Dragon Devil's merupakan geng motor dengan posisi nomor 1 Amerika, dan Eropa, dikenal sebagai geng motor yang kejam, dan tak kenal ampun, terutama sang ketua geng Arvelio, dia dikenal sebagai sosok pembunuh berdarah dingin dengan julukan King Devil's.
Selain Dragon Devil's, Arvelio juga merupakan Leader dari The Demon's yaitu mafia nomor 1 di dunia, namun tak ada yang mengetahui bahwa Arvelio King Mafia yang paling ditakuti, karena dia selalu menggunakan topeng saat menjalankan misi di dunia bawah sebagai King V.
Si cowok multitalenta yang ahli dalam berbagai bidang.
"Ke mana?" tanya Kenneth datar.
Kenneth Sean Javernest, memiliki sifat cuek, datar, dingin ini menduduki posisi vice chairman Dragon Devil's, dan The Demon's. Prince S adalah nama Ken saat di dunia bawah, dikenal dengan julukan King of Weapons karena keahliannya dalam membuat senjata, selain itu Ken juga penjinak bom, memiliki IQ di atas rata-rata, memiliki wajah yang tampan, alis tebal, bibir sexy, dan hidung yang mancung.
"Markas!" jawab Arvelio singkat.
"Hm!" guman Kenneth.
"Lepas!" ucap Sheila, berusah berontak dalam pangkuan Arvelio.
"Jangan banyak bergerak! Kau bisa membangunkan sesuatu dalam diriku!" bisik Arvelio.
Sheila melotot mendengar bisikan Arvelio, tentu saja dia paham maksud Arvelio, Sheila memukul pundak lelaki itu. "Kau cabul!" ucapnya kesal.
Arvelio hanya mengangkat bahu acuh sebagai jawaban. "Please, aku tidak nyaman seperti ini. Aku tidak akan kabur!" ujar Sheila memohon, mengatup kedua tangannya di depan dada.
Melihat hal itu membuat Arvelio terdiam, dia terus menatap wajah cantik Sheila.
Pemandangan yang sangat indah! Menurut Arvelio, sungguh! Lelaki tampan itu tak mampu mengalihkan pandangan sedetik pun dari wajah Sheila.
Candu! Arvelio sepertinya kecanduan memandang wajah cantik gadis dalam dekapannya saat ini.
Sheila menjadi salah tingkah ditatap dengan intens oleh Arvelio, jatungnya berdetak cepat.
Gugup! Itulah yang dirasakan oleh Sheila saat ini.
Setelah beberapa saat, Arvelio akhirnya mengalah, dan menurunkan Sheila untuk duduk di sebelahnya, lagipula akan bahaya jika gadis itu terus berada di pangkuannya dalam keadaan yang terus berontak.
Kenneth melihat ke arah kaca spion, alis lelaki itu mengernyit heran dan bertanya-tanya. "Siapa gadis yang bersama Arvelio saat ini?" pikirnya.
Melihat tatapan Kenneth pada Sheila membuat Arvelio menatap sepupunya dengan tajam, dia bahkan menendang kursi kemudi. "Fokus! Atau ku congkel matamu!" sarkasnya.
Kenneth meneguk ludah kasar mendengar ucapan sang ice boy itu, dia tentu saja tau bagaimana sifat Arvelio yang tak main-main dengan ucapannya.
Kenneth melajukan mobil ke Markas The Dragon Devil's tanpa melirik ke belakang lagi takut membuat King Devil's terbangun dari tidurnya.
***
Beberapa menit kemudian
Mereka akhirnya tiba di Markas The Demon's, Sheila menatap ke sekelilingnya dengan tatapan bingung.
"Ayo turun!" ajak Arvelio, membuka pintu mobil di sisi gadis cantik itu.
Sheila menatap Arvelio, dia menoleh ke sebelahnya. "Loh, sejak kapan dia turun? Apa dia sebegitu fokus melihat area sekitarnya sampai tidak sadar akan pergerakan Arvelio." pikirnya.
Puk! Arvelio menepuk pelan punggung Sheila, hal itu membuat gadis cantik itu tersentak samar.
"Ayo! Kau tidak mau ganti pakaian? Tidak mungkin kau ke sekolah dengan penampilan seperti itu, kan?" Arvelio sekali lagi mengajak Sheila.
Sheila melihat penampilannya yang kusut, bahkan seragamnya ada cipratan air kotor karena ulah mobil Arvelio, tadi.
Lelaki itu menghela nafas kasar melihat Sheila tetap diam, tanpa aba-aba Arvelio segera menggendong Sheila kembali.
"Eh...!" Sheila kaget saat Arvelio sudah membopong tubuhnya. "Turunkan aku! Aku bisa jalan sendiri!" ucapnya dengan nada protes.
Arvelio tidak menjawab ucapan Sheila, dia masuk ke dalam Markas tanpa memperdulikan tatapan heran anggota gengnya.
Para anggota geng Arvelio saling pandang seolah bertanya satu sama lain. "Siapa gadis yang di bawa King?"
Baru kali ini Arvelio membawa seorang gadis ke dalam Markasnya, tentu saja hal itu membuat para anggota Dragon Devil's sangat penasaran.
Sheila terus berontak ingin melepaskan diri, Arvelio berhenti dan berbisik. "Diam! Atau aku cium!"
Ucapan Arvelio mampu membuat mata Sheila melotot, dia segera menutup mulutnya.
"#%%$..." Sheila berbicara tidak jelas.
"Aku tidak paham bahasa Alien, jika ingin bicara lepaskan tanganmu." ucap Arvelio.
Melepas bekapan mulutnya. "KAUUUU CABULLLL!" Sheila berteriak, membuat Arvelio, dan anggota gengnya kaget mendengar suara cetar membahana dari gadis itu.
"Buset, suara Queen cetarrrr sekali!" ucap salah satu anggota The Dragon Devil's yang ada dalam ruangan itu.
"Memangnya dia Queen? Dari mana kau tau?" tanya anggota lainnya.
"Entahlah, aku hanya asal menjawab saja. Lagipula ini pertama kali King bawa gadis ke sini, siapa lagi kalau bukan kekasihnya." jawabnya.
Mereka yang ada di sana mengangguk mendengar hal itu, "benar juga ya" pikirnya.
"Jangan teriak! Ini bukan hutan!" ucap Arvelio pelan, lalu dia melanjutkan langkahnya ke lantai 2 Markas.
"Ken!" panggil Reyhan.
Reval Reyhan Alexander, atau Prince R menduduki posisi sebagai King of hackers The Demon's dan Dragon Devil's, selain hackers Reyhan juga ahli menembak memiliki sifat friendly. Tapi hati-hati jika berdekatan dengannya, jangan langsung baper karena Reyhan dikenal sebagai playboy cap badak yang memiliki stok kekasih di mana-mana.
Menurutnya, gonta-ganti pacar itu biasa. Apalagi dia masih muda, katanya dia mau menyeleksi gadis yang didekatinya untuk jadi istri agar nanti dirinya tidak menyesal di belakangan.
"Siapa gadis itu?" tanya Jayden.
Jayden Aaron Louise, sering disapa Prince J sebagai King of poison The Demon's dan Dragon Devil's, dia sangat ahli dalam hal racun, penembak jarah jauh, sifatnya 11 12 dengan Ken.
Kenneth hanya mengangkat bahu tanda tidak tau.
Reyhan hanya menghela nafas melihat jawaban si manusia kulkas itu.
***
Arvelio membawa Sheila ke kamarnya.
Sheila melihat ke sekelilingnya, gadis itu tiba-tiba menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Jangan macam-macam!" ucapnya dingin, tatapan tajam.
Arvelio mengangkat alis sebelah. "Memangnya kau mau aku berbuat apa? Hm?" ucapnya, dia mendekat ke arah wajah Sheila. "Sepertinya yang cabul di sini itu kau, aku bahkan tidak terpikirkan sesuatu yang ada di otak kotormu itu, Nona." katanya, disertai senyum smirk.
Sheila mendorong wajah Arvelio untuk menjauh. "Ini penculikan namanya? Aku akan melapor hal ini pada pihak berwajib." ucapnya.
Lelaki itu terkekeh tampan, dia berjalan ke arah sofa dan mengeluarkan satu batang rokok.
Arvelio menatap Sheila. "Boleh?" tanyanya meminta ijin sambil mengangkat korek.
Sheila mengangkat alis. "Dia meminta ijin padaku?" batinnya, kemudian dia mengangguk tanda setuju.
Arvelio tersenyum tipis. "Kamar mandinya ada di sana." ucapnya, menunjuk arah kamar mandi.
"Hm" guman Sheila berjalan ke arah kamar mandi, dia berhenti dan menoleh. "Jangan mengintip!" ucapnya.
"Kau ingin aku intip?" tanya Arvelio.
Sheila mengambil figuran yang ada di nakas, dan melemparnya ke arah Arvelio. "TENTU SAJA TIDAK, BODOHHH!" teriaknya.
Brak!
Arvelio menggelengkan kepala melihat tingkah Sheila. "Kenapa dia sangat suka berteriak. Tapi, aku suka melihat dia kesal, aneh!" ujarnya.
Beberapa saat kemudian, Sheila keluar dari kamar mandi. Arvelio menoleh.
"Kau tidak mandi?" tanya Arvelio.
"Mandi!" jawab Sheila singkat.
Lelaki itu menatap penampilan Sheila, gadis itu masih menggunakan seragam sekolahnya.
Arvelio berdiri, dia berjalan ke arah Sheila dan memberikan paper bag. "Ganti bajumu!" katanya.
Sheila mengambil paper bag tersebut dan melihat isinya. "Kau dapat dari mana?" tanyanya.
"Itu tidak penting! Segera ganti pakaianmu, kita sudah terlambat." jawab Arvelio.
Tanpa komentar apa pun Sheila berjalan ke arah kamar mandi. Tak lama kemudian gadis itu keluar dengan seragam yang baru, namun penampilannya saat ini cukup berbeda karena Sheila mengikat sedikit rambutnya.
Arvelio terpaku di tempatnya melihat penampilan Sheila. "Cantik!" ucapnya dengan lirih.
"Ekhm! Apa kita bisa berangkat sekarang? Ini hari pertamaku, aku tidak ingin mendapat hukuman." ucap Sheila.
Lelaki itu mengambil tas miliknya dan Sheila, dia berjalan ke arah gadis itu. "Kau murid pindahan?" tanya Arvelio.
"Hm, ayo!" jawab Sheila singkat, dia mengulurkan tangan meminta tasnya.
Tapi, Arvelio tidak memberikannya, dia berjalan ke arah pintu kamar. "Mau sampai kapan kau berdiri di sana? Bukannya kau tidak ingin telat, ayo!" ucapnya, menyadarkan keterdiaman Sheila.
"Hah!" Sheila linglung, Arvelio menghela nafas, dia mendekat dan meraih tangan gadis itu lalu berjalan keluar kamar.
Sesampainya di lantai bawah mereka dikejutkan oleh semua anggota Dragon Devil's yang berkumpul di ruang tamu.
"Selamat datang di Markas Queen Cantik!" sapa anggota DD.
Sheila menganga melihat hal itu. "Apa-apaan mereka? Queen?" batinnya.
Sheila menatap Arvelio seolah meminta penjelasan. Gadis itu tidak berkata apa-apa, tapi Arvelio paham maksud tatapan Sheila. "Apa yang terjadi? Kenapa mereka memanggilku dengan sebutan Queen? Kau mengatakan sesuatu yang aneh?" arti dari tatapan gadis itu.
"Kembali ke tempat kalian! Kalian membuatnya terkejut!" ucap Arvelio dingin, menatap anggotanya satu per satu.
"Sorry King, Queen!" ucap mereka dengan kompak, semuanya bubar.
Reyhan mendekat dan mengulurkan tangan pada Sheila. "Namaku Reyhan, nice to meet you." ucapnya.
(Senang bertemu denganmu)
Sheila hanya menatap uluran tangan Reyhan dengan datar tanpa membalasnya, Arvelio menjabat tangan sahabatnya, dan mencengkramnya dengan kuat.
Lelaki itu menatap sahabatnya dengan tatapan tajam. "Don't touch mine!" ucap Arvelio nada dingin, datar, tegas.
"Sssttt...!" Reyhan meringis karena cengkraman kuat Arvelio. "Tidak akan, sumpah! Aku mana berani mengganggu milikmu." tambahnya.
Arvelio melepas cengkramannya, lalu dia menarik tangan Sheila ke arah luar Markas.
***
Vroom! Vroom!
Mobil Arvelio memasuki wilayah parkiran khusus untuk Dragon Devil's.
Bugh!
"Ada apa?" tanya Arvelio heran, mendapat pukulan dari Sheila.
"YAAAKKK! SUDAH KUKATAKAN TURUNKAN AKU DI HALTE DEPAN, KENAPA KAU MEMBAWAKU MASUK BERSAMAMU! HAH!" Sheila berteriak kesal, nafasnya memburu, bahkan saat ini wajahnya sudah memerah kerena sangat kesal dengan Arvelio.
Sebelumnya Sheila sudah mengatakan pada Arvelio untul menurunkannya di Halte, namun laki-laki itu menulikan pendengarannya.
Arvelio menutup telinganya, wah! Suara gadis cantik di depannya memang patut diberi apresiasi, rasanya gendang telinga Arvelio akan pecah karena teriakan Sheila.
"Tenggorokanmu tidak sakit berteriak seperti itu?" tanya Arvelio.
"Tidak!" jawab Sheila ketus.
Lelaki itu menghela nafas. "Ayo turun!" ajak Arvelio.
Sheila menatap Arvelio. "Kau gila! Yang benar saja, jika aku turun mereka akan memangsaku." ucapnya menatap deretan fans Arvelio yang menunggu di sana.
"Tidak ada yang berani menyentuhmu selama ada aku, ayo." tegas Arvelio.
"Big no, antar aku ke Halte, sekarang!" ucap Sheila.
"Tidak! Kau turun sekarang!" jawab Arvelio.
Sheila menggoyangkan lengan Arvelio, dan berkata. "Ayolah! Ini hari pertamaku masuk, aku tidak ingin bikin ulah," nada memohon. "Please!" mengatup ke dua tangan di depan dada.
Lelaki itu menatap Sheila dengan intens, lalu Arvelio membuka seat beltnya, dan turun dari mobil.
"AAAA, Arvelio makin hari makin cakep aja." teriak siswi yang ada di sana.
"Arvel jangan dingin-dingin, sini aku hangatin!" teriak siswi lainnya.
Saat ini keributan karena teriakan fans-fans Arvelio membuat keadaan yang ada di sana layaknya pasar, sangat ricuh!
Arvelio tak peduli hal itu, dia berjalan dengan gaya khasnya, lelaki itu membuka pintu di sebelah kanan, hal itu membuat para siswi yang heboh berteriak seketika terdiam.
Mereka berbisik-bisik. "Apa Prince Arvel bersama seseorang?"
Sheila masih duduk di tempatnya, Arvelio menunduk dan mengulurkan tangannya. "Everything will be ok, trust me! Aku akan menjagamu!" ucapnya, berusaha meyakinkan gadis itu.
Sheila menatap mata Arvelio, lelaki itu membalasnya dengan tatapan tulus, bahkan ia tersenyum tampan, Arvelio meraih tangan Sheila, dan menarik lembut agar gadis itu segera keluar dari mobil.
Arvelio menaruh satu tangannya di atas kepala Sheila saat gadis itu keluar.
Act to service yang sangat bagus!
Para gadis yang ada di sana menggigit jari mereka, merasa iri! Bukan hanya itu, beberapa orang bahkan meraung lebay melihat perilaku sang most wanted sekolah itu, untuk pertama kalinya! Bersikap manis pada seorang gadis di hadapan mereka.
Arvelio di kenal sebagai sosok kutub utara yang tak tersentuh, banyak gadis yang mendekatinya namun tak pernah mendapat respon baik dari lelaki tampan itu.
Sheila menunduk, rasanya dia sangat enggan untuk mengangkat kepala, gadis itu tidak takut! Hanya saja dia tidak suka jadi pusat perhatian seperti saat ini.
Itulah alasan kenapa dirinya meminta Arvelio untuk menurunkannya di Halte, namun lelaki tampan itu sangat keras kepala dan membuat dirinya terjebak dalam situasi seperti sekarang.
Sheila terus mengumpati Arvelio dalam hati. "Sialan! Arvelio, awas saja kau nanti! Shibal! Niatnya masuk sekolah mau jadi anak baik-baik, tapi kalau kayak gini. Gagal, deh. Aaakkhh... Arvelio anyinggg!"
Arvelio memeluk pundak Sheila dan membawanya masuk. Gadis itu melirik tangan Arvelio. "Hah, fiks setelah ini, musuhku akan bertambah karena ulah dia." batinnya, menghela nafas kasar.
"Ck, kenapa juga aku harus bertemu dengannya." ucap Sheila lirih.
Arvelio menghentikan langkahnya, dia menunduk. "Kau mengatakan sesuatu? Butuh apa?" tanyanya.
"Antarkan aku ke ruang kepala sekolah, sekarang! Aku tidak suka keributan!" jawab Sheila pelan.
Mendengar jawaban gadisnya membuat Arvelio menatap ke sekelilingnya. "Shut up!" ucapnya dingin.
Hal itu membuat semua orang yang ada di sana seketika bungkam!
Wait, gadisnya?
Wah, sepertinya gunung everest itu mulai mencair!
Pesona Sheila memang tak main-main! Karena mampu membuat sosok beku Arvelio mencair dalam waktu sekejap saja.
"Gila! Mereka semua langsung diam! Apa dia sangat ditakuti di sini?" pikir Sheila, mengawasi keadaan sekitar yang sudah tenang.
"Angkat kepalamu!" ucap Arvelio.
Sheila menjawab dengan gelengan kepala.
"Hah" Arvelio menghela nafas dan melanjutkan langkah kakinya masih merangkul pundak Sheila.
Arvelio mengangkat dagu Sheila agar menatapnya, namun gadis itu menggeleng. "Tidak orang di sini." ucapnya.
Sheila akhirnya mengangkat kepala, alis gadis itu berkerut melihat ruangan tersebut. "Ini di mana?" tanyanya.
"Ruanganku!" jawab Arvelio.
"What?" pekik Sheila. "Yaakkk! Aku menyuruhmu mengantarku ke ruangan kepala sekolah, kenapa malah ke sini?"
"Mr. Delon tidak ada, dia tidak masuk hari ini." jawab Arvelio.
Sheila menatap Arvelio bingung, paham. "Mr. Delon adalah kepala sekolah di sini." ujarnya.
"Oh" Sheila. "Lalu aku bagaimana?" tanyanya.
"Bergabung ke kelasku saja." jawab Arvelio.
"Memangnya, boleh langsung masuk? Tanpa lapor dulu?" Sheila menatap Arvelio.
"Boleh!" sahut Arvelio.
"...." Sheila ingin bersuara, namun...
"Percaya padaku!" ucap Arvelio dengan tegas.
***
"Jangan mengusik milikku, jika masih ingin hidup!!!"
~ Arvelio ~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
전정국😕😐💜
Lanjut Thor 👍🙂
Semangat 💪🙂
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏👍
2024-09-21
2