Nack sudah semakin pasrah untuk menerima takdirnya. Mati menyusul kekasihnya di alam baka.
Kaki Komandan merah sudah siap untuk menginjak dada Nack.
Akan tetapi sebelum hal itu terjadi. Ada seseorang yang menendangnya dari arah belakang. Yang tak lain adalah Mark Well.
Tampak akibat dari tendangan Mark itu, Komandan Merah pun terjatuh dan tersungkur menjauhi tubuh Nack. Sejauh 5 meter dari tempat semula.
"Siapa kau!, berani ikut campur dalam urusanku?" tanya Komandan Merah, sambil bangkit dari jatuhnya, lalu memandang Mark dengan penuh selidik. Dengan mata robot merahnya.
"Aku bukan siapa-siapa, dan sebaiknya kau itu tidak tahu tentang diriku. Karena jika kau tahu dan mengetahui tentang diriku ini, kau pasti akan lari terbirit-birit. Atau paling tidak kau akan shock mendengarnya...," jawab Mark, dengan angkuhnya.
"Lari terbirit-birit!?, kaulah yang akan lari terbirit-birit dan shock. Setelah mengetahui siapa diriku yang sebenarnya. 'Aku Komandan Merah dari Mars'," ucap Komandan Merah, yang membuat Mark tersenyum sinis mendengarnya.
"Hanya Komandan Merah, bukan Pimpinan tertinggi di Mars dan Bulan. Jadi apa hebatnya dirimu itu, rongsokan!. Sebaiknya kau panggil temanmu si Komandan Perak yang dari Bulan, untuk bersama-sama menghadapi diriku," tantang Mark. Yang seakan memandang rendah duo komandan robot Mars dan Bulan.
"Kau itu terlalu percaya diri. Pasti kau akan menyesal menghadapi kami bersama," ucap Komandan Merah menunjuk ke arah Mark.
"Terlalu percaya diri, itu adalah aku. Tapi menyesal, itu bukanlah sifatku...."
Mendengar ucapan dari Mark itu, Komandan Merah menjadi murka. Ia pun bersiap untuk menyerang Mark dengan kekuatan penuhnya.
"KAU ITU TERLALU MEREMEHKAN DIRIKU!" teriak Komandan Merah, dengan kerasnya.
Komandan Merah lalu menyerang Mark dengan kekuatan penuhnya. Tetapi hal itu tidak berarti sama sekali bagi Mark. Mark langsung menghantam Komandan Merah dengan kerasnya, dengan kaki kanannya. Hingga Komandan Merah terjatuh dan terpental, jauh ke arah belakang dari tempatnya semula.
"DASAR SAMPAH!, sudah aku bilang, sebaliknya kau itu bergabung saja dengan temanmu yang dari Bulan!" ujar Mark, sambil menatap patung Budha giok yang ada di altar pemujaan, dan bersiap untuk mengambilnya. Tanpa berniat untuk menyerang Komandan Merah yang sedang terjatuh.
"Tapi sudahlah, jika ia memang tidak ada di sini, atau mungkin ia sudah kabur ya?, meninggalkan dirimu untuk menjadi rongsokan. Daripada harus berhadapan dengan sampah tidak berguna sepertimu, lebih baik aku mengambil patung Budha Giok itu!" kata Mark, lalu melesat ke arah patung Budha Giok yang berukuran segenggaman tangan manusia dewasa.
Tetapi hal yang sama yang telah terjadi pada Komandan Merah. Kini terjadi pada diri Mark pula. Ia pun terpental hingga ke arah Nack, yang tengah sekarat, yang kini ada di samping kanannya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Nack kepada Mark.
"Tidak apa-apa," jawab Mark, yang terkejut ketika melihat rajah bergambar naga berwarna merah yang melingkari angka 2, di dada Nack.
"Kau Nack!?" tanya Mark, dengan penuh ketakpercayaannya itu.
"Ya, aku Nack. Lalu kau ini siapa?, kenapa kau tahu namaku?" tanya Nack, dengan ketakmengertiannya.
"Kau masih ingat ini?" tangan Mark pun membuka kancing bajunya. Dan memperlihatkan rajah yang sama pada dadanya, hanya angkanya saja yang berbeda. Rajah naga Mark berangka 3.
"KAU MARK!" seru Nack.
"Ya, aku Mark Kler" ucap Mark dengan tegasnya.
Setelah merasa yakin, jika mereka berdua adalah sahabat lama yang telah terpisah selama 15 tahun. Mereka berdua lalu saling berpelukan satu sama lainnya, tanpa memperdulikan keberadaan patung Budha giok yang telah lenyap dari altarnya itu. Hingga Komandan Perak dari Bulan datang, yang dikejar oleh Jean Kecil dari belakang.
"Sungguh sangat mengharukan sekali, pertemuan kalian berdua ini. Aku jadi ikut terharu, kalian berdua seperti aku dan Komandan Merah saja," Mark dan Nack pun lalu melepaskan pelukan mereka. Ketika mendengar Komandan Perak bicara.
"Jean Kecil, coba kau stabilkan kembali keadaannya. Dan temanilah dia. Biar aku saja yang menghadapi sampah dari Mars dan Bulan itu," ucap Mark, sambil menutup kancing bajunya kembali.
Lalu Mark pun bangkit dan melangkah maju untuk menghadapi 2 komandan robot Mars dan Bulan.
"Baiklah Mark, akan aku lakukan dengan apa yang kau inginkan itu," ujar Jean kecil, lalu menghampiri Nack dan mengobati Nack dengan teknik jarum khususnya.
Terlihat kedua tangan kecilnya, menyentuh tubuh Nack, untuk proses penyembuhan Nack. Hingga Nack pun merasakan suatu tenaga yang mengalir di dalam tubuhnya, dari kedua tangan Jean Kecil. Yang membuat keadaan Nack sedikit demi sedikit berangsur-angsur pulih. Sedangkan Mark, terus melangkahkan kakinya menuju ke arah 2 Komandan robot. Yang terlihat bodoh di penglihatan Mark.
"Akhirnya kau datang juga. Aku kira kau tidak peduli dengan temanmu ini. Dan membiarkan ia menjadi rongsokan tanpa kau temani...," kata Mark, menghentikan langkahnya. Sembari menunjuk ke arah Komandan Merah yang baru bangkit kembali, dari jatuhnya, dengan jari telunjuk tangan kanannya.
"Kau itu, manusia yang angkuh. Tapi aku tidak percaya jika dirimu itu memiliki kekuatan sebesar keangkuhanmu itu. Dan sebaiknya kau berikan patung Budha Giok yang telah kau ambil dari altar itu kepadaku!"
Mendengar ucapan dari komandan perak. Mark pun baru menyadari, bila patung Budha Giok yang tengah diperebutkan oleh mereka itu telah raib entah ke mana.
"Sayang sekali Komandan Perak, aku juga tidak tahu di mana sekarang patung Budha Giok itu," jawab Mark.
"Kau jangan berdusta!, atau kau ingin kekerasan dari diriku?" kata Komandan Perak, yang secara mendadak menyerang ke arah Mark, yang tak siap dengan serangan itu. Hingga ia pun jatuh tersungkur ke lantai.
"Kurang ajar!, kau pikir dirimu itu siapa. Dasar sampah Bulan!" ujar Mark, lalu bangkit kembali.
"Kaulah yang kurang ajar!, menyebut diriku sampah Bulan. Cepat serahkan patung itu. Atau kau akan aku kirim ke neraka!" teriak Komandan Perak, dengan ancamannya.
"Andaipun patung itu ada pada diriku. Aku tidak mungkin menyerahkannya kepada dirimu, rongsokan!" ujar, Mark dengan sinisnya sambil bangkit.
"Baiklah!, kau akan aku kirim ke neraka segera.... Tapi sebutkan dulu siapa dirimu, agar aku dapat mengenang dirimu dan namamu yang akan segera aku habisi...!. Sebagai manusia terangkuh yang pernah aku hadapi?" Mark hanya tersenyum tipis, sebelum menjawab pertanyaan dari Komandan Perak.
"Bukannya aku tidak ingin memberitahu namaku. Aku hanya ragu, apakah setelah mendengar dan mengetahui namaku. Kau akan tetap angkuh seperti ini?" jawab Mark, sambil melangkahkan kakinya, yang semakin mendekati Komandan Perak.
"Sudah jangan banyak bicara, sebutkan saja namamu Jangan bertele-tele seperti itu," ucap Komandan Perak, seakan mendesak Mark untuk menyebutkan namanya.
"Baiklah!, dengarkanlah namaku ini dengan baik-baik. Karena aku tidak akan mengulangnya kembali 'Aku Mark, nama keluargaku adalah Well', " mendengar nama itu disebut. Komandan Perak dan Merah pun kehilangan keangkuhannya dan kepercayaan dirinya, di hadapan Mark.
"Kenapa, sepertinya kalian terkejut ya?. Setelah mengetahui siapa diriku ini, yang sebenarnya. Bukannya telah aku katakan sebelumnya, sebaiknya kau dan temanmu itu, lebih baik tidak mengetahui siapa namaku," ucap Mark, menatap tajam ke arah Komandan Perak dan Merah dengan tajamnya.
"Merah!, ayo kita pergi dari tempat ini!" ajak Komandan Perak kepada Komandan Merah, tapi Mark menghalangi mereka untuk pergi.
"Jangan pergi, bukannya dirimu itu ingin mengirimku ke neraka?. Sekarang coba kau buktikan!" tantang Mark, kepada Komandan Perak.
"Tidak, dan anggap saja aku tidak pernah mengucapkan akan hal itu. Dan kami tidak ingin berurusan dengan dirimu lagi," jawab komandan perak.
"Tidak bisa, kalian telah berurusan dengan diriku. Jadi ini harus diakhiri, dan akulah yang akan mengakhiri kalian berdua!" Mark lantas mengeluarkan pedang yang terbuat dari kristal dari dalam sarungnya, yang ia simpan di samping pinggang kanannya. Yang seakan menyatu dengan celana panjangnya. Ia pegang pedang kristal itu dengan tangan kanannya. Yang ia hunuskan ke arah Duo Komandan robot yang ada di hadapannya.
Melihat pedang kristal, yang di arahkan ke arah mereka berdua. Komandan Perak dan Komandan Merah pun langsung melesat ke atas, yang membuat atap kuil itu jebol sebagian akibat dari ulah mereka, untuk melarikan diri dari Mark.
Melihat akan hal itu, Mark tak tinggal diam, ia lalu melesat ke atas atap kuil itu untuk mengejar kedua komandan robot yang berwarna Merah dan Perak, tubuhnya itu. Hingga mereka berdua pun dapat dikejar di atap kuil itu. Oleh Mark, yang segera menghadang mereka berdua. Yang membuat mau tak mau, kedua Komandan robot menghentikan lari mereka berdua. Tepat 1 meter di hadapan Mark.
"Tadinya aku ingin bermain-main dengan kalian berdua. Tapi kini ada hal penting yang harus aku selesaikan sekarang," ucap Mark, sambil berlari ke arah kedua Komandan robot itu.
Entah telah terkena hipnotis Mark. Kedua Komandan robot Mars dan Bulan hanya terdiam, seakan telah pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh Mark terhadap mereka berdua. Saat Mark telah dekat dengan 2 Komandan robot Mars dan Bulan. Dengan dinginnya Mark pun menebaskan pedang kristalnya ke arah kedua komandan robot Mars dan Bulan. Hingga tubuh mereka berdua terbelah menjadi beberapa bagian, dan berantakan di mana-mana.
Hanya beberapa menit Mark melakukan akan hal itu. Hal yang begitu cepat, jika dilakukan oleh manusia biasa.
"Berakhir juga kalian, para rongsokan...," ujar Mark, lalu menuju ke tempat semula dan turun dari atap kuil itu. Lalu menghampiri Nack yang sedang di stabilkan keadaannya oleh Jean kecil.
"Nack, apakah keadaanmu sudah membaik?" tanya Mark, lalu tersenyum ke arah Nack. Yang ikut tersenyum sebelum menjawab pertanyaan dari Mark itu.
"Ya, Mark keadaanku sudah membaik. Ternyata gadis kecil ini sangat hebat," jawab Nack, lalu tersenyum ke arah Jean Kecil.
"Kau salah Nack, ia bukanlah seorang Gadis Kecil. Tapi ia adalah seorang manusia robot," jelas Mark, tentang siapa sebenarnya Jean Kecil.
"Hm...!, jadi begitu ya?" ujar Nack. Lalu bertanya kepada Jean kecil.
"Namamu siapa?" tanya Nack, kepada Jean Kecil.
"Jean kecil, kau sendiri siapa namamu?" ujar Jean kecil, berbalik bertanya kepada Nack.
"Aku Nack," ucap Nack, sambil tersenyum. Lalu berkata kembali.
"Jean Kecil, apa kau bisa menghidupkan orang yang sudah mati. Aku ingin teman-temanku hidup kembali, terutama dia," kata Nack, sambil memeluk Tella.
"Aku tidak bisa, dan tidak sehebat itu. Andaipun bisa, ayah dan ibu kakakku, pasti sudah aku hidupkan kembali. Tapi sayang, kemampuanku itu tidak bisa aku miliki. Nenekku saja yang telah mencapai level S, belum dapat memiliki kemampuan itu. Karena risikonya itu terlalu besar, dan merupakan jurus terlarang," sahut Jean kecil, dengan panjang lebarnya.
"Jadi mereka sudah berakhir!" ucap Nack lirih, dengan penuh kesedihannya itu.
"Sudahlah Nack, mungkin semua ini sudah takdir. Ikhlaskan dan lepaskan saja semuanya," ucap Mark. Yang membuat Nack terdiam.
"Nack, Jean kecil. Mari kita pergi dari sini," ajak Mark.
"Tapi bagaimana dengan mayat Tella dan temanku yang lainnya?" tanya Nack. Mark tampak berpikir atas pertanyaan itu, walaupun itu hanya sejenak.
"Bagimana ya?, ya sudah kita kebumikan saja mereka di luar sana. Biar Jean kecil yang membawa mayat kekasihmu. Sedangkan kita cari mayat teman-temanmu yang lainnya, di antara rongsokan para robot itu," ucap Mark, yang lalu mencari 3 mayat teman Nack di antara rongsokan pasukan robot dari Mars dan Bulan, bersama Nack.
Setelah menemukannya, mereka lalu membawa tubuh 4 rekan Nack keluar dari kuil itu. Nack membawa tubuh Fabian, sedangkan Mark membawa tubuh Felton dan Holman. Sedangkan Jean kecil yang telah pergi terlebih dahulu, membawa mayat Tella dengan kedua tangannya. Walaupun ia berukuran mini, ternyata kekuatannya luar biasa. Ia dengan mudah membawa tubuh Tella keluar dari dalam kuil itu. Ia pun lalu menaruh tubuh Tella pada sebuah tanah lapang. Lalu ia pun terdiam, menunggu Mark dan Nack menemuinya. Dan Matahari pun menyaksikan akan hal itu semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments