Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)

Mereka berempat terus berbincang tentang hidup mereka masing-masing, tanpa menyadari kehadiran Jean Kecil. Yang tengah bersembunyi dibalik pohon besar di dekat tempat itu. Ia terus mengamati keadaan di sekelilingnya, dengan fokus pada jaring yang menawan Mark dan yang lainnya.

Sepertinya Jean Kecil sedang merencanakan sesuatu hal untuk membebaskan mereka berempat.

"Menyelamatkan mereka secara terang-terangan. Pasti aku akan ketahuan oleh mereka," ucap Jean kecil di dalam hatinya. Sambil terus berpikir tentang cara membebaskan teman-temannya itu.

"Kata Kakak, jika tidak ingin terlihat oleh orang, maka aku harus menggunakan gelang warna merah ini," Jean kecil, lalu memakai gelang berwarna merah yang ada di dalam kantong bajunya, ke pergelangan tangan kirinya.

Dan secara tiba-tiba saja, ia pun menghilang, tak terlihat oleh mata. Hanya suara langkahnya saja yang terdengar oleh Mark. Yang memang memiliki pendengaran yang sensitif.

"Sepertinya ada yang datang?" kata Mark, berbicara sendiri.

"Siapa yang datang Mark, tidak ada siapa-siapa di sini?. selain kita dan mereka" ujar Nack, menanyakan tentang ucapan Mark itu.

"Aku tidak tahu, Nack. Tapi aku mendengar suara langkahnya. Walaupun sekarang telah berhenti langkahnya itu. Sepertinya, sekarang ia ada di sampingku," tegas Mark, atas pendengarannya itu.

"Ini aku, Mark..." sahut Jean kecil, pelan tapi terdengar oleh mereka berempat.

"RUPANYA KAU, JEAN KECIL," teriak Mark, dengan kerasnya. Yang membuat Axel dan 2 temannya mendengar ucapannya itu.

"Kau rupanya sudah frustrasi, Tuan Well Junior. Hingga berhalunisiasi seperti itu. Seperti ada yang akan menolongmu saja," ujar Axel, melihat sebentar ke arah belakang.

"Tenang saja, kami akan segera membawa kalian ke Pulau Gura-Gura. Tapi untuk saat ini, biarkan kami hanyut dalam kenangan kami terlebih dahulu," sambung Abel, lalu mereka bertiga pun melanjutkan pembicaraan mereka bertiga kembali.

"Kau ini bagaimana Mark, bicaranya pelan-pelan saja...," ujar Jean Kecil, yang seakan berbisik di telinga Mark.

"Ya, aku mengerti," jawab Mark, kini pelan suaranya.

"Baik, sekarang jaring ini akan aku robek dengan pisauku, agar kalian dapat bebas. Tapi ingat jangan ribut. Sebelum kalian semua bebas," ucap Jean Kecil, yang tak terlihat oleh mata.

Terlihat pelan-pelan tapi pasti, jaring itu mulai robek dan terbuka. Semakin membesar dan membesar robekannya oleh pisau khusus yang telah dialiri oleh shen Jean Kecil.

Hingga akhirnya Mark dan kawan-kawannya dapat keluar dan bebas dari dalam jaring itu. Tanpa disadari oleh Axel si pemilik jaring itu.

"Akhirnya aku bebas juga, Jean Kecil...," ujar Mark kepada Jean kecil, yang telah terlihat oleh mata. Karena telah melepaskan gelang berwarna merahnya, dari tangan kanannya.

"Kau ini benar-benar sudah frustrasi, ya. Tuan Well Junior!!" ucap Axel, tanpa menoleh ke belakang.

"Lihat di belakang kalian, Gura-Gura Baru. Kami ini sekarang sudah bebas," mendengar ucapan Mark. Axel lalu menoleh ke arah belakang.

Dan betapa terkejutnya Axel, ketika mendapati lawannya telah bebas.

"Celaka!, mereka telah bebas," mendengar ucapan Axel. Adel dan Abel pun tak kalah terkejutnya.

Mereka bertiga lalu bangkit dan menghampiri Mark dan yang lainnya.

"Sepertinya, kita harus menggunakan kekerasan sekarang ini. Untuk membawa mereka ke Pulau Gura-Gura. Tapi ingat jangan sampai mereka mati," kata Abel. Siap untuk menyerang.

"Sudahlah, buat apa kita menjadi musuh, lebih baik kita berteman saja. Karena kita adalah sama. Kita hanyalah orang-orang yang kesepian, yang dikondisikan seperti ini oleh takdir," mendengar perkataan Mark itu, mereka bertiga pun tertawa.

"Ha...!!!"

"Kami tidak sama dengan kalian, kami adalah anggota kelompok Gura-Gura Baru," sahut Adel.

"Memang apa hebat dan istimewanya kelompok Gura-Gura Baru?, hanya kumpulan orang-orang pembuat kekacauan saja. Lebih baik kalian ikut aku ke Gunung Well, di sana kalian akan lebih dihargai oleh penduduk Gunung Well. Daripada tetap menjadi anggota Gura-Gura Baru, yang jika sudah tidak berguna. Maka kalian akan dienyahkan dan disingkirkan. Apa kalian ingin seperti itu, suatu saat nanti?" ucap Mark, berusaha bersahabat dengan mereka bertiga. Dikarenakan persamaan nasib mereka yang kehilangan orang tua. Dikarenakan peperangan dan pembantaian.

"Kalianlah, yang seharusnya ikut kami ke Pulau Gura-Gura. Bukan kami yang harus ikut kalian ke Gunung Well," timpal Abel.

Mark tampak berpikir. Mencari jalan untuk mengajak mereka ke Gunung Well.

"Bagaimana jika kita bertaruh, siapa yang kalah dalam pertarungan ini. Ia yang akan ikut keinginan si pemenangnya," tawar Mark kepada mereka bertiga, yang tampak langsung berunding.

"Bagaimana Axel, Adel. Apakah kita harus menuruti kemauan Well Junior itu?" tanya Abel kepada kedua temannya itu.

"Aku rasa, kita sudah tidak memiliki pilihan lain. Menyerang mereka pun kita belum tentu menang. Apalagi ditambah Clark dan robot kecil itu. Kans kita untuk menang akan semakin mengecil saja," ucap Axel.

"Jika aku terserah kalian saja. Tapi yang pasti kita tidak boleh membunuh mereka. Dan kalaupun seandainya kita kalah nanti, lebih baik kita bunuh diri saja. Daripada kita harus mati disiksa oleh Pimpinan. Dikarenakan kita gagal dalam tugas ini," tutur Adel dengan dinginnya.

Abel lalu maju mendekati Mark untuk menyesetujui kesepakatan itu.

"Baiklah Well Junior, kami terima tantangmu itu. 3 lawan 5, kami tidak takut. Mari kita mulai pertarungan ini," kata Abel, dan Mark pun nampak tersenyum.

"3 tetap lawan 3. Clark dan Jean kecil tidak akan ikut dalam pertarungan ini," kata Mark tegas.

Mendengar namanya disebut, Clark lalu mendekati Mark. Ia pandang Abel dengan tajamnya.

"Aku memang tidak akan ikut campur dalam masalah ini, kecuali jika kalian ingin membunuh Nack. Terpaksa aku harus ikut campur. Lagi pula aku memiliki usul yang lebih baik, daripada harus bertarung seperti itu. Bagaimana jika kalian memperebutkan anak panah yang akan kulesatkan ke dalam hutan itu," kata Clark, sambil menunjuk ke arah hutan yang ada di pedalaman, dengan telunjuk kanannya.

Mark tampak bingung, sedangkan Axel curiga terhadap Clark.

"Kau memang memiliki anak panah dari mana, Clark?" tanya Mark.

"Tentu saja milik dirinya, masa aku harus pulang ke Kota Air Pasifik, itu hanya membuang waktu saja," sahut Clark, sambil menunjuk ke arah Abel.

"Kau itu jangan curiga, aku tidak akan memihak mereka. Aku ini netral, tidak memihak kepada siapa-siapa. Aku hanya ingin memberikan solusi terbaik saja, bagi kita semua," jelas Clark.

"Fran, Nack kalian setujukan dengan ide Clark itu?" tanya Mark, kepada kedua temannya.

"Ya, aku setuju saja," jawab Franco.

"Ya, aku setuju juga," jawab Nack.

"Bagaimana dengan kalian, Gura-Gura Baru?" tanya Clark.

"Baiklah kami setuju," ucap Abel, mewakili teman-temannya itu.

"Jika begitu, pinjamkan aku busur dan satu anak panahmu," ucap Clark, kepada Abel.

Dan Abel pun memberikan busur dan satu anak panahnya itu kepada Clark. Yang tampak memandangi busur dan anak panah itu.

"Busur dan anak panah yang bagus. Tidak kalah kualitasnya dengan busur dan anak panah, yang sering aku pakai untuk berburu hiu di samudera," ujar Clark mengagumi busur dan anak panah itu.

"Rupanya kau ahli dalam perburuan. Dan tahu banyak tentang busur dan panah. Yang kau pegang itu busur pemberian Tuan Dran, busur nomor wahid di Pulau Gura-Gura," jelas Abel, dengan pengetahuannya itu.

"Ternyata sekelas dengan busur pemberian Kakekku. Menggunakan ranting pohon pun sebagai anak panahnya, ia sudah mampu membunuh seekor gajah. Apalagi jika menggunakan shen sekelas Pimpinan kalian. Bukit pun bisa hancur terkena panahannya. Jika aku jujur saja, hanya bisa menghancurkan gedung bertingkat 10, dengan menggunakan panah ini," ucap Clark, dengan analisanya itu.

"Sekarang sebaiknya kalian berdiri sejajar," ucap Clark kembali.

Tampak Nack, Mark, Franco berdiri di kanan Clark. Sedangkan Abel, Axel dan Adel berdiri di kiri Clark, yang berada di tengah sebagai pemisah antara kelompok Mark dan Abel.

"Aku akan bertindak sebagai wasit di sini. Aku beri kalian waktu 10 menit, siapapun yang mendapatkan panah itu sebelum waktunya habis, maka panah itu masih bisa diperebutkan. Sekarang akan aku hitung waktu mundur. Ingat Gura-Gura Baru, aku sebagai Pimpinan kelompok pembunuh bayaran Kota Air Pasifik. Tidak mungkin akan berbuat curang. Pegang ucapanku ini," jelas Clark, melirik ke arah Abel dan kedua temannya.

Clark pun lalu mulai bersiap untuk melepaskan anak panahnya itu dari busurnya.

"3....2....1...!" anak panah itu pun lalu melesat dengan cepatnya. Dan secepat itu pula mereka berenam mengejarnya.

"Jean kecil, bagaimana lesatan anak panah yang aku lepaskan itu. Apa menurutmu mereka dapat mengejarnya?" tanya Clark, sambil tersenyum ke arah Jean kecil.

"Mungkin sekarang tidak, atau lebih tepatnya belum. Tapi masih ada kemungkinan di menit ke 8 mereka dapat mengejarnya. Atau mungkin panah itu akan terhenti sendiri oleh sesuatu hal," jawab Jean kecil.

"Ya sudah, sebaiknya kau, aku gendong di punggungku saja. Kita kejar mereka sekarang!" ucap Clark, dan Jean kecil pun lalu menempel di punggung Clark yang segera berlari, sama cepatnya dengan kecepatan anak panah yang ia lepaskan itu.

Di dalam hutan itu. Anak panah yang dilepaskan oleh Clark, terus melesat dengan kecepatan tinggi, menembus pohon-pohon besar hingga jatuh bertumbangan. Dan menghalangi jalan 6 orang yang mengejarnya.

"Ternyata sulit juga mengejar anak panah itu, walaupun sudah dengan kekuatan penuh" ucap Mark, sambil terus berlari mengejar anak panah itu.

"Ya, dalam berburu dan berpanah Clarklah ahlinya. Ia sudah terbiasa berburu hiu di dalam samudera," ucap Nack, menjelaskan tentang keahlian Clark.

"Padahal ini sudah menit ke 5, tapi anak panah itu tetap saja masih melesat. Sungguh kemampuannya luar biasa, jika dibandingkan dengan kita," ucap Franco, yang masih berlari sejajar semuanya. Dengan Abel dan kedua temannya itu.

"Ya, aku akui kecepatan memanahnya jauh lebih baik dan cepat dari pada diriku. Tapi bagaimana ya, jika panah itu menghantam bukit karang itu. Tidak mungkin ia dapat menghindarinya, ia kan hanya sebuah anak panah yang tidak memiliki mata," ujar Abel, sambil menatap bukit karang yang ada di hadapan mereka.

Dan benar saja dengan apa yang diucapkan oleh Abel. Di depan mereka telah terlihat sebuah bukit karang setinggi ± 50 meteran. Tampak anak panah itu lalu menghantamnya. Saat hal itu terjadi, maka terjadilah guncangan hebat di bukit karang itu. Hingga sebagian puncaknya pun runtuh, ke bawah. Tapi akhirnya anak panah itu pun berhenti melesat, tertancap di bagian batu karang yang menyusun formasi bukit itu.

"Mark, Nack, aku akan bergerak lebih dulu. Tunggu aku di puncak bukit karang itu," kata Franco, lalu melesat dengan cambuknya. Sedangkan Mark dan Nack melesat ke puncak bukit karang itu.

"Axel, Abel. Sebaiknya kalian ikuti mereka berdua. Biar aku yang mengambil panah itu," ucap Adel, melesat mengikuti Franco. Sedangkan Abel dan Axel mengikuti Nack dan Mark yang telah berada di atas puncak bukit karang itu.

"Kira-kira siapa yang akan menang ya?" tanya Mark berbicara sendiri.

"Kamilah yang akan menang, dan kalian harus ikut kami ke Pulau Gura-Gura," ucap Abel.

"Tidak tepat, kira-kira siapa yang akan menang. Tapi lebih tepatnya, siapa yang lebih beruntung di antara kalian. Ini baru menit kedelapan, masih ada sisa waktu 2 menit lagi," ujar Clark, yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka berempat. Bersama Jean Kecil. Sambil melihat jam tangannya yang berbentuk kerang mutiara.

"Kau, mengagetkan kami saja," ucap Mark, sambil terus memperhatikan kejadian di bawahnya.

Franco berhasil mengambil anak panah itu dengan cambuknya, tapi tiba-tiba saja Adel merebutnya dengan benang bajanya yang keluar dari jari telunjuk kanannya. Lalu menggenggam dengan tangan kananya. Melihat akan hal itu, Franco pun tak tinggal diam. Ia pun lalu menendang tangan kanan Adel itu ke atas. Hingga anak panah itu pun melayang, terbang menuju ke atas puncak bukit karang itu.

"Mark, Nack tangkap panah itu," ucap Franco, yang segera melompat ke atas bukit karang itu. Yang disusul oleh Adel.

Mendengar hal itu, Mark dan Nack pun bergerak, hampir saja panah itu dapat digenggam oleh Mark. Jika saja Abel tidak merebutnya.

"Akulah pemenangnya!" kata Abel.

"Belum, masih ada 10 detik lagi, akan aku hitung mundur. Detik ke 9!" mendengar itu, Mark segera merebut anak panah itu dari tangan Abel. Dan langsung berlari menghindari kejaran Abel, Axel dan kini di tambah Adel.

"DETIK KE 5!" teriak Clark.

Mark tampak terpojok di bibir jurang. Dan akhirnya ia pun melemparkan panah itu ke arah Nack. Yang ada di belakang Abel dan temannya itu. Tapi belum sempat menyentuh anak panah itu. Nack telah ditubruk oleh Abel, Adel dan Axel hingga ia pun terjatuh, ditumpuk oleh mereka bertiga. Sedangkan anak panah itu terus mengudara. Yang akhirnya ditangkap oleh cambuk Franco.

"Detik ke 1!, pertandingan selesai!" ucap Clark.

Franco tampak tersenyum puas atas kemenangannya itu. Dan Mark segera menghampirinya. Sedangkan Adel, Abel dan Axel lalu bangkit dari tanah yang diikuti oleh Nack. Yang segera menghampiri teman-temannya itu.

"Sudah jelas siapa pemenangnya, kalianlah yang kalah," ucap Franco, masih memegang busur panah milik Abel di tangan kirinya. Sedangkan Jean Kecil masih terlihat betah di gendongan Clark, dibalik punggung kekarnya.

"Ya kami kalah, bukan karena kalian lebih kuat dari kami. Tapi hanya karena kalian lebih solid daripada kami," ucap Abel, lalu membisikan sesuatu hal kepada Adel.

"Apakah kau sudah siap, untuk membuat kita mati bersama, Adel?" tanya Abel, yang didengar pula oleh Axel.

"Ya, aku akan menggunakan benang bajaku. Untuk memenggal kepala kita bertiga bersama," ucap Adel, lalu dari ujung jarinya. Keluarlah benang baja yang menggerayangi tubuh mereka, yang seakan membentuk segitiga, menuju ke leher mereka.

Melihat akan hal itu Clark segera bertindak cepat. Bagai angin, ia lalu melesat dan menotok ketiganya. Hingga mereka bertiga tidak mampu bergerak sama sekali. Yang membuat benang baja Adel berhenti bergerak.

"Soal kecepatan, akulah yang tercepat di antara kalian semua," ucap Clark, dengan suara yang lantang.

"BUNUH KAMI, JIKA KAMI TIDAK DIBIARKAN BUNUH DIRI!" teriak Abel, dengan penuh emosi.

"Tidak akan, dan tidak akan kami biarkan kalian melakukan hal itu. Kami hanya ingin konsisten dengan perjanjian awal kita. Kalian kalah, itu berarti kalian harus ikut kami ke Gunung Well," sahut Clark.

"Bukannya kami tidak konsisten dengan perjanjian kita. Tapi masalahnya, Pimpinan dan Gura-Gura Baru lainnya pasti akan memburu kami dimanapun kami berada. Karena kami telah gagal dalam tugas kami!" jelas Abel.

Clark nampak terdiam mendengar penjelasan Abel. Clark seakan tak mampu memberi solusi lagi bagi mereka bertiga.

Tampak Mark maju dan berdiri di samping Clark. Untuk memberikan solusi kepada mereka bertiga.

"Jangan hiraukan mereka. Aku akan bicara dengan Kakek Well, agar ia melindungi kalian bertiga. Dengan keadaan terburuk, Pimpinan Gura-Gura Baru akan menangkap kalian. Tapi itu dengan catatan kalian tinggal di Gunung Well, dan menaati peraturan di sana. Masalahnya ada pada kalian, ada niat atau tidak kalian ingin berubah menjadi lebih baik dari saat ini?" ucap Mark, tampak mereka bertiga pun berpikir, terutama Abel yang akhirnya mengambil keputusan.

"Baik, kami akan ikut kalian ke Gunung Well," tegas Abel.

"Clark, lepaskan totokanmu itu, kita akan ke Gunung Well sekarang," ucap Mark, dan Clark lalu melepaskan totokannya kepada mereka bertiga.

"Ini busurmu, terimakasih atas pinjamannya," ucap Clark, mengembalikan busur panah itu kepada Abel. Yang segera menaruhnya, di belakang pundaknya kembali.

"Ini panahmu," ucap Franco, lalu mengembalikan panah itu kepada Abel yang segera menaruh pada tempatnya.

"Gunung Well, 1000 km ke arah barat laut dari sini. Ayo kita pergi sekarang. Semakin cepat, semakin baik," ucap Mark, lalu menuruni Bukit karang itu, yang diikuti oleh Clark yang masih menggendong Jean Kecil. Abel, Axel, Adel, Franco dan Nack yang ada di belakang Clark. Mereka berlari dengan kecepatan tinggi, agar sampai di Gunung Well secepat mungkin.

 

Terpopuler

Comments

Michelle 12

Michelle 12

jean kecil lucu ya

2020-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2 Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3 Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4 Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5 Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6 Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7 Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8 Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9 Bab 9 (Kepedihan Nack)
10 Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11 Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12 Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13 Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14 Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15 Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16 Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17 Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18 Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19 Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20 Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21 Bab 21 (Jean Tertangkap)
22 Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23 BAB 23 (Kesadaran Jean)
24 Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25 Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26 Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27 Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28 Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29 Bab 29 (Permintaan Nack)
30 Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31 Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32 Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33 Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34 Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35 Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36 Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37 Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38 Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39 Penggambaran Karakter #1
40 Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41 Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42 Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43 Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44 Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45 Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46 Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47 Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48 Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49 Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50 Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51 Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52 Bab 51 (Pil Api Neraka)
53 Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54 Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55 Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56 Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57 Bab 56 (Penyerang Gelap)
58 Bab 57 (Mengatur Siasat)
59 Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60 Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61 Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62 Bab 61 (Gunung Hayded)
63 Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64 Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65 Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66 Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67 Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68 Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69 Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70 Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71 Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72 Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73 Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74 Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75 Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76 Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77 Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78 Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79 Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80 Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81 Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82 Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83 Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84 Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85 Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86 Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87 Bab 86. (Saling Mengejar)
88 Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89 Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90 Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91 Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92 Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93 Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94 Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95 Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96 Bab 95. (Aksi Chan)
97 Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98 Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99 Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100 Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101 Bab 100. (Pencegatan Chan)
102 Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103 Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104 Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105 Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106 Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107 Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108 Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109 Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110 Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111 Bab 110. (Tertipu)
112 Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113 Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114 Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115 Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116 Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117 Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118 Bab 117. (Kebimbangan)
119 Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120 Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121 Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122 Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123 Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124 Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125 Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126 Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127 Bab 126. (Permainan Takdir)
128 Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129 Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130 Bab 129. (Panglima Hoa)
131 Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132 Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133 Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134 Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135 Bab 134. (Warisan dari Guru)
136 Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137 Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138 Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139 Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140 Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2
Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3
Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4
Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5
Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6
Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7
Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8
Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9
Bab 9 (Kepedihan Nack)
10
Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11
Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12
Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13
Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14
Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15
Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16
Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17
Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18
Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19
Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20
Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21
Bab 21 (Jean Tertangkap)
22
Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23
BAB 23 (Kesadaran Jean)
24
Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25
Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26
Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27
Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28
Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29
Bab 29 (Permintaan Nack)
30
Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31
Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32
Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33
Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34
Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35
Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36
Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37
Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38
Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39
Penggambaran Karakter #1
40
Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41
Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42
Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43
Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44
Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45
Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46
Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47
Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48
Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49
Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50
Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51
Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52
Bab 51 (Pil Api Neraka)
53
Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54
Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55
Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56
Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57
Bab 56 (Penyerang Gelap)
58
Bab 57 (Mengatur Siasat)
59
Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60
Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61
Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62
Bab 61 (Gunung Hayded)
63
Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64
Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65
Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66
Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67
Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68
Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69
Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70
Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71
Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72
Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73
Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74
Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75
Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76
Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77
Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78
Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79
Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80
Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81
Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82
Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83
Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84
Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85
Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86
Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87
Bab 86. (Saling Mengejar)
88
Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89
Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90
Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91
Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92
Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93
Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94
Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95
Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96
Bab 95. (Aksi Chan)
97
Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98
Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99
Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100
Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101
Bab 100. (Pencegatan Chan)
102
Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103
Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104
Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105
Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106
Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107
Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108
Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109
Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110
Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111
Bab 110. (Tertipu)
112
Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113
Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114
Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115
Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116
Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117
Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118
Bab 117. (Kebimbangan)
119
Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120
Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121
Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122
Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123
Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124
Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125
Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126
Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127
Bab 126. (Permainan Takdir)
128
Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129
Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130
Bab 129. (Panglima Hoa)
131
Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132
Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133
Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134
Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135
Bab 134. (Warisan dari Guru)
136
Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137
Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138
Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139
Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140
Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!