Seperti yang telah di prediksi oleh Nack sebelumnya. Jika mereka akan tiba di tujuan mereka, hanya dalam satu jam mendatang. Waktu yang begitu singkat bagi mereka yang sangat jarang keluar dari dalam Kota Air Pasifik. Jika saja tak ada misi seperti ini. Misi untuk mendapatkan patung Budha Giok. Yang konon dapat mengabulkan apapun permintaan penguasanya.
Dan ternyata prediksi Nack itu benar adanya. Mereka berlima telah tiba di tujuannya, pesawat yang mereka tumpangi telah mendarat di sekitar wilayah kuil itu. Yang kemunculannya terjadi secara misterius, di wilayah barat Semenanjung Sundaland.
Semenanjung yang muncul di benua Asia bagian tenggara. Karena surutnya permukaan air laut. Akibat zaman es yang begitu hebat melanda Bumi sedari ratusan tahun lalu.
Mereka berlima lalu keluar dari dalam pesawat hyper jet itu. Dengan penuh kegembiraannya.
Terlihat Nack yang pertama keluar dari dalam pesawat hyper jet itu, yang disusul oleh Tella dan yang lainnya. Dengan penuh kepercayaan diri yang mereka miliki.
"Sesuai dengan prediksiku kan, Tell?. Kita akan tiba di kuil ini hanya dalam waktu satu jam saja...," ucap Nack, sambil memandang ke arah kuil misterius yang ada di hadapannya. Dengan tatapan tajam yang penuh dengan selidik. Seakan ia ingin menyelidiki seluruh wilayah kuil misterius itu, dari jarak jauh.
Atau mungkin saja ia sedang mendapat sebuah firasat yang tak ia sadari sama sekali.
"Ya, kau memang selalu tepat dalam memprediksi segala hal. Termasuk kali ini," jawab Tella, dengan jujurnya. Bukan sebagai kalimat penghibur untuk kekasih mudanya itu.
Mereka berlima lalu melangkahkan kakinya ke kuil misterius itu dengan langkah yang mantap, tanpa beban sama sekali. Hingga mereka berlima tiba pada jarak 50 meter di depan pintu gerbang kuil misterius itu. Kuil yang entah milik siapa itu.
Mereka lalu menghentikan langkah kakinya. Ketika hidung mereka mencium sesuatu yang aneh, yang ada di depan mereka. Sesuatu yang membuat perut mereka mendadak mual.
"Sangat tidak menyenangkan sekali bau busuk ini. Bau busuk ini, seperti bau busuk mayat manusia saja," ujar Nack, sambil menutup kedua lubang hidungnya, dengan tangan kirinya.
"Nack, apakah kau tidak melihat. Jika di depan kita banyak mayat-mayat yang telah membusuk?" ujar Fabian merespons perkataan dari Nack. Sambil jari telunjuk tangan kanannya menunjuk ke arah depan mereka.
"Aku melihatnya Fabian. Tapi tadi aku kurang yakin. Apakah bau busuk ini berasal dari mayat-mayat itu. Tapi aku sekarang yakin akan hal itu," jawab Nack kepada Fabian. Lalu tersenyum tipis ke arah seniornya itu.
"Nack kenapa banyak mayat yang bergelimpangan di sini?. Apakah mereka dibantai oleh kelompok Gura-Gura Baru?" tanya Tella, seraya menutup hidungnya dengan tangan kirinya. Dengan tatapan ke arah mayat-mayat yang sebagian sudah dimakan oleh belatung.
"Aku tidak tahu Tell, tapi mungkin saja mereka dibantai oleh kelompok Gura-Gura Baru, yang haus darah itu. Tapi agar kita lebih yakin, lebih baik kita ke sana. Dan sebaiknya kita memakai masker untuk mengurangi bau busuk itu masuk ke penciuman kita," jawab Nack, lalu memakai masker hitam yang diambil dari dalam saku celananya, Yang diikuti oleh rekan-rekannya.
Mereka berlima lalu melangkahkan kakinya kembali ke arah kuil misterius itu. Dengan keadaan telah memakai masker berwarna hitam. Untuk mengurangi bau busuk yang menyebar di tempat itu. Agar tak begitu pekat masuk ke sistem pernapasan mereka. Sebagai seorang manusia yang menguasai shen untuk melindungi diri mereka.
Semakin mendekati kuil misterius itu. Semakin tercium menyengat bau busuk yang berasal dari ratusan mayat manusia yang telah membusuk. Mungkin jika tanpa menggunakan masker yang menutupi hidung mereka. Mereka berlima pasti akan menjadi mual perutnya dan muntah, karena mencium bau busuk itu. Bau busuk dari mayat manusia yang begitu menyengat tercium oleh hidung mereka.
"Sepertinya, mereka bukan mati karena dibantai oleh kelompok Gura-Gura Baru. Tapi Mereka mati dikarenakan oleh sebab lain," ujar Holman, yang merupakan anggota paling senior di antara mereka berlima.
"Lalu mereka mati karena apa, Hol?" tanya Nack kepada Holman. Yang segera dijawabnya.
"Aku kira mereka mati oleh pelindung maya, yang menyelubungi kuil misterius ini. Dan aku pikir orang-orang yang mati di luar kuil ini, adalah bukan orang-orang yang seperti kita. Yang memiliki kemampuan khusus, untuk melakukan hal seperti ini," jawab Holman. Dengan tatapan ke arah mayat-mayat, yang bertebaran di sekitar tempat itu.
"Maksudmu mereka manusia biasa?" tanya Nack kembali, dengan mimik seriusnya.
"Ya seperti itulah. Mungkin mereka dengan tidak sengaja membuka situs terlarang, yang dipenuhi oleh hal-hal aneh seperti ini," jelas Holman kepada Nack.
"Jadi seperti itu ya. Ya sudah kita akan segera memasuki kuil ini. Aku rasa jika pun ada pelindung maya yang menyelubungi kuil ini. Itu tidak bisa menghalangi, apalagi melukai kita. Bahkan pembunuh bayaran kelas tiga pun, akan mudah menembus dan memasukinya. Jika pelindung maya itu benar-benar ada," tutur Nack, dengan penuh keyakinannya.
Mereka berlima terus berjalan maju menuju ke dalam kuil misterius itu. Langkah demi langkah mereka tapaki dengan penuh kewaspadaan tinggi, terhadap kemungkinan buruk yang mungkin sedang mengintai mereka, dari tempat yang tersembunyi. Karena mereka yakin. Pasti sudah sangat banyak sekali orang-orang yang mengetahui keberadaan patung Budha Giok.
Mereka berlima terus seperti itu. Hingga mereka berlima tiba di depan pintu gerbang kuil misterius itu. Dan lalu menghentikan langkah mereka kembali, tepat 10 meter di depan kuil misterius itu.
"Ternyata kuil ini sangat luas, dan memiliki banyak pintu. Baiklah, kita akan pecah kelompok kita menjadi 4 kelompok," ucap Nack, sambil menunjuk dan membagi kelompoknya menjadi 4 kelompok.
"Falton, kau masuk melalui pintu belakang."
"Holman, kau masuk melalui pintu kiri."
"Fabian, kau masuk melalui pintu kanan," tunjuk Nack, menunjukan jari telunjuk kanannya kepada rekan-rekannya. Untuk memberi mereka intruksi yang pasti.
"Sedangkan aku dan Tella akan masuk melalui pintu depan," jelas Nack, sambil menunjuk ke arah pintu utama kuil itu.
"Baiklah!!!" jawab mereka bertiga serentak.
Mereka bertiga lalu berlalu dari hadapan Nack dan Tella, menuju ke tujuannya masing-masing. Ke tujuan yang telah ditentukan oleh Nack. Yang mungkin saja, tujuan itu adalah kematian bagi mereka.
"Baiklah!, kita masuk sekarang, Nack...," jawab Tella, yang mengikuti langkah Nack kembali dari belakang. Tanpa menyadari gerak-gerik mereka sedang diawasi oleh sesuatu hal.
Takdir pun akan menuntun mereka pada jalan hidup mereka masing-masing. Tanpa dapat mereka hidari sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Julian Edhar
keren
2021-02-24
1