Bab 6_ Mahluk Ghaib

Pagi itu, seperti biasa, Jampi melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid. Usai membaca wirid, Jampi pun melangkah pergi dari masjid.

Jalan itu tidak seperti biasa, udara terasa lebih dingin dan lembab.

"Assalamu'alaikum", tiba-tiba terdengar salam seorang pria di belakang Jampi.

" Wa'alaikumussalam", jawab Jampi sembari berbalik badan, menyangka ada orang di belakangnya.

Setelah menoleh, sontak bulu kuduk Jampi pun meremang. Tiada sosok apapun di belakangnya. Segera, Jampi berbalik dan mempercepat langkahnya ke rumah.

"Jangan takut, saya hanya ingin meminta bantuanmu saja, wahai tabib", suara pria tanpa wujud itu kembali terdengar di telinga Jampi.

Sontak, langkah kaki Jampi pun terhenti. Tubuhnya semakin gemetar ketakutan. Sekali saja sudah membuat bergidik, kini suara itu malah semakin jelas. Tentu bukan main rasanya di dada Jampi.

" Tolong lah putraku, dia sedang sakit", suara itu kembali terdengar.

"A, aku, aku bukan tabib. Aku teknisi pemula, bukan tabib", jawab Jampi tergagap.

"Kamu tidak perlu mengelak, aku telah melihat cahaya unik di dirimu. Usiaku sudah lebih dari ratusan tahun. Aku tahu cahaya manusia yang dipilih langit sebagai tabib", jelas suara itu.

" Tapi, aku tak tahu ilmu pengobatan. Sekolahku saja bukan lini kesehatan", Jampi berkata jujur, sekaligus ingin menghindari sosok tak kasat mata itu.

"Aku mohon. Kalau bukan karena cahaya ini, aku takkan merendahkan diri. Aku seorang jin muslim. Memang manusia dilarang bergantung kepada jin, namun manusia adalah khalifah nya bumi. Jadi kami para jin, boleh meminta petunjuk dari golongan manusia", terang sosok yang bersuara pria itu.

" Apa yang bisa kulakukan? Kalau pun ada obat, kalian kan tidak makan herbal seperti manusia", tolak Jampi secara halus.

"Dulu, bangsa kami meminta petunjuk dari nabi Muhammad, dia golongan manusia. Sekarang kamu pun pasti bisa karena kulihat cahaya itu di tubuhmu", jelas sosok itu.

" Tapi, itu kan nabi. Aku manusia biasa. Mana bisa disamakan", elak Jampi lagi.

"Ya, memang kamu manusia biasa, bukan nabi. Tapi, Allah memberi kemampuan kepada siapapun tanpa hisab, sebagaimana Maryam saat ditanya pamannya, nabi Zakariya", ucap sosok ghaib, membantah perkataan Jampi.

" Waduh, jin ini hafal Qur'an sepertinya", lirih Jampi.

"Ya, aku hafal sebagian", jawab sosok jin yang ternyata mendengar suara lirih Jampi.

" Eh, ya sudah lah. Bagaimana aku bisa membantumu?", Jampi akhirnya pasrah.

Wush

Tiba-tiba pandangan Jampi menggelap. Tubuhnya serasa seringan kapas. Hanya dalam beberapa detik, ia sudah berada di sebuah ruangan, layaknya sebuah taman.

Ia berada di bawah pohon sawo yang begitu rindang. Meski tidak sebersih, seterawat, dan sebagus taman yang dikelola manusia secara profesional, ini masih layak disebut taman.

"Apa? Aku di mana?", tanya Jampi.

"Kamu ada di rumah kami, alas Kumitir", jawab sosok itu.

Sontak jawaban itu membuat Jampi begitu bingung. Berapa kecepatan para jin, bagaimana dia bisa dibawa ke sini, dan bagaimana cara dia bisa pulang, semua itu muncul hampir bersamaan di benak Jampi.

" Kamu tak perlu khawatir, tolong lah putraku, akan kuantar kamu kembali ke tempatmu dengan selamat", janji sosok jin yang sampai kini belum nampak wujudnya sama sekali.

"Oh, ya sudah lah. Di mana putramu dan apa yang bisa kubantu?", tanya Jampi langsung ke poin utama.

" Dia sedang berbaring di depanmu", jawab sosok lelaki tua berambut panjang sampai sesiku. Rambutnya memutih, namun kulitnya layaknya pria 40 an tahun. Entah bagaimana ia bisa muncul tiba-tiba dari dalam pohon sawo besar itu.

Jampi juga bisa melihat sosok anak seusia 7 atau 8 tahun tengah berbaring di atas akar besar.

"Sejak kapan bocah ini muncul?", batin Jampi karena fokus melihat sosok tua yang muncul dari dalam pohon.

Nampak bocah berambut ikal sebahu, hanya mengenakan celan kulit selutut tanpa atasan sama sekali. Kulitnya sawo matang, bibirnya lebih tebal dari manusia dewasa, berwarna coklat keunguan. Matanya terpejam tanpa terdengar suara nafas atau gerak perut dan dada layaknya manusia yang bernafas.

" Ini sakit apa?", tanya Jampi penasaran.

"Aku tidak tahu. Itu lah sebabnya aku meminta tolong kepadamu", jawaban lelaki tua itu semakin membuat Jampi kebingungan.

" Yaa Rabb, mohon beri hamba petunjuk", do'a Jampi karena memang tak tahu apa yang terjadi pada anak kecil ini dan bagaimana menolongnya.

"Jadi, bagaimana menurutmu?", tanya sosok itu karena Jampi tidak bergeming dalam beberapa menit. Ia hanya berdiri kaku di dekat anak kecil itu.

" Sebenarnya, aku juga tak tahu. Aku sudah meminta petunjuk dan aku hanya mengikuti petunjuk", jawab Jampi yang memang hanya bisa menunggu.

"Kumohon, tolong lah putraku. Dia sudah 50 tahun usianya. Hanya saja, baru beberapa hari ini ia tidak bangun dan terus berbaring di sini", jelas sosok tua itu.

Jampi terkejut mendengar usia bocah ini sudah jauh lebih tua daripada dirinya. Tapi, ia berusaha tenang. Sembari menunggu petunjuk, pemuda itu mencoba menyentuh jasad bocah itu. Kulitnya cukup keras meski ada lembutnya, seperti kulit kerbau tua. Bulu di kulitnya seperti bulu orang dewasa namun cukup kasar seperti bulu anak kucing yang baru tumbuh dan sedikit berlendir, beraroma getah sawo.

Beberapa saat setelah Jampi menyentuh kulit anak itu, tiba-tiba bocah itu membuka mata dan menyeringai menunjukkan gigi yang dominan taring di bagian depan. Sontak Jampi menjauh saat melihat bola mata bocah yang  berwarna hitam keabu-abuan. Pupilnya bulat normal, namun membesar seperti pupil manusia saat kurang cahaya.

" Tenang lah nak. Dia adalah tabib yang kuminta mengobatimu", sosok tua itu mencoba menenangkan si bocah.

Tanpa Jampi sadari, saat ia menyentuh kulit anak itu, sosok jin tua terus memperhatikan dan melihat cahaya keemasan dari ubun-ubun Jampi mengalir kepada si bocah melalui telapak tangan Jampi.

"Itu, itu dia sudah bangun. Tadi katamu dia sudah lama tertidur", ucap Jampi setelah menyadari ada yang aneh, bocah itu kini duduk tenang di atas tempatnya berbaring semula. Matanya masih tetap fokus menatap Jampi. Sosok manusia yang jarang pernah ia lihat berani mendekati wilayah ayahnya.

" Terima kasih. Kamu telah menolong putraku. Beberapa hari ini aku telah meminta bantuan banyak suku jin muslim. Ya, kesembuhan putraku nyatanya dilewatkan di tanganmu. Terima kasih", ucap sosok jin tua, tersenyum ramah kepada Jampi. Jelas Jampi semakin bingung. Kapan dia mengobati, tiba-tiba saja sembuh.

"Apa maksudmu? Aku hanya meletakkan tangan saja", jelas Jampi tidak merasa telah mengobati bocah jin ini.

Sosok jin tua itu tersenyum dan menjelaskan apa yang ia lihat. Jampi yang mendengar itu semua, hanya terperangah dan terdiam. Jelas karena ia tidak melihat atau merasakan apapun itu terkait cahaya keemasan yang disampaikan sosok jin tua.

" Bagaimanapun, kami suku jin muslim, pantang mengingkari janji. Katakan lah, apa yang kamu butuhkan, aku akan upayakan", ujar jin tua dengan bangga.

"Pulangkan saja aku. Perkara putramu sembuh, alhamdulillah. Cukup lah Allah yang maha mencukupi. Terima kasih", jawab Jampi tanpa pikir panjang.

Jelas ia tahu bahwa kerjasama dengan jin itu tidak diperkenankan, juga kalau tiba-tiba ia minta kaya dan diberi banyak harta, pasti dikira pesugihan oleh tetangga yang super julid.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

hadiah iklan lagi buat thor.

2024-08-26

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!