Bab 9_ Diusir Dari Kampung

"Ya, dijawab sekenanya saja bu. Nemu saat cari obat ke hutan Kumitir. Sudah cukup", jawab Jampi sederhana. Bu Eki hanya mengangguk dan beranjak pergi ke kamarnya.

Meski terlihat sudah menerima, Jampi tahu ibunya masih kepikiran.

" Yaa Rabb, apa yang harus hamba lakukan? Ada ada saja ujian seperti ini", lirih Jampi.

"Assalamu'alaikum", terdengar salam saat Jampi sedang termenung.

" Wa'alaikumussalam ", jawab Jampi sembari menoleh ke kanan. Nampak pak ustadz Dzikri yang berdiri di depan pagar. Jampi pun membuka pagar dan mempersilahkan ustadz Dzikri duduk di teras.

" Mari pak, silahkan duduk", ucap Jampi sembari meletakkan botol kecil air mineral untuknya.

"Bagaimana kabar nak Jampi sekeluarga?", Dzikri mulai basa basi sebelum menyampaikan maksud kedatangannya.

" Alhamdulillah, baik pak. Bagaimana kabar pak ustadz?", sahut Jampi.

"Alhamdulillah, baik juga. Em, begini nak. Bagaimana menurutmu tentang kabar yang menimpa diri dan keluargamu sekarang?", ujar Dzikri.

" Ya, biasa saja pak. Namanya hidup selalu ada ujiannya. Selama saya tidak melakukan pesugihan, apa yang perlu saya khawatirkan?", jawab Jampi santai saja.

"Alhamdulillah kalau begitu. Ya sudah, saya pamit kalau begitu", ucap Dzikri hendak undur diri.

" Tunggu pak, saya ingin bertanya. Apakah jika manusia dimintai bantuan jin lantas membantunya, itu disebut syirik?", tanya Jampi sungguh-sungguh. Ia punya jawaban di hatinya, namun ingin memastikan atau mendapatkan referensi lain.

"Selama manusianya tidak meminta bantuan dan tidak bergantung kepada bangsa jin atau menganggap jin setara Tuhan, itu belum bisa disebut syirik", jawab Dzikri.

" Coba cek surah al Kahfi ayat 110 beserta hadits takwilnya", tambah Dzikri. Jampi hanya tersenyum dan mengangguk paham ia tahu ayat itu dan paham maknanya, sesuai dengan pendapat hatinya.

Ustadz Dzikri pun undur diri. Jampi melangkah masuk karena maghrib segera tiba.

Dar dar dar

Terdengar riuh orang di pagar rumah Jampi, tak lama setelah Jampi menutup pintu. Beberapa warga menggoncang pagar rumah Jampi.

"Hei keluar kau Jampi!", terdengar teriakan beberapa pria di depan gerbang rumah.

Jampi, Nia, dan kedua orang tuanya pun bergegas keluar bersama.

" Nah, itu tuh pemuja setan, dukun sesat!", pekik Erni memimpin geng julid di belakang para pria.

"Usir saja mereka, usir, usir!", pekik geng julid begitu kompak.

" Tenang, tenang!", teriak Nuri menenangkan warga.

"Ada apa ini? Apa buktinya saya melakukan pesugihan?", tanya Jampi dengan suara biasa namun terdengar sangat jelas di telinga semua orang.

" Tuh kan, bicara biasa saja terdengar jelas di telinga seperti pakai toa! Pasti dia itu dukun! Pemuja setan!", ujar Erni memanas-manasi warga. Suara riuh pun semakin terdengar mengalahkan suara adzan maghrib.

Erni punya putri yang suka dengan Jampi, namun nyatanya malah menikah dengan Nia dan membuat putrinya patah hati hingga melampiaskan kekesalan dengan mabuk. Alhasil putrinya diperkosa teman minum yang hingga kini mengalami gangguan mental. Ini lah sebab Erni begitu bersemangat memusuhi keluarga Jampi.

"Bapak ibu sekalian, harap tenang. Jika kalian bisa membuktikan tuduhan kalian, kami akan pergi dari kampung ini. Jika tidak terbukti, tolong segera bubar", ujar Jampi tegas, membuat seluruh warga terdiam.

" Bu Erni, silahkan sampaikan, bukti kongkretnya", tantang Jampi.

"Tunjukkan kepada kami, darimana kamu dapatkan emas sebanyak itu?", tanya Erni sedikit gentar terdengar dalam suaranya.

" Aku menemukan emas itu di alas Kumitir, saya sudah sampaikan dan ceritakan kepada pak Nuri", jelas Jampi.

"Halah, mana ada kebetulan seperti itu? Banyak pencari kayu dan obat di alas Kumitir, tapi belum pernah ada yang menemukan seperti apa yang kamu temukan!", sanggah Erni.

" Eh bu, kalau semua menemukan apa yang saya temukan, alas Kumitir sudah jadi sasaran penambang emas! Itu pun saya cuma dapat satu, bukan sebuah tambang emas", jelas Jampi, membuat Erni terdiam sejenak.

"Halah! Coba tunjukkan kami atau pak Nuri saja, di mana kamu menemukan emas itu!", tantang Erni, pada gilirannya membuat Jampi berkeringat dingin. Jelas karena ia tak tahu pasti jalan ke sana tanpa petunjuk jin tua. Juga, ia takkan mau meminta bantuan jin itu.

" Nah, betul kan, dia tidak bisa mengatakan tempatnya! Pasti itu hasil pesugihan!", pekik Erni begitu lantang melihat Jampi terdiam lama.

"Nak, bagaimana usulan bu Erni? Saya saja yang jadi saksi. Saya janji tidak akan membocorkan lokasi itu. Hanya menjadi saksi. Bagaimana bapak-bapak ibu-ibu?", Nuri mencoba menengahi.

" Betul!"

"Setuju!", pekik warga.

" Bagaimana nak?", Nuri kembali memastikan usulannya.

"Sebenarnya, saya tidak tahu jalannya. Saya hanya ingat menemukannya di dalam goa, tidak jauh dari pohon sawo besar di alas Kumitir. Saya bukan navigator yang hafal jalan, karena saat itu juga cuma iseng mencari obat herbal", jelas Jampi sekenanya.

" Halah, cuma alasan! Katakan saja kalau memang pesugihan dan pergi dari kampung kami!", pekik Erni yang tidak sabar melihat keluarga Jampi diusir.

"Jadi, bagaimana nak? Atau saya bantu jualkan aset bu Eki. Nak Jampi sekeluarga silahkan pindah agar kita semua sama-sama tenang", usul Nuri memediasi.

" Sudah lah nak, kita pergi saja. Ibu nggak apa-apa ", ujar bu Eki sembari terisak. Rumah ini ia cicil susah payah sejak muda. Kini ia dipaksa meninggalkan rumah penuh kenangan asal keluarganya tenang.

" Tapi bu, ini kan rumah kita. Apa dasar hukum mereka mengusir kita hanya melalui praduga tanpa bukti nyata?", sanggah Jampi yang tidak terima dan tidak tega melihat ketidakadilan ini menimpa ibunya.

"Begini saja, kalau pun harus pergi, biarkan saya dan istri saya saja yang pergi. Jangan ganggu ketenangan ibu bapak saya", ujar Jampi.

"Tidak bisa! Kalau mereka masih ada di sini, suatu saat kamu akan ke sini lagi, membawa sial untuk kampung kami!", tolak Erni dengan tegas.

" Eh bu, kalau bicara yang baik! Apa bukti yang kamu miliki selain dugaan dan dugaan?", tantang Jampi.

"Heleh, bukti apa lagi, kamu tidak bisa kan menunjukkan tempat itu? Itu sudah sangat jelas, orang berakal seperti kami sudah tahu kebenarannya!", jawab Erni.

" Ayo lapor polisi. Saya tuntut kamu mencemarkan nama baik keluarga kami dengan fitnah!", ancam Jampi.

"Silahkan saja! Pasti nanti kamu juga gelagapan menjelaskan kepada polisi, asal usul emas kamu yang menjadi titik kunci masalah kan? Jangan-jangan kamu mencuri lagi! Ayo lapor polisi! Dasar dukun, maling lagi!", cecar Erni.

Jampi terdiam mendengar perkataan Erni. Tangannya mengepal kuat, pembuluh darah di dahinya menonjol. Tubuhnya sudah siap melesat dan memukul keras mulut Erni.

" Pi, sabar, sabar", tiba-tiba Nia merangkul lengan kiri  Jampi sembari mengelus dada suaminya agar tidak gegabah. Ia tahu jika dibiarkan, Erni bisa celaka dan suaminya bisa masuk penjara.

"Lihat, lihat! Setannya sudah keluar! Dia kesetanan! Dasar pemuja setan! Pergi kalian dari kampung kami! Usir mereka!", lagi-lagi Erni memanas-manasi warga. Kali ini sebagian besar warga sepakat dengan usul Erni yang masuk akal.

" Tunggu dulu!", pekik Dzikri yang muncul dari belakang kerumunan di depan rumah Jampi, membuat Erni merasa terganggu karena firasatnya kurang enak akan kehadirannya.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!