Bab 11_ Kota Jahe

Jampi sekeluarga pun memilih pindah sementara, hanya membawa pakaian seperlunya beserta surat berharga. Perabotan dan rumah dititipkan kepada Nuri dalam hal persewaan dan perawatan.

Jampi membawa kedua orang tua dan istrinya ke kota Jahe, 150km ke arah tenggara dari kampung Rona. Mereka berangkat pagi buta, agar tetangga tidak ribut.

"Huh, hanya karena emas sebutir saja, aku telah menarik keluargaku hingga terusir dari kampung kami. Semoga ke depan kami bisa kembali lagi ke sini", batin Jampi, sesaat sebelum masuk ke dalam mobil rental menuju kota Jahe.

Erni yang sedari kemarin memantau keluarga Jampi pun merasa bahagia. Akhirnya musuhnya melarikan diri dari kampung. Bukti bahwa mereka memang bersalah. Itu lah yang Erni yakini.

Jampi sekeluarga menempuh perjalanan selama 4 jam. Di sana, mereka disambut adik pak Nuri. Kota Jahe adalah kampung halaman ketua RT.

Jampi menggunakan sebagian uang di rekeningnya untuk menyewa rumah yang lumayan bersih dan akses mudah ke pusat kota Jahe. Sebelumnya, Jampi telah memeriksa area kota dari peta online. Letak pasar, toko elektronik, dan sepeda listrik untuk memenuhi kebutuhan hidup selama di kota Jahe.

Di teras rumah, Jampi menyampaikan pengunduran dirinya melalui telepon.

" Maaf ya pak, saya memberi kabar mendadak. Keluarga kami mengalami musibah, kami harus pindah ke kota Jahe. Jadi, saya mohon undur diri dari konter", ujar Jampi menyampaikan maksudnya, meski sadar itu tidak etis.

Setelah ia menutup telepon dan menghembuskan nafas panjang, Nia mendekati suaminya dan memeluknya dari belakang.

"Sabar ya Pi. Em, apa rencana kamu sekarang?", tanya Nia.

" Aku akan ke toko sepeda listrik, ke pasar, kemudian mencari lowongan kerja teknisi di kota ini", ujar Jampi tertata. Jelas ia telah sigap merencanakan ini semua.

"Em, beli 2 atau 3 ya. Biar aku dan ayah atau ibumu bisa bepergian tanpa harus naik kendaraan umum", pinta Nia.

Jampi hanya mengangguk dan tersenyum kemudian mencium pucuk kepala Nia dengan lembut.

Siang itu, saat Jampi berada di pasar tradisional Jahe, ia mencari bahan obat untuk konsumsi pribadi. Selama ini, ia selalu mendapat resep herbal di kepalanya, entah bagaimana informasi itu muncul begitu saja.

" Cari apa saja mas?", tanya seorang tua penjaga toko herbal.

"Kunci, kencur, sirih kering, jintan hitam, daun salam kering, jahe, biji selasih, dan ketumbar", jawab Jampi. Penjaga itu pun sigap melayani permintaan Jampi sesuai takaran.

"Untuk apa ini semua?", pertanyaan penjaga toko untuk menguji, apakah pemuda ini sekedar pesuruh atau praktisi herbalis.

" Ah, hanya untuk konsumsi pribadi pak. Pertolongan sederhana saat sakit", jawab Jampi singkat.

"Memangnya, untuk sakit apa saja?", orang tua itu terus mengujinya dengan senyum di wajah.

" Ya, bergantung sakitnya pak. Umumnya saya pakai untuk memperbaiki daya tahan, mengoptimalkan proses penyembuhan luka, dan menengkan saraf yang tegang", jawab Jampi, terdengar begitu yakin dan spontan.

"Pengetahuanmu cukup baik nak. Apa kamu buka praktik herbalis?", tanyanya lagi sembari menyerahkan bungkusan herbal yang tertata rapi.

" Tidak pak, hanya untuk pribadi. Berapa ini semua?", sahut Jampi sembari menyerahkan uang 50 ribuan.

"Murah saja, 40 ribu semua", jawab sosok lelaki tua itu sembari memberikan kembalian.

" Kalau kamu mau, di sebelah pasar ini ada klinik herbalis. Mungkin kamu bisa melamar di sana, sedang dibutuhkan asisten tabib. Lumayan lah gajinya, bisa 5 juta satu bulan", tawar penjaga toko itu.

"Oh, begitu. Terima kasih pak atas informasi dan keramahannya. Akan saya lihat dahulu", jawab Jampi sopan.

Pria tua itu hanya mengangguk dan tersenyum. Ia terus memandangi Jampi hingga tak terlihat lagi.

Usai ke pasar, Jampi mengunjungi toko sepeda listrik, 1 km dari pasar dengan berjalan kaki. Suasananya begitu terik, jauh berbeda dengan kampung Rona yang begitu asri.

Jampi menemukan klinik herbalis yang dimaksud penjaga toko tua tadi di sebelah pasar, tepatnya 100 meter di utara pasar.

Tak lama, Jampi sampai ke toko sepeda listrik. Jampi yang datang dengan berjalan kaki, nampak berkeringat deras dan wajah yang kusam karena polusi udara, diabaikan oleh pelayan toko. Tanpa ambil pusing, ia segera melihat-lihat koleksi toko dan memilih tiga sepeda.

" Ada yang bisa dibantu?", tanya sales perempuan berkulit sawo matang mendekati Jampi.

"Em, saya beli yang biru, merah, dan abu-abu itu ya", ucap Jampi tanpa basa basi menanyakan harga.

" Tiga unit sekaligus? Tunai atai kredit kak?", tanya perempuan berwajah manis itu.

"Di mana saya harus membayar?", alih-alih menjawab, Jampi ingin segera pergi dari toko itu.

" Oh, mari ikut saya", sales itu tetap mengantarnya ke kasir.

"Tiga unit seri auto recharge?", tanya kasir berkulit putih itu memastikan. Jampi hanya mengangguk.

" Tunai atau kredit?", lanjut kasir itu.

Tanpa menjawab, Jampi memberikan kartu debit kepada kasir.

"Totalnya untuk Uwinfly Gatra 3.700.000 dikali 3, yakni 11.100.000. Bagaimana?", sales itu tak mau menanggung risiko kesalahan dan berulang kali memastikan.

" Tambahkan 400.000 untuk fee sales ini", ujar Jampi. Sontak sales itu begitu bahagia. Ini hari ke tujuh ia bekerja, namun belum mendapat satu pelanggan pun karena masih junior.

Pembayaran telah ditunaikan, kasir dan sales itu serempak mengucapkan terima kasih. Beberapa mata yang semula meremehkan pun nampak kecewa. Dua dari tiga sepeda dikirim ke rumah kontrakan Jampi. Sisanya ia gunakan untuk moda transportasi yang hemat dan nyaman.

Sebelum meninggalkan toko, sales itu kembali menghampiri Jampi dan menitipkan kartu nama jika sewaktu-waktu klaim garansi atau membeli lagi.

"Terima kasih dan sampai jumpa lagi", ujar perempuan itu sembari tersenyum manis. Nampak kartu itu bertuliskan nama Indah Selasih.

Jampi hanya tersenyum dan menyimpan kartu itu. Ia bergegas ke toko elektronik untuk mencari lowongan teknisi. Jelas karena bidangnya sekarang adalah elektronik. Meski bisa pengobatan, itu adalah skill ke dua.

Sore itu, nampak Jampi pulang ke rumah kontrakan mereka. Nia tengah asyik mencoba sepeda listrik di halaman yang cukup luas untuk parkir 3 mobil suv. Bu Eki tengah duduk santai di teras, mengobrol sembari menikmati teh melati hangat bersama pak Joni.

" Assalamu'alaikum ", pekik Jampi dengan wajah penuh senyum.

" Wa'alaikumussalam, bagaimana Pi?", tanya Nia sembari membantu suaminya meletakkan herbal dan memberinya segelas air putih.

"Ya, alhamdulillah. Lancar", mereka pun berbincang santai, menikmati suasana dan lingkungan baru. Nampak wajah bu Eki yang bahagia namun masih sendu karena harus meninggalkan kampung Rona.

" Kita akan kembali ke sana, insyaa Allah bu", ujar Jampi, berusaha menenangkan ibunya.

Bu Eki hanya tersenyum. Setitik air mata nampak di pelupuk matanya. Ia bangga dengan ketegasan dan kedewasaan putranya yang dulu dikatakan sebagai beban keluarga.

"Apa rencana kamu berikutnya nak?", tanya pak Joni penasaran. Pak Joni adalah mantan veteran perang, pemegang senjata serbu dan spesialis ranjau yang sarat pengalaman.

" Ya, kita terima dan nikmati saja perjuangan hidup ini pak. Saya akan berusaha bekerja dan menjaga keluarga ini", jawab Jampi ringan, agar tidak membebani pikiran kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia.

"Lalu, kantong semar itu?", celetuk pak Joni, sontak membuat mata Jampi terbelalak. Ia memandang Nia yang tertunduk, merasa bersalah.

" Jangan salah kan menantuku. Aku menemukan kantong itu sendiri dan menanyakan perihal itu kepadamu", lanjut pak Joni.

"Apa bapak tahu tentang kantong semar?", heran Jampi.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!