Sementara itu di tempat lainnya, tampak Clark masih terbelenggu oleh cambuk Franco. Clark terlihat merasa sangat bersalah kepada Nack. Wajahnya menunduk ke tanah. Tak berani menatap Nack. Kukunya pun telah berubah kembali ke warna semula, yang tak berwarna hitam lagi. Pertanda kukunya telah tak mengandung racun lagi.
"Nack, maafkan aku. Telah menuduhmu sebagai pengkhianat, dan hampir saja membunuh dirimu. Aku memang Pimpinan yang tidak berguna, dan mungkin tidak pantas untuk menjadi seorang Pimpinan...," ucap Clark lirih tapi tegas.
Dan Nack lalu menghampiri Clark.
"Fran, lepaskan dia," ucap Nack.
Mendengar akan hal itu, Franco segera melepaskan belenggu cambuknya dari diri Clark.
"Jangan bicara seperti itu, Pimpinan. Kita sebagai manusia wajar saja berbuat kesalahan. Yang penting bagiku, kau percaya kepada diriku, Pimpinan," kata Nack, yang kini telah berada di hadapan Clark.
"Mulai sekarang jangan panggil aku Pimpinan, kelompok kita telah aku bubarkan. Biar 5 anggota yang tersisa, aku bebaskan untuk memilih jalan hidupnya masing-masing. Nack mulai sekarang, panggil aku Clark saja," kata Clark, lalu memeluk erat-erat tubuh Nack.
"Baiklah Clark," jawab Nack.
Dan tanpa disadari oleh mereka semua, Saxon telah berada 10 meter di belakang mereka semua. Ia tersenyum siap menjalankan rencananya untuk menyebak mereka semua.
"Wah, wah...!, rupanya kalian sudah rujuk kembali ya?. Ternyata rencana terakhirku gagal juga, aku harus bagaimana lagi ya?" ucap Saxon, berusaha memancing emosi Clark.
"KAU!. PENGKHIANAT!, SAXON!" teriak Clark, dengan penuh emosinya.
"Dia bukan hanya seorang pengkhianat, Clark. Tapi dia juga anggota Gura-Gura Baru nomor 18 dari kelompok biru," jelas Nack, yang membuat Clark semakin emosi.
"Sepertinya aku sudah tidak harus menyembunyikan indetitasku yang sebenarnya. Ya, akulah anggota Gura-Gura Baru nomor 18 dari kelompok biru," ucap Saxon, sambil melepas perban hitam yang melekat di dahinya selama ini. Hingga terlihatlah rajah huruf 'G' yang bertuliskan angka 18 di dalam lingkaran yang berwarna biru.
Melihat akan hal itu, Clark sudah tak mampu lagi menahan emosinya. Ia lalu lepaskan pelukannya kepada Nack, lalu berlari untuk menghampiri Saxon.
"KAU AKAN AKU BUNUH..., SAXON!" teriak Clark, dengan sangat kerasnya.
"Buktikan, jangan hanya bicara saja. Jika kalian semua merasa hebat, kejar dan tanggaplah aku," Saxon lalu berlari menuju ke tempat, di mana perangkap telah dipasang oleh Axel.
Clark lalu mengejar Saxon, yang diikui oleh Nack, Franco dan Mark. Sedangkan Jean Kecil tampak ragu, firasatnya mengatakan hal buruk akan terjadi pada mereka berempat.
"Mark, jangan-jangan ini hanya sebuah jebakan," ucap Jean kecil, berusaha mengejar Mark.
"Kalaupun ini sebuah jebakan, memang apa hebatnya si sampah pecundang itu. Aku rasa Nack pun dapat mengalahkannya. Jadi kau jangan Khawatir, lebih baik kau tunggu saja kami di sini," jawab Mark, Lalu benar-benar meninggalkan Jean Kecil sendirian di tempat itu.
"Firasat ini begitu kuat. Apapun risikonya, aku akan mengikuti mereka dari jauh," Jean Kecil, lalu berlari kembali mengikuti larinya Mark, yang sudah sangat jauh berada di depannya.
Saxon yang terus berlari seakan tak mengenal lelah itu. Akhirnya tiba juga, 1 meter di belakang jebakan yang dibuat oleh Axel. Ia lihat tanda 'X' pada 2 pohon besar itu. Dan ia pun lalu berhenti sejenak.
"Di depanku, itu adalah jebakan yang dibuat oleh Axel. Sebaiknya aku berhenti di depan jebakan itu. Aku akan berpura-pura kelelahan saja. Agar mereka berempat berhenti tepat di atas jebakan itu. Wah, Clark mulai terlihat sekarang. Sebaiknya aku lakukan hal itu sekarang," ucap Saxon di dalam hatinya, lalu melompati jebakan itu. Dan berhenti 2 meter di depan jebakan itu.
"Rupanya kau sudah kelelahan ya?. Pengkhianat plus penyusup dari Gura-Gura! Baru?" ujar Clark ikut berhenti, tapi tepat di atas jebakan itu. Yang diikuti oleh Nack, Franco dan Mark.
"Sebenarnya dan sejujurnya, aku tidak kelelahan. Tapi aku malah bahagia. Karena kalian sudah kena...!!" kata Saxon, beriringin dengan munculnya jaring dari dalam tanah. Yang segera mengurung mereka berempat.
"KENA DALAM JEBAKANKU. Ha...!" Saxon lalu tertawa lepas.
"DASAR LICIK!. LEPASKAN KAMI!" teriak Clark, sembari meronta di dalam jaring itu.
"Aku bukannya licik, Clark. Tapi ini perintah dari Pimpinan Gura-Gura Baru kelompok biru," sahut Saxon, dengan senyum penuh kemenangan.
"Ya, akulah yang memerintahkan pecundang ini untuk membawa dan menjebak kalian di sini. Perkenalkan aku Abel, Gura-Gura Baru nomor 15," ucap Abel, yang tiba-tiba muncul dari dalam pohon besar yang bertanda 'X' di kanan.
"Aku Axel, Gur-Gura Baru nomor 16, pemilik jebakan itu," kata Axel, yang muncul dari dalam pohon bertanda 'X' sebelah kiri.
"Dan aku Adel, Gura-Gura Baru nomor 17," ucap Adel, yang muncul dari atas rerimbunan pohon. Dengan Shennya, Axel lalu mengikat mati jaringnya. Lalu menyeretnya di atas permukaan tanah hutan itu.
"Kalian kelompok Gura-Gura Baru, beraninya hanya memakai cara licik seperti ini," ucap Mark berusaha melepaskan diri dari belenggu jaring, yang membuat mereka berempat terkurung di dalamnya. Tetapi usaha Mark itu, malah membuat mereka berempat semakin erat terkurung di dalam jaring milik Axel.
"Ya, kami akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan kami. Termasuk dengan cara seperti ini. Tuan Well Junior, sebaiknya kau itu jangan memberontak. Karena semakin keras kau lakukan hal itu. Maka akan semakin erat jaring ini membelenggu kalian. Jadi tenang saja, saat kalian tiba di markas kami dan telah kami hadapkan kepada Pimpinan kami, baru aku akan melepaskan kalian. Jadi nikmatilah saat-saat terakhir kalian, sebelum kalian resmi menjadi anggota Gura-Gura Baru dan menjadi rekan kami," sahut Axel, terus berjalan menyeretnya keempat tawanannya itu. Yang diikuti oleh Adel dan Abel, di kiri dan kanan dirinya itu. Sedangkan Saxon berada di belakang mereka.
"Kira-kira Pimpinan akan memberiku hadiah apa ya?" tanya Saxon bicara sendiri. Yang ditanggapi oleh Adel.
"Kau benar Saxon, aku sampai lupa menyampaikan akan hal itu," timpal Adel.
Mendengar ucapan Adel yang berbalik arah, dan menghentikan langkahnya di hadapan Saxon. Saxon pun terpaksa menghentikan langkahnya juga. Yang membuat ia ditinggalkan oleh 2 temannya. Yang terus berjalan ke depan, tanpa mempedulikan apa yang akan dilakukan oleh mereka berdua.
Tampak jari telunjuk kanan Adel, lalu menunjuk ke arah Saxon yang berjarak 1 meteran dari dirinya.
"Kata Pimpinan, Jika kau sudah menjalankan tugas terakhirmu," ucapan Adel itu terhenti sejenak. Karena tiba-tiba saja dari jari telunjuk tangan kirinya. Keluarlah benang baja. Yang langsung melesat dan mengikat leher Saxon dengan kuatnya, secara cepatnya. Hingga ia sulit untuk bernapas.
Saxon tak menyangka Adel akan melakukan hal itu kepadanya, jadinya ia tak sempat untuk menghindar.
"Maka kau pun harus diakhiri juga, itu perintah resmi dari Pimpinan tertinggi Gura-Gura Baru," lanjut Adel lalu tersenyum.
"Kenapa kalian mengkhianatiku?" tanya Saxon, berusaha melepaskan lilitan benang baja milik Adel dengan kedua tangannya.
"Bukannya kau juga seorang pengkhianat?. Jadi rasakanlah, apa itu arti pengkhianatan yang sebenarnya. Lagipula kata pimpinan tertinggi Gura-Gura Baru, nomor 18 sudah diberikan untuk Nack. Sedangkan yang lainnya akan masuk kelompok hijau. Jadi dirimu itu sudah tidak berguna lagi di kelompok Gura-Gura Baru. Maka pergilah kau ke neraka!!" tutur Adel, lalu menyalurkan shennya, ke arah benang bajanya. Dan lalu menariknya kuat-kuat hingga leher Saxon pun putus dan jatuh ke tanah. Beberapa detik kemudian tubuhnya pun menyusul, jatuh ke tanah.
"Selesai juga dirimu, pecundang!. Aku ucapkan selamat jalan ke neraka...," ucap Adel, lalu menarik benang bajanya kembali masuk ke dalam jari telunjuknya.
Setelah membunuh Saxon, Adel lalu menyusul kedua temannya di depan langkahnya. Mark, Franco, Nack dan Clark yang menyaksikan hal itu dari kejauhan, hanya terdiam. Tidak menyangka, bila mereka dapat membunuh temannya sendiri, dengan sangat kejam.
Matahari yang meninggi tak terasa panas di dalam hutan itu. Seakan hutan itu ingin menjadi mantel bagi Clark, Nack, Mark dan Franco yang tengah tertawan di dalam jaring milik Axel. Akibat dari kecerobohan mereka, yang terpancing oleh pancingan dari Saxo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Agus Sugiarto
seru
2021-01-29
0