Bab 2_ Jemari Petir

"Ya Rabb, tolong lah aku. Tolong aku", pinta Jampi dalam dada dalam keputus-asaannya. Pandangannya yang sudah hampir sepenuhnya menggelap, kesadarannya hampir saja menghilang bersamaan nafasnya yang semakin melemah.

Bzzzz

Jampi merasa harus menggerakkan ibu jarinya ke tengah toraknya. Tanpa pikir panjang, ia ikuti petunjuk itu, berharap itu bantuan dari Tuhan.

Wush

Rasa hangat begitu kuat membabat semua rasa lelah dan penat. Kekuatan luar biasa ia rasakan tumbuh di pusat toraknya, menyebar ke jantung, paru-paru, ruas tulang belakang, menjalar ke kedua lengan, perut, kaki, hingga kepala.

" Alhamdulillah ", hanya itu yang terucap di hati Jampi. Ia tersenyum bahagia, takjub, dan agak tidak percaya dengan apa yang tengah terjadi dalam dirinya.

Tak ada yang lebih penting baginya saat ini selain bisa bernafas lega. Setelah kondisinya membaik, ia merasa harus melakukan sesuatu ke kasurnya. Maka ia berjalan segera ke kamar tidurnya.

" Uh", dengus Jampi karena terlalu bersemangat hingga lupa bahwa tubuhnya perlu waktu menyesuaikan diri. Masih ada rasa lelah dan lemas meski hanya sedikit saja.

"Bismillah", ucap Jampi sembari duduk di samping kasurnya. Jemarinya menyentuh permukaan kasur. Bibirnya membaca beberapa surah yang entah bagaimana muncul dalam ingatannya. Huff Jampi meniup permukaan kasur hingga tiga tarikan nafas. Samar-samar ia melihat cahaya putih memasuki kasurnya itu.

Tak menunggu lama, Jampi merebahkan dirinya ke kasur yang baru ia tiup, penasaran apa yang akan terjadi.

Tunggg

Terasa energi yang begitu besar membalut seluruh tubuhnya. Hangat, nyaman, sedikit perih dan aneh. Tulang dan ototnya bergerak sendiri, kembali ke posisi yang seharusnya. Meski perlahan, tapi pasti.

Jampi bisa merasakan hasilnya. Hmm Jampi benar-benar bersyukur atas karunia luar biasa yang diberikan Tuhan kepadanya.

" Ya Tuhan ku, terima kasih atas rahmat dan karuniaMu kepadaku", lirih Jampi sembari memejamkan mata. Senyum puas merekah di wajahnya yang kini nampak merona. Hari itu pun berlalu.

Jampi yang begitu berbahagia, tak berani bercerita tentang apa yang dialaminya, khawatir dikira sudah gila.

"Siapa juga yang akan percaya jika aku cerita, pengangguran jomblo dan sakit-sakitan, tiba-tiba punya kemampuan yang menakjubkan. Pasti mereka menganggapnya bualan dan angan-angan", batin Jampi, bertekad menyimpan kemampuannya sendiri. Ia tahu bahwa kemampuan seperti ini hanya ada dalam mimpi. Apalagi ia tidak pernah belajar apapun terkait teknik pengobatan seperti ini.

Sepekan telah berlalu. Kini kondisi Jampi sudah sangat sehat meski hanya dia yang tahu.

Satu ketika, bu Eki meminta pendapat Jampi.

" Nak, nenekmu itu mengeluh sakit punggung. Matanya juga katarak. Apa ya yang bisa kita lakukan untuk menolongnya?", tanya bu Eki, terlihat bingung karena terus dimintai tolong neneknya Jampi.

Pemuda itu diam sejenak. Ia juga tak tahu harus bagaimana mengatasi masalah ini.

"Bu, bagaimana kalau nenek setelah sholat subuh, baca wirid di kasur ini, 30 menit saja?", jawab Jampi yang entah bagaimana, merasa ingin mengucapkan kalimat itu. Bu Eki yang semula iseng saja, kini menoleh dan menatap mata Jampi.

" Tiduran saja di kasurmu ini?", tanya bu Eki yang heran dengan ide putranya ini. Jampi hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban karena memang tak tahu alasan di balik apa yang ia ucapkan tadi. Bu Eki pun beranjak pergi setelah mendapati jawaban putranya hanya anggukan. Meski heran dengan perkataan putranya, ia mencoba bersangka baik.

Keesokan harinya, Ia menuntun neneknya Jampi ke kasur. Selang beberapa menit, mbah Surti, neneknya Jampi memanggil bu Eki dengan nada khawatir.

"Ek, kok kakiku rasanya ditarik seorang pria berbaju putih ya?", heran mbah Surti. Meski matanya katarak, bahkan sepenuhnya tertutup warna putih seperti putih telur, mbah Surti diketahui peka terhadap sinyal astral karena terbiasa dengan hal seperti itu sejak kecil.

" Ah masa sih nek?", tanya bu Eki heran. Ia melihat jelas tidak ada sosok apapun di dekat mbah Surti. Bahkan Jampi juga duduk di sofa ruang tamu, menunggu terapi mbah Surti selesai.

"Iya Ek, aku merasakan benar. Kakiku dipijat, punggungku rasanya hangat, kepalaku juga nyaman sekali sampai mengantuk rasanya. Tapi, aku segera terbangun karena melihat sekelebat sosok berbaju putih di kakiku", jelas mbah Surti. Bu Eki yang keheranan pun melihat ke arah Jampi dengan raut penuh tanya.

Jampi sendiri malah hanya mengedikkan bahu karena memang tak tahu apa yang dialami neneknya.

" Ya sudah lah nek, kalau itu nyaman, biarkan saja. Toh itu yang ibu minta kan?", ucap bu Eki untuk menenangkan mbah Surti.

"Oh, begitu. Ya iya sih. Ya sudah, tak teruskan saja ya Ek", jawab mbah Surti yang tidak mendapat jawaban dari pertanyaannya, namun merasakan perubahan positif dan solutif untuk keluhannya di usianya yang hampir 80 tahun ini.

Tanpa terasa, tujuh hari telah berlalu. Mbah Surti yang teratur terapi di kasur Jampi pun kini nampak lebih sehat.

" Wah, sudah sehat sekarang nek?", tanya Jampi yang penasaran, bagaimana hasil yang sebenarnya dirasakan mbah Surti.

"Iya cu, punggungku sudah ngga terasa terlalu sakit. Aku juga ngga lihat kabut hitam lagi setebal dulu", jawab mbah Surti yang kini mampu berdiri selama 30 menit meski bersandar tembok.

" Iya loh bu, lihat mata nenek", bisik Jampi kepada ibunya. Bu Eki yang penasaran pun mendekati mbah Surti dan memperhatikan bola mata mbah Surti dengan seksama. Ia melihat dua lubang membentuk angka delapan di masing-masing permukaan mata mbah Surti.

"Wah, iya loh bu. Lapisan putih-putih di bola mata itu kini berlubang", ucap bu Eki bahagia.

" Oh, iya kah? Pantesan sekarang aku bisa melihat itu", sahut mbah Surti sembari menunjuk toples makanan di seberang jalan.

"Itu, ada enam toples kan, yang tengah warnanya merah?", mbah Surti mencoba memverifikasi penglihatannya yang semula seperti tertutup kabut putih dan bahkan hitam pekat di saat tertentu.

Jampi dan bu Eki pun menoleh ke arah telunjuk mbah Surti. Mereka awalnya tidak percaya dan mencoba memfokuskan pandangan ke toko seberang rumah berjarak 17 meter.

Jampi dan bu Eki saling pandang, merasa heran. Jumlah toples dan warna merah di toples tengah semuanya benar.

" Kok bisa?", batin Jampi yang merasa heran. Ia yang berusia 30 tahun dan minus 1,5 saja harus memicingkan mata untuk melihat jarak sejauh itu. Namun mbah Surti melihat seolah itu hanya berjarak 2 meter saja.

"Iya nek, benar", ucap Jampi kepada mbah Surti yang menunggu respon mereka sedari tadi.

" Oh ya? Alhamdulillah", ucap mbah Surti begitu bahagia. Ia hanya fokus pada kenyamanan tulang punggung dan matanya. Ia pun tidak menyadari bahwa Jampi sebenarnya tengah menghitung berapa lama ia sanggup berdiri meski bersandar di dinding.

Terpopuler

Comments

Alexo. ID

Alexo. ID

Keren abis, pengen baca lagi!

2024-08-26

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!