Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)

Matahari yang semakin meninggi, akhirnya membawa Nack dan Mark menemui Jean Kecil. Yang lalu meletakan mayat Fabian, Felton dan Holman di sisi mayat Tella.

 

Jean kecil lalu menghampiri 4 mayat itu. Tangan kirinya ia arahkan ke 4 mayat itu.

Tampak dari telapak tangan kirinya Jean Kecil, keluarlah 4 buah jarum mini, yang menembus ke tubuh 4 mayat itu. Yang membuat Nack heran dibuatnya atas tindakan yang diambil oleh Jean Kecil terhadap 4 rekannya yang sudah mati. Sedangkan Mark terlihat biasa saja melihat ulah dari Jean kecil. Karena sedikit banyak ia sudah mengetahui kemampuan Jean Kecil, dari Jean si penciptanya.

"Jean Kecil, kau itu sedang melakukan apa?" tanya Nack, yang kini telah memakai baju Fabian, dikarenakan bajunya telah compang-camping. Akibat dari pertarungannya dengan pasukan robot Mars dan Bulan. Yang membuat dirinya nyaris mati dalam pertarungan yang tak seimbang itu. Jika saja Mark tak menolong dirinya.

Nack bertanya dengan segala ketakmengertiannya itu, berharap Jean kecil mau menjelaskannya terhadap dirinya tentang apa yang sedang dilakukan oleh Jean Kecil.

"Aku melakukan hibernasi dengan jarum itu, maka tubuh mereka akan terawetkan seperti orang yang baru mati, tinggal nanti dibangkitkan, di masa depan. Tapi entah dengan cara apa?" jawab Jean Kecil, lalu menghampiri Mark.

"Mark perlihatkan pedang kristalmu, kepadaku," ucap Jean Kecil kepada Mark.

"Tapi untuk apa?" tanya Mark dengan penuh tanda tanyanya.

"Nanti juga kau akan tahu," timpal Jean Kecil.

Mark lalu mengeluarkan pedang kristalnya dari dalam sarungnya. Dan memperlihatkan kepada Jean Kecil, yang langsung menggenggamnya dengan tangan kanan kecilnya, lalu melepaskannya kembali.

"Sudah Mark, masukan kembali pedang kristalmu itu," Mark pun memasukan kembali pedang kristalnya ke dalam sarungnya. Tanpa mengerti apa yang akan dilakukan oleh Jean Kecil selanjutnya.

Jean Kecil lalu mengarahkan tangan kanannya ke arah 4 mayat itu. Dari telapak tangan kananya, keluarlah 4 buah jarum yang melesat dan menancap di 4 arah, yang seakan membentuk peti mati.

Tampak 4 jarum yang menancap di area luar dari 4 mayat itu, lalu tenggelam ke dalam tanah. Tetapi sesaat kemudian, tanpa membawa tanah sedikit pun. Muncullah peti mati dari kristal, yang membungkus 4 mayat itu dengan sempurnanya. Lalu peti mati dari kristal itu pun masuk ke dalam tanah, secara perlahan-lahan tapi pasti.

"Mark, tadi aku menkloning unsur kristal yang di dalam pedangmu itu. Aku melakukan ini, untuk menyempurnakan proses pengawetan mayat itu," jelas Jean Kecil.

"Rupanya seperti itu ya, kau memang luar biasa Jean Kecil...," ujar Mark, memuji Jean Kecil.

"Terimakasih untuk semuanya Jean Kecil. Aku hanya tinggal mencari cara untuk menghidupkan mereka berempat," kata Nack, dengan lirihnya. Yang seakan sedang menahan segala kepedihannya itu.

 

★★★★★

 

Matahari zaman es semakin meninggi di atas langit. Tapi mereka masih berada di tempat itu, walaupun proses pemakaman telah usai sejak daritadi. Sepertinya Nack masih enggan untuk berpisah dengan rekan-rekannya, yang telah tewas. Terutama dengan Tella, kekasih hatinya.

"Tell, aku kira semuanya akan berjalan baik-baik saja. Tapi ternyata semuanya di luar prediksi kita. Hanya aku yang tersisa dari misi ini, aku tidak tahu. Apakah ini sudah takdir kita harus seperti ini?" ujar Nack berbicara sendiri, menatap tajam ke arah pusara besar yang ada di depannya.

"Oh Tuhan!, kenapa ini yang harus terjadi pada diriku," ratap Nack, dengan rasa pedihnya yang masih menyelimuti hatinya.

Melihat Nack terus meratapi kematian rekan-rekannya itu. Mark pun tak tahan mendengarnya lagi. Ia lalu menenangkan Nack yang sedang gundah atas kejadian buruk yang sudah menimpa dirinya itu.

"Nack, sudahlah tidak perlu ada yang disesali. Semuanya telah terjadi. Mungkin semua ini sudah takdirnya, harus seperti ini. Dan biarkanlah takdir yang menuntun kita, ke mana seharusnya kita berjalan dan melangkah," tutur Mark mendekati Nack, yang masih bersimpuh di samping pusara besar itu.

"Aku tahu Mark, semua ini sudah takdir. Tapi aku merasa, ini tidak adil bagiku. Kenapa ini yang harus terjadi. Kenapa bukan hal lain saja yang terjadi. Kenapa hal ini yang harus terjadi. Bukan hal ini, yang seharusnya terjadi pada kami!" mendengar akan hal itu, Mark pun menghela nafasnya dalam-dalam.

"H...a...h!, aku mengerti dengan apa yang sedang kau rasakan itu. Tapi hanya meratapi kejadian yang telah terjadi, aku rasa itu sangat percuma. Dan sekarang sebaiknya sekarang kau ambil keputusan," Mark lalu lebih mendekatkan dirinya kepada Nack, yang sedang duduk di pinggir pusara besar itu.

"Apakah kau ingin menemui Pimpinanmu, atau ikut denganku untuk mencari patung Budha Giok, yang telah raib entah ke mana?" ucap Mark, melanjutkan ucapannya itu.

Terlihat kebimbangan merajai hati Nack, yang tampak dari wajahnya. Namun akhirnya ia pun mengambil keputusan, yang pastinya terbaik bagi dirinya sendiri dan masa depannya.

"Mark, aku ikut denganmu untuk mencari keberadaan patung Budha Giok itu," timpal Nack, dengan penuh kemantapannya.

"Apakah, setelah kita mendapatkan patung Budha Giok itu, kau akan menyerahkannya kepada Pimpinanmu?" tanya Mark dengan penuh selidik. Yang membuat keheningan pun terjadi, walaupun itu hanya sejenak.

"Tidak Mark, aku tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku telah memutuskan keluar dari keanggotaan mereka. Aku sudah lelah hidup seperti itu, menjadi seorang pembunuh bayaran," sahut Nack.

Nack lalu mengeluarkan benda yang mirip ponsel, tapi jauh lebih tipis dan lebih canggih teknologinya, dari dalam saku celananya. Ia pun lalu menghubungi markas besarnya di kota Air Pasifik. Dengan sekali tekan tombol virtual pada layar benda mirip ponsel itu, Nack telah dapat menghubungi markasnya.

Akan tetapi tak ada jawaban yang ia dapat. Hingga akhirnya muncullah hologram Saxon di hadapannya, yang muncul lalu keluar dari dalam layar benda itu. Sebagai bukti kalau ia telah terkoneksi dengan markas besarnya di dalam Kota Air Pasifik.

"Ada apa Nack?, apakah misimu telah gagal?" tanya Saxon, dengan mimik wajah yang penuh dengan kemenangan.

"Itu tidak penting, aku hanya ingin bicara dengan Pimpinan," ucap Nack, dengan dinginnya.

"Sayang sekali, Pimpinan kali ini sedang rapat dengan para pejabat elit kota Air Pasifik. Ada yang ingin kau sampaikan?" tanya Saxon, dengan basa-basinya.

"Ya, dan ini sangat penting sekali," jawab Nack.

"Aku sudah tahu itu. Kau sudah gagal, dan teman-temanmu telah mati, itu pasti pusara mereka. Besar dan pasti mereka tidak kesepian di sana, karena mereka di kubur bersama," hologram Saxon pun menunjuk ke arah pusara besar di belakang Nack.

"Ini sesuai dengan rencanaku. Walaupun sedikit meleset dari rencanaku, kau juga seharusnya ikut mati Nack, di dalam misi itu," jelas Saxon, di dalam hologram itu.

"JADI SEMUA INI RENCANAMU?. BEKERJASAMA DENGAN PARA ROBOT DARI MARS DAN BULAN?. UNTUK MENGHABISI KAMI BERLIMA!" ujar Nack, dengan kerasnya.

"Ya, itu semua adalah rencanaku. Dan aku akan menjalankan rencana alternatifku. Yaitu membuat perselisihan antara kau dan Clark. Dan aku harap kalian berdua mati, hingga akulah yang akan menjadi Pimpinan di kelompok kita," ucapan Saxon itu, membuat emosi Nack memuncak.

"SAXON!, kau itu terlalu berambisi untuk menjadi seorang Pimpinan. Hingga lupa akan arti sebuah persahabatan. Dan dirimu itu telah kehilangan hati nurani!" ucap Nack, dan hologram Saxon pun nampak tertawa.

"Aku tidak peduli dengan semua itu. Aku hanya peduli dengan impianku. Yang sebentar lagi akan menjadi sebuah kenyataan yang pasti," mendengar ucapan Saxon yang semakin tak berarah itu. Akhirnya Mark pun ikut bicara.

"Sudahlah Nack, biar aku saja yang bicara dengan dirinya," kata Mark, berniat untuk ikut campur dalam pembicaraan mereka berdua.

"Jika kau ingin bicara dengan dirinya, bicara saja Mark," jawab Nack, dengan nada yang datar.

"Kau ingin menjadi seorang Pimpinan ya?. Dasar manusia tidak tahu diri. Apa kau sudah lupa dengan kejadian 1 tahun yang lalu. Di mana kau dan 20 lebih temanmu berhadapan dengan ayahku. Hanya kau yang tidak ikut bertarung. Kau malah mengiba, meminta untuk diampuni oleh ayahku. Tapi itu hanya untuk dirimu saja. Bukan untuk teman-temanmu yang tengah sekarat. Karena ayahku merasa iba melihat dirimu. Akhirnya ayahku mengabulkan permintaanmu itu. Yaitu mengampuni nyawamu, plus teman-temanmu. Tapi di depan mata ayahku, kau membantai teman-temanmu yang sudah tidak berdaya itu. Sungguh perbuatan yang sangat biadab. Yang hanya dapat dilakukan oleh seorang pengecut dan pecundang seperti dirimu itu...," ucapan Mark itu, membuat Saxon tak dapat berkata apa-apa lagi. Tapi itu hanya lahsesaat.

"Apakah kau memiliki bukti?" tanya Saxon, seakan ingin mengelak dengan perbuatan yang sudah dilakukannya 1 tahun yang lalu.

Mendengar perkataan dari Saxon. Mark lalu memperlihatkan benda seperti jam tangan berbentuk segitiga. Yang melingkar di tangan kirinya. Merespon atas ucapan dari Saxon.

"Selain profesional, keluarga Well itu teliti. Tidak akan membiarkan setiap kejadian di dalam tugasnya, untuk tidak direkam. Termasuk kejadian itu, terekam di sini. Yang akan tersimpan secara otomatis di database keluarga Well. Yang di pegang langsung oleh kakekku," sahut Mark, berhenti sejenak, lalu melanjutkan perkataannya kembali.

"Jadi, Jika kau ingin menghancurkan bukti itu, maka kau harus ke Puncak Gunung Well, untuk menemui Kakekku. Tapi aku rasa, orang sepertimu itu, mana berani melakukannya. Jangankan ke Puncak Well, untuk menemui Kakekku, sampai di kaki Gunung Well pun. Pasti kau sudah ketakutan setengah mati," ucap Mark sambil, tersenyum sinis ke arah hologram Saxon.

"Karena sudah ketahuan, baiklah akan aku akui. Jika semua itu memang perbuatanku. Jadi kau itu, adalah Mark Well ya?" sahut Saxon, akhirnya mengakui semua perbuatannya itu.

"Ya betul sekali, aku adalah Mark Well!" jawab Mark, dengan penuh percaya dirinya.

"Salam kenal, anggota terlemah dalam keluarga Well...," kata Saxon, yang seakan meremehkan Mark. Tapi tak dihiraukan oleh Mark sama sekali. Karena ia lebih terfokus dengan apa yang telah dilakukan oleh Saxon.

"Kau itu, memang sungguh iblis dari neraka yang di utus ke Bumi untuk membuat kekacauan, dan mengadu domba orang. Tapi biarlah waktu yang akan menentukan siapa yang akan berakhir terlebih dahulu, kau atau aku," ucap Mark, dengan tegasnya.

Mark terlihat kesal melihat hologram Saxon. Ia pun lalu menyuruh Nack untuk menghentikan telekomunikasi hologram di antara mereka.

"Nack hentikan saja hubungan telekomunikasi hologram ini. Kita hanya membuang waktu saja berbicara dengan dirinya, yang bagiku hanya sampah...," ujar Mark, sambil menatap hologram Saxon dengan sinisnya.

"Baiklah Mark," Nack pun lalu menekan sebuah tombol virtual pada layar benda itu. Dan hologram Saxon lalu, menghilang saat Nack melakukan hal itu.

"Nack, aku curiga kalau dirinya itu adalah anggota dari kelompok Gura-Gura Baru. Dahinya ditutupi oleh perban hitam. Ciri khas Gura-Gura Baru adalah, adanya tato pada dahinya, dengan huruf 'G' besar. Dengan nomor keanggotaan di dalam lingkaran huruf 'G' besar. Untuk menyakininya, aku akan menganalisa gambar dirinya yang telah terekam di benda ini. Dengan data base keluarga Well."

Mark lalu menekan tombol benda seperti jam yang berbentuk segitiga. Yang bernama Jim Well, yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga Well. Saat Mark menekan tombol itu. Muncullah rekaman hologram Saxon tadi di hadapannya. Lalu muncullah sebuah gambar, seperti sebuah sistem keanggotaan sebuah kelompok. Dengan kotak bernomor 1 berada paling atas. Nomor 2, 3, 4 dan 5 di bawahnya. Nomor 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 berada di bawahnya. Nomor 12, 13 dan 14 di bawahnya. Dan nomor 15, 16, 17 dan 18 berada pada urutan paling bawah.

Mark lalu menekan tombol pada Jim Well kembali. Dan tiba-tiba saja gambar Saxon muncul pada kotak nomor 18, pada area berwarna biru. Sedangkan kotak lainnya kosong. Tapi kotak nomor 12 dan 13, tampak telah tersilang oleh tanda 'X', yang menandakan mereka berdua telah mati, yang dibunuh oleh Er Well 10 tahun yang lalu.

"Oh!, rupanya ia anggota Gura-Gura Baru nomor 18. Pada level paling rendah, pada area biru. Pantas saja ia memiliki ambisi yang begitu besar, untuk menjadi seorang Pimpinan. Nack ternyata kelompokmu telah disusupi oleh kelompok Gura-Gura Baru. Hal ini sangat berbahaya bagi Pimpinan dan kelompokmu," ucap Mark, dengan penuh keseriusanya.

"Jadi ia anggota Gura-Gura Baru, pantas saja ia tidak memiliki hati nurani. Mark apa kau bisa memperlihatkan foto anggota Gura-Gura Baru lainnya?" tanya Nack, dengan penuh kekesalannya itu.

"Sayangnya, tidak bisa Nack. Jim Well ini hanya bisa menginput data. Lalu mengeluarkan hasilnya. Jika tidak cocok dengan apa yang kita cari. Maka benda ini tidak akan meresponsnya. Tapi aku bisa menjelaskan keanggotaannya. Tapi soal anggotanya, hanya Kakekku saja yang tahu, siapa-siapa saja mereka. Apa kau ingin tahu sistem keanggotaan mereka Nack?" jelas Mark, lalu bertanya kepada Nack.

"Sepertinya, mau tidak mau, aku harus berhadapan dengan mereka. Jadi tidak ada salahnya, jika aku mengetahui sistem keanggotaan mereka?" timpal Nack, dan Mark pun lalu menjelaskannya.

"Kotak nomor 1 yang berada pada area 4 warna, itu adalah Pimpinan mereka. Konon kekuatannya selevel dengan Kakekku, yaitu level S. Kotak nomor 2, 3, 4 dan 5 yang berada pada area merah adalah kelompok inti dari Gura-Gura Baru, mereka berempat adalah pelindung Ketua Gura-Gura Baru. Kekuatan mereka berada pada level A atas, kurang lebih selevel kekuatannya dengan ayahku. Sedangkan kotak nomor 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 yang berada pada area kuning, adalah kelompok atas Gura-Gura Baru. Kekuatannya berada pada level A menengah. Sedangkan kotak nomor 12, 13 dan 14 berada pada area hijau, yang merupakan kelompok menengah Gura-Gura baru. Kekuatannya berada pada level A bawah. Nomor 12 dan 13 telah dihabisi oleh ayahku, makanya kotak nomor 12 dan 13 telah diberi tanda X. Dan ada rumor kalau mereka akan merenggut anggota baru untuk mengisi nomor 12 dan 13 yang telah kosong. Aku takutnya Pimpinanmu itu salah satu incarannya. Untuk mengisi tempat kosong itu. Sedangkan nomor 15, 16, 17 dan 18 adalah kelompok paling bawah yang berada pada area biru. Merekalah yang paling sering berkeliaran dan membuat kekacauan. Kekuatan mereka selevel dengan kita yang berada pada level B," jelas Mark, dengan panjang lebarnya.

Setelah menjelaskan sistem ke anggotaan dari kelompok Gura-Gura Baru. Mark lalu menekan tombol pada Jim Well. Yang membuat seluruh hologram di hadapannya pun lalu menghilang, tanpa jejak sama sekali.

"Mengerikan sekali jika Pimpinanku, dijadikan anggota oleh mereka. Aku tidak bisa membayangkan apa jadinya dirinya nanti, Jika hal itu yang benar-benar terjadi," ucap Nack sambil melepaskan pandangannya ke langit biru.

"Jangan terlalu dipikirkan akan hal itu. Itu hanya prediksi pribadiku saja," timpal Mark, dengan tenangnya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang Mark?" tanya Nack, sambil bangkit dari duduknya.

"Aku tidak tahu, tapi mungkin saja Jean Kecil tahu apa yang harus kita lakukan selanjutnya," Mark pun memandang ke arah Jean kecil.

"Jean kecil, apakah kau tahu, siapa pencuri patung Budha Giok itu?" tanya Mark, dengan penuh harap, akan mendapat jawaban yang pasti dari robot kloning itu.

"Ya aku mengetahuinya. Ia seorang pria berjubah merah. Yang di tangan kirinya terdapat sebuah cambuk yang elatis dan fleksibel. Dengan cambuk itu, ia berhasil mengambil patung Budha Giok itu. Dengan terlebih dahulu memecahkan pelindung maya yang melindunginya," tutur Jean kecil, menjelaskan kejadian yang ia lihat itu.

"Pasti ia orang yang hebat. Paling rendah ia memiliki kemampuan setingkat dengan diriku. Sepertinya pekerjaan ini tidak semudah yang aku bayangkan sebelumnya. Prediksiku sedikit meleset...," Mark pun memandang ke arah depan, dengan pikiran yang kacau dan tanda tanya besar di benaknya.

"Siapakah orang yang mencuri patung Budha Giok itu?" ucap Mark berbicara sendiri. Yang dijawab oleh Nack.

"Mungkin saja ia anggota kelompok Gura-Gura Baru, Mark?" kata Nack.

"Tidak mungkin, cara bergerak mereka tidak seperti itu," jawab Mark.

"Mark, kau tidak perlu banyak berpikir dan berspekulasi, tentang siapa pencuri patung Budha Giok itu. Karena aku sempat melepaskan alat pelacak yang berukuran sangat mini. Ke arah patung Budha Giok, yang berhasil menempel di patung itu. Semoga saja alat itu bekerja dengan baik," ucap Jean Kecil.

Jean Kecil, lalu mengeluarkan sebuah alat seperti ponsel layar sentuh mini yang berukuran dimensi sangat tipis, yang merupakan sebuah radar pelacak dari dalam saku bajunya yang terlihat besar bagi ukuran tubuh Jean Kecil itu. Dan lalu ia pun mengaktifkannya.

Terlihat dua titik di layarnya. Satu berwarna hitam yang tidak bergerak. Dan satu lagi berwarna merah yang terus bergerak ke arah tenggara dan menjauhi titik hitam itu.

"Mark, Nack lihatlah. Titik hitam ini adalah radar ini dan kedudukan kita berada saat ini. Sedangkan titik merah ini, adalah keberadaan alat pelacak itu," ujar Jean Kecil, memberi penjelasan kepada Mark dan Nack.

"Jadi kita bisa melacak keberadaan patung Budha Giok itu?" tanya Mark, dengan penuh selidik.

"Ya seperti itulah," jawab Jean kecil. Sambil melepaskan senyumnya ke arah Mark.

"Apakah sekarang kau tahu, di mana keberadaan patung Budha Giok itu?" tanya Mark kembali.

"Mungkin 500 km ke arah tenggara dari tempat ini," timpal Jean Kecil.

Mark lalu menekan tombol pada Jim Wellnya kembali, untuk mencari koardinat yang disebutkan oleh Jean kecil.

 

Dan peta hologram pun muncul di hadapan Mark.

"Apa!, itu koardinat Kota Angkasa Khatulistiwa. Apakah mungkin orang itu berasal dari sana?" seru Mark agak terkejut. Ketika melihat peta hologram itu

"Mungkin saja Mark. Dan itu kemungkinan besarnya," sahut Jean Kecil.

Mark lalu menekan Jim Wellnya kembali, untuk memperbesar peta itu menjadi 1000 kali lipat. Hingga terlihat rumah Tuan Jhon pada hologram itu. Mark benar-benar kesal, mendapati kenyataan seperti itu. Pencuri Patung Budha Giok, ternyata berasal dari rumah Tuan Jhon Swett. Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa yang terkenal kikir dan tamak.

"Ternyata benar, aku seperti mengenal daerah ini. Ini rumahnya Tuan Jhon Swett. Jadi ia ingin bermain-main denganku. Baiklah akan aku layani permainanmu itu, Jhon Sweet keparat!. Dasar licik pantas saja ia belum mentrasfer uang muka untuk pekerjaan ini," ucap Mark dengan tegasnya, sambil mengepalkan tangan kanannya itu.

"Mark, titik merah itu telah berhenti, di tempat yang kau maksud. jika kau sudah tahu tempat itu, sebaiknya. Secepatnya kita ke sana. Kita akan membuat kejutan dengan cara menyusup ke sana," ucap Jean Kecil.

"Ya, kita akan membuat kejutan dan kekacauan di sana. Aku tidak suka dipermainkan dan diperlakukan seperti ini olehnya, ingin mendapatkan sesuatu tanpa mengorbankan sesuatu!" tutur Mark, dengan penuh kemarahannya. Lalu menekan Jim Wellnya, hingga peta hologram itu pun hilang dari hadapan mereka.

"Sebaiknya kita berangkat sekarang," Mark pun berjalan. Sedangkan Jean kecil menaruh radar itu kembali pada saku bajunya.

"Gunakan pesawat hyper jetku Mark," tawar Nack, kepada Mark. Yang berjalan di belakang Mark.

"Tidak perlu Nack, bukannya kita ingin menyusup ke sana. Jadi kita tidak memerlukan pesawat hyper jetmu. Lebih baik kita gunakan shen kita saja. (Shen : adalah sejenis tenaga dalam yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja), untuk membentuk sayap dan terbang ke sana. Aku yakin dengan kemampuan yang kita miliki. Kita akan tiba di sana dalam waktu 1 jam ke depan," timpal Mark, lalu mengeluarkan shennya. Hingga ada seperti cahaya berwarna biru yang keluar dari dalam punggungnya, yang membentuk sayap. Begitu juga dengan Nack.

"Baiklah Jika itu keinginanmu, aku akan mengikuti caramu itu" ucap Nack

"Jean kecil, cepat kau naik ke pundakku, dan berpeganglah yang erat. kita akan berangkat sekarang," ucap Mark, memberi perintah kepada Jean Kecil.

"Baiklah Mark," Jean Kecil pun lalu melakukan yang diperintahkan oleh Mark. Lalu mereka pun terbang dengan sayap shennya, menuju ke arah tenggara.

Terlihat mereka terus meninggi dan meninggi, diiringi oleh Matahari senja, yang semakin meredup di langit tanpa batas. Yang sedang menuju ke peraduannya.

 

Terpopuler

Comments

Arief Kurniawan

Arief Kurniawan

alat seperti ponsel layar sentuh mini.? mbok ya diberi nama, Holopad atau apa gitu, jadi menjelaskan SEPERTI LAYAR SENTUH MINInya sekali saja.. gak diulang² tiap menyebut benda itu.. kesannya aneh banget bacanya...

2021-07-14

1

Kimi Nalan Syarif

Kimi Nalan Syarif

mungkin...

2019-12-14

1

Andry Chang

Andry Chang

ud ada filmnya yg jacky chan

2019-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2 Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3 Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4 Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5 Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6 Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7 Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8 Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9 Bab 9 (Kepedihan Nack)
10 Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11 Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12 Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13 Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14 Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15 Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16 Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17 Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18 Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19 Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20 Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21 Bab 21 (Jean Tertangkap)
22 Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23 BAB 23 (Kesadaran Jean)
24 Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25 Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26 Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27 Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28 Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29 Bab 29 (Permintaan Nack)
30 Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31 Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32 Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33 Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34 Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35 Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36 Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37 Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38 Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39 Penggambaran Karakter #1
40 Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41 Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42 Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43 Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44 Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45 Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46 Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47 Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48 Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49 Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50 Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51 Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52 Bab 51 (Pil Api Neraka)
53 Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54 Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55 Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56 Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57 Bab 56 (Penyerang Gelap)
58 Bab 57 (Mengatur Siasat)
59 Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60 Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61 Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62 Bab 61 (Gunung Hayded)
63 Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64 Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65 Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66 Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67 Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68 Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69 Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70 Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71 Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72 Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73 Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74 Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75 Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76 Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77 Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78 Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79 Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80 Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81 Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82 Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83 Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84 Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85 Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86 Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87 Bab 86. (Saling Mengejar)
88 Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89 Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90 Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91 Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92 Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93 Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94 Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95 Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96 Bab 95. (Aksi Chan)
97 Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98 Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99 Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100 Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101 Bab 100. (Pencegatan Chan)
102 Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103 Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104 Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105 Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106 Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107 Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108 Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109 Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110 Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111 Bab 110. (Tertipu)
112 Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113 Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114 Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115 Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116 Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117 Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118 Bab 117. (Kebimbangan)
119 Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120 Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121 Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122 Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123 Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124 Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125 Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126 Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127 Bab 126. (Permainan Takdir)
128 Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129 Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130 Bab 129. (Panglima Hoa)
131 Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132 Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133 Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134 Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135 Bab 134. (Warisan dari Guru)
136 Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137 Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138 Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139 Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140 Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1 (Negosiasi yang Alot) Arc : Misteri Patung Budha Giok
2
Bab 2 (Jean, Peramal Dengan Ketepatan 100%)
3
Bab 3 (Nack, Anggota Pembunuh Bayaran Kota Air Pasifik)
4
Bab 4 (Jean Kecil, Gabungan Robot dan Kloning)
5
Bab 5 (Saxon Sang Penghasut)
6
Bab 6 (Jasad Jeni Dicuri)
7
Bab 7 (Kuil Tempat Patung Budha Giok)
8
Bab 8 (Bentrokan Dengan Pasukan Robot Bulan-Mars)
9
Bab 9 (Kepedihan Nack)
10
Bab 10 (Kematian Komandan Merah dan Perak)
11
Bab 11 (Mengejar Pencuri Patung Budha Giok)
12
Bab 12 (Pertaruhan 2 Sahabat)
13
Bab 13 (Kemunculan 2 Raja Robot)
14
Bab 14 (Master Waktu Yang Misterius)
15
Bab 15 (Hasutan Saxon, Anggota Gura-Gura Baru nomor 18)
16
Bab 16 (Terbongkarnya Kedok Saxon)
17
Bab 17 (Jebakan Axel, Gura-Gura Baru Nomor 16)
18
Bab 18 (Akhir Dari Saxon)
19
Bab 19 (Pengejaran Jean Kecil)
20
Bab 20 (Clark Menjadi Wasit)
21
Bab 21 (Jean Tertangkap)
22
Bab 22 (Kasandra, Dewi Peramal dari Gura-Gura Lama)
23
BAB 23 (Kesadaran Jean)
24
Bab 24 (Pertemuan Kasandra dan Pusia di Bulan)
25
Bab 25 (Suku Bulan Sabit Merah Murni)
26
Bab 26 ( Jeni yang Hidup Kembali)
27
Bab 27 (Rasa Khawatir Er Well)
28
Bab 28 (Akhirnya Patung Budha Giok Didapatkan)
29
Bab 29 (Permintaan Nack)
30
Bab 30 (Kebangkitan Leluhur Robot Mars dan Bulan) Arc : Teror dari Masa Lalu
31
Bab 31 (Cahaya-Cahaya Merah dan Putih Yang Menuju ke Bulan)
32
Bab 32 (Pertanyaan-Pertanyaan Besar, Hingga Dran Pergi ke Bulan)
33
Bab 33 (Dibangkitkan Untuk Mati Kembali)
34
Bab 34 (Kekuatan Jeni Ditingkatkan Oleh Marandra)
35
Bab 35 (Pertarungan Hingga Mati)
36
Bab 36 (Kenangan dan Kekuatan)
37
Bab 37 (Berkumpulnya 5 Legenda Gura-Gura Lama)
38
Bab 38 (Terkurung di Dalam Kubah Pengurung Raga)
39
Penggambaran Karakter #1
40
Bab 39 (Pencarian Kenia-Keneo di Bulan)
41
Bab 40 ( Kemenangan Para Manusia Masa Lalu)
42
Bab 41. (Warisan Untuk Para Murid)
43
Bab 42 ( 3 Setan Racun Gurun Iblis)
44
Bab 43 (Pertarungan Para Ahli Racun)
45
Bab 44. (Jurus Fusion Terlarang)
46
Bab 45 (Kematian 3 Setan Racun Gurun Iblis)
47
Bab 46 (Kemunculan Mosa)
48
Bab 47 (Mosa yang Salah Tujuan)
49
Bab 48 (Tujuan Sebenarnya Mosa)
50
Bab 49 (Mencari Manusia-Manusia Terkuat)
51
Bab 50 (Dewi Api dan Dewi Angin)
52
Bab 51 (Pil Api Neraka)
53
Bab 52 (Kemarahan Dewi Angin)
54
Bab 53 (Amukan yang Sia-Sia)
55
Bab 54 (Serangan keputus-asaan)
56
Bab 55 (Tidurlah Angin-Api)
57
Bab 56 (Penyerang Gelap)
58
Bab 57 (Mengatur Siasat)
59
Bab 58 (Aksi Para Duplikat)
60
Bab 59 (Akhir dari 5 Orang Terkuat di Bumi)
61
Bab 60 (Lahirnya Gura-Gura)
62
Bab 61 (Gunung Hayded)
63
Bab 62. (Kompromi Rahasia)
64
Bab 63. (Pertarungan Pura-Pura)
65
Bab 64 (Kemunculan Gadis Bertopeng Emas)
66
Bab 65. (Lahirnya Gunung Well)
67
Bab 66. (Pongkha-Pongkhi)
68
Bab 67. (Pertarungan yang Seimbang)
69
Bab 68. (Jurus Naga Kembar)
70
Bab 69. (Lahirnya Pulau Gura-Gura)
71
Bab 70. (Hancurnya Pulau Gura-Gura)
72
Bab 71. (Amukan Pongkha-Pongkhi)
73
Bab 72. (Pertemuan Tak Terduga Jean dan Clark)
74
Bab 73. (Tapak Pongkha dan Pongkhi)
75
Bab 74. (Kekuatan Pongkhakhi)
76
Bab 75. (Kekalahan Pongkhakhi)
77
Bab 76. (Hancurnya Duplikat Chen)
78
Bab 77. (Kekacauan di Gunung Well)
79
Bab 78. (14 Formasi Kematian Gunung Well)
80
Bab 79. (Kematian 15 Kloningan Or Well)
81
Bab 80. (Chen Tiba di Puncak Gunung Well)
82
Bab 81. (Musnahnya Kloningan Or Well Murni)
83
Bab 82. (Kehancuran Gunung Well)
84
Bab 83. (Kepedihan Dalam Pencarian)
85
Bab 84. (Kemarahan Hay dan Ded)
86
Bab 85. (Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
87
Bab 86. (Saling Mengejar)
88
Bab 87. (Pancaran-Pancaran Shen Pertarungan Chen)
89
Bab 88 (Kekuatan Gadis Bertopeng Emas)
90
Bab 89. (Chen VS Duplikat Gadis Bertopeng Emas)
91
Bab 90. (Pasukan Khusus Humsha)
92
Bab 91. (Kekalahan 3 Kepang Bersaudara)
93
Bab 92. (Pelepasan Tubuh Kutukan Hay dan Ded)
94
Bab 93. (Pertemuan Jeni dan Syam)
95
Bab 94. (Chan Si Kepang Dua)
96
Bab 95. (Aksi Chan)
97
Bab 96. (Pertarungan Cambuk)
98
Bab 97. (Telepati 3 Kepang Bersaudara)
99
Bab 98. (Menunggu Ramalan dan Takdir)
100
Bab 99. (Perintah dari Masa Lalu)
101
Bab 100. (Pencegatan Chan)
102
Bab 101. (Hancurnya Bumi)
103
Bab 102. (Mata Semesta Pengendali Waktu)
104
Bab 103. (Mata Semesta Penghilang Ingatan Mata Langit Super)
105
Bab 104. (Pertemuan Para Anak Muda)
106
Bab 105. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama Vs Chen)
107
Bab 106. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #2)
108
Bab 107. (Pertarungan 5 Legenda Gura-Gura Lama VS Chen #3)
109
Bab 108. (Jarum Sejuta Tubuh)
110
Bab 109. (5 Kekuatan Dalam Satu Tubuh)
111
Bab 110. (Tertipu)
112
Bab 111. (Sebuah Pertolongan)
113
Bab 112. (Pertarungan Keneo dan Chen)
114
Bab 113. (Kematian Chen Si Kepang Tiga)
115
Bab 114. (Kemenangan dan Ancaman)
116
Bab 115. ( Kekhawatiran Anak Terhadap Ayahnya)
117
Bab 116. (Jelmaan Patung Budha Giok)
118
Bab 117. (Kebimbangan)
119
Bab 118. (Rahasia Jean Kecil)
120
Bab 119. (Jean Kecil, Sang Pusaka Jean)
121
Bab 120. (Harapan yang Telah Musnah)
122
Bab 121. (Jebakan Para Mantan Anggota Gura-Gura Baru Biru)
123
Bab 122. ( Kematian dan Perjuangan Untuk Hidup)
124
Bab 123. (Pertolongan Kenia-Keneo)
125
Bab 124. (Pergi Menembus Jarak)
126
Bab 125. (Kembali Ke Tubuh Chin)
127
Bab 126. (Permainan Takdir)
128
Bab 127. (Pertemuan Chan dan Chin)
129
Bab 128. (Sang Pencuri Kitab Penyerap Raga)
130
Bab 129. (Panglima Hoa)
131
Bab 130. (Jurus Portal Waktu)
132
Bab 131. (Menuju Tujuan Terakhir)
133
Bab 132. (Perbincangan Antar Masa)
134
Bab 133. (Kedatangan Humsha Ke Masa Depan)
135
Bab 134. (Warisan dari Guru)
136
Bab 135. (Pertarungan Terakhir)
137
Bab 136. (Pengorbanan Chan)
138
Bab 137. (Transaksi Dewi Kipas Ungu)
139
Bab 138. (Perjuangan Hidup Manusia Masa Depan) ~ Tamat
140
Manusia Masa Depan 2 Bab 1. (Era Baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!