Setelah kematian Raja Robot Mars dan Bulan. Pasukan perang robot 2 koloni Mars dan Bulan, benar-benar menyerang Bumi secara otomatis. Mereka seakan tak terkendali oleh apa dan siapapun. Dengan pesawat tempur, dan jumlah robot yang jutaan jumlahnya. Membuat Bumi kacau balau, baik di dunia atas, dunia bawah dan dunia samudera. Mereka menyerang secara membabi-buta, hingga membuat seluruh otoritas di Bumi bersatu untuk menghadapi serangan itu. Tak terkecuali dengan otoritas Kota Air Pasifik. Mereka meminta bantuan para pembunuh bayaran di kota itu, untuk melindungi Kota Air Pasifik. Dari serangan pasukan robot Mars dan Bulan.
Kelompok Clark adalah salah satunya, dan walaupun kelompok mereka yang tersisa hanya tinggal 7 orang. Tetapi kelompok Clark tetaplah yang terkuat di antara kelompok pembunuh bayaran di Kota Air Pasifik. Kelompok Clark telah berhasil membasmi pasukan robot yang berusaha masuk dan menghancurkan kota Air Pasifik dari segala arah.
"Clark, pasukan robot di kota ini telah kita habisi. Bagaimana rencana untuk mengejar Nack, yang telah mengkhianati kelompok kita, dan bersekutu dengan Mark Well?" ucap Saxon, memanasi Clark. Yang memang telah menjadi panas oleh hasutan Saxon itu.
"Aku akan mengejarnya, ke mana pun ia berlari. Siapapun pengkhianat di kelompok kita, akulah yang akan membunuhnya langsung. Tidak peduli harus berurusan dengan keluarga Well sekali pun. Aku tidak akan takut menghadapinya!" sahut Clark, dengan penuh emosinya.
Sedangkan Saxon tampak tersenyum dengan penuh kemenangannya. Karena telah bisa mengadu domba antara Clark dan Nack. Dengan siasat dan hasutan liciknya itu.
"Tidak disangka ya, anak buah kesayangamu itu, berani mengkhianatimu. Pasti kau sangat kecewa dengan dirinya itu?" ujar Saxon, kembali memanasi hati Clark. Yang membuat Clark semakin panas mendengar perkataan dari Saxon.
"Ya, pasti aku akan menghabisinya. Sebagai obat rasa kecewaku ini terhadap dirinya. Saxon, sebaiknya kau ikut aku naik ke dunia bawah. Kita cari Nack bersama. Aku ingin cepat sembuh, dari rasa kecewaku ini," ajak Clark kepada Saxon.
Dan Saxon pun terdiam sejenak, sebelum menjawab pertanyaan dari Clark. Hanya hatinya yang berbicara.
"Ini kesempatanku untuk menangkap Clark. Tidak bisa membunuhnya, tidak apa-apa. Perintah Pimpinan Gura-Gura Baru lebih penting, daripada kepentinganku itu. Ia diperlukan untuk mengisi posisi kosong di kelompok Gura-Gura Baru. Apa jadinya ya, jika otaknya sudah dicuci oleh Pimpinan Gura-Gura baru?. Pasti ia akan berubah menjadi 100%, menuruti perintah Pimpinan Gura-Gura Baru. Sebaiknya aku segera menghubungi teman-temanku untuk menangkapnya, karena jika sendiri, aku tidak akan sanggup menghadapinya," ucap Saxon di dalam hatinya, sambil mengelus cincin batu berwarna merah yang ada di jari telunjuk kirinya. Untuk mengirim sinyal yang hanya dapat didengar dan diterima oleh kelompok Gura-Gura Baru saja.
"Apakah kita akan membawa anggota yang tersisa?" tanya Saxon setelah terdiam sejenak, agar Clark tidak curiga terhadap dirinya.
"Tidak perlu, mereka tetap di sini. Untuk menjaga dari kemungkinan terburuk yang akan terjadi di kota ini. Dan sebaiknya kita pergi sekarang juga, aku tidak ingin membuang waktuku lagi," tutur Clark, lalu pergi meninggalkan tempat itu. Yang diikuti oleh Saxon dari belakang, dengan senyum penuh kemenangannya itu.
★★♥★★
Sementara itu di dunia bawah, di sekitar daerah sungai Sunda Selatan (sungai yang ada di dalam Laut Jawa sebelum terjadinya zaman es modern) Nack, Franco dan Jean kecil. Berusaha membujuk Mark agar mau memakan ikan bakar yang ditangkap oleh Franco dengan cambuknya. Mereka berempat mengelilingi api unggun yang dibuat untuk membakar ikan yang diambil dari sungai yang pernah teredam oleh Laut Jawa di masa lalunya itu.
"Ayolah Mark, makan ikan ini. Coba rasakan lezatnya daging ikan ini," ucap Franco, sambil memakan daging ikan bakar itu.
"Iya, Mark. Ternyata rasanya tidak kalah enak dengan ikan laut. Ayolah Mark, makanlah," ujar Nack.
"Aku lebih baik makan kapsul energi saja, daripada harus memakan ikan itu," sahut Mark, yang memang tidak suka makan ikan sejak kecil. Apalagi sejak peristiwa, di mana ia harus memakan ikan mentah oleh Kakek Well. Sebagai bagian dari upacara di mana dirinya diterima masuk di dalam keluarga Well.
Mark masih ingat bagaimana wajah ikan yang masih hidup, yang harus ia makan. Ia merasa sangat berdosa dengan hal itu. Dan ia masih ingat bagaimana amisnya rasa ikan mentah itu. Hingga ia pun harus muntah, setelah memakan ikan mentah itu. Yang malah ditertawai oleh Kakek aneh Well.
"Mark, kapsul energi itu hanya berfungsi untuk memberikan energi pada tubuhmu. Bukan untuk membentuk tubuhmu, makanya kau itu terlihat paling kurus. Jika dibandingkan dengan Nack dan Franco," jelas Jean kecil, membandingkan tubuh Mark dengan kedua temannya itu.
"Tidak mau, ya tidak mau. Pokoknya aku benci ikan...!" tegas Mark, tanpa memberi penjelasan yang pasti.
"Ya, sudah jangan dipaksa. Dia itu keras kepala, Jean Kecil. Jika tidak, ya tidak. Aku tahu sifat dasarnya itu. Karena kami bertiga kecil dan tumbuh bersama," ucap Nack.
"Ya, Mark. Kami hanya bercanda ko. Jangan dimasukan ke dalam hati ya," sambung Franco.
Mark pun tersenyum mendengar penjelasan 2 temannya itu.
"Ya, begitu dong. Kita kan teman, jadi harus saling memahami dan memaklumi satu sama lainnya. Jean Kecil, lebih baik kau deteksi keberadaan patung Budha Giok dengan radarmu sekarang. Daripada kau bicara, menyuruhku untuk memakan ikan," kata Mark.
"Baik Mark!" Jean kecil lalu mengeluarkan radarnya dari dalam kantong bajunya. Tidak terlihat dan tak terdeteksi tanda keberadaan patung Budha Giok di layar radar itu.
"Tidak ada tanda-tandanya Mark, patung itu seakan hilang ditelan Bumi," jelas Jean Kecil, memberi penjelasan kepada Mark. Yang lalu berbicara kepada teman-temannya.
"Sebenarnya Master Waktu itu siapa?. Mengaku berusia 2000 tahun. Kakek Well saja yang berusia 100 tahun, sudah merasa bosan hidup. Apa yang telah ia dapat dengan hidup selama itu, selain kekuatan shen level S++?" ucap Mark, memandang ke arah teman-temannya.
"Mungkin saja bisa menembus waktu, sesuai dengan ucapannya itu," ujar Franco, mencoba menerka kemampuan yang dimiliki oleh Master Waktu.
"Jika begitu, pantas saja ia sangat sulit untuk dilacak keberadaannya," ucap Jean Kecil, tampak berpikir tentang sosok Master Waktu, yang masih diselimuti seribu misteri bagi mereka.
Dan tiba-tiba saja Jim Well Mark berkedip-kedip, pertanda ada yang menghubunginya. Di layarnya tertera nama Jean. Mark lalu menekan tombol pada Jim Wellnya itu. Lalu muncullah hologram Jean di hadapanya.
Jean tampak tersenyum, tapi tak bisa menghapus rasa cemasnya itu, pada wajahnya.
"Ada apa Jean, kau menghubungiku?" tanya Mark datar.
"Aku hanya ingin bertanya. Kenapa robot-robot dari koloni Mars dan Bulan, menyerang Bumi secara membabi-buta?" tanya Jean.
"Oh hal itu, 2 Raja Robot mereka telah mati. Jadi secara otomatis pasukan perangnya bergerak dan menyerang Bumi. 2 Raja Robot itu adalah anggota kelompok Gura-Gura Baru bernomor 10 dan 11. Aku tidak tahu, apakah kelompok Gura-Gura Baru akan ikut bergerak, untuk merespons kematian mereka. Atau jangan-jangan mereka malah akan mencari anggota baru, untuk menggantikan posisi anggota mereka yang telah mati?" jawab Mark kepada hologram Jean itu, lalu Mark pun berkata kembali.
"Pasti rumahmu, telah dihancurkan juga oleh pasukan robot itu?" ucap Mark, dan hologram Jean pun terlihat tersenyum kecut.
"Ya, rumahku sudah hancur. Tapi aku telah berhasil membasmi robot-robot yang menghancurkan rumahku itu. Yang menghabisi 2 Raja Robot itu, apakah dirimu dan 2 temanmu yang telah lama berpisah itu?" sahut hologram Jean dengan panjang lebarnya.
"Ya, ini Franco dan ini Nack," Mark pun memperkenalkan kedua temannya kepada Jean.
"Aku Jean, senang berkenalan dengan kalian berdua," ujar hologram Jean sembari tersenyum.
"Tapi Jean, yang menghabisi 2 Raja Robot Mars dan Bulan, bukanlah kami. Tapi seorang yang misterius yang mengaku bernama Master Waktu. Ia juga yang mengambil patung Budha Giok itu dari tangan ayahku, dengan sangat mudahnya. Dan Jean kecil pun tidak mampu mendeteksi keberadaan patung Budha Giok. Yang ia bawa itu, dengan radarnya," ucapan Mark, itu membuat Jean berpikir sejenak. Lalu bicara kembali.
"Pasti orang itu, dia. Orang yang sama. Orang yang telah mencuri jasad ibuku beserta peti mati kaca transparannya itu," tebak Jean.
"Kenapa kau begitu yakin, orang yang kita lihat itu, adalah sama?" tanya Mark.
"Pertama, ia pernah bilang. Ketua Gura-Gura Baru, dan anggota Gura-Gura Lama lainnya. Tidak ada apa-apanya. Jika dibandingkan dengan dirinya. Apalagi hanya menghadapi ayahmu, itu pasti sangat mudah baginya. Kedua, ia tidak bisa terdeteksi keberadaannya. Ia seperti hilang begitu saja, bukan. Saat ia pergi membawa patung Budha Giok yang telah tertanam alat pedeteksi milik Jean Kecil?," ucap Jean, dengan berlebihan ucapannya itu.
"Mungkin benar ia orang yang sama. Tapi untuk apa ia mencuri jasad ibumu?" tanya Mark kembali.
"Untuk dihidupkan kembali, dan dijadikan peramal pribadinya," mendengar perkataan Jean itu, Mark tampak terkejut.
"Apa!, ia memiliki kemampuan untuk menghidupkan orang mati?. Sungguh luar biasa kemampuannya itu. Aku harus cepat ke Gunung Well, untuk menemui Kakek Well, dan membicarakan hal ini," ucap Mark.
"Mark, sudah ya. Para pasukan robot itu datang lagi. Aku harus membasmi mereka dulu. Pokoknya aku akan menyusul kalian ke Gunung Well, secepat mungkin," ujar Jean, lalu memutuskan hubungan hologram itu. Yang membuat hologram Jean menghilang dari hadapan Mark.
"Lebih baik kita ke Gunung Well sekarang," ucap Mark.
Mereka berempat pun meninggalkan tempat itu. Tanpa menyadari jika diri mereka sedang diawasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments