Mereka berempat terus berjalan meninggalkan tempat itu. Hingga tiba-tiba saja terdengarlah suara Clark dengan kerasnya.
"KECUALI NACK, YANG LAIN BOLEH PERGI KE GUNUNG WELL!" ucap Clark dengan kerasnya.
Hingga membuat mereka berempat terkejut terutama Nack. Yang langsung menoleh ke arah belakang dan berbalik arah yang diikuti oleh Mark, Franco dan Jean kecil.
"PIMPINAN!" seru Nack.
"Jangan panggil aku Pimpinan, pengkhianat!. Aku bukan Pimpinanmu lagi," sahut Clark dingin. Lalu berlari menyerang Nack. Yang hanya terdiam saja, seakan tak ingin menghindari serangan itu.
Melihat akan hal itu Mark dan Franco turun tangan, untuk menolong Nack. Mereka berdua lalu menghadang serangan Clark. Dan menendang Clark secara bersamaan. Hingga ia pun harus mundur beberapa langkah ke belakang, tanpa terjatuh.
"KAU INI MAIN SERANG SAJA!. TANPA MENDENGARKAN PENJELASAN DARI NACK TERLEBIH DAHULU. KAU INI SEORANG PIMPINAN, ATAU HANYA SEEKOR BANTENG!?" ucap Mark dengan kerasnya.
"SEMUANYA SUDAH JELAS. JADI UNTUK APA, AKU MEMINTA PENJELASAN DARINYA LAGI!" jawab Clark, dengan penuh emosinya.
"KADANG APA YANG KITA DENGAR DARI ORANG LAIN, SEBENARNYA BUKANLAH HAL YANG BENAR. JIKA KITA MENDENGARNYA SECARA LANGSUNG DARI SUMBERNYA. APAKAH KAU ITU SUDAH MENDENGAR PENJELASN DARI NACK!?" timpal Franco dengan kerasnya pula.
"Sebaiknya kalian berdua jangan ikut campur dalam urusan internal kelompok kami," ucap Clark, dengan tegasnya.
"Urusan Nack, sekarang akan menjadi urusan kami juga. Sebenarnya apa maumu dengan Nack?" tanya Franco, dengan tegasnya.
"AKU INGIN MEMBUNUHNYA...!" teriak Clark tegas, dengan tatapan yang tajam ke arah Nack. Tatapan yang seakan benar-benar ingin membunuh Nack.
"Jika begitu, kau harus membunuh kami berdua. Karena kami bertiga adalah satu. Tapi tentu saja kami tidak akan tinggal diam begitu saja. Menyerahkan nyawa kami kepada dirimu tanpa perlawanan," ucap Franco, yang telah siap dengan cambuknya, yang telah memanjang dari tangan kirinya. Yang berdiri, seperti ular kobra yang siap menyerang musuh yang mengancamnya.
"JIKA BEGITU, MAJU SAJA KALIAN SEMUA. BIAR CEPAT SELESAI!" tantang Clark, dengan penuh amarahnya itu.
Clark lalu menyerang Franco dan Mark. Entah apa yang terjadi pada Clark, kukunya terlihat menjadi hitam. Dengan kedua tangannya yang telah berkuku hitam itu. Clark menyerang Mark dan Franco, tanpa melupakan sasaran utamanya, yaitu Nack.
Mark tampak terdesak, hingga ia pun terpojok pada sebuah pohon besar. Nyaris saja tangan Clark mengenai tubuhnya, bila saja ia tidak cepat menghindar. Hingga tangan Clark yang berkuku hitam, hanya mengenai pohon besar itu, yang langsung meleleh dengan cepatnya, dan lalu menjadi pasir yang luruh ke tanah. Rupanya kuku hitam itu beracun, yang membuat Mark merasa ngeri dengan kuku hitam Clark. Mark lalu menghampiri Franco, dan menjauhi Clark.
"Untung saja aku dapat menghindari serangannya itu. Jika tidak, mungkin nasibku, akan sama seperti pohon itu, meleleh menjadi pasir. Entah racun apa yang dipakainya itu?. Kemampuannya itu sangat mengerikan...," ucap Mark berbicara sendiri, lalu melihat ke arah Clark. Yang sedang menyerang Nack.
"Fran!, lihat ia menyerang Nack. Celakanya Nack hanya diam saja. Ayo kita selamatkan dirinya!" ujar Mark dengan penuh kepanikannya, lalu berlari bersama Franco untuk menyelamatkan Nack. Yang hanya diam saja, seakan telah pasrah dengan keadaan itu.
Terlihat Clark semakin mendekati Nack. Dan ia pun bersiap menghujani tubuh Nack dengan cakar kuku hitam beracunnya.
"MATILAH KAU, PENGKHIANAT...!" teriak Clark. Hampir saja kuku hitam beracunnya itu mengenai tubuh Nack. Bila saja cambuk Franco tidak membelenggu kedua tangan Clark dari belakang, dengan kecepatan kilat.
"LEPASKAN AKU!" teriak Clark, berusaha untuk melepaskan diri dari belenggu cambuk Franco.
"Aku membelenggumu itu sulit, jika tidak di saat kau lengah dan dari belakang seperti ini. Menggunakan seluruh shenku pun, aku tidak mungkin dapat membelenggumu di saat kau waspada. Masa aku lepaskan belenggu cambukku ini, itu tidak mungkin. Pimpinan pembunuh bayaran Kota Air Pasifik, kau itu terlalu berbahaya untuk dilepaskan saat ini...," ucap Franco di belakang Clark. Berusaha menahan Clark tetap dalam belenggu cambuknya itu.
"Fran, lepaskan dia. Biar ia membunuhku, Jika itu memang inginnya," ucap Nack.
"Tapi Nack kau itu tidak salah dan bukanlah seorang pengkhianat!" sahut Franco.
"Tidak peduli salah atau tidak, dia itu Pimpinanku. Biarkan aku mati di tangannya!" Nack lalu maju mendekati tangan Clark, yang siap mencakar sasarannya.
Nack bersiap untuk menyentuh tangan berkuku hitam milik Clark ke arah perutnya. Tapi Mark bertindak cepat, ia dorong dada Nack, hingga Nack jatuh tersungkur di tanah. Dan menjauh sejauh 2 meter dari hadapan Clark, yang tengah terbelenggu oleh cambuk Franco.
"Kau sudah gila ya?, Nack!. Sama seperti Pimpinanmu itu. Jika dia itu Pimpinanmu, kami adalah sahabatmu. Mungkin kau mengenalnya sudah 15 tahun. Tapi kami mengenalmu sejak bayi. Kita ini anak-anak yang tidak pernah mengenal kasih sayang dari orang tua kita. Kita tumbuh dan besar di panti asuhan, hingga 15 tahun yang lalu kita berpisah karena takdir. Dan baru dipertemukan kembali oleh takdir, sejak beberapa hari yang lalu. Apa kau tidak menghargai persahabatan kita selama ini, dan lebih mementingkan hubunganmu dengan Pimpinanmu yang gila itu. Jika itu yang ada di dalam pikiranmu, kami berdua sangat kecewa dengan dirimu, Nack!" ucap Mark keras.
Nack lalu bangkit dari jatuhnya, dan berdiri di hadapan Mark dengan tegak.
"Pikiranku tidak seperti itu, Mark. Aku hanya berpikir tidak ingin melibatkan kalian dalam urusan ini. Biar aku yang menanggung semua risiko ini...," timpal Nack.
Mark lalu membalikan tubuhnya, dan berhadapan dengan Clark dan Franco di belakangnya.
"Kau tahu, kenapa Nack hanya diam dan tidak melayani seranganmu itu?" Mark pun menatap mata Clark dengan tajamnya.
"Karena ia menghargai dan menghormati dirimu sebagai seorang Pimpinannya. Mungkin kau itu dianggapnya sebagai kakaknya. Tapi memberi dia waktu, untuk membela diri dan memberi penjelasan kepadamu saja. Kau tidak memberinya sedikit pun kesempatan. Baik Jika kau tidak ingin mendengar penjelasannya. Lihatlah percakapan hologram yang aku rekam beberapa waktu lalu. Saat Nack berbincang dengan salah satu anak buahmu," kata Mark, dengan nada suara menahan emosinya.
Mark lalu menekan tombol pada Jim Wellnya. Sesaat kemudian muncullah cahaya yang keluar dari Jim Wellnya. Yang lalu memperlihatkan rekaman percakapan hologram antara Nack dan Saxon.
"Lihat dan dengarkan dengan baik rekaman percakapan hologram itu. Aku sebagai anggota keluarga Well. Menjadikan ini sebagai bukti untuk laporan tugasku kepada Kakekku. Ini bukan rekayasa, Pimpinan pembunuh bayaran Kota Air Pasifik," ucap Nack tegas.
Clark memperhatikan hasil rekaman itu, ia tampak menyesal. Telah menuduh Nack sebagai seorang pengkhianat.
"Jika kau belum yakin, salah satu anak buahmu itu seorang pengkhianat. Baiklah akan kuperlihatkan hasil rekaman ayahku, saat ia bentrok dengan kelompokmu 1 tahun yang lalu. Saat memperebutkan samurai emas. Pasti kau akan sangat terkejut dengan rekaman, yang akan aku ambil dari data base di Gunung Well," Mark lalu menekan tombol pada Jim Wellnya kembali. Sesaat kemudian muncullah rekaman hologram lainnya, yang menggantikan rekaman hologram sebelumnya.
Rekaman hologram itu memperlihatkan bagaimana dengan kejamnya Saxon, membantai teman-temannya sendiri, yang tengah sekarat. Yang notabene adalah anak buah Clark, yang tampak sangat murka melihat semua rekaman itu.
"SAXON...!, TERNYATA KAULAH PENGKHIANATNYA!!" teriak Clark dengan kerasnya.
Teriakan yang keras itu menggema ke segala arah, hingga terdengar oleh Saxon. Yang mengamati pertarungan itu dari jauh. Dibalik rerimbuhan pohon di hutan itu.
"Ternyata sudah ketahuan..., sebaiknya aku pergi saja. Menghadapi Clark sendirian, aku tidak mampu. Apalagi Jika ditambah Nack dan kawan-kawannya itu. Sepertinya aku harus menggunakan opsi terakhir, mengeroyok Clark dan mereka, bersama teman-temanku. Tapi kenapa hingga saat ini mereka belum juga muncul?" ucap dan tanya Saxon di dalam hatinya.
Saxon lalu berlari ke dalam hutan dengan cepatnya. Yang dilihat oleh Matahari yang semakin meninggi di langit akhir abad ke 30. Yang seakan ingin menyaksikan kejadian selanjutnya, yang akan terjadi di Semenanjung Sundaland Timur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments