Bab 18_ Penculikan Sukma

"Kamu masih kuat seperti dulu Bronto! Tapi, ini akan menjadi awal kehancuran kerajaan kecilmu ini! Sang ratu pasti akan meluluhlantakkan ini semua jika kamu menolak bekerjasama dengan kami", Cleret masih terus berusaha mengancam Bronto.

" Sudah kukatakan, kamu melemah karena terus berada di bawah ketiak sang ratu! Pulang lah, mengadulah kepada tuanmu! Kami menanggung apa yang kami perbuat.

Seperti yang kamu lihat, kami tidak menyembunyikan buruanmu. Ancamanmu itu hanya berdasar keculasanmu saja", jawab Bronto tegas.

"Itu sama saja. Karena kamu memberikan kantong semar kepada bocah itu, sama halnya dengan membantunya melarikan diri dan melindunginya dari kami", sanggah Cleret.

" Dia menyembuhkan anakku, jauh dari hari ini. Kantong itu hanya balas budiku kepadanya. Urusan kantong itu bisa menjadi wasilah keselamatannya, itu bukan urusanku. Aku hanya menepati janjiku sebagai raja.

Urus saja ketiak ratumu itu! Ratumu saja tidak bisa menyembuhkan putraku waktu itu. Lantas kalian ingin menyalahkanku atas keistimewaan yang dimiliki pemuda itu?", jelas Bronto tegas.

"Huh, kau terlalu sombong Bronto. Ingat! Kamu tidak selamanya bisa melindungi rakyat dan keluargamu yang lemah itu!

Saat pasukan kami datang, tunggu saja kehancuranmu!", Cleret mengakhiri perbincangannya dan melesat, mengejar Jampi berdasarkan aroma tubuh yang bisa dilacaknya.

Bronto menghela nafas panjang. Istri dan putranya pun keluar dari pohon sawo kemudian mendekati Bronto. Sang raja tua pun mengangguk kemudian bersila.

Ia harus memulihkan tenaganya yang terkuras untuk menyerang dan mempertahankan diri menggunakan penyembuhan instan. Ia juga mengirim benang energi mengikuti jejak Jampi untuk memantau apa yang terjadi.

" Huh, maafkan aku anak muda. Aku tidak bisa membantumu kecuali jika sangat terpaksa", batin Bronto. Ia tahu bahwa Jampi punya potensi bessr dan harus mengasahnya sendiri. Ia yakin bahwa pemuda itu punya tanggung jawab besar di pundaknya.

Cleret yang terus mengejar Jampi dengan kondisi terluka, tidak secepat biasanya. Jampi yang menggunakan terompah semar memiliki kecepatan angin di setiap langkahnya. Itu sama dengan kecepatan Cleret yang tengah terluka.

"Huh, sialan! Kalau bukan karena luka yang dibuat Bronto, sudah kucekik leher bocah itu sekarang!", dengus Cleret sembari terus mengejar.

Jampi yang telah berlari sejak dhuha pun telah tiba di kota Jahe. Hanya saja, ia tidak langsung pulang ke rumahnya.

" Sebaiknya aku mampir ke masjid untuk mandi dan sholat dhuhur", pikir Jampi. Ia tak ingin keluarganya khawatir karena baju dan tubuhnya dalam kondisi bau bahkan ada bekas darah.

Jampi mampir sejenak ke toko pakaian, membeli pakaian ganti yang bersih. Usai membersihkan diri dan sholat dhuhur, Jampi bersiap meninggalkan masjid dengan berjalan kaki. Jaraknya dengan rumah kontrakan hanya 2km.

"Alhamdulillah. Lumayan juga ya kantong lusuh ini. Bisa jadi tas portabel. Simpan kartu atau apa saja bisa", pikir Jampi sembari berjalan santai. Ia mengira kantong semar hanya mengeluarkan sesuatu, ternyata juga bisa untuk menyimpan benda bahkan tubuhnya. Semua benar-benar di luar nalar.

Dalam setengah jam saja, Jampi sudah sampai di rumahnya. Namun, suasananya terasa sepi dan mencekam.

" Assalamu'alaikum ", salam Jampi setelah membuka pintu rumah. Hening, tak ada yang menyahut salamnya.

"Kemana semua orang?", gumam Jampi yang mulai khawatir. Ia memeriksa ke dalam kamar, nampak Nia terbaring di kasur.

" Sayang, bangun. Sudah sholat dhuhur apa belum?", ucap Jampi sembari menggoyang goyangkan pundak istrinya. Ia mendengar suara dengkur Nia. Nampak wajar selayaknya orang tertidur pulas.

"Aneh! Nggak biasanya dia mendengkur sekeras ini", gumam Jampi. Setelah mencoba membangunkan istrinya tiga kali, namun Nia tak kunjung bangun.

Jampi pun meninggalkan istrinya dan beranjak ke kamar kedua orang tuanya.

Tuk tuk tuk

" Assalamu'alaikum, pak, bu, ini aku", ujar Jampi sebelum membuka pintu kamar yang tertutup setelah mengetuknya tiga kali.

Ceklek

Jampi membuka lebar pintu kamar. Kedua orang tuanya juga tengah tertidur pulas dengan suara dengkuran yang keras.

"Pak, bu, sudah sholat dhuhur kah?", Jampi mencoba dengan lembut membangunkan keduanya. Namun, kondisi mereka sama dengan Nia, tidak segera merespon.

" Eh, ini aneh sekali. Nggak biasanya mereka tertidur di awal waktu sholat. Apalagi mereka bertiga mendengkur keras", pikir Jampi.

Tak menunggu lama, Jampi segera kembali ke kamar dan menggendong tubuh Nia kemudian meletakkannya di samping ibunya.

"Apa mungkin ada masalah dengan mereka bertiga?" gumam Jampi yang bingung harus apa. Ia memang tahu sedikit pengobatan, namun ia tak tahu bagaimana mendiagnosis masalah kesehatan.

"Bagaimana kalau langsung kuruqyah saja ya?", gumam Jampi yang bergegas mengambil air wudhu kemudian membacakan surah al baqarah dan tiga surah terakhir dari Al-Qur'an.

Dua jam lebih dia akhirnya berhasil menyelesaikan proses ruqyah dan meniupkan ke ubun-ubun mereka bertiga. Jampi pun menunggu beberapa saat agar mereka bereaksi.

" Loh, kok masih mendengkur terus ya?", Jampi mulai panik. Ia merasakan suhu tubuh mereka bertiga normal. Tidak ada bekas luka atau lebam di area leher dan kepala. Semuanya normal kecuali dengkuran itu. Juga, mereka tidak berpindah posisi sama sekali sejak ruqyah dimulai sampai selesai.

"Ya Allah, ada apa ini ya? Tolong beri hamba petunjuk", bingung Jampi.

Pemuda itu hanya bisa mondar mandir mencari jalan keluar. Biasanya akan langsung muncul suatu cara atau ilmu. Kini, entah kenapa, saat dibutuhkan malah tak ada tanda apapun yang ia dapat.

" Allahu akbar Allahu akbar"

Terdengar adzan penanda waktu ashar terlah tiba. Jampi pun semakin panik. Ini jelas bukan tidur biasa.

Tanpa menunggu, Jampi pun segera berwudhu dan menunaikan sholat ashar di dekat tubuh mereka bertiga.

"Yaa Rabb yang maha menolong dan maha menyembuhkan, tolong lah hamba. Sungguh Engkau yang maha memberi petunjuk", doa Jampi dalam hati di akhir sholat sebelum salam.

Tiba-tiba Jampi bisa melihat bahwa ketiga orang ini tengah berada di dalam penjara dengan kaki, tangan, dan leher terantai.

" Eh, itu apa maksudnya?", Jampi kebingungan. Jelas-jelas mereka bertiga tengah tidur mendengkur di sampingnya. Kok bisa dirinya mendapat gambaran seperti itu di benaknya?

Tak lama, terdengar suara seorang pria di dekatnya.

"Hahaha. Hei bocah! Ketiga keluargamu itu ada dalam kekuasaan kami. Ikut aku dan patuh saja. Maka keluargamu akan selamat!", terdengar suara seorang pria tanpa wujud.

Jampi mencari sumber suara namun tak kunjung menemukan dari mana asalnya. Suara itu terdengar asing.

" Ini, bukan suara jin tua. Lalu", belum selesai ia bergumam, sepasang tangan tiba-tiba muncul dan mencengkeram pundaknya.

Wush

Sosok Jampi pun menghilang dari kamar.

"Hei, lepaskan aku. Setidaknya biarkan aku mengganti sarung dengan celana!", protes Jampi.

" Wah, kamu sudah ada kemajuan. Pertama kali kamu sudah pingsan, sekarang masih bisa mengoceh bocah!",t suara itu berasal dari tangan yang mencengkeram pundak Jampi.

"Eh, ada tangan bisa bicara. Dasar setan tangan!", pekik Jampi spontan.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!