Malam yang semakin melarut membuat purnama semakin indah terlihat di langit Kota Angkasa Khatulistiwa. Malam yang penuh misteri, seakan-akan ingin memberikan misteri untuk keberadaan patung Budha Giok yang semakin bergerak menjauh dari mereka.
Melihat Franco, Mark, Nack dan Jean Kecil tertawa bersama. Tuan Jhon pun memutuskan untuk mengambil patung Budha Giok. Akan tetapi betapa terkejutnya dirinya, ketika mengetahui bila patung itu telah tak ada pada tempatnya semula.
Ia pun lalu berteriak, dengan sangat kerasnya sekali.
"TIDAK...!. PATUNG BUDHA GIOKKU HILANG. FRAN CEPAT KAU CARI PATUNG ITU...!!!" teriakan Tuan Jhon itu membuat Franco terkejut lalu menghampiri Tuan Jhon yang diikuti oleh Jean Kecil, Mark dan Nack dari belakang.
"Ayah Angkat jangan bergurau, Ayah Angkat hanya berpura-pura panik dan berteriak. Jika patung itu hilang. Padahal Ayah Angkat telah menyembunyikan patung itu. Untuk mengelabui kami semua?" ucap Franco, dengan penuh curiganya. Kepada ayah angkatnya, yang terlihat bodoh saat ia panik seperti itu.
"Aku tidak sedang bergurau apalagi berdusta, Fran. Coba kau tanya saja Cray!?" kata Tuan Jhon, masih dengan penuh kepanikanya.
Tampak Cray menganggukan kepalanya, sebagai tanda bahwa Tuan Jhon sedang tak berdusta. Yang membuat Franco percaya kepada Cray. Karena ia tahu Cray lebih patuh kepada dirinya, daripada kepada ayah angkatnya itu.
"Tapi ini tidak mungkin, patung itu hilang sendiri. Tanpa ada yang mengambilnya?" kata Franco, seakan berbicara sendiri.
Jean Kecil lalu mengeluarkan radarnya kembali. Tampak di layar radar itu, titik merah bergerak ke arah timur.
"Patung itu bergerak ke arah timur, ayo kita kejar!!" ucap Jean Kecil, lalu berlari yang diikuti oleh Mark, Nack dan Franco yang berlari secara beriringan. Sedangkan Tuan Jhon dan Cray berlari di belakang mereka dengan gerakan yang jauh lebih lambat, jika dibandingkan oleh mereka berempat.
Setelah cukup lama berlari, akhirnya mereka menemukan patung Budha Giok yang sedang bergerak lambat, yang digerakan oleh kekuatan lain dari dalam tanah.
Franco lalu berniat untuk mengambilnya, tapi saat ia telah berada 2 meter di belakang patung itu. Tiba-tiba saja muncul dari angkasa robot berwarna merah dengan tinggi 3,5 meteran. Dengan badan terbuat dari super baja, hingga lantai yang di injaknya pun amblas.
Robot raksasa merah itu berdiri tepat di hadapan Franco. Yang membuat Franco berhenti dari larinya, terkejut dengan kehadiran robot merah raksasa, yang ternyata Raja Robot Mars.
Bukan hanya Franco saja yang terkejut, tapi Mark, Nack, Jean Kecil, Tuan Jhon dan Cray yang tiba belakangan, ikut terkejut atas kehadiran Raja Robot Mars, di tempat itu.
"Bulan, keluarlah dan ambilah patung itu," ucap Raja Robot Mars kepada rekannya.
Dan tiba-tiba saja, lantai Kota Angkasa Khatulistiwa pun berguncang dengan hebatnya. Dari dalam lantai itu, keluarlah robot berwarna putih perak, dengan tinggi dan besar yang sama dengan Raja Robot Mars. Tangan kanannya lalu membuka, entah dengan kekuatan apa, patung Budha Giok itu bergerak ke arah tangan kanannya.
"Tadinya kami ingin bermain teka-teki dan memberi misteri ke mana hilangnya patung Budha Giok ini. Tapi sayangnya sudah ketahuan. Ternyata Robot Kecil itu, pintar juga. Dapat melacak keberadaan patung ini dengan begitu cepatnya," ujar Raja Robot Bulan.
Semuanya hanya terdiam. Karena baru mengetahui, bila 2 Raja Robot itu sebesar itu. Sebelumnya mereka belum mengetahui wujud 2 Raja Robot Bulan dan Mars, itu seperti apa. Karena baru pertama kali dalam 30 tahun terakhir ini, mereka berdua baru muncul kembali di Bumi.
Mark nampak mengamati dahi mereka berdua, yang terdapat tanda kelompok Gura-Gura Baru, dengan nomor 10 dan 11. Mark lalu menekan Jim Wellnya, untuk menyakini dirinya itu. Bila mereka adalah anggota kelompok Gura-Gura Baru.
Setelah menginput gambar mereka berdua secara langsung. Jim Well pun meresponsnya. Benda itu pun lalu mengeluarkan hologram dengan hasilnya, yang terpampang jelas di depan Mark dan kawan-kawannya.
Nack dan Jean Kecil tampak terbiasa dengan hasil itu. Sedangkan Franco terlihat bingung, Tuan Jhon dan Cray malah tak mengerti sama sekali akan hal itu.
"Mark, apa yang kau lakukan?, dan apa arti dari hologram itu?" tanya Franco, masih dengan kebingungannya.
"Aku tidak bisa menjelaskannya banyak. Yang pasti mereka berdua adalah anggota kelompok Gura-Gura Baru nomor 10 dan 11, dari level menengah dengan kekuatan level A bawah. Itu artinya kekuatannya di atas kita semua. Kita bertiga bergabung pun, sepertinya sangat sulit mengalahkan satu dari mereka. Apalagi harus menghadapinya, dua-duanya sekaligus. Sungguh ini pekerjaan yang sangat sulit, tapi sangat menyenangkan bagi diriku ini," jelas Mark, dengan panjang lebarnya.
"Oh, rupanya kau tahu banyak tentang kami. Pasti kau salah satu anggota dari keluarga Well. Karena hanya Kakek aneh dan gila, yang tetap muda itu, yang memiliki data paling lengkap tentang kelompok kami," ucap Raja Robot Mars.
"Ya, aku adalah Mark Well anggota termuda dari keluarga Well," sahut Mark, lalu menekan Jim Wellnya, dan hasil hologram itu pun lalu menghilang kembali.
"Kalian berempat yang telah menghabisi anak buah kami di kuil misterius itu. Kalian berempat harus menerima pembalasan dari kami. Lihat saja, kota Angkasa ini akan kami jatuhkan ke daratan Bumi, seperti 6 Kota Angkasa lainnya," mendengar ucapan Raja Robot Bulan yang bernomor 10, mereka semua tampak terkejut.
"Tidak mungkin, kalian melakukan itu semua dalam 1 hari saja," ucap Mark, dengan rasa ketakpercayaan atas ucapan dari Raja Robot Bulan.
"Kami memiliki pasukan perang robot yang sangat besar, dan kami punya ini!" Raja Robot Bulan lalu mengeluarkan sebuah benda seperti besi berani yang berbentuk bulat. Dari dalam pakaian kebesarannya.
"Dengan ini kami akan menarik, bola anti gravitasi Kota Angkasa ini. Setelah benda itu diambil, pasti Kota Angkasa ini akan jatuh ke bawah dan akan menghasilkan ledakan yang sangat besar, yang sama dengan jatuhnya 6 Kota Angkasa lainnya. Awan debu akan menutupi sinar Matahari, yang akan membuat Bumi kalian akan semakin membeku. Sekarang akan kulakukan secara perlahan-lahan, tahap kehancuran Kota Angkasa Khatulistiwa. Mahakarya manusia saat ini, akan segera dimulai!" Raja Robot Bulan lalu mengarahkan benda yang ada di tangan kirinya, ke lantai.
Saat hal itu terjadi, guncangan kecil mulai terasa yang semakin membesar dan terus membesar. Yang membuat warga Kota Angkasa Khatulistiwa panik dan sibuk melarikan diri dengan berbagai alat transportasi,menuju ke dunia bawah.
"Kepanikan dan kekacauan yang indah...!" ucap Raja Robot Mars, dengan nomor keanggotaan kelompok Gura-Gura Baru nomor 11.
"Jean Kecil, tolong kau lindungi Tuan Jhon dan Cray, bawa mereka ke tempat yang aman," pinta Mark, yang dituruti oleh Jean Kecil. Yang segera membawa Tuan Jhon dan Cray ke tempat yang aman untuk berlindung.
"Nack, Fran, sepertinya kita harus mengambil benda itu dan patung Budha Giok, dari tangan Raja Robot Bulan, kita fokuskan saja serangan kita kepada dirinya itu," kata Mark kepada Nack dan Franco.
"Aku tidak menyangka, masalah ini menjadi begitu rumit, meluas dan sangat sulit untuk di prediksi...?" Mark lalu mengeluarkan pedang kristalnya dari sarungnya, Nack mengeluarkan pedang lasernya. Sedangkan Franco telah siap dengan cambuknya yang melekat di tangan kirinya.
Mereka bertiga lalu melompat, dan berusaha menyerang Raja Robot Bulan secepat mungkin. Tapi hal itu dihalangi oleh Raja Robot Mars. Yang segera maju menghadang mereka bertiga.
"Lebih baik kalian bermain-main saja denganku, jangan ganggu dirinya," ujarnya, sambil menyerang mereka bertiga.
Dan mau tak mau mereka bertiga pun harus melayani keinginan Raja Robot Mars.
Tampak Franco dengan cambuknya berusaha untuk membelenggu Raja Robot Mars. Cambuknya telah berhasil mengikat tubuh Raja Robot Mars. Tetapi dengan shennya. Raja Robot Mars dengan mudahnya dapat lepas dari belenggu cambuk Franco. Dengan shen yang dimiliki oleh Raja Robot Mars, cambuk itu lalu ia dorong ke arah Tuannya, hingga Franco pun terhuyung ke belakang. Akibat dorongan dari shen Raja Robot Mars, yang bagi dirinya terasa begitu kuat.
"Perbedaan kekuatan kita terlalu jauh, ia terlalu kuat untuk kita bertiga," ujar Franco, sambil menegakan tubuhnya kembali.
"Tidak peduli, sekuat apa pun dirinya itu, aku tidak akan mundur. Aku tidak akan membuat malu keluarga Well," sambung Mark, sambil berdiri dengan tegaknya.
"Nack, ayo tebas tubuhnya dengan pedang kita!" ajak Mark, yang segera melompat ke atas dan menghantamkan pedang kristalnya ke arah kepala Raja Robot Mars. Begitu juga dengan Nack, yang melakukan hal yang sama.
Kedua pedang itu menyentuh kepala Raja Robot Mars. Akan tetapi tergores pun tidak kepala Raja Robot Mars itu. Hingga tangan kanan Raja Robot Mars menghantam tubuh mereka berdua. Sehingga mereka berdua terjatuh di mana Franco berada.
"Tubuhnya sangat berbeda, dengan tubuh anak buahnya, yang aku bantai di kuil itu. Menggores tubuhnya, pedang kristal ini pun tidak mampu," ucap Mark. Dengan tatapan ke arah Raja Robot Mars, dengan tajamnya.
"Aku, akui kalian adalah kelompok anak muda yang hebat. Mungkin 10 tahun lagi, kalian akan memiliki kekuatan seperti aku. Bahkan lebih daripada itu. Tapi sayangnya, kalian harus mati hari ini juga," tutur Raja Robot Mars.
Ia pun lalu mengeluarkan benda seperti basoka, yang keluar dari dalam pundak kirinya.
"MATILAH KALIAN SEMUA...!" dari benda itu, keluarlah tembakan besar yang mengarah ke arah mereka bertiga. Akan tetapi untungnya mereka bertiga dapat menghindarinya.
Dan tembakan itu pun mengenai gedung-gedung pencakar langit yang ada di belakang mereka bertiga. Yang membuat gedung-gedung pencakar langit itu hancur, dan menimbulkan asap hitam yang sangat pekat yang membumbung tinggi ke atap kubah pelindung kota Angkasa Khatulistiwa.
"Sepertinya, kita tidak bisa bermain\-main. Ia serius ingin menghabisi kita. Jika sudah seperti ini, sebaiknya kita gunakan shen tertinggi yang kita miliki," ucap Mark, yang disetujui oleh kedua temannya itu.
Setelah mengumpulkan shen tertinggi yang mereka miliki di dalam tubuh mereka. Mereka bertiga lalu melesat, dan menyerang Raja Robot Mars kembali. Hampir secara bersamaan, kaki kanan mereka berhasil menendang dada robot itu. Hingga ia pun sedikit terhuyung ke belakang.
Melihat saudaranya mengalami sedikit kesulitan, Raja Robot Bulan pun berniat untuk membantunya.
"Mars!, apa kau perlu aku bantu untuk membereskan mereka?" tawarnya.
"Tidak perlu, Bulan. Sebaiknya kau ambil bola anti gravitasi itu, secepat mungkin. Agar Kota Angkasa ini cepat jatuh dan hancur menyusul 6 Kota Angkasa lainnya. Bagiku mereka hanyalah kesulitan kecil, yang dapat aku atasi segera," timpal Raja Robot Mars, dengan penuh keangkuhannya.
"Baiklah jika itu keinginanmu, Mars," sahut Raja Robot Bulan, lalu melanjutkan ulahnya membuat kekacauan di Kota Angkasa Khatulistiwa.
"Serangan kalian bertiga tadi lumayan juga, tapi setelah ini, aku rasa kalian tidak dapat melakukan hal seperti itu lagi," Raja Robot Mars, menatap mereka bertiga dengan mata besar robotnya.
"Kami bisa melakukan, lebih daripada yang tadi. Fran, Nack kita tunjukan kekuatan kita. Jika kita bergabung, kita ini, dapat membuatnya kerepotan. Walaupun tidak dapat mengalahkannya," ucap Mark dengan penuh semangat, lalu menyerang Raja Robot Mars yang diikuti oleh Franco dan Nack hingga pertarungan pun terjadi kembali dengan sengitnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments