Bab 17_ Rival Lama

"Di dalam kantong? Memangnya aku tuyul?", heran Jampi. Dia merasa sebagai manusia, mana bisa masuk kantong seperti bangsa jin.

Suara itu tak terdengar lagi. Jampi yang masih penasaran pun mencari-cari jalan keluar dengan jalan tertatih.

" Kemana aku harus cari makan. Aku lapar ya Allah", ucap Jampi.

Sekejap saja, Jampi telah berada di bawah pohon sawo besar alas Kumitir yang pernah ia datangi bersama jin tua.

"Assalamu'alaikum. Akhirnya kamu berkunjung ke sini juga nak", terdengar suara jin tua namun tidak dengan wujudnya.

" Wa'alaikumussalam. Ya, aku pun tak tahu bagaimana bisa ke sini ", jawab Jampi jujur.

" Kamu dibawa kantong semar ke sini", jawab jin tua itu.

"Mana ada, aku bukan tuyul atau jin botol loh", sanggah Jampi yang tidak percaya.

" Percaya atau tidak, itu urusanmu. Sekarang ambil lah yang kamu butuhkan", jin tua itu mempersilahkan.

"Eh, aku lapar. Apa bisa kumakan buah sawo ini?", Jampi jelas khawatir, mengingat kisah tim bapaknya yang kehilangan personil di bawah pohon sawo.

" Tentu saja. Ini buah sawo biasa, bukan sawo beracun", jawab jin tua itu.

Segera saja, Jampi memanjat dan mengambil 5 buah sawo yang masak dan besar. Tanpa mencucinya, dia segera menyantap buah beserta kulitnya karena kelaparan.

Jampi tidak tahu, dirinya diperhatikan oleh ratusan jin yang bersarang di pohon sawo ini. Hanya karena diizinkan pemimpin kelompok jin ini, ia bebas makan sepuasnya tanpa gangguan sedikitpun.

"Oh iya pak tua, apakah sudah masuk waktu dhuhur?", tanya Jampi tiba-tiba ingat waktu sholat.

" Belum, ini masih awal dhuha", jawab jin tua. Maka Jampi pun melanjutkan makannya. Ia bahkan menambah hingga total 33 buah besar.

Ergh

"Alhamdulillah", ucap Jampi setelah kenyang dan bersendawa. Buah sawo yang manis dan berair, membuatnya tidak merasa haus.

" Bagaimana caraku pulang ke rumahku sekarang? Aku tak tahu arah dari sini. Sekarang aku tinggal di kota Jahe", ujar Jampi.

"Bukankah kamu tidak boleh menerima bantuan jin? Maka aku hanya akan menunjukkan arahnya, selebihnya itu upayamu", jawab jin tua itu.

" Ish, siapa juga yang minta diantar. Tunjukkan saja jalannya", Jampi gengsi meminta bantuan dan takut terkena hukum syirik.

"Pakai lah kantong semar sebagai alat transportasimu. Itu akan lebih cepat", saran jin tua itu, membuat Jampi mengerutkan kening.

" Caranya?", Jampi tak tahu sama sekali karena memang tak ada petunjuk penggunaan seperti barang elektronik baru di toko.

"Mudah saja. Ucapkan basmalah, ambil lah terompah semar di dalamnya. Pakai dan coba lah", pungkas jin tua, tak lagi bersuara.

Tanpa basa basi, Jampi mencobanya. Ia mendapati kaos atau selop dari kulit, mungkin kulit kijang. Segera ia gunakan dan memperhatikan arah matahari, memperhitungkan arah kota Jahe dari alas Kumitir.

Wush

Langkah kaki Jampi seringan kapas yang diterpa angin. Ia merasa bisa terbang karena terlalu ringan.

Bukk

Karena kurang hati-hati, Jampi menabrak pohon tepat di wajahnya.

" Aduh, apaan sih. Baru beberapa ratus meter sudah nabrak saja", dengus Jampi. Ia tidak menyerah dan mencoba berkali kali hingga cukup mahir.

Di sisi lain, kerajaan ratu lautan selatan sedang heboh karena hilangnya tawanan mereka.

"Maaf Nyai, kami tidak menemukan jejak pemuda itu", lapor para punggawa kerajaan.

" Sialan! Cepat cari ke rumahnya! Mungkin dia sudah ada di rumah. Kalau ada, segera bawa kembali ke sini!", perintah sang ratu yang kesal.

Karena curiga, sang ratu melihat lubang terakhir jasad Jampi berada. Saat ia mendekatinya, Ia kenal dengan aroma itu. Aroma yang khas.

"Kantong semar! Bagaimana bisa bocah itu memiliki kantong semar? Menarik, menarik! Aku harus mendapatkan pemuda ini hidup atau mati!", ujar sang ratu.

" Cleret! Kejar dia ke alas Kumitir!", perintah sang ratu kepada sosok hitam yang menculik Jampi saat subuh tadi.

Sosok hitam itu tidak berbicara. Dia hanya mengangguk dan hilang begitu saja layaknya bayangan.

Sementara, di alas Kumitir, jin tua pemimpin kelompok jin muslim di pohon sawo merasakan bahaya mendekat.

"Semuanya, segera lah masuk ke dalam pohon!", perintah diberikan. Tanpa pertanyaan, semua patuh dan bersembunyi ke dalam pohon.

Tanpa suara atau angin, Cleret telah tiba di depan pohon sawo. Tangan kanan sang ratu itu terkenal akan kekuatannya yang mumpuni.

" Assalamu'alaikum", salam jin tua menyambut Cleret sebagai tamu.

Cleret tidak menggubris ucapan jin tua itu. Ia jelas dianggap subordinat dibanding kerajaan lautan selatan. Sosok hitam itu hanya melihat ke seluruh area.

"Di mana kau sembunyikan anak muda itu? Serahkan kepadaku atau kululuh lantakkan pohon kecilmu ini!",  ancam Cleret dengan suara bergemuruh layaknya debur ombak menghantam karang.

Jin tua itu masih tersenyum. Dia memang hanya raja kecil di sini. Namun ia pernah memimpin kerajaan jin yang cukup kuat meski tidak sebesar kerajaan lautan selatan. Sang raja itu tidak lagi diakui setelah memeluk Islam, maka ia mendirikan sendiri kerajaan barunya yang sederhana.

" Jangan begitu Cleret. Apa salah kami? Bukan kah yang kamu cari tiada di sini? Lantas dengan kesaktianmu, kamu bisa mengejarnya bukan? Tangkap lah sesukamu. Itu bukan urusanku", jelas jin tua yang memperhitungkan keselamatan rakyatnya. Ia tahu bahwa Jampi memiliki kantong semar. Ia juga yakin, sekelas ratu lautan selatan pun tidak mudah menaklukkan Jampi, asalkan pemuda itu telah belajar cara mengoptimalkan kantong semar di tangannya.

"Tentu saja ada urusannya. Dulu, kami segan menyerang kerajaanmu karena kamu punya kantong semar. Kini, kantong itu sudah kau serahkan kepada bocah ingusan yang memudahkan kami untuk merebutnya.

Jadi, ini lah saatnya kerajaanmu dihancurkan. Tepat karena alasan kamu membantu mangsa kami melarikan diri", jelas Cleret berapi-api. Cleret adalah rival jin tua. Dia dahulu adalah raja jin yang dikalahkan ratu lautan selatan dan diangkat menjadi tangan kanannya.

Jauh sebelum dikalahkan, ia sering beradu kekuatan dengan sang jin tua di hadapannya. Jelas, momen ini adalah momen yang sangat tepat untuk menantang dan mengalahkan rivalnya, sekaligus merebut kekuasaan kerajaan kecilnya ini.

" Hahaha, Cleret Cleret. Dulu kamu tak pernah bisa mengalahkanku. Kita selalu seri. Apalagi sekarang kamu hanya berada di bawah ketiak ratu. Pasti kejantanan dan kemampuanmu sudah menumpul sekarang. Bukan begitu?", balas jin tua yang enggan merendah terhadap lawan yang jelas-jelas ingin menghancurkannya bersama rakyatnya.

"Oh, kamu masih bermulut tajam seperti dulu Bronto! Baik lah, itu keinginanmu. Maka akan kuwujudkan maumu!", pekik Cleret segera melesat bak api hitam membentuk tombak hitam legam yang menghujam dada Bronto, sang raja tua.

Blarr

Lengan Bronto membentur tombak api hitam itu. Lengannya terkoyak dan terluka dalam. Tubuhnya terlempar 10 meter, namun ia masih bisa berdiri dengan ekspresi biasa.

Urat-urat seperti akar muncul dari lukanya, menjahit luka layaknya operasi hingga luka itu secara cepat tertutup tanpa bekas.

" Hem, lumayan juga seranganmu Cleret! Sekali serang bisa melukaiku. Ayo kita nostalgia dengan pertarungan waktu itu!", ajak Bronto yang melesakkan pukulan berwarna hijau keperakan, beradu dengan ujung tombak api hitam.

Darr

Nampak percikan api muncul dari benturan kedua kekuatan. Pukulan Bronto adalah perpaduan kekuatan batu berlian hijau dan api putih keperakan.

Nampak keduanya mundur beberapa langkah kemudian terus saling adu kekuatan.

Blarr darr jratt

Percikan bunga api nampak terus terjadi selama benturan. Tidak seperti manusia yang menghindari serangan saat bertarung. Mereka lebih suka adu pukulan, melihat siapa yang lebih unggul dalam kekuatan dan daya tahan.

Nampak ujung tombak Cleret telah bengkok dan berwarna kemerahan, dampak dari pukulan Bronto. Di sisi Bronto, kepalan tangannya jelas terluka parah. Namun setiap kali luka itu muncul, akar hijau keluar dan menjahitnya hingga sembuh total.

Blurr bum blarr

Hanya sedetik istirahat, mereka terus saling serang tanpa satu pun penghindaran. Tidak ada pertahanan kecuali serangan itu sendiri.

Setelah ratusan kali benturan, nampak tombak api hitam Cleret telah retak. Sedangkan Bronto yang sejak awal selalu terluka parah, namun selalu bisa utuh tanpa bekas dalam sekejap.

Tap

Cleret kembali ke wujudnya semula, sosok berjubah hitam. Nampak ia terluka tanpa darah. Sedangkan Bronto hanya menunggu dengan gagah berani tanpa ekspresi takut ataupun kesakitan. Ia sengaja tidak menyerang jika lawan tidak menyerang.

Bekas darah oranye nampak di kedua kepalan tangan Bronto. Namun itu malah menambah aksen kekar sang raja tua.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!