Zaman es yang telah berlangsung selama beberapa abad. Kini telah membekukan 75% lebih daratan di Bumi. Zaman yang sama, yang pernah terjadi, terakhir kali pada zaman pelosion. Kini terjadi pada Zaman modern.
Akan teapi zaman es kali ini lebih hebat dengan cakupan lebih luas. Di mana 2 wilayah kutub Bumi meluas hingga mendekati lintang 20°. Laut dangkal pun mengering, hanya laut dalam dan samudera-samudera saja yang masih terisi oleh air laut.
Dan di sanalah terdapat dunia samudera, yang terbagi dalam beberapa wilayah Kota Air. Dan salah satunya adalah Kota Air Pasifik, yang merupakan Kota Air terbesar di Bumi pada zaman itu.
Seperti Kota Angkasa yang berada di atas permukaan Bumi. Yang diselubungi oleh kubah pelindung untuk melindungi dari keadaan buruk yang akan menimpa Kota Angkasa dari langit. Begitu juga dengan Kota Air, yang memilki kubah pelindung, yang berfungsi lebih daripada itu. Yaitu untuk menahan air laut masuk ke dalam kota yang berada di dalam samudera.
Dan di sinilah tempat para pembunuh bayaran kelas satu tinggal dan berbaur dengan penduduk biasa Kota Air Pasifik. Yang sekaligus sebagai pelindung kota air itu. Jikalau ada serangan dari kelompok yang ingin membuat kekacauan di dalam Kota Air Pasifik.
Terlihat di markas mereka di sebuah rumah yang berbentuk oval. Mereka sedang mengadakan rapat besar, yang dihadiri oleh seluruh anggota pembunuh bayaran kelas satu kota Air Pasifik. Mereka berjumlah 12 orang. Yang berdiri membuat lingkaran besar, dengan seorang Pimpinan berada di tengah, dengan jarak antara depan dan belakang sejauh 5 meter.
"Pimpinan!, apakah kita ini perlu ikut campur dalam perebutan patung Budha Giok, yang muncul sejak beberapa minggu lalu di dunia bawah?" orang yang dipanggil Pimpinan itu terlihat berada, berdiri di tengah kelompok itu. Ketika mendengar perkataan dari Nack yang memiliki wajah oriental, mata hitam dan rambut hitam belah tengah.
Terlihat Ia pun tersenyum tipis mendengar pertanyaan dari salah satu anggotanya itu. walaupun Ia masih berusia muda. Tetapi ia merupakan ketua dari kelompok pembunuh bayaran kelas satu di kota air itu. Yang merupakan kelompok pembunuh bayaran terkuat di Kota Air Pasifik. Bahkan kelompok pembunuh bayaran terkuat di 7 kota air di Bumi.
"Tentu saja Nack, kita harus ikut campur dalam kompetensi ini. Apalagi harga yang ditawarkan oleh Tuan James sangat tinggi. Yaitu 20 miliar Asiral, sungguh harga yang fantasis. Harga yang ia tawarkan itu kepada kita. Jauh melebihi penawaran dari Tuan Jhon Swett, Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa," jelasnya, dengan wajah tampan tapi dingin, dan memakai sweater berjaring berwarna hijau.
Anggota pembunuh bayaran kelas satu Kota Air Pasifik, yang bernama Nack pun hanya terdiam, mendengar ucapan Pimpinannya. Hanya hati kecilnya yang berbicara. Atas ucapan Pimpinannya, yang bisa dibilang dekat dengan dirinya.
"Hanya uangkah yang ada di dalam pikirannya itu?. Apakah ia tidak ingat, tahun lalu Jack dan yang lainnya, mati terbunuh oleh salah satu anggota keluarga Well, di dalam menjalankan tugasnya itu?" ucap Nack, di dalam hatinya.
Ia pun mulai berbicara kembali, kepada Pimpinan yang bernama Clark.
"Tapi Pimpinan, apakah kau tidak mempertimbangkan risikonya yang teramat besar, jika kita sampai bentrok dengan anggota keluarga Well kembali. Apakah kau sudah lupa, jika tahun lalu. Jack beserta 20 teman kita mati terbunuh oleh salah satu anggota keluarga Well. Di dalam merebutkan samurai emas peninggalan Kekaisaran Jepang dari abad ke 10?" ujar Nack, mengungkit kejadian 1 tahun lalu. Di mana kelompok mereka bentrok dengan Er Well. Yang merupakan ayah angkat dari Mark.
Kejadian itu merupakan bentrokan terhebat dalam sejarah kelompok pembunuh bayaran itu. Di mana 21 satu anggota kelompok itu mati oleh Er Well, di saat mereka merebutkan samurai emas peninggalan kekaisaran Jepang, yang kini tersimpan di Gunung Well. 21 orang itu mati di tangan Er Well seorang diri. Menurut Saxon, salah satu anggota pembunuh bayaran pimpinan Clark. Yang berhasil melarikan diri dari keganasan Er Well, saat membantai rekan-rekannya.
Tampak orang yang dipanggil Pimpinan di dalam kelompok pembunuh bayaran itu pun menatap tajam ke arah Nack. Seakan ia ingin membaca pikiran dan isi hati Nack, melalui kedua matanya itu.
"Ya, aku masih ingat dan tidak akan pernah melupakan akan hal itu. Lalu kenapa!, apakah kau itu takut dengan keluarga Well?. Atau kau itu, jangan-jangan Well fobia?" ucapannya itu bagai menusuk jantung Nack.
Mendengar perkataan dari Pimpinannya. Anggota lainnya pun menatap ke arah Nack. Dengan persepsi mereka masing-masing, terhadap diri Nack.
Dan keheningan pun tercipta sejenak, di antara mereka semua. Tetapi sesaat kemudian, Nack bersuara kembali. Untuk menjawab ucapan Clark.
"Bukannya aku takut dengan mereka, apalagi menjadi Well Fobia. Tapi aku hanya tidak habis mengerti?. Kenapa uang menjadi begitu berarti, daripada nyawa manusia. Bukannya nyawa dan kehidupan itu, adalah anugrah dari Tuhan" jawab Nack, tegas tapi lirih.
"Kau ingin tahu jawabnya Nack" Nack pun menganggukan kepalanya. Tanpa mengeluarkan suaranya.
"Nack, dengan uang kita dapat melakukan apa saja yang kita inginkan. Termasuk untuk membuat kloningan orang yang sudah mati, seperti Jack dan yang lainnya. Atau merubah mereka menjadi manusia setengah robot. Itu sangat mungkin dapat dilakukan oleh uang. Apa kau mengerti dengan jalan pikiranku itu, Nack?" timpal Clark, mempertegas jalan pikirannya kepada Nack dan anak buahnya yang lain.
"Aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu itu, Pimpinan. Dengan menkloning Jack dan yang lainnya. Apakah jiwa mereka akan kembali di sisi kita?, itu tidak Pimpinan. Teknologi kloning hanya bisa mencopy manusia dari segi fisik dan intelegensi saja. Tapi tidak dengan jiwa dan hati mereka, yang kita kenal selama ini. Yang tidak mungkin bisa untuk di kloning," sahut Nack dengan panjang lebarnya. Yang seakan sedang membantah keyakinan dan jalan pikiran Pimpinannya.
"Nack, Nack kau itu selalu saja menantang diriku ini. Tapi itulah yang sangat aku sukai dari dirimu. Selain dirimu..., tidak ada yang berani menentang keputusan yang telah aku buat di dalam kelompok kita. Tapi untuk kali ini, jangan menantang diriku. Ini sudah keputusan final diriku, sebagai Pimpinan kalian...," kata Clark dengan tegasnya, yang membuat suasana tegang pun mulai terjadi di antara mereka.
"Tidak bisa Pimpinan. Keputusan tidak hanya milik dirimu saja. Tapi semua keputusan, ada di tangan semua anggota. Jadi suara terbanyaklah yang dapat menentukan. Ya atau tidaknya, misi ini dapat dilakukan!" timpal Nack tegas, berdiri 5 meteran di hadapan Pimpinannya.
"Jika aku tidak mau, kau itu mau apa?" tanya Clark, seakan ingin menantang Nack. Dengan melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah secara perlahan\-lahan menuju ke arah Nack.
"AKU AKAN MEMAKSAMU!" kata Nack, dengan berteriak.
Usai berkata seperti itu, Nack maju dan berlari, menyerang Pimpinannya. Tapi hal itu dihalangi oleh salah satu anggota lainnya. Ia pun langsung menyerang balik Nack. Dengan tangan kanannya menghantam tubuh Nack, dengan kerasnya. Yang mengakibatkan Nack jatuh terpental ke belakang.
Dan saat hal itu telah terjadi, ada salah anggota kelompok itu yang menghampiri Nack, untuk menolong dirinya.
"Nack kau tidak apa-apa?" tanya Tella, yang merupakan anggota wanita satu-satunya di kelompok pembunuh bayaran itu. Sambil menyodorkan tangan kanannya ke arah Nack. Dengan maksud ingin membantu Nack berdiri. Yang ditepis oleh Nack secara halus.
"Tidak Tell, aku baik-baik saja," jawab Nack, lalu bangkit sendiri, tanpa bantuan Tella.
"Kau sedang tidak berdustakan, Nack?" tanyanya, dengan penuh perhatian yang tulus.
"Tidak Tell, percayalah kepadaku" jawab Nack datar.
Melihat kejadian itu, Pimpinan kelompok pembunuh bayaran itu pun menghampiri Nack. Dengan tergesa-gesa. Seakan ia ingin memastikan, jika Nack baik-baik saja.
"Nack, kau tidak apa-apa?. Tadi aku hanya bercanda. Jangan diambil hati dan dianggap serius. Bukannya aku tidak ingin mengambil keputusan lewat voting, dan menyesetujui usulmu itu Nack. Aku tidak serius, tadi aku ingin ke toilet terlebih dahulu. Kau saja yang terlalu emosi tadi, menganggap ucapanku itu sungguh-sungguh. Tapi sudahlah, anggap hal ini tidak pernah terjadi," jelas Clark, lalu tersenyum ke arah Nack. Yang membuat wajah dinginnya menjadi lebih menarik. Karena senyum yang jarang ia lakukan itu.
Clark lalu melirik ke anak buahnya, yang tadi menyerang Nack. Dengan terjadinya insiden itu. Clark pun mengurungkan niatnya untuk pergi ke toilet.
"Saxon, cepat kau minta maaf kepada Nack atas perbuatanmu tadi," perintah Clark kepada Saxon, yang keningnya selalu dibalut oleh perban hitam.
Tampak raut ketidaksukaan di wajahnya atas perintah Pimpinannya itu. Saxon benar-benar kesal terhadap pimpinannya. Karena selalu membela Nack, seperti anak emasnya saja. Bahkan seperti kekasihnya saja.
"Clark, aku itu tidak salah bukan?. Bukannya itu tugasku untuk melindungi dirimu sebagai seorang Pimpinan," sahut Saxon, dengan kerasnya. Berani membantah ucapan Pimpinannya.
"Ya, aku tahu itu. Tapi tadi pukulanmu itu terlalu keras, Jika hanya untuk memberi pelajaran kepada seorang teman," kata Clark, Pimpinan dari kelompok pembunuh bayaran itu.
Terlihat Saxon yang berambut hitam sebahu, tidak bergerak dari tempat berdirinya.
Melihat sikap angkuh Saxon itu, Nack pun menyadarinya, hingga akhirnya dirinyalah yang mengalah dalam masalah itu.
"Sudahlah Pimpinan ia tidak salah, akulah yang salah...," ucap Nack, sambil tersenyum kecut.
"Ya, kaulah yang salah Nack, bukan aku. Clark, kau saja yang terlalu memanjakan dirinya. Jangan-jangan kau itu menyukainya?" ujar Saxon dengan ketusnya.
"Aku menyukainya atau tidak, itu bukan urusanmu!" jawab Clark, dengan ketus pula.
"Sudahlah!, kalian berdua jangan bertengkar. Sebaiknya kita lakukan usul yang diberikan oleh Nack sekarang juga," kata Tella, berusaha mendinginkan suasana yang semakin memanas.
"Baiklah, kita lakukan sekarang," lalu Clark berdiri di tempat semula.
"Siapa yang setuju, kita mengikuti kompetisi di dalam perebutan patung Budha Giok itu?" tanya Clark, bertanya kepada seluruh anggotanya.
Dan terlihat, hampir semuanya menyesetujuinya yang ditandai oleh jari telunjuk mereka yang mengacung ke atas, kecuali Nack dan Tella.
"Nack keputusan sudah dapat kau lihat hasilnya kan?. Jika kita harus ikut campur juga dalam perebutan patung Budha Giok itu," ujar Clark, menuju ke arah Nack ucapanya itu.
"Sudah tidak ada pilihan lain lagi. Jalan terakhir sudah digunakan," kata Nack di dalam hatinya, lalu berkata kepada Clark.
"Baiklah Pimpinan, aku terima keputusan ini. Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Nack kepada Clark.
"Aku akan mengirim 5 orang dari kalian, untuk mencuri patung Budha Giok itu," jelas Clark, membeberkan rencananya kepada para anak buahnya.
"Mencuri?, bukannya kita ini pembunuh bayaran?" ujar felton, salah satu dari mereka. Dengan rasa keterkejutannya itu.
"Kenapa Felton, apakah kau keberatan?" tanya Clark, yang membuat Felton terdiam. Tak berani menjawab ucapan Clark. Hingga Clark berkata kembali.
"Bukannya, tahun lalu kita pernah mencoba mencuri samurai emas peninggalan Kekaisaran Jepang dari abad ke 10, walaupun kita gagal dalam misi itu. Lalu apa salahnya jika kali ini kita lakukan hal yang sama, mungkin saja hasilnya akan berbeda," jelas Clark.
"Pimpinan, jadi kita sekarang sama seperti keluarga Well, yang berprofesi sebagai pencuri dan pemburu benda antik?," tanya Felton kembali. Akhirnya berani bersuara kembali.
"Ya, bisa dikatakan seperti itu. Keluarga Well juga seperti itu. Kadang mereka berprofesi sebagai pembunuh bayaran seperti kita. Jadi apa salahnya Jika kita seperti mereka sekarang ini. Dan tidak ada salahnya, Jika kita bersikap dinamis seperti mereka," jelas Clark kembali.
Dan suasana hening pun tercipta kembali di antara mereka semua.
"Sudahlah, jangan dibahas akan hal itu lagi. Aku akan menugaskan 5 orang di antara kalian untuk naik ke dunia bawah," ujar Clark, lalu menunjuk 5 anak buahnya, satu persatu dengan jari telunjuk kanannya.
"Felton, Holman, febian, Tella dan kau Nack, sebagai Pimpinanya. Yang akan aku tugaskan dalam misi ini," ujar Clark, dengan penuh keseriusannya.
"Tapi Clark, kenapa aku tidak diikutsertakan. Apakah kau lupa dengan diriku?" protes Saxon terhadap keputusan yang telah diambil oleh Clark.
"Tidak Saxon, aku tidak lupa akan dirimu itu. Tapi untuk kali ini, biarlah Nacklah yang menggantikan peranmu. Bukannya Nack itu sudah lama tidak naik ke dunia bawah. Jadi beri dia satu kesempatan kali ini saja," terlihat raut kekecewaan pada wajah Saxon. Matanya pun menatap tajam ke arah Nack, dengan penuh kebenciannya.
"Awas kau Nack, akan aku jebak dirimu. Dan aku buat hancur dirimu. Aku memiliki teman-teman yang jauh lebih kuat daripada kalian. Kau juga Clark, posisimu sebagai Pimpinan akan segera aku gantikan. Lihat saja nanti, siapa diriku yang sebenarnya. Kalian berdua akan aku adu domba, hingga hubungan baik kalian selama ini akan hancur, dan aku akan menikmati hasilnya nanti," ucap Saxon di dalam hatinya, mengatakan niat buruknya itu.
"Baiklah Clark, kali ini aku akan mengalah kepada dirinya. Tapi untuk lain kali, aku tidak akan mengalah," ucap Saxon dengan angkuhnya.
"Syukurlah, jika kau dapat mengerti dengan keputusanku ini. Lagipula jumlah kita tinggal 12 orang, dirimu lebih dibutuhkan di sini, Saxon. Kau dapat menggantikan posisiku saat aku tidak ada di sini," ujar Clark, yang membuat Saxon menjadi besar kepala.
"Ya, aku siap untuk menggantikan posisimu, Pimpinan...," sahut Saxon dengan tegasnya, dengan makna tersembunyi yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri.
"Sekarang sudah ditetapkan, siapa yang akan menjalankan misi ini. Apakah kalian semua setuju?" tanya Clark kepada semua anggotanya itu.
Terlihat semuanya pun menyesetujui, keputusan Clark itu, termasuk Saxon. Walaupun dalam hatinya, ia tidak menyesetujui akan keputusan itu.
Setelah rapat itu selesai mereka lalu kembali ke tempatnya masing-masing, untuk berkumpul kembali besok di tempat yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments