Bab 12_ Alas Kumitir

"Dianggap tahu, ya tidak banyak. Dianggap tidak tahu juga, bapak tahu sekilas saja bahwa itu kantong semar yang dahulu diperebutkan banyak seesepuh tanah jawa", jelas pak Joni.

Jampi sendiri terkejut dengan informasi yang dikatakan ayahnya. Jelas ia memang tidak tahu cerita kantong lusuh yang bernama kantong semar ini. Ia tidak bergelut dengan dunia mistis sebelumnya.

" Alas Kumitir, setahu bapak, di sana lah berbagai pusaka disembunyikan karena jauh dari pemukiman manusia. Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?", tanya pak Joni tanpa basa basi.

"Heh..", Jampi menghela nafas dan mulai menceritakan seluruh kejadian tanpa ditutup-tutupi lagi.

" Oh, jadi seperti itu", tanggap pak Joni kemudian menyeruput teh di sampingnya.

"Dulu bapak pernah gerilya di sana. Hutan itu tidak hanya mematikan bagi lawan, tapi juga untuk tim kami", pak Joni menceritakan sebagian kisahnya di alas Kumitir.

" Em, apa bapak pernah melihat goa di dekat pohon sawo di alas Kumitir itu?", Jampi pun penasaran. Adakah yang telah ia alami ada di dunia manusia atau di alam jin.

"Bapak tidak ingat pastinya. Dulu, kami pernah singgah dan tinggal cukup lama di sana. Alas Kumitir sangat luas, juga bapak tidak fokus mengingat tempat. Kami hanya fokus kepada lawan dan keselamatan tim", jawab pak Joni masuk akal.

Jampi pun mengangguk dan terdiam. Saat hendak pergi ke kamar mandi, tiba-tiba pak Joni menahannya.

" Apa yang kamu maksud pohon sawo berdiameter 1,5 meter di tengah taman?", ujar pak Joni sembari menatap serius mata Jampi.

"Diameternya aku kurang tahu pak. Tapi, itu memang ada di tengah taman", jawab Jampi.

" Huh..", pak Joni menghelas nafas besar kemudian meminum tehnya.

"Di sana terkenal angker. Satu dari tim kami sedang buang air di bawah pohon itu. Usai buang air, tiba-tiba ia lenyap tanpa jejak. Baik pakaian, sepatu, senjata, semuanya yang menempel di tubuhnya ikut raib di depan mata kami", pak Joni pun mengisahkan detail peristiwa mengerikan itu. Seluruh anggota tim yang tersisa lari tunggang langgang setelah sadar dari keterkejutan mereka.

" Raib begitu saja, tanpa teriakan, darah, atau badan terpotong seperti di film horor kah pak?", Jampi malah semakin penasaran.

"Ya, dia hilang seakan tertutup tabir ghaib. Lenyap tanpa suara dan sisa. Sampai sekarang pun, bapak tidak tahu kabarnya", jelas pak Joni. Bulu kuduk mereka pun meremang membayangkan jika mereka ada di posisi tim pak Joni saat itu.

" Ih, kok bulu kudukku berdiri ya pak", ujar bu Eki sembari mengusap tengkuknya.

"Ah sudah lah, aku pamit sholat dulu ya pak", pungkas Jampi agar tidak semakin seram suasananya.

Usai sholat maghrib, Jampi kembali berbincang dengan pak Joni di teras berdua saja.

" Bapak nggak bohong kan tentang kisah alas Kumitir tadi?", tanya Jampi membuka pembicaraan.

"Mana ada? Itu rekan satu tim bapak. Dia spesialis penyamaran dan pengintaian. Bela dirinya paling top di antara kami. Nyatanya, ia hilang begitu saja tanpa meninggalkan jasad yang bisa kami kubur atau ambil atributnya sebagai tanda pahlawan untuk keluarganya", jawab pak Joni serius.

" Kami dihukum melakukan patroli sebulan penuh di markas Brawijaya kalau sekarang", lanjut pak Joni.

"Maksud bapak, militer pun percaya kalau personilnya hilang ditelan pohon, begitu?", telisik Jampi.

" Ya, secara tidak langsung. Mereka hanya menyalahkan kelalaian kami untuk saling menjaga sesama anggota tim hingga personil hilang tanpa jejak", jawab pak Joni.

"Lalu, apa fungsi kantong lusuh ini pak?", tanya Jampi, sengaja menguji pengetahuan ayahnya.

" Aku kurang tahu. Mungkin semacam media penyimpanan ghaib dan portabel", canda pak Joni. Nampak gigi pak Joni yang tertawa lebar sembari menepuk pundak Jampi. Namun, Jampi malah diam dengan wajah datar.

"Eh, tidak lucu ya?", ujar pak Joni menghentikan tertawanya.

" Jadi, beritahu bapak, apa fungsi kantong semar ini", lanjut pak Joni setelah terhenti tertawa.

"Aku diizinkan mengeluarkan apapun yang kubutuhkan melalui kantong lusuh ini. Hanya dengan basmalah", jawab Jampi.

Jampi pun membaca basamalah dan memasukkan tangannya ke dalam kantong. Sekejap saja, ia menarik tangannya dan membuka genggamannya.

Ada sebuah koin emas kuno bergambar semar sebanyak 3 koin.

" Ini asli atau sulap?", tanya pak Joni sembari menggigit salah satu koin kuno yang berkilau itu.

"Ah, ini asli", ujar pak Joni yang merasa giginya ngilu karena berusaha menggigit koin kuno yang tidak menghitam. Warnanya tetap kuning emas yang berkilau.

" Simpan lah nak. Kita akan membutuhkannya di suatu saat nanti", lanjut pak Joni yang tak lagi meragukan kantong lusuh di tangan Jampi.

"Tapi pak, kantong ini juga penyebab kita diusir dari kampung Rona", jawab Jampi sembari melempar jauh-jauh kantong semar itu. Anehnya, kantong itu kembali berada di tangan Jampi.

Pak Joni yang terkesima, sampai tak bisa berkata melihat hal janggal di hadapannya. Ia tahu putranya tak pernah belajar sulap dan tidak tertarik dengan teknik sulap.

" Nak, semua tindakan menimbulkan konsekuensi. Contohnya, kami berjuang melawan penjajah, baik jepang atau kudeta partai komunis misalnya. Karena tindakan kami, tak sedikit anggota kami terluka bahkan kehilangan nyawa.

Apakah perlawanan kami dianggap bodoh, sia-sia, atau bunuh diri? Tentu tidak. Meski tidak langsung menang, setidaknya kami berjuang melawan kedzaliman.

Bapak tidak mengatakan kami orang tanpa dosa. Hanya saja, ini yang bisa kami lakukan untuk menjaga atau mengupayakan kesejahteraan diri dan keluarga.

Bapak pun tahu, banyak kepentingan yang memanfaatkan nyawa kami. Tapi, itu lah risiko perjuangan.

Nak, ingat lah. Selama kita berusaha patuh kepada sang maha pencipta, niscaya petunjuk itu pasti diberikan olehNya.

Ya, meski cara kita mungkin kadang salah dalam memahami petunjuk itu, anggap saja sudah berusaha. Biarkan Tuhan yang menentukan hasilnya.  Apapun risiko dan akibat pilihan kita, serahkan juga kepada Tuhan. Dia lah sebaik-baik penolong dan maha mengetahui hati dari masing-masing hamba", tutur pak Joni dengan tenang.

"Apa aku tidak akan dihukumi syirik juga dengan menggunakan kantong ini?", Jampi masih butuh meyakinkan diri.

" Kalau menurut kamu, syrik kah jika bapak menggunakan pisau, tombak, senjata api, dan ranjau untuk melawan penjajah? Ya, meski itu tidak sepadan dengan analogimu, setidaknya jangan lah menggantungkan urusan kepada apapun selain Tuhan.

Perkara metode, alat, atau srategi, itu adalah seni pertempuran yang memang harus diyakini sebelum digunakan. Sebagaimana kamu yakin kuat beraktivitas setelah kenyang, nyatanya bisa saja kamu malah mengantuk atau lemas kan", jelas pak Joni sederhana saja.

"Kantong ini, sesakti apapun menurutmu, dia hanya lah alat, sebagian dari rahmat Tuhanmu. Kalau definisi sihir dan syirik, mungkin kamu lebih paham daripada bapak", tambah pak Joni.

Jampi hanya berulang kali mengangguk setuju dengan penjelasan pak Joni. Ia hanya khawatir dihukumi bekerjasama dengan jin jika memanfaatkan kantong lusuh itu.

" Kalau dari ceritamu, jin itu hanya berterima kasih dengan memberimu ini. Hanya semacam upah. Pasti kantong ini punya batas layaknya mahluk. Dia juga akan hancur, tidak akan kekal. Coba keluarkan tank keluaran terbaru dari jerman atau rusia. Jelas dia akan kelabakan. Jika masih bisa, sekalian keluarkan roket balistik nuklir beserta ruangan kontrol dan lapangan lepas landasnya", canda pak Joni yang tertawa keras.

"Kalau perlu keluarin istri cantik dari golongan manusia yang nggak banyak nuntut dan penurut, pasti repot itu", kelakar pak Joni semakin menjadi-jadi.

" Ibu pak!", ucap Jampi tiba-tiba, sontak pak Joni pun terdiam seketika. Saat menoleh, tiada seorang pun, hanya mereka berdua.

Plak

Pak Joni menampar keras pundak Jampi sampai mengaduh. Kini giliran Jampi yang tertawa keras melihat bapaknya takut juga dengan ibunya.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!