajam ke arah Komandan Perak dan Merah dengan tajamnya.

"Merah!, ayo kita pergi dari tempat ini!" ajak Komandan Perak kepada Komandan Merah, tapi Mark menghalangi mereka untuk pergi.

"Jangan pergi, bukannya dirimu itu ingin mengirimku ke neraka?. Sekarang coba kau buktikan!" tantang Mark, kepada Komandan Perak.

"Tidak, dan anggap saja aku tidak pernah mengucapkan akan hal itu. Dan kami tidak ingin berurusan dengan dirimu lagi," jawab komandan perak.

"Tidak bisa, kalian telah berurusan dengan diriku. Jadi ini harus diakhiri, dan akulah yang akan mengakhiri kalian berdua!" Mark lantas mengeluarkan pedang yang terbuat dari kristal dari dalam sarungnya, yang ia simpan di samping pinggang kanannya. Yang seakan menyatu dengan celana panjangnya. Ia pegang pedang kristal itu dengan tangan kanannya. Yang ia hunuskan ke arah Duo Komandan robot yang ada di hadapannya.

Melihat pedang kristal, yang di arahkan ke arah mereka berdua. Komandan Perak dan Komandan Merah pun langsung melesat ke atas, yang membuat atap kuil itu jebol sebagian akibat dari ulah mereka, untuk melarikan diri dari Mark.

Melihat akan hal itu, Mark tak tinggal diam, ia lalu melesat ke atas atap kuil itu untuk mengejar kedua komandan robot yang berwarna Merah dan Perak, tubuhnya itu. Hingga mereka berdua pun dapat dikejar di atap kuil itu. Oleh Mark, yang segera menghadang mereka berdua. Yang membuat mau tak mau, kedua Komandan robot menghentikan lari mereka berdua. Tepat 1 meter di hadapan Mark.

"Tadinya aku ingin bermain-main dengan kalian berdua. Tapi kini ada hal penting yang harus aku selesaikan sekarang," ucap Mark, sambil berlari ke arah kedua Komandan robot itu.

Entah telah terkena hipnotis Mark. Kedua Komandan robot Mars dan Bulan hanya terdiam, seakan telah pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh Mark terhadap mereka berdua. Saat Mark telah dekat dengan 2 Komandan robot Mars dan Bulan. Dengan dinginnya Mark pun menebaskan pedang kristalnya ke arah kedua komandan robot Mars dan Bulan. Hingga tubuh mereka berdua terbelah menjadi beberapa bagian, dan berantakan di mana-mana.

Hanya beberapa menit Mark melakukan akan hal itu. Hal yang begitu cepat, jika dilakukan oleh manusia biasa.

"Berakhir juga kalian, para rongsokan...," ujar Mark, lalu menuju ke tempat semula dan turun dari atap kuil itu. Lalu menghampiri Nack yang sedang di stabilkan keadaannya oleh Jean kecil.

"Nack, apakah keadaanmu sudah membaik?" tanya Mark, lalu tersenyum ke arah Nack. Yang ikut tersenyum sebelum menjawab pertanyaan dari Mark itu.

"Ya, Mark keadaanku sudah membaik. Ternyata gadis kecil ini sangat hebat," jawab Nack, lalu tersenyum ke arah Jean Kecil.

"Kau salah Nack, ia bukanlah seorang Gadis Kecil. Tapi ia adalah seorang manusia robot," jelas Mark, tentang siapa sebenarnya Jean Kecil.

"Hm...!, jadi begitu ya?" ujar Nack. Lalu bertanya kepada Jean kecil.

"Namamu siapa?" tanya Nack, kepada Jean Kecil.

"Jean kecil, kau sendiri siapa namamu?" ujar Jean kecil, berbalik bertanya kepada Nack.

"Aku Nack," ucap Nack, sambil tersenyum. Lalu berkata kembali.

"Jean Kecil, apa kau bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Aku ingin teman-temanku hidup kembali, terutama dia," kata Nack, sambil memeluk Tella.

"Aku tidak bisa, dan tidak sehebat itu. Andaipun bisa, ayah dan ibu kakakku, pasti sudah aku hidupkan kembali. Tapi sayang, kemampuanku itu tidak bisa aku miliki. Nenekku saja yang telah mencapai level S, belum dapat memiliki kemampuan itu. Karena risikonya itu terlalu besar, dan merupakan jurus terlarang," sahut Jean kecil, dengan panjang lebarnya.

"Jadi mereka sudah berakhir!" ucap Nack lirih, dengan penuh kesedihannya itu.

"Sudahlah Nack, mungkin semua ini sudah takdir. Ikhlaskan dan lepaskan saja semuanya," ucap Mark. Yang membuat Nack terdiam.

"Nack, Jean kecil. Mari kita pergi dari sini," ajak Mark.

"Tapi bagaimana dengan mayat Tella dan temanku yang lainnya?" tanya Nack. Mark tampak berpikir atas pertanyaan itu, walaupun itu hanya sejenak.

"Bagimana ya?, ya sudah kita kebumikan saja mereka di luar sana. Biar Jean kecil yang membawa mayat kekasihmu. Sedangkan kita cari mayat teman-temanmu yang lainnya, di antara rongsokan para robot itu," ucap Mark, yang lalu mencari 3 mayat teman Nack di antara rongsokan pasukan robot dari Mars dan Bulan, bersama Nack.

Setelah menemukannya, mereka lalu membawa tubuh 4 rekan Nack keluar dari kuil itu. Nack membawa tubuh Fabian, sedangkan Mark membawa tubuh Felton dan Holman. Sedangkan Jean kecil yang telah pergi terlebih dahulu, membawa mayat Tella dengan kedua tangannya. Walaupun ia berukuran mini, ternyata kekuatannya luar biasa. Ia dengan mudah membawa tubuh Tella keluar dari dalam kuil itu. Ia pun lalu menaruh tubuh Tella pada sebuah tanah lapang. Lalu ia pun terdiam, menunggu Mark dan Nack menemuinya. Dan Matahari pun menyaksikan akan hal itu semua.

 

Episodes
1 Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2 Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3 Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4 Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5 Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6 Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7 Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8 Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9 Bab 9 (Kepedihan Nack)
10 Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11 Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12 Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13 Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14 Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15 Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16 Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17 Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18 Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19 Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20 Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21 Bab 21 (Jean Tertangkap)
22 Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23 BAB 23 (Kesadaran Jean)
24 Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25 Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26 Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27 Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28 Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29 Bab 29 (Permintaan Nack)
30 Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31 Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32 Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33 Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34 Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35 Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36 Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37 Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38 Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39 Penggambaran Karakter #1
40 Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41 Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42 Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43 Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44 Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45 Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46 Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47 Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48 Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49 Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50 Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51 Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52 Bab 51 (Pil Api Neraka)
53 Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54 Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55 Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56 Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57 Bab 56 (Penyerang Gelap)
58 Bab 57 (Mengatur Siasat)
59 Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60 Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61 Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62 Bab 61 (Gunung Hayded)
63 Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64 Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65 Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66 Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67 Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68 Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69 Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70 Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71 Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72 Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73 Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74 Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75 Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76 Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77 Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78 Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79 Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80 Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81 Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82 Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83 Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84 Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85 Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86 Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87 Bab 86. (Saling Mengejar)
88 Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89 Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90 Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91 Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92 Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93 Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94 Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95 Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96 Bab 95. (Aksi Chan)
97 Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98 Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99 Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100 Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101 Bab 100. (Pencegatan Chan)
102 Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103 Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104 Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105 Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106 Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107 Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108 Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109 Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110 Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111 Bab 110. (Tertipu)
112 Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113 Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114 Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115 Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116 Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117 Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118 Bab 117. (Kebimbangan)
119 Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120 Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121 Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122 Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123 Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124 Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125 Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126 Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127 Bab 126. (Permainan Takdir)
128 Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129 Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130 Bab 129. (Panglima Hoa)
131 Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132 Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133 Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134 Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135 Bab 134. (Warisan dari Guru)
136 Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137 Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138 Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139 Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140 Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2
Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3
Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4
Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5
Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6
Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7
Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8
Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9
Bab 9 (Kepedihan Nack)
10
Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11
Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12
Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13
Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14
Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15
Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16
Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17
Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18
Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19
Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20
Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21
Bab 21 (Jean Tertangkap)
22
Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23
BAB 23 (Kesadaran Jean)
24
Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25
Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26
Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27
Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28
Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29
Bab 29 (Permintaan Nack)
30
Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31
Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32
Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33
Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34
Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35
Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36
Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37
Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38
Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39
Penggambaran Karakter #1
40
Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41
Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42
Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43
Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44
Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45
Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46
Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47
Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48
Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49
Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50
Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51
Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52
Bab 51 (Pil Api Neraka)
53
Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54
Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55
Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56
Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57
Bab 56 (Penyerang Gelap)
58
Bab 57 (Mengatur Siasat)
59
Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60
Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61
Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62
Bab 61 (Gunung Hayded)
63
Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64
Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65
Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66
Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67
Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68
Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69
Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70
Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71
Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72
Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73
Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74
Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75
Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76
Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77
Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78
Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79
Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80
Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81
Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82
Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83
Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84
Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85
Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86
Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87
Bab 86. (Saling Mengejar)
88
Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89
Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90
Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91
Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92
Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93
Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94
Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95
Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96
Bab 95. (Aksi Chan)
97
Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98
Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99
Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100
Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101
Bab 100. (Pencegatan Chan)
102
Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103
Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104
Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105
Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106
Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107
Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108
Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109
Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110
Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111
Bab 110. (Tertipu)
112
Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113
Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114
Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115
Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116
Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117
Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118
Bab 117. (Kebimbangan)
119
Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120
Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121
Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122
Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123
Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124
Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125
Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126
Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127
Bab 126. (Permainan Takdir)
128
Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129
Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130
Bab 129. (Panglima Hoa)
131
Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132
Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133
Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134
Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135
Bab 134. (Warisan dari Guru)
136
Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137
Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138
Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139
Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140
Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!