Jean Kecil yang mengikuti arah Mark dan yang lainnya pergi, dengan hanya berlari lambat. Akhirnya sampai juga di tempat, di mana Saxon tewas.
Jean Kecil lalu berhenti tepat di mana tubuh dan kepala Saxon terpisah. Ia lalu mendekati kepala Saxon, dengan kedua mata masih melotot.
"Perbuatan Mark atau yang lainnya, aku rasa itu tidak mungkin. Sebaiknya aku lihat informasi yang ada di otaknya, sebelum dirinya mati seperti ini. Sebelum informasinya hilang karena telah lama mati," ucap Jean Kecil bicara sendiri, lalu menaruh tangan kanan kecilnya di atas kening Saxon yang telah mati.
Kedua matanya lalu ia pejamkan, berusaha untuk melihat memori apa saja yang ada di dalam otak Saxon yang telah mati. 1 menit kemudian Jean Kecil selesai membaca memori otak Saxon, kedua mata Jean Kecil pun terbuka kembali. Tapi tangannya tetap berada di kening Saxon.
"Sudah aku duga, bukan Mark atau yang lainnya. Yang membunuh dirinya. Tapi temannya sendirilah yang telah membunuh dirinya. Sungguh mereka semua tidak memiliki kesetiakawanan terhadap kawannya sendiri. Kau sungguh malang, Saxon. Mengkhianati teman tapi dikhianati oleh temanmu sendiri. Tapi biar bagaimanapun kau telah memberiku informasi, apa yang sebenarnya terjadi dengan Mark dan yang lainnya. Sebagai balasannya, aku akan menguburkan jasadmu di sini," Jean Kecil, lalu menyambungkan kepala Saxon dengan tubuhnya yang terpisah. Dengan jarum, dan benang jahit yang dimiliki oleh Jean Kecil. Yang diambil dari dalam saku bajunya.
"Kata Kakak, orang mati itu matanya harus tertutup. Bukan melotot seperti ini," kata Jean Kecil, lalu menutup kedua mata Saxon yang melotot. Dengan cara mengusapkan tangan kanannya, ke mata Saxon.
Ia lalu menancapkan 4 jarum di sekeliling tubuh Saxon, hingga membentuk seperti segi panjang. Tangan kirinya pun lalu memukul ke tanah.
"BERAKSI!" teriak Jean Kecil.
Tampak secara perlahan-lahan tapi pasti. Daerah yang dikelilingi oleh 4 jarum itu pun amblas ke dalam Bumi, hingga tubuh Saxon ikut masuk ke dalamnya. Sedangkan bagian lainnya naik, lalu jatuh ke arah di mana tubuh Saxon telah berada di dalam Bumi. 2 menit kemudian, tubuh Saxon pun benar-benar telah tertanam di dalam Bumi untuk selama-lamanya.
"Aku telah membalas jasamu, semoga kau tenang di alam sana," ucap Jean Kecil, berniat untuk pergi.
"Sekarang saatnya, aku mengejar mereka. Sepertinya aku harus menggunakan kekuatan penuhku, agar aku dapat mengejar mereka. Masalahnya jika aku terlambat sedikit saja. Dan mereka telah tiba di markas Gura-Gura Baru. Maka kansku akan semakin mengecil untuk dapat menyelamatkan mereka. Aku tidak ingin mereka berempat menjadi anggota Gura-Gura Baru, itu adalah hal terburuk bagi mereka berempat...."
Jean Kecil lalu berlari dengan kecepatan penuh. Untuk mengejar keberadaan Mark dan yang lainnya. Yang tengah dibawa oleh 3 anggota Gura-Gura Baru level bawah untuk dibawa ke markas mereka di Pulau Gura-Gura.
★★♠★★
Sementara itu 3 anggota Gura-Gura Baru yang membawa Mark, Franco, Nack dan Clark. Akhirnya tiba di luar hutan lebat itu. Mereka telah berada 1 km ke arah pantai. Mereka lalu menghentikan langkahnya di tempat itu. Laut biru tampak dari tempat itu dari kejauhan. Yang memiliki ketinggian ±50 meter dari permukaan laut saat itu.
Axel tampak memandang laut itu dengan penuh kenangannya. Entah dirinya tengah mengenang tentang apa, di masa lalunya. Mungkin hanya dirinya saja yang tahu akan hal itu.
"Aku jadi teringat dengan masa kecilku, 20 tahun yang lalu. Keluargaku adalah keluarga nelayan, yang mati dan dibasmi oleh pasukan robot dari Mars dan Bulan. Seluruh nelayan di pantai Semenanjung Sundaland Timur ini dibantai oleh mereka. Hingga tinggal aku dan Adel yang tersisa. Yang diselamatkan oleh Tuan Dran, Pimpinan Gura-Gura Baru kita. Jika tidak ada dirinya, mungkin kita sudah mati, Adel," ucap Axel dengan lirih dan kepedihannya. Mengungkapkan tentang kepedihan hatinya.
"Sudahlah Axel, tidak perlu mengenang masa lalu kita yang pahit itu. Itu hanya membuka luka lama kita saja. Contohlah Abel, yang berasal dari keluarga pemburu. Dan seluruh keluarganya pun habis dibantai oleh pasukan robot Mars dan Bulan. Dia tetap tegar, seakan tidak pernah terjadi apa-apa di dalam hidupnya itu," ujar Adel. Sambil melirik ke arah Abel, yang tersenyum kecut mendengar penuturan rekannya itu.
"Lebih tepatnya, hatiku ini sudah mati rasa, Adel. Sejak peristiwa itu. Aku sudah tidak tahu lagi, apa itu arti keluarga, arti kasih sayang dan sejenisnya. Bagiku semuanya itu adalah sampah. Di hatiku kini yang ada hanyalah dendam. Dan hanya ingin, orang lain merasakan, apa yang kurasakan. Dengan kepedihanku ini," tutur Abel, dengan tatapan hampanya yang memandang ke arah laut lepas.
"Dendam, jadi kita hidup selama ini hanya untuk dendam?. Kepada siapa kita dendam?. 2 Raja Robot Mars dan Bulan sudah mati, apa kita harus membasmi anak buahnya?. Yang tengah diburu oleh para otoritas di Bumi ini, untuk membalaskan dendam kita ini?. Jika hal itu yang kita lakukan, berarti kita ini melanggar perintah Pimpinan. Karena pada intinya, kelompok Gura-Gura Baru adalah kelompok pembuat kekacauan," ucap Adel, lalu duduk di tanah yang diikuti oleh 2 kawannya.
"Aku juga tidak mengerti, kenapa Tuan Dran merekrut mereka menjadi anggota Gura-Gura Baru, 20 tahun yang lalu. Hanya karena dapat membunuh anggota Gura-Gura Baru nomor 10 dan 11 yang lama. Padahal aku rasa, kesetian mereka berdua, sangat diragukan. Buktinya Tuan Dran tidak pernah memerintahkan mereka untuk mengambil patung Budha giok, tapi tetap saja mereka melakukan itu" ujar Axel, terdiam sejenak. Lalu melanjutkan perkataannya kembali.
"Apalagi sampai melakukan penyerangan seperti ini terhadap Bumi. Karena biar bagaimanpun dan sejahat apapun Tuan Dran, ia tidak mungkin melihat Bumi yang dicintainya itu hancur. Paling parah, ia hanya memerintahkan kita membunuh orang-orang yang masih percaya kepada Tuhan, tapi tidak dengan anak kecilnya. Yang ia biarkan hidup dan dipiara di Pulau Gura-Gura, hingga dewasa. Dan menjadi penduduk Pulau Gura-Gura. Lepas dari status penduduk dunia atas, dunia bawah dan dunia samudera," tutur Axel, dengan panjang lebarnya.
"Pulau Gura-Gura, sudah 3 tahun kita tidak pulang. Sekarang seperti apa ya, keadaannya?. Apakah masih seperti dulu, atau sudah banyak yang berubah?. Aku jadi rindu dengan suasana Pulau Gura-Gura," ucap Abel seakan sedang berbicara sendiri.
Mereka bertiga terus berbicara tentang masa lalu mereka, tanpa menghiraukan keadaan Mark dan yang lainnya. Yang masih terkurung di dalam jaring milik Axel yang dibiarkan tergeletak di tanah sejauh 3 meter di belakang mereka bertiga.
"Ternyata mereka bertiga sama seperti kita. Hanya orang-orang kesepian yang kehilangan orang tua. Entah siapa yang lebih beruntung. Kita bertiga yang tidak mengetahui orang tua kita sejak lahir. Atau mereka bertiga, yang mengetahui siapa orang tua mereka, tapi melihat orang tua dan keluarga mereka dibantai oleh pasukan robot dari Mars dan Bulan, di depan mata mereka itu. Hingga mereka pun kehilangan hati seperti itu," ucap Mark, tanpa melibatkan Clark dalam pembicaraannya itu.
"Kita mungkin tidak pernah melihat wajah kedua orang tua kita. Tidak pernah merasakan hangatnya pelukan Ibu dan Ayah kita. Tapi aku rasa diri kita ini lebih beruntung, karena tidak salah asuh. Tidak seperti mereka bertiga, yang di asuh oleh Pimpinan Gura-Gura Baru," kata Nack.
"Ya, kita ini memang lebih beruntung. Walaupun aku ini anak angkat Jhon Swett, Gubernur Kota Angkasa Khatulistiwa. Yang terkenal tamak dan kikir. Tapi aku ini masih memiliki Pusia, guruku yang sangat tampan dan menyayangiku dengan setulus hatinya," sambung Franco, dengan membayangkan wajah Pusia yang tengah melatih dirinya.
"Hidup kalian sepedih itu, ya?. Ternyata aku memiliki teman selain Nack, di dalam kesepian hidupku ini," ujar Clark, tanpa merinci apa masalah hidupnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments