Bab 4_ Gadis Misterius

Malam itu, Jampi yang tengah terlelap, bermimpi seorang gadis berambut lurus, hitam tebal, berkulit putih, berparas cantik, tengah berdiri di hadapannya mengenakan setelan piama putih. Senyumnya begitu manis, ia berjalan mendekati Jampi.

Saat mereka sudah cukup dekat, si gadis mengibaskan rambut indahnya ke wajah Jampi.

Dasar pemuda culun, alih alih mencium aromanya, Jampi malah menghindar dan berusaha menepuk kening si gadis sembari berkata, "Masa kamu sih?".

Si gadis tidak menjawab sedikit pun. Ia hanya mundur selangkah sembari memainkan rambut indahnya dan tetap tersenyum kepada Jampi.

" Uh, astaghfirullah hal adziim. Siapa itu ya?", lirih Jampi yang terbangun dari tidurnya. Ia mengingat-ingat lagi wajah si gadis. Lama ia berpikir, tak satu pun teman atau orang yang ia kenal, berparas seperti itu.

"Y a Allah, siapa itu tadi? Mohon berikan lah petunjuk jika memang dia jodoh hamba", pinta Jampi yang memang sebelum tidur, setelah menunaikan sholat isya', meminta agar diberi mimpi tentang jodohnya. Tentu karena terus didesak oleh ibunya. Mau tidak mau, dia harus bergegas.

Jampi pun mencoba tidur kembali, berharap mimpi itu akan berulang. Jampi ingin menanyakan nama dan alamat si gadis. Nyatanya, mimpi itu tidak berlanjut.

Keesokan paginya, Jampi mencoba membuka jejaring sosialnya. Ia mencoba mencari wajah mana saja yang memiliki kemiripan di atas 50% dengan si gadis misterius.

" Mana ya? Apa kucoba apply saja ya?", batin Jampi yang membuka-buka informasi di internet. Ia menemukan beberapa alternatif untuk menemukan jodoh lewat internet. Hingga, ia menemukan mawaddahindonesia.com, asuhan ustadz khalid basalamah.

Di sana, ia mencoba mendaftar, memenuhi semua data yang diperlukan, dan mencari berdasarkan kriteria yang ia inginkan. Mulai dari area, pendidikan, pun batasan usia. Tak berselang lama, ia menemukan satu resume yang cukup unik dan melamarnya. Hanya mencoba keberuntungan setelah sekian kali gagal approve.

"Alhamdulillah, diterima juga akhirnya", lirih Jampi sembari membuka biodata si gadis, berharap itu adalah si gadis misterius.

"Ini, sepertinya mirip", ucap Jampi yang melihat foto profil si gadis di layar ponselnya.

" Apanya yang mirip?", tanya bu Eki, membuat Jampi hampir melepaskan ponselnya ke lantai karena terkejut.

Ia tengah duduk di teras depan rumah, tiba-tiba saja ibunya muncul dan bertanya di dekat telinganya. Jelas, bu Eki memperhatikan layar ponsel Jampi entah sejak kapan.

"Ibu ini kebiasaan, kepo saja urusan muda mudi", ujar Jampi mencoba menenangkan diri dan menyembunyikan ponselnya.

" Eh, kenapa disembunyikan. Siapa gadis itu? Calon menantu ibu ya?", telisik bu Eki, tidak sabar mendengar jawaban dari Jampi.

"Ih, mana ada. Ini baru mau kenalan. Mana bisa langsung jadi menantu bu", elak Jampi yang masih ragu, apakah benar itu si gadis misterius atau bukan.

" Heleh, kaya ibumu ini nggak pernah muda saja. Sini, mana ibu mau lihat calon menantu ibu seperti apa!", ucap bu Eki sembari menyita ponsel Jampi dan mulai melihat foto dan biodata si gadis. Jampi tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya pasrah, menunggu ibunya selesai menyidak ponselnya.

"Sudah berapa lama kamu pacaran sama dia?", tanya bu Eki tiba-tiba sembari melihat ke arah mata Jampi.

" Eh, siapa yang pacaran bu? Itu tuh, websitenya ustadz khalid, taaruf syar'i bu, bukan untuk pacaran", jawab Jampi. Raut wajah bu Eki semakin serius menatap mata Jampi. Seolah mencoba melihat celah kebohongan dari perkataan putranya.

"Memang ada ya yang seperti itu?", heran bu Eki. Tentu internet adalah hal baru bagi orang seusia bu Eki, apalagi kenalan dan cari jodoh lewat internet, tentu sangat diragukan keberhasilannya.

" Ya ada bu, itu buktinya di ponselku. Ibu bisa lihat foto dan biodatanya", jelas Jampi seadanya.

"Ah, memang bisa ya ini? Jangan-jangan tipu-tipu ini", ragu bu Eki, tak ingin anaknya terjerumus dalam penipuan berkedok cari jodoh. Baginya, tetangga dan anak temannya lebih nyata dibanding gambar dan tulisan yang ada di dalam ponsel putranya.

" Nggak tahu juga bu. Ini juga pertama kali yang mau diajak ketemuan di rumahnya", jawab Jampi berusaha menjelaskan. Seakan tak menggubris ucapan Jampi, bu Eki kembali meneliti data si gadis.

"Ya, lumayan sih ini. Semoga saja kamu segera menikah dan memberi ibu cucu", akhirnya bu Eki selesai meneliti data si gadis dan mengembalikan ponsel Jampi.

" Aamiin, tapi ngga bisa buru-buru. Jampi harus mempersiapkan dana dan mental, juga ilmu pernikahan sebelum ijab qabul dengan calon istri kan", elak Jampi, enggan rasanya diburu-buru.

"Persiapan sih persiapan. Ngga usah lama-lama juga lah, setahun mentok. Kalau lebih sih cepetan cari yang ekspress" ucap bu Eki tak mau memberi keringanan dan terus mendesak Jampi. Ia tahu bahwa putranya ini lelet kalau urusan jodoh.

"Ekspress seperti paket saja bu, mana ada", jawab Jampi mencandai agar ibunya tak terlalu mendesaknya.

" Ya harus. Kamu kan sudah cukup umur, sudah kerja, cukup tabungannya, meski cuma buat ijab qabul dan mahar, itu sudah lumayan. Toh nanti kamu tinggal di sini, merawat aku dan ayahmu", jelas bu Eki yang ingin tetap dirawat setidaknya oleh salah satu anaknya.

"Eh, iya iya", jawab Jampi pasrah, tidak bisa mengelak lagi. Tak berselang lama, Jampi pun berhasil menjumpai si gadis di rumahnya.

" Jadi, boleh kah saya melihat kedua telapak tangan kamu?", tanya Jampi setelah berbasa basi, menyampaikan tujuan kedatangan kepada si gadis yang ternyata bernama Nia.

Nia hanya mengangguk tersipu malu. Ia mendekat ke kursi Jampi dan menunjukkan kedua telapak tangannya yang berisi, putih, dan halus itu.

Entah bagaimana, Jampi yang tengah melihat kedua telapak tangan Nia pun tiba-tiba memasuki mode proyeksi tiga dimensi. Di mana Nia berdiri di hadapannya dengan sangat jelas. Jampi bisa melihat bagian manapun dari Nia tanpa penghalang apapun.

Jampi jelas melihat kedua gumpalan menarik di dada Nia, juga bagian intim yang terlihat masih belum tersentuh lelaki. Hampir saja air liur Jampi menetes. Segera, ia sudahi sesi lihat telapak yang entah bagaimana menjadi jendela ghaib.

"Cukup!", ujar Jampi sembari memalingkan wajahnya yang telah memerah malu. Seakan ia terpergoki tengah mengintip Nia tanpa busana.

Nia pun segera menarik kedua telapak tangannya yang sudah gemetaran sedari tadi. Entah mengapa, ia merasa panas, seakan tubuhnya baru saja diperhatikan secara utuh oleh seseorang.

" Ehm, jadi tolong beri saya waktu 3 hari untuk istikharah. Jika hasilnya positif, saya akan melamar Nia. Jika tidak, maka saya mohon maaf dan semoga kita masih bisa bersaudara", tutur Jampi mencoba menutup pertemuan mereka.

Nia dan keluarganya menyetujui perkataan Jampi dan mengantar kepulangan Jampi hingga pemuda itu tak nampak lagi.

"Bagaimana menurutmu Nia? Ibu kok yakin yang ini bakal jadi suamimu", ujar bu Sari, ibunya Nia.

" Tahu darimana bu?", heran Nia. Ia tahu, Jampi itu tampan dan menawan. Tapi, tak ada jaminan mereka akan berjodoh.

"Ya, lihat saja nanti", jawab bu Sari sembari meninggalkan Nia yang masih keheranan.

Terpopuler

Comments

Zoelf 212 🛡⚡🔱

Zoelf 212 🛡⚡🔱

oo

2024-10-27

1

31_PUTU WIDIARTA

31_PUTU WIDIARTA

Keajaiban kata

2024-08-26

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!