Bab 14_ Rayuan

Brrr

Bulu roma Jampi meremang. Nafusnya bergolak hebat. Wajah dan tubuh itu begitu menggoda mata dan hasrat pria normal yang melihatnya.

Tanpa kendali, kedua lengan Jampi bergerak merangkul pinggang indah sosok menawan di hadapannya. Senyum perempuan itu semakin indah merekah, melihat respon pemuda di hadapannya ini.

Segera, perempuan itu menutup matanya, mengisyaratkan bahwa ia telah menyerahkan dirinya untuk Jampi. Saat wajah mereka mendekat, Jampi bisa merasakan dua gundukan lembut menekan dadanya. Besar, proporsional, nampak indah dipandang, tapi dingin.

Bibir Jampi hanya tinggal satu senti meter saja bersentuhan dengan bibir merah muda nan segar perempuan itu. Tiba-tiba saja tubuh Jampi tak lagi bisa bergerak. Meski ia berusaha keras, Jampi tak mampu menggerakkan satu inchi pun tubuhnya. Lagi-lagi, hanya matanya yang bisa bebas bergerak.

Lama menunggu, perempuan itu pun membuka mata dan mencoba mencium bibir Jampi lebih dahulu.

Blup

Tubuh perempuan itu terpental dengan sinar putih keemasan yang muncul dari ubun-ubun Jampi. Sayangnya, sinar itu hanya sekejap saja dan menghilang tanpa jejak. Saat itu lah Jampi bisa bergerak bebas. Pikirannya kembali normal.

"Aneh, cantik tapi kok dingin seperti perut ular. Saat bicara juga, ia tak menggerakkan bibirnya sama sekali. Apa..", belum sempat Jampi menyelesaikan gumamnya, perempuan itu telah melesat dan mencengkeram kedua pundak Jampi.

Tubuh Jampi seberat 60kg dilempar begitu saja ke kasur yang ternyata sudah bertabur kelopak mawar dan semerbak wangi yang memabukkan, memicu nafsu Jampi kembali bersemi.

Tap

Tubuh perempuan cantik nan seksi itu sudah menindih tubuh Jampi. Wajah mereka hanya berjarak 5 senti saja. Senyum bahagia penuh kemenangan nampak bersemi di wajah perempuan itu.

Kedua lengan Jampi ditindih dengan kedua lutut perempuan yang begitu bernafsu ingin menggaulinya. Nampak paha mulus yang semula tertutup jarik, kini terpampang indah di atas pemuda itu. Namun, Jampi masih berusaha mengelak meski nafsunya membuncah.

" Jangan lah melawanku rajaku. Kamu hanya bisa menolakku saat air kita sudah menyatu. Namun, saat itu aku telah menjadi milikmu seutuhnya. Jadi, lupakan istri dan keluargamu itu. Lepaskan semua dan terima lah aku seutuhnya. Aku lah yang paling cocok mendampingimu selamanya", rayuan itu kembali menghiasi mulut perempuan menawan yang menindihnya. Harum tubuh dan hembusan nafasnya begitu kuat menyeruak menghasut nafsu dan pikiran Jampi hingga lupa dengan Nia dan keluarga yang menantinya.

Blup

Lagi-lagi, tubuh perempuan cantik itu terpental ke lantai saat mencoba mengecup bibir Jampi. Cahaya keemasan yang muncul dari dada Jampi lah yang kini menyentak si perempuan seksi.

Jampi segera bangkit. Ia mencoba berlari secepatnya. Rencananya adalah mengelilingi ruang kamar ini dan menemukan pintu keluar dari sini.

Anehnya, kakinya terasa begitu ringan. Langkahnya begitu cepat. Namun, nyatanya perempuan itu bisa mengejarnya dengan mudah.

"Tak perlu lari sayang. Turuti saja aku. Kamu pasti menjadi lelaki yang paling beruntung di dunia", kata perempuan itu saat berhasil menangkap kedua pundak Jampi dan melemparkannya kembali ke kasur.

Kali ini, tanpa bicara, ia langsung menargetkan leher Jampi agar segera takluk kepadanya.

Bugh

Tubuh Jampi reflek bergerak, memukul kepala perempuan itu dengan pundak kanannya hingga sosok itu kembali terpelanting ke lantai.

" Sial! Kenapa kamu terus melawan?", perempuan itu semakin kesal karena sudah berulang kali gagal hanya dengan perlawanan sepele.

Di sisi lain, Jampi berhasil menemukan celah dan mendorong dinding itu sekuat tenaga. Secepatnya, ia memasuki ruang di balik dinding.

"Hahaha, jangan kamu kira sudah lepas dariku. Kamu hanya bisa pulang setelah menuruti semua kemauanku!", pekik perempuan itu, tak lagi mengejar Jampi yang telah berlari menyusuri lorong bercahaya merah itu.

" Huh, huh, huh", nafas Jampi terengah-engah setelah cukup jauh berlari ketakutan. Entah kenapa, firasatnya mengatakan bahwa perempuan itu adalah jin, bukan manusia biasa dan tidak boleh berhubungan badan dengannya.

"Apa itu tadi, kenapa juga membawaku ke antah berantah ini", gumam Jampi merasa kesal. Ia terus berjalan sampai ke ujung lorong.

Grrrrk

Jampi mencoba mendorong sedikit ujung lorong dan menemukan ada ruang di dalamnya.

" Kok aneh, kenapa ruangan ini sama dengan ruang yang kutinggalkan tadi?" batin Jampi. Ia mengedarkan pandangan, menemukan kasur yang sama dengan kasurnya tadi. Di sana ada sesosok perempuan cantik tengah duduk menyilangkan kaki, menunjukkan belahan jarik yang memperlihatkan paha mulusnya.

Sosok itu tersenyum sinis dan melirik ke arah Jampi.

"Hi..", sontak Jampi mundur dan berlari ke arah sebelumnya.

" Bagaimana aku bisa sampai ke ruang yang sama? Apu aku hanya berputar-putar saja selama ini?", pikir Jampi kebingungan.

"Apa ini sebuah labirin? Tapi kok tidak ada cabangnya?", benak Jampi melihat lebih seksama.

Tak lama, Jampi pun kembali ke ruangan awal ia datang ke sini. Sama saja, di sana perempuan itu masih menunggunya dengan tenang dan senyum penuh kemenangan.

" Sudak kukatakan, kamu takkan bisa pergi dari sini tanpa izinku sayang. Menyerah lah!", ujar perempuan itu dengan senyum lebar penuh kemenangan.

"Nggak sudi!", pekik Jampi sembari berlari menjauh. Ia meletakkan tangannya ke dinding lorong, berharap menemukan petunjuk agar bisa keluar dari tempat aneh ini.

" Nah, ini ada celah", ujar Jampi lirih namun muncul secercah harapan di hatinya. Ia menemukan dua celah di kanan dan kirinya, tepat berhadapan.

"Duh, pilih yang mana ya?", jelas Jampi bingung. Ia teringat tentang ruangan yang berujung sama. Hanya saja, ia bingung memilih.

"Duh, kanan atau kiri ya?" gumam Jampi tak punya pandangan.

"Ah sudah lah, kanan saja. Yang baik di kanan", pikir Jampi. Segera ia mendorong dinding kanan yang bercelah.

Grrk

Brul

Terdengar derak batu. Sayangnya, bukan pintu yang terbuka, lantai yang dipijak Jampi lah yang terbuka. Tubuh pemuda itu seketika jatuh terjerembab.

" Duh!", pekik Jampi merasakan sakit di pantatnya yang terantuk batu besar. Ia berada di ruangan gelap, pengap, dan berbau anyir darah.

Tangannya meraba-raba sekitarnya. Namun, ia hanya merasakan banyak tubuh bergelimpangan di sekitarnya. Mungkin belasan, itu yang ada di benaknya.

Tubuh Jampi semakin menggigil ketakukan. Namun ia tetap berusaha tegar dan tenang. Ia terus meraba sekitar, mencoba menemukan pintu keluar atau sekedar sumber cahaya.

30 menit rasanya telah berlalu, namun Jampi belum jua menemukan jalan keluar. Rasanya ia ingin menyerah dan berteriak agar digauli saja oleh perempuan tadi daripada berada di tempat ini.

"Ya Allah, tolong lah hamba. Berikan lah petunjukMu", doanya karena merasa masih ada secercah harapan, yakni Tuhan.

Grrk

Terdengar derak batu. Sebilah cahaya kecil secara bertahap namun cepat melebar.

Kini, Jampi bisa melihat ruangan ini dipenuhi mayat yang tercabik. Semuanya lelaki dengan tubuh yang tidak utuh. Darah bercecer di mana pun.

Belum selesai keterkejutan Jampi, terdengar langkah seseorang mendekat.

Deg

Jantung Jampi hampir berhenti melihat sosok seram di hadapannya. Lelaki kekar tanpa kepala. Hanya ada tulang leher menonjol di sana.

Lengan kanannya berupa api merah dan lengan kirinya berbentuk cambuk, menjuntai panjang ke lantai. Nampak ujungnya berupa tombak tajam berkail.

" Kamu..", tanpa diberi kesempatan bicara sosok kekar itu langsung melecutkan cambuknya ke dada kiri Jampi.

Blarr

Terdengar batu yang hancur terkena sabetan cambuk itu.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!