Suasana hening masih tercipta dan menyelimuti kota Air Pasifik. Ketika Nack dan teman-temannya berniat pergi dari markas mereka.
Mereka semua berkumpul di tempat biasa, tempat di mana biasa mereka berkumpul. Untuk mengantarkan Nack dan teman-temannya yang terpilih dalam misi itu. Menuju ke dunia bawah. Dengan tujuan untuk mencari patung Budha Giok. Yang keberadaannya sudah diketahui oleh kelompok mereka.
Nack sebagai pimpinan dari misi itu, terlihat memulai perbincangan dengan Clark. Sebagai pimpinan dari kelompok pembunuh bayaran itu.
"Pimpinan, aku tidak bisa menjamin. Jika aku dapat mendapatkan patung Budha Giok itu. Karena aku rasa kansku kali ini terlalu kecil. Mungkin hanya 60% keberhasilannya," ujar Nack, dengan nada pesimis.
Mendengar perkataan dari Nack yang bernada pesimis itu. Clark memandang ke arah Nack dengan tajamnya. Yang ada di hadapannya, Clark merasa tak suka atas ucapan Nack yang dipenuhi oleh nada yang mengeluh. Dalam misi pencarian patung Budha Giok.
"Tidak perlu pesimis seperti itu, Nack. Aku tahu ini merupakan tugas terberat yang pernah aku berikan untukmu. Karena kau akan berhadapan langsung dengan para pemburu profesional lainnya, yang mungkin memiliki kemampuan dan kekuatan di atasmu," Clark pun menghentikan ucapannya sejenak, ketika ia melihat jam yang berbentuk cangkang kerang laut, yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
"Apalagi, kemungkinan besar keluarga Well akan ikut campur dalam urusan ini. Belum lagi jika kelompok Gura-Gura Baru ikut campur, maka kansmu akan semakin menciut diambil oleh mereka. Tapi dengan ikutnya Tella, Fabian, Felton dan Holman. Maka kans kita akan bertambah besar hingga 90%," jelas Clark, seakan ingin memberi semangat dan kepercayaan diri, kepada para anak buahnya itu.
Nack menarik napasnya dalam-dalam, mendengar perkataan dari Clark. Yang terdengar baginya, hanya sekedar basa-basinya. Atau hanya sekedar pelipur lara bagi dirinya.
"Ha...h!" Nack menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan kembali dari kedua lubang hidung mancungnya. Setelah itu ia pun berkata kembali kepada Clark.
"Tapi Pimpinan, keluarga Well dan kelompok Gura-Gura Baru tidak bisa dianggap remeh. Apa Pimpinan sudah lupa dengan peristiwa 1 tahun lalu?" tanya Nack, mengungkit tentang masa lalu. Di mana kelompok mereka pernah bentrok dengan Er Well, yang merupakan ayah angkat dari Mark Well.
"Tidak Nack, aku tidak akan pernah lupa dengan peristiwa itu. Dan aku bersumpah suatu saat nanti, pasti dendam mereka akan aku balaskan," jawab Clark, dengan berapi-api.
"Tapi...!" ucapan Nack pun terpenggal oleh ucapan Clark.
"Nack, sudahlah jangan banyak bicara lagi, yang seakan kau itu menyiratkan seorang pesimis. Yang kalah sebelum bertanding. Tapi baiklah akan kuberitahu informasi. Siapa yang akan turun tangan di dalam keluarga Well!" Clark pun terdiam sejenak, memperhatikan satu persatu anggotanya yang ia beri misi berburu patung Budha giok di dunia bawah.
"Dalam misi kali ini. Keluarga Well hanya mengutus generasi terakhirnya, dengan kemampuan dan kekuatan terendah di dalam keluarga Well. Ia adalah Mark Well, yang bekerja untuk Tuan Jhon Swett, Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa," Clark lalu melangkahkan dua langkah kakinya, agar lebih dekat dengan Nack. Yang tampak masih dibayangi oleh kebimbangan. Yang tengah merajai dirinya.
"Ia seusia dengan dirimu, dengan kemungkinan kemampuan dan kekuatan selevel denganmu. Jadi kau tidak perlu khawatir berhadapan dengan keluarga Well. Karena kali ini Er Well, ayahnya itu. Tidak keluar kandang. Ia malas untuk ikut campur dalam urusan ini, dikarenakan bayaran yang ditawarkan oleh Tuan Jhon Swett terlalu rendah untuk ukurannya," ucapan Clark itu membuat hati anggotanya pun menjadi sedikit tenang.
"Apa Pimpinan!, tadi kau bilang apa?, Mark Well?," tanya Nack, dengan penuh selidik. Ketika nama Mark disebut oleh Clark.
Nack lalu terdiam sejenak. Tetapi akhirnya, ia pun angkat bicara kembali.
"Sepertinya, aku pernah sangat akrab dengan nama itu. Tapi tidak mungkin ia anggota keluarga Well, itu tidak mungkin...," ucapan Nack itu membuat semua yang ada di tempat itu, menjadi tidak mengerti. 'Ada apa dengan Nack?'.
Mungkin kata itu yang ada dibenak mereka semua.
"Nack, ada apa dengan dirimu?. Apakah kau memiliki keterkaitan masa lalu dengan orang yang bernama Mark Well?" tanya Tella kepada Nack. Yang berada di samping kanan Nack.
"Ya, sepertinya ada keterkaitan antara aku dan dirinya. Tapi yang aku kenal, dan aku ingat, bukanlah Mark Well. Tapi Mark Kler, namanya. Dan kami telah berpisah selama 15 tahun," jelas Nack, mengingat tentang masa lalunya itu.
"Mungkin itu Mark yang lain, Nack. Bukankah di dunia ini nama Mark bukan dimiliki hanya oleh satu orang saja," ucap Tella.
Dan Nack pun menganggukan kepalanya mendengar perkataan dari kekasihnya itu.
"Ya, Tell mungkin perkataanmu itu benar adanya," sahut Nack, dengan datarnya.
"Sudahlah, kalian jangan bicara terus. Cepat kalian berangkat dan tinggalkan kota Air Pasifik ini. Dan segera temukan patung Budha Giok itu," ucap Saxon, melebihi ucapan seorang Pimpinan di kelompok mereka.
"Saxon!, kau itu bukan Pimpinan kami. Jadi kau tidak memiliki hak untuk memerintah kami!" ucap Nack, menunjukan ketidaksukaannya diperintah oleh Saxon.
"Nack!, kau itu anggota termuda di kelompok ini. Jadi kau jangan membantah dan banyak bicara denganku!" ucapan keras Saxon itu membuat Clark, sebagai Pimpinan mereka harus turun tangan. Untuk melerai pertengkaran mulut di antara dua anak buahnya itu.
"Nack!, Saxon! sudah hentikan!" ujar Clark, sambil menunjukan jari telunjuk kanannya ke arah Nack. Sedangkan jari telunjuk kirinya, ia tunjukanya ke arah Saxon.
"Aku sekarang memberi perintah kepada kalian berlima, untuk segera pergi ke dunia bawah untuk mendapatkan patung Budha Giok itu, sekarang juga!" kata Clark dengan sedikit keras suaranya.
"Baiklah Pimpinan, aku dan mereka berempat akan segera berangkat ke dunia bawah untuk mencari patung itu. Tapi aku ingin tahu, apakah Pimpinan memiliki informasi tentang kelompok Gura\-Gura Baru?" tanya Nack, dengan tatapan penuh selidik kepada Clark.
"Aku tidak tahu tentang mereka, sama sekali. Mereka adalah kelompok misterius. Yang tidak diketahui siapa saja anggotanya. Jadi informasi tentang mereka nihil. Tapi jumlah mereka adalah 18 orang, 2 orang telah dibunuh oleh Er Well 10 tahun yang lalu. Kekuatan mereka rata-rata di atas kita, bahkan Pimpinannya memiliki kekuatan Level S," jelas Clark, dengan penuh keseriusannya.
"Ya sudah, jika Pimpinan tidak mengetahui tentang mereka. Semoga saja, mereka tidak ikut campur dalam masalah ini," ucap Nack, dengan harapannya.
"Aku rasa tidak, mereka lebih suka membunuh orang-orang dunia bawah yang masih percaya akan adanya Tuhan, daripada harus mengurusi hal seperti ini," sahut Clark. Yang membuat Nack tak ingin bertanya kembali.
"Kami, pergi dulu Pimpinan," ujar Nack pamit kepada Pimpinannya.
Mereka berlima lalu pergi menuju ke pangkalan air di kota Air Pasifik. Tetapi Clark tetap mengikuti langkah mereka dari belakang. Dengan meninggalkan Saxon dan anggota lainnya di markas mereka.
"Aku harap kalian kembali dengan selamat, dan membawa patung itu. Tapi jika kalian tidak dapat mengambil patung itu. Tetaplah pulang, karena nyawa kalian lebih berharga dari apapun," Clark menghentikan langkahnya, ketika ke 5 anak buahnya tiba di depan pintu pesawat air, yang akan mengantar mereka ke dunia bawah.
"Dan jangan pernah memaksakan diri kalian, jika keadaan kalian benar\-benar di bawah angin. Ingat jangan seperti Jack dan teamnya. Bodoh, memaksakan diri melawan Er Well. Yang jelas-jelas memiliki kemampuan dan kekuatan di atas kita semua. Tapi untungnya Saxon tidak sebodoh mereka. Ia lebih memilih untuk melarikan diri, daripada harus dibantai oleh Er Well. Yang memiliki kekuatan seperti moster...," jelas Clark, dengan panjang lebarnya.
"Ya, kami mengerti Pimpinan, kami sekarang akan segera pergi," pamit Nack, yang segera masuk ke dalam pesawat air menyusul 4 temannya yang telah berada di dalamnya terlebih dahulu. Yang akan mengantarkan mereka ke tujuan mereka.
Terlihat setelah mereka berlima masuk ke dalam pesawat air itu. Terowongan tempat pesawat air itu pun mulai terbuka. Dan pintu terowongan lainnya mulai tertutup (daerah yang terlindungi oleh air laut). Dan pesawat air itu lalu meluncur di dalam samudera, menuju ke permukaan air laut.
Permukaan samudera yang tenang, tiba-tiba saja bergejolak. Atas keluarnya pesawat air yang ditumpangi oleh Nack dan kawan-kawannya. Dan pesawat air itu pun terus meninggi di permukaan laut, hingga akhirnya mengudara di angkasa. Setelah bertranformasi terlebih dahulu menjadi pesawat hyper jet. Yang mengarungi angkasa dengan kecepatan hypersonik.
"Akhirnya kita bebas di udara, bebas lepas dari wilayah air...!" teriak Nack, yang mengemudikan pesawat itu, dengan penuh kegembiraannya.
"Nack, kau ini seperti anak kecil saja. Senang sekali melihat udara bebas...?" respons Tella, yang duduk di samping Nack, atas sikap Nack itu.
"Ya tentu saja aku senang, Tell. Kau tahu sendirikan?. Jika aku sudah lama tidak keluar dari dunia samudera. Dan ini untuk yang pertama kalinya aku mendapatkan tugas dari Pimpinan untuk naik ke dunia bawah," tutur Nack dengan panjang lebarnya. Hingga Tella pun mengerti, kenapa Nack bisa sebahagia itu.
"Nack sudah, aku tahu perasaanmu itu. Tapi aku takut kau terlalu bahagia, itu pertanda kau akan mendapatkan bencana," ujar Tella, dengan rasa kekhawatirannya itu.
"Jangan percaya dengan mitos seperti itu Tell, ini akhir abad ke 30, yang sebentar lagi akan berganti ke abad 31," timpal Nack, atas kekhawatiran kekasihnya itu.
"Ya sudah, jika kau tidak percaya. Tapi kapan kita akan sampai ke tujuan kita?" tanya Tella.
"Sebentar lagi Tell, mungkin 1 jam lagi," jawab Nack, masih dengan penuh kebahagiannya.
Pesawat air yang telah bertranformasi menjadi pesawat hyper jet itu pun, terus mengukir langit, dengan kecepatan hypersoniknya itu. Untuk menuju di mana kuil yang menyimpan patung Budha Giok itu berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments