Manusia Masa Depan

Manusia Masa Depan

Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok

Kota Angkasa Khatulistiwa di Atas Semenanjung Sundaland Lintang 0° Tahun 2999 Masehi.

  Kota Angkasa Khatulistiwa, adalah salah satu dari 7 kota angkasa yang berada di atas permukaan Bumi. Kota Angkasa, merupakan kota yang melayang di angkasa. Dengan ketinggian 39 km di atas permukaan Bumi. Dan telah mapan diawal abad ke 30, di mana semua teknologi dan sains berkembang dengan sangat pesatnya.

Bahkan ganasnya zaman es terbaru, bukanlah sebuah halangan bagi peradaban manusia zaman itu. Tetapi merupakan sebuah tantangan bagi mereka, untuk menghadapi keadaan alam yang begitu membeku di zaman es modern itu.

Namun sayang semua kemajuan itu tak berarti sama sekali, dikarenakan sebagian besar manusia yang hidup pada zaman itu. Sudah tak percaya lagi akan yang namanya agama dan Tuhan. Mereka lebih percaya dengan, apa itu yang namanya ramalan, lebih membanggakan dan mengandalkan teknik kloning terbaru dalam mendapatkan keturunan, daripada harus melakukan perkawinan alamiah, yang normal dilakukan oleh para leluhur mereka sebagai ikatan antar personal, keluarga dan sosial diri mereka sebagai seorang manusia. Akan tetapi di zaman itu semuanya sudah tak berlaku, manusia zaman itu seakan hanya bertumpu pada yang namanya teknologi terkini.

Akan tetapi di dalam semua kemajuan itu, manusia yang hidup pada zaman itu. Masih banyak yang percaya, dengan yang namanya mitos dan legenda-legenda dari masa lalu. Sungguh sebuah paradok yang ada pada zaman itu.

Dan salah satunya yang percaya akan semua hal itu adalah Tuan Jhon Swett, yang merupakan Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa. Yang sangat menginginkan, untuk mendapatkan sebuah Patung Budha Giok, peninggalan dari kekaisaran Tiongkok di masa lalu. Hingga ia pun harus menyewa pemburu benda antik dari keluarga Well. Keluarga legendaris pemburu benda antik nomor 1 di Bumi, Bulan dan Mars.

Kota angkasa sendiri dikepalai oleh seorang gubernur. Yang memiliki kekuasaan dan kewenangan setara dengan seorang presiden pada sebuah negara berbentuk republik. Seorang raja atau kaisar, pada sistem kerajaan atau kemaharajaan yang ada pada sebelum zaman itu.

Kota angkasa pada zaman itu ada 7 kota angkasa. Yaitu Kota Angkasa Khatulistiwa. Yang berada pada lintang 0•, di atas Semenanjung Sundaland. Yang merupakan wilayah yang timbul dan tenggelam secara berulang kali. Tergantung zaman yang sedang berlangsung di Bumi. Jika sedang berlangsung zaman es seperti yang tengah melanda zaman itu. Maka Semenanjung Sundaland akan muncul, dikarenakan surutnya permukaan laut dangkal di wilayah, yang berada di ujung selatan Benua Asia itu. Sedangkan jika pemanasan global sedang terjadi di Bumi. Maka dataran rendah dari Semenanjung Sundaland akan tenggelam, dan menjadi laut dangkal. Sedangkan bagian daratan yang tak tenggelam. Akan menjadi pulau besar dan kecil, dan sebagian daratan dari Semenanjung Sundaland akan tetap menjadi bagian dari daratan Benua Asia.

Selain Kota Angkasa Khatulistiwa yang merupakan kota angkasa terbesar di Bumi. Masih ada Kota Angkasa Asia, yang berada di atas Pegunungan Himalaya sebagai kota angkasa terbesar kedua. Kota Angkasa Sahul, yang berada di atas Pulau Papua, yang pada saat itu sudah menjadi satu daratan dengan Benua Australia, sebagai kota angkasa terbesar ketiga di Bumi. Sedangkan kota angkasa terbesar keempat terbesar di Bumi, adalah Kota Angkasa Afrika, yang berada di atas Gunung Kilimanjaro. Dan Kota Angkasa Eropa yang terletak di atas Pegunungan Alpen sebagai kota angkasa terbesar kelima. Kota Angkasa Amerika, yang berada di atas Teluk Mexico sebagai kota angkasa terbesar keenam di Bumi. Sedangkan Kota Angkasa Kutub, yang terletak di atas Benua Antartika, merupakan kota angkasa terkecil yang ada di Bumi pada saat itu.

Konon ketujuh kota angkasa itu di bangun oleh seseorang yang super jenius, dan memiliki kekuatan shen yang sangat luar biasa tinggi. (Shen : Tenaga dalam). Orang itu membuat 7 kota angkasa itu sebagai hadiah kepada tujuh pembantunya yang setia kepadanya. Beberapa ratus tahun yang lalu, sebelum zaman itu berlangsung.

Kini keturunan dari ketujuh pembantu itu, menjadi gubernur dari 7 kota angkasa, yang di mana jabatan itu. Diturunkan secara turun menurun hingga saat ini.

Dan salah satu keturunan dari 7 pembantu itu adalah Jhon Swett. Yang merupakan Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa saat ini.

Tampak di rumahnya Tuan Jhon Swett, yang berlantai 20. Selain dihuni oleh dirinya, rumah yang lebih mirip sebuah gedung apartemen, ternyata dihuni oleh keluarga besar Tuan Jhon, staf dan para pengawalnya. Yang menghuni di setiap lantainya. Sedangkan lantai puncak dari rumah itu, khusus ditempati bagi dirinya sendiri.

 

Rumah yang mirip apartemen itu berbentuk kubah dengan diameter 50 meter. Di mana di puncak rumah itu terdapat sebuah landasan untuk helikopter (helipad). Yang di mana, jika dalam keadaan genting. Maka Tuan Jhon Swett, dapat melarikan diri dengan menggunakan helikopter. Dari rumah yang terletak di jantung kota angkasa khatulistiwa. Yang dipenuhi oleh hyper blok kelas elite. Yang dihuni oleh orang-orang terkaya yang ada di Bumi saat itu.

Terlihat Tuan Jhon sedang bernegosiasi dengan anggota keluarga Well termuda, yaitu Mark Well. Di ruang tamu rumahnya yang berada di lantai 1 rumah berbentuk gedung bertingkat itu. Mereka duduk di sofa berwarna biru. Dengan posisi saling berhadapan, satu dengan lainnya. Dengan meja panjang yang terbuat dari kristal berwarna putih. Yang menjadi alas bagi 2 botol air berenergi yang terbuat dari kombinasi multivitamin dan saripati makanan. Yang umum ada di zaman itu. Dengan ukuran botol minuman air kemasan kecil. Sebesar 250 ML.

"Bagaimana Mark?, apakah kau setuju dengan penawaranku itu?" ucap dan tanya Tuan Jhon Swett, yang berpakain rapi dan memakai jas berwarna hitam. Tak membuat dirinya tampak menarik dengan tubuh tambun dan kepala botaknya.

 

Pemuda yang dipanggil Mark itu tersenyum tipis, lalu berbicara, dengan santainya. Seakan ia sedang tak berhadapan dengan seorang penguasa Kota Angkasa Khatulistiwa. Yang juga pimpinan dari aliansi 7 kota angkasa yang ada di Bumi.

"Aku setuju dengan penawaranmu itu, Tuan Jhon. Tapi dengan harga yang kau tawarkan itu, aku tidak setuju...," Mark pun menghentikan perkataannya, seakan ia ingin melihat reaksi dari John Swett selanjutnya.

 

Mark memiliki wajah oval bersih yang dihiasi oleh hidung mancungnya. Dan Mark pun memiliki mata cokelat terang dan berambut berdiri setinggi 7 cm berwarna hitam kecokelatan. Ia terlihat tampan dengan bentuk wajah seperti itu. Apalagi ditambah dengan balutan busana casual. Yang ditutupi oleh sweater berwarna merah menyala dan syal berwarna biru di lehernya. Maka semakin menawan saja dirinya. Dengan penampilan seperti itu.

Setelah terjadi kebisuan selama beberapa menit di antara mereka berdua. Akhirnya Tuan Jhon Swett pun angkat bicara, memusnahkan kebisuan di ruang tamu besar itu. Untuk merespons perkataan dari Mark itu.

"Lalu, kau itu menginginkan harga berapa?. Agar aku mendapatkan Patung Budha Giok itu?" tanya Tuan Jhon, dengan pandangan tajam ke arah Mark, yang terlihat sangat tenang di hadapan Tuan Jhon. Walaupun tatapan mata Tuan Jhon bagai seekor singa ingin menerkam mangsa yang ada di hadapannya.

"Aku minta harga 5 miliar asiral. (asiral adalah mata uang tunggal yang berlaku pada zaman itu), itu tidak terlalu tinggi bukan?, untuk harga sebuah Patung Budha Giok. Yang konon bisa mengabulkan permintaan pemiliknya. Dan yang lebih fantasis lagi. Di dalam Patung Budha Giok itu, terdapat sebuah peta harta karun. Yang menyimpan seluruh harta peninggalan dinasti Kekaisaran Tiongkok dari masa dinasti yang paling awal hingga dinasti yang terakhir," jawab Mark, berusaha menyakinkan Tuan Jhon yang tampak masih ragu, dengan penawarannya itu. Yang dianggap pantas oleh Mark, dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya nanti. Dengan risiko mempertaruhkan nyawanya. Demi memperebutkan patung itu dari kelompok-kelompok lainnya yang menginginkan patung Budha Giok. Yang entah untuk di gunakan untuk kepentingan dirinya sendiri. Atau untuk kepentingan orang lain, dengan cara menjualnya dengan harga yang sangat tinggi sekali. Untuk harga sebuah patung, yang keberadaannya saja seperti sebuah rumor. Apalagi kemampuannya, yang jangan-jangan hanya sebuah mitos belaka.

"Jika ayahmu sendiri yang turun tangan, aku baru berani membayar dengan harga setinggi itu," jawab Tuan Jhon, dengan penuh perhitungannya. Yang seakan sedang meremehkan Mark, yang memang tak suka diremehkan oleh siapapun. Termasuk seorang gubernur kota angkasa. Seperti Jhon Swett, yang memiliki kekuasaan penuh di Kota Angkasa Khatulistiwa. Dan pengaruh besar di 6 kota angkasa lainnya.

"Ayahku sibuk, ia tidak tertarik dengan tawaranmu itu. Ia lebih suka bersantai di rumah," Mark menghentikan ucapannya sejenak. Seakan ia sedang memikirkan sesuatu hal di benaknya.

Ia lalu mengambil botol berisi multivitamin dan saripati makanan berat. Yang berfungsi seperti kapsul energi yang sering ia minum, di saat perutnya merasakan lapar. Ia gunakan tangan kanannya untuk mengambil botol yang telah terbuka itu. Lantas ia pun meneguk isinya. Hingga habis sama sekali. Setelah itu Mark menaruh kembali botol yang telah kosong di tempatnya semula. Mark lantas melanjutkan perkataannya kembali. Setelah membuat Tuan Jhon Swett menunggu beberapa lamanya, dengan aktifitas yang dilakukan olehnya dengan santainya yang memang sengaja ia lakukan. Hingga Tuan Jhon Swett terlihat kesal. Dari raut wajahnya yang semakin tak enak dipandang oleh mata.

"Oleh karena itu, ia mengutusku kemari. Jika kau tidak berani dengan penawaranku itu, lebih baik kau cari saja orang lain. Dan aku pun akan bekerja untuk orang lain," ancam Mark serius, yang membuat Tuan Jhon mau tak mau harus menyesetujui penawaran dan permintaan Mark itu.

Tampak Tuan Jhon seperti anak ayam yang sedang berhadapan dengan rajawali muda Well.

"Baik!, aku setuju tapi dengan satu syarat. Jika kau tidak dapat menemukan dan mendapatkan benda itu. Maka kau harus mati!" ancam Tuan Jhon dengan penuh keseriusannya. Berharap Mark akan takut dengan ancamannya itu.

Tak ada raut ketakutan pada wajah Mark ketika mendengar perkataan dan ancaman dari Tuan Jhon. Sepertinya kata mati telah biasa ia dengar di dalam hidupnya. Jadi ucapan Tuan Jhon itu tak berpengaruh terhadap psikisnya sama sekali. Mark malah tersenyum tipis. Seolah ia menganggap ancaman dari seorang penguasa Kota Angkasa Khatulistiwa, hanyalah sebuah lelucon belaka.

Sesudah puas tersenyum. Mark lalu merespons perkataan dari Tuan Jhon.

"Ya, aku setuju dengan syaratmu itu. Dan aku pun yakin dapat mendapatkan benda itu, Tuan Jhon Swett...," timpal Mark, dengan penuh percaya dirinya. Sambil matanya menjelajahi ruang tamu itu. Yang dipenuhi oleh lukisan-lukisan bernilai seni tinggi. Yang berasal dari berbagai masa dan seluruh belahan dunia.

"Kau itu rupanya terlalu percaya diri. Apakah kau tidak mempertimbangkan kansmu untuk mendapatkan benda itu. Dengan pemburu benda antik dan kelompok lainnya. Baik yang berasal dari dunia atas, dunia bawah maupun dunia samudera, yang dikenal sebagai pemasok pembunuh bayaran kelas satu?" Mark kembali tersenyum tipis, sebelum menjawab ucapan Tuan Jhon itu.

"Itu sudah aku perhitungkan semuanya. Dan aku yakin kanskulah yang paling besar di antara mereka semua, 80% kansku akan berhasil. Karena jika dibandingkan dengan mereka semua, akulah pemburu benda antik nomor satu di Bumi, Koloni Bulan dan Mars. Karena aku rasa Pimpinan mereka tidak mungkin turun tangan sendiri, jika pun mereka turun tangan. Pasti ayahku, akan tertarik untuk memburu benda itu. Tapi kenyataannya tidak bukan, akulah yang diberi tugas ini. Sebagai anggota termuda dan terlemah kekuatannya di dalam keluarga Well," sahut Mark, dengan angkuhnya. Yang membuat Tuan Jhon, menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru setelah itu, ia berbicara kembali.

"Mark, kau itu persis ayahmu. Angkuh dan terlalu percaya diri," mendengar dirinya disamakan dengan ayahnya. Terlihat raut ketidaksukaan pada wajah Mark yang tampan.

"Tuan Jhon, jangan samakan aku dengan dirinya. Lagi pula aku ini bukan anak kandungnya, apalagi kloningannya. Aku hanyalah anak angkatnya. Yang di adopsi dari sebuah panti asuhan di dunia bawah, 15 tahun yang lalu.

 

(Dunia bawah adalah daratan di Bumi, yang terbebas dari es, akibat dari zaman es yang sangat dahsyat. Yang telah membekukan lebih 50% dari daratan Bumi yang ada pada saat itu).

 

"Jadi antara aku dan dirinya tidak ada kesamaan sama sekali. Mungkin hanya profesi kami saja yang sama. Yaitu pemburu benda antik yang akan dijual kepada orang lain, dengan penawaran tertinggi. Dan ini merupakan bisnis yang sangat mengasyikan. Karena aku sangat menikmati profesi ini. Mencuri benda-benda antik yang dijaga ketat para prajurit bayaran. Dan berhasil mencurinya, aku sungguh puas menikmati proses itu," ujar Mark dengan pikiran menerawang kemana-mana. Tentang petualangannya mencari dan mencuri benda-benda antik selama ini. Yang membuat Tuan Jhon benar-benar kesal terhadap Mark.

"Sudahlah Mark, kau itu jangan terlalu banyak bicara. Kapan benda itu akan kau serahkan kepadaku?" tanya Tuan Jhon, dengan ketaksabarannya. Untuk mendapatkan Patung Budha Giok.

"Tergantung keadaannya, jika keadaan baik sedang berpihak kepada diriku, mungkin bulan depan Patung Budha Giok itu sudah ada di tanganmu. Tapi jika tidak, aku tidak dapat memberikan kepastian yang pasti. Karena aku pun tidak tahu pasti," Mark tampak berpikir sejenak. Lalu berbicara kembali.

"Apakah kali ini aku akan luput dari maut, atau tidak?. Karena menurut ramalan yang aku peroleh dari teman peramalku. Tahun ini merupakan tahun tersial di dalam hidupku. Dan maut sedang mengintai diriku" ucap Mark dengan penuh keseriusannya itu. Tentang ramalan yang ia percayai itu.

"Mark, Mark. Aku tidak percaya, jika yang tadi berucap adalah dirimu. Kau itu intelektual dan merupakan anggota dari keluarga legendaris Well. Yang sangat logis di dalam mengambil tindakan. Tidak percaya pada ramalan yang sangat dipercaya oleh orang-orang dunia bawah, yang frustrasi karena telah kehilangan harapan di dalam hidupnya," ucap Tuan Jhon dengan panjang lebarnya. Yang seakan sedang mengejek Mark, melalui ucapannya itu.

"Tuan Jhon, sudah aku bilang. Bahwa aku ini tidak memiliki hubungan darah dengan mereka. Jadi aku tidak seperti mereka. Aku percaya dengan ramalan, tapi aku tidak menyakininya. Dan aku masih percaya akan adanya Tuhan, dan menyakininya. Tentu berbeda dengan keluarga Well, yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Apalagi yang namanya ramalan," kata Mark memberi penjelasan kepada Tuan Jhon.

"Tuhan!, ha...ah!, aku pun tidak percaya akan keberadaannya itu. Jika memang ia benar ada, kenapa ia membiarkan kejahatan merajalela di dunia ini?" ujar Tuan Jhon, lalu tertawa lepas.

"Kau ini aneh Tuan Jhon. Kau tidak percaya akan adanya Tuhan. Tapi kenapa kau percaya, dengan keajaiban patung Budha Giok. Yang dapat mengabulkan permintaanmu itu?" terlihat raut kebingungan pada wajah Tuan Jhon, atas ucapan Mark itu, tetapi ia pun segera menepis akan hal itu.

"Itu tidak ada hubungannya dengan aku percaya dengan Tuhan, atau tidak. Tapi aku hanya percaya dengan keajaiban dari patung Budha Giok itu," timpal Tuan Jhon, dengan kesombongannya.

"Tuan Jhon, jika keajaiban itu datangnya dari mana?. Bukannya itu dari Tuhan?" Tuan Jhon tampak terdiam atas ucapan Mark itu, tetapi sesaat kemudian ia pun berbicara agak keras.

"SUDAH!, jangan bicara tentang Tuhan lagi. Lebih baik kita bicarakan tentang kita saja. Kapan kau akan mulai bekerja?" tanya Tuan Jhon, mengalihkan topik pembicaraannya. Karena ia kesal kalah dalam hal pembicaraan itu.

"Mungkin minggu depan, aku akan mulai memburu patung Budha Giok itu," jawab Mark dengan entengnya.

"Apa!, minggu depan?. Kau itu terlalu banyak membuang waktu!" ujar Tuan Jhon dengan segala kerisauannya. Dan rasa ketakpuasaannya terhadap Mark.

"Jangan khawatir Tuan Jhon, waktu tidak akan terbuang percuma. Karena waktu satu minggu itu, akan kugunakan untuk mencari informasi, di mana sebenarnya benda itu berada kini. Apakah kau puas dengan jawabanku itu, Tuan Jhon Swett, Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa yang terhormat...," ucap Mark, dengan santainya. Yang seakan sedang memuji Tuan Jhon, padahal sebenarnya ia sedang mengejeknya.

"Ya aku puas, dan itu terserah dirimu. Bagimanapun caranya, kau melakukannya, untuk mendapatkan benda itu. Aku hanya ingin patung Budha Giok berada di tanganku secepatnya. Dan aku tidak ingin diriku terlibat di dalam perebutan benda itu. Yang pastikannya akan diperebutkan oleh banyak kalangan," ujar Tuan Jhon, memperingatkan Mark.

"Dasar orang penting. Tidak ingin mengotori tangannya dengan kotorannya sendiri, selalu ingin tampil dengan citra bersih. Tapi baiklah akan kulakukan apa keinginanmu itu. Yang penting bagiku kau itu memenuhi bayarannya," tegas Mark, menyindir Tuan Jhon.

"Kau jangan khawatir Mark, akan segera aku transfer uang sebesar 1 miliar asiral, sebagai uang muka. Setelah kau pergi dari rumah ini. Dan tentu saja dengan jaminan nyawamu dan keluargamu," mendengar perkataan itu, Mark pun tertawa lepas.

"Ha...ah...a!, apa kau bilang, nyawa keluargaku?. Kau itu terlalu bermimpi tinggi, Tuan Jhon. Walaupun kau menyewa seribu pembunuh bayaran kelas satu untuk menghabisi nyawa keluarga Well. Aku rasa itu, masih belum mungkin mimpimu akan terwujud. Bukannya kau tahu sendiri, seberapa besar kekuatan keluarga Well?. Sebuah negara saja dapat mereka hancurkan," Mark pun menatap Tuan Jhon dengan tajamnya. Seakan ingin menerkam Tuan Jhon hidup-hidup.

"Apalagi hanya sebuah kota angkasa seperti ini. Itu sangat mudah untuk mereka lakukan. Jadi lebih baik kau urungkan saja niatmu untuk mengusik mereka, jika kau tidak ingin menerima akibatnya. Cukup hanya nyawaku saja sebagai jaminannya. Mungkin hanya 20 pembunuh bayaran profesional saja yang kau perlukan untuk menghabisi diriku. Dan mungkin uang yang harus kau keluarkan itu adalah 10 miliar asiral. Itu berarti kau akan rugi 5 miliar asiral," Tuan Jhon hanya terdiam mendengar penuturan dari Mark itu. Hanya kalbunya saja yang bicara.

"Apa benar, keluarga Well sehebat itu?. Tapi mereka aku lihat biasa-biasa saja. Baik Ayah maupun Anak biasa saja. Tapi bukannya orang yang terlihat biasa-biasa saja, biasanya sangat luar biasa," tanya Tuan Jhon di dalam hatinya.

Dan lalu ia pun terbayang dengan masa lalunya. Saat ia bekerjasama dengan Er Well. Yang merupakan ayah angkat dari Mark Well.

"Dulu aku pernah bekerja sama dengan ayahnya, untuk memberantas pemberontak di kota ini. Dengan hanya seorang diri ia melakukannya, dan hanya dengan waktu singkat ia dapat menghabisi seluruh pemberontak itu. Sungguh aku ngeri jadinya, jika harus berhadapan dengan keluarga Well sebagai musuh," ucap Tuan Jhon di dalam hatinya, terbayang saat ia menyewa jasa dari keluarga Well, beberapa puluh tahun lalu.

Melihat Tuan Jhon hanya terdiam. Mark pun berbicara kembali.

"Sudahlah Tuan Jhon, jangan bicara di dalam hatimu. Aku tahu isi hatimu. Jangan ragukan kemampuanku. Aku ini, tidak terlalu lebih buruk dari ayahku," ujar Mark, membandingkan kekuatannya dengan ayahnya.

"Ya, aku percaya dengan kemampuanmu itu, Mark. Kau memiliki kemampuan legendaris keluarga Well," jawab Tuan Jhon. Seakan tak ingin bicara banyak lagi dengan Mark Well. Karena ia berharap Mark segera pergi dari hadapannya untuk mencari keberadaan patung Budha Giok untuk dirinya.

"Syukurlah, jika kau percaya dengan kemampuanku ini. Dan sekarang aku pamit pergi dari rumahmu yang sangat tidak menyenangkan ini...," ucap Mark lalu bangkit dari duduknya, dan melangkahkan kakinya keluar dari hadapan Tuan Jhon dan rumahnya yang berlantai 20. Dengan tatapan yang lurus ke depan, tanpa mempedulikan hal apapun. Termasuk para pengawal Tuan Jhon Swett. Yang berjaga di luar rumah itu.

"A...h..!, kota angkasa yang sangat besar. Tapi semuanya tergantung pada teknologi bola pelawan gaya gravitasi yang hanya sebesar bola tenis. Hingga kota sebesar ini dapat melayang di udara, sungguh teknologi yang sangat mengagumkan. Tapi jika benda itu diambil oleh orang yang mengingikan kehancuran kota ini, maka tamatlah kota angkasa ini, dan jatuh ke dalam pelukan Bumi," ujar Mark di dalam hatinya, dengan terus berjalan meninggalkan rumah Tuan Jhon Swett. Dengan langkah yang santai.

Rambut belakangnya yang agak panjang dan berekor bergoyang, ketika ia menggelengkan kepalanya. Mengagumi keindahan kota angkasa. Diterpa oleh hembusan angin yang terkurung di dalam kubah pelindung Kota Angkasa Khatulistiwa, yang merupakan salah satu dari maha karya manusia zaman itu. Angin itu seakan ingin ikut bersama dirinya, untuk keluar dari dalam kurungan kubah kota Angkasa khatulistiwa. Yang telah mengurungnya selama ini.

"Kota yang indah, tapi tidak seindah dunia bawah. Yang dipenuhi oleh pemandangan indah. Kota angkasa ini, seperti kota yang terkurung di dalam bola kristal saja. Di atas atap cakrawala terselubungi oleh kubah pelindung yang menancap di batas terluar kota ini. Sehingga membuat pemandangannya tidak bebas terlihat," ucap Mark di dalam hatinya, membandingkan kota angkasa dengan dunia bawah yang ia kenal sejak ia lahir.

"Tapi biar bagaimanapun kota angkasa ini adalah tempat tinggal para elite planet ini. Yang dengan rela mengeluarkan uang ratusan miliar asiral. Hanya demi tinggal di kota angkasa seperti ini, dan menjadi penduduk resmi di kota angkasa terbesar di Bumi ini," tutur Mark masih di dalam hatinya.

Mark terus berjalan hingga tiba di batas barat terluar kota angkasa Khatulistiwa. Yang tentu saja dibatasi oleh kubah pelindung. Mark lalu berdiri di tempat itu. Sambil memandang ke dunia bawah, di mana ia berasal.

"Aku sebenarnya sangat merindukan dunia bawah. Aku jenuh hidup di Gunung Well, apalagi di kota angkasa seperti ini, yang digolongkan sebagai dunia atas. Yang di penuhi oleh keserakahan. Sepertinya aku lebih cocok hidup di dunia bawah. Dan bukannya aku berasal dari dunia bawah. Ya aku ingat, waktu itu aku baru berusia 8 tahun. Dan aku memiliki 2 sahabat, Nack dan Franco. Yang tinggal pada sebuah panti asuhan di dunia bawah," Mark pun terus merangkai ingatannya, tentang masa lalunya.

"Tapi setelah aku diadopsi oleh keluarga Well. Aku terpaksa harus berpisah dengan mereka berdua, sejak 15 tahun yang lalu. Bukannya aku tidak pernah berusaha untuk mencari mereka berdua di dunia bawah, aku sering mencari mereka. Tapi tidak pernah dapat kutemukan. Jejak mereka berdua hilang bagai ditelan Bumi. Mudah-mudahan saja kali ini, aku dapat menemukan mereka berdua. Tuhan tolonglah aku, pertemukan aku dengan mereka berdua...," ujar Mark, di dalam hatinya. Seakan sedang memohon sesuatu hal kepada Tuhan yang masih ia percayai. Yang di mana Tuhan telah benar-benar dilupakan oleh manusia yang hidup di zaman itu.

Mark terus melangkahkan kakinya ke arah stasiun kereta terbang yang menuju ke arah dunia bawah. Tidak ada pemeriksaan yang ketat, untuk menuju dunia bawah. Tidak seperti pemeriksaan yang sangat ketat di dunia bawah, untuk menuju ke dunia atas.

 

Mark lalu masuk dan duduk di dalam kereta terbang itu, berbaur dengan orang-orang yang tak ia kenal. Dan tak ia pedulikan sama sekali keberadaannya itu.

Akhirnya kereta terbang yang ditumpangi oleh Mark, meluncur bagai seekor naga yang turun dari langit untuk menuju dunia bawah. Dunia sejatinya manusia berasal dan hidup, membangun kebudayaan dan teknologi yang terus berlanjut, hingga zaman itu. Dan zaman setelahnya.

 

 

Terpopuler

Comments

Starlight Antariksa

Starlight Antariksa

Ceritanya apik, seru bacanya. Pendeskripsiannya juga bagus.
I like it!

2023-06-12

1

Saut Simorangkir

Saut Simorangkir

ku cari jalan sampai DPT

2021-06-19

0

Uiie Caempz Bngeutz

Uiie Caempz Bngeutz

💩💩💩💩💩💩💩👽👽💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩💩😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴😴👍👍👍👍👍👍👍👍👍🛀🛀🛀🛀🛀🛀🐘🐘🐘🐘🐘🐘🐘🌜🌛🌜🌛💅💅💅💅💅💅☹️☹️☹️☹️☹️☹️☹️☹️☹️☹️💗💖💟💙💥✨💥🌟❣️💌💌💌💌💌💌💌💅💅💇💆🙆💇💆🙎🙍🏃🙍🙆🎅🏊👧👦👫👲👧💂👳👼👳🎅💂👸💂👨👱👫👯👭👥👥👫🎅🎅🎅🚴🚵⛷️👷👴👰👰👰👰👰👰🌹🌸☃️🌊🌅🌵👚👚👒💼💍🎓👒👜👑👖🛁👛🚽🚽🚽🚽🚽🚽🚽🚽🚽🚽🚿🚿👑👒⛑️🎩💼👚💎🎓?🌞

2021-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2 Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3 Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4 Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5 Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6 Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7 Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8 Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9 Bab 9 (Kepedihan Nack)
10 Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11 Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12 Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13 Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14 Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15 Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16 Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17 Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18 Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19 Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20 Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21 Bab 21 (Jean Tertangkap)
22 Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23 BAB 23 (Kesadaran Jean)
24 Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25 Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26 Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27 Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28 Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29 Bab 29 (Permintaan Nack)
30 Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31 Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32 Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33 Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34 Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35 Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36 Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37 Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38 Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39 Penggambaran Karakter #1
40 Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41 Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42 Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43 Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44 Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45 Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46 Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47 Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48 Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49 Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50 Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51 Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52 Bab 51 (Pil Api Neraka)
53 Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54 Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55 Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56 Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57 Bab 56 (Penyerang Gelap)
58 Bab 57 (Mengatur Siasat)
59 Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60 Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61 Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62 Bab 61 (Gunung Hayded)
63 Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64 Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65 Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66 Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67 Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68 Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69 Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70 Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71 Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72 Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73 Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74 Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75 Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76 Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77 Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78 Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79 Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80 Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81 Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82 Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83 Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84 Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85 Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86 Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87 Bab 86. (Saling Mengejar)
88 Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89 Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90 Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91 Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92 Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93 Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94 Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95 Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96 Bab 95. (Aksi Chan)
97 Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98 Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99 Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100 Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101 Bab 100. (Pencegatan Chan)
102 Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103 Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104 Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105 Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106 Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107 Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108 Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109 Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110 Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111 Bab 110. (Tertipu)
112 Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113 Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114 Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115 Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116 Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117 Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118 Bab 117. (Kebimbangan)
119 Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120 Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121 Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122 Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123 Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124 Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125 Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126 Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127 Bab 126. (Permainan Takdir)
128 Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129 Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130 Bab 129. (Panglima Hoa)
131 Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132 Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133 Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134 Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135 Bab 134. (Warisan dari Guru)
136 Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137 Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138 Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139 Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140 Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2
Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3
Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4
Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5
Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6
Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7
Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8
Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9
Bab 9 (Kepedihan Nack)
10
Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11
Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12
Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13
Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14
Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15
Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16
Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17
Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18
Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19
Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20
Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21
Bab 21 (Jean Tertangkap)
22
Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23
BAB 23 (Kesadaran Jean)
24
Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25
Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26
Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27
Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28
Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29
Bab 29 (Permintaan Nack)
30
Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31
Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32
Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33
Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34
Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35
Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36
Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37
Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38
Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39
Penggambaran Karakter #1
40
Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41
Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42
Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43
Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44
Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45
Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46
Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47
Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48
Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49
Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50
Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51
Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52
Bab 51 (Pil Api Neraka)
53
Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54
Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55
Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56
Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57
Bab 56 (Penyerang Gelap)
58
Bab 57 (Mengatur Siasat)
59
Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60
Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61
Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62
Bab 61 (Gunung Hayded)
63
Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64
Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65
Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66
Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67
Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68
Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69
Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70
Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71
Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72
Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73
Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74
Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75
Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76
Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77
Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78
Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79
Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80
Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81
Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82
Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83
Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84
Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85
Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86
Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87
Bab 86. (Saling Mengejar)
88
Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89
Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90
Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91
Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92
Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93
Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94
Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95
Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96
Bab 95. (Aksi Chan)
97
Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98
Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99
Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100
Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101
Bab 100. (Pencegatan Chan)
102
Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103
Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104
Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105
Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106
Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107
Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108
Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109
Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110
Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111
Bab 110. (Tertipu)
112
Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113
Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114
Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115
Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116
Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117
Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118
Bab 117. (Kebimbangan)
119
Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120
Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121
Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122
Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123
Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124
Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125
Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126
Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127
Bab 126. (Permainan Takdir)
128
Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129
Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130
Bab 129. (Panglima Hoa)
131
Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132
Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133
Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134
Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135
Bab 134. (Warisan dari Guru)
136
Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137
Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138
Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139
Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140
Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!