Bab 13_ Diculik Lagi

"Pak, pak, melawan penjajah taruhan nyawa saja berani. Masa dengan bu Eki saja ciut nyali?", ejek Jampi yang masih meringis menggosok pundaknya yang panas.

" Hus, ibumu itu. Bisa runyam nanti urusannya. Baru pindah rumah, sudah tidur di teras nanti ceritanya", ujar pak Joni sembari celingukan mengamati sekitar. Mereka asyik bercengkerama hingga malam begitu larut.

Keesokan subuh, Jampi yang hendak berangkat sholat berjamaah, dikejutkan oleh sosok berjubah hitam yang berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Wajahnya tidak terlihat jelas. Hanya sedikit bagian bibir yang pucat, dagu lancip dan pipi tirus dengan senyum seramnya.

"Kamu, siapa dan ada perlu apa?", tanya Jampi yang telah meremang bulu kuduknya.

Tanpa sepatah kata pun, sosok itu langsung mencengkeram kedua pundak Jampi dan membawanya pergi. Nia yang mendengar suara Jampi sedang berbicara pun mencoba melihat ke arah pintu rumah.

Tiada seorang pun di sana. Hanya pintu yang terbuka lebar.

" Nggak biasanya mas Jampi membiarkan pintu rumah terbuka saat pergi sholat jamaah ke masjid", lirih Nia sembari melangkah ke pintu.

Ia mencari ke seluruh area yang terjangkau indera matanya. Memang sepi, hanya ada suara jangkrik dan sayup-sayup terdengar suara adzan subuh.

"Kok bulu kudukku merinding ya?", gumam Nia sembari menutup pintu dan mengambil air wudhu untuk segera sholat subuh.

Jampi yang berada dalam cengkeraman sosok hitam itu merasakan sakit luar biasa hingga pingsan. Tak seperti saat dibawa jin tua alas Kumitir, ia hanya merasakan pandangannya gelap dan tubuhnya ringan.

Tak lama, mata Jampi pun terbuka. Ia tengah terbaring di sebuah kasur, di ruangan besar minimalis. Hanya ada meja rias dan lemari pakaian dari kayu jati yang terukir burung cendrawasih yang mekar ekornya.

" Ugh, aku dimana ini, ada apa denganku?", gumam Jampi. Ia merasakan tubuhnya tak bisa bergerak. Berat sekali sekedar menggerakkan jemari. Hanya matanya yang bisa melihat hampir ke seluruh ruangan.

"Kepalaku pusing sekali. Siapa itu tadi ya?", pikir Jampi, mencoba menngingat apa yang sebenarnya terjadi. Pemuda itu mencoba untuk duduk.

Sekuat tenaga ia mencoba. Akhirnya ia bisa duduk dan mencari dengan seksama, di mana sosok hitam yang tadi mencengkeramnya.

Lama tidak menemukan siapapun, hening, hanya sepoi udara sejuk menerpa tubuhnya, pemuda itu pun beranjak dari kasur.

" Sepertinya tadi aku mau jamaah sholat subuh", gumam Jampi. Ia mencoba berjalan ke sekitar ruangan namun tidak mendapati satu pun pintu masuk atau keluar.

"Ini ruangan apa, kok nggak ada pintunya?", heran Jampi bagaimana ia bisa masuk ke sini.

" Ah sudah lah. Lebih baik aku bertayamum dan sholat subuh di sini", pikir Jampi. Ia mengundi arah kiblat, karena tak ada kompas atau petunjuk lain akan arah kiblat.

"Hentikan!", tiba-tiba terdengar pekikan suara perempuan yang nyaring terdengar jelas di telinga Jampi saat ia hendak takbir, memulai sholat subuh.

" Siapa itu?", tanya Jampi dengan suara lantang. Ia mencari ke seluruh ruangan, mencari asal suara perempuan tadi. Sayangnya, cukup lama ia mencari, tak ada satu sosok pun yang muncul di hadapannya.

"Apa aku ada di alam jin seperti alas Kumitir waktu itu atau di mana ya?", duga Jampi. Ia mengingat saat dibawa jin tua ke rumah pohon sawo di alas Kumitir. Mirip tapi tak sama.

" Mana ini yang punya ruangan. Nggak beres ini. Main culik saja nggak pakai izin", gumam Jampi.

Ia kembali ke posisi awal dan bersiap bertakbir.

"Allahu...", tiba-tiba gempa yang Jampi rasakan di ruangan ini. Pemuda itu pun membatalkan niatnya sholat.

" Eh, apa-apaan tadi. Ruangan apa juga ini, kenapa aku nggak bisa melihat atapnya?", lirih Jampi yang baru sadar bahwa ia tak bisa melihat atap ruangan ini. Hanya semacam kabut hitam pekat. Meski tembok ruangan setinggi 4 meter, atapnya jelas terlihat terdiri dari kabut hitam tak berbau.

"Masa bodoh lah!", ujar Jampi bertekad sholat subuh.

" Allahu akbar!", ucap Jampi lantang. Ia tak menggubris pekikan perempuan yang mencegahnya, juga gempa yang menerpanya. Ia memejamkan mata, fokus dengan sholat subuhnya.

Usai salam, ia membuka matanya. Nampak sesosok perempuan sangat cantik, berkulit kuning langsat, mulus tanpa cacat, tengah berdiri di hadapannya.

Jampi terperangah melihat kecantikan sempurna perempuan jawa di hadapannya. Ia pun mendongak, ingin melihat detail wajah perempuan itu, sampai lupa belum membaca wirid setelah sholat.

Perempuan berjarik hijau kecoklatan setumit dengan aksen emas, menggunakan selendang putih terawang, tersampir indah di kedua bahu, menjuntai hingga lututnya. Kedua tangannya merangkul anggun siku dari lengan berlawanan.

Perempuan bermahkota emas itu tersenyum cantik nan menawan, hampir membuat Jampi meneteskan liur karena mulutnya terbuka, terpukau dengan keindahan wanita yang belum pernah ia lihat sepanjang hayatnya.

Glek

Jampi berusaha mengendalikan diri dan nafsunya, menelan liurnya agar tidak bercecer di dagunya.

Tubuh Jampi tiba-tiba berdiri, seakan ada kekuatan yang mengangkatnya, terasa sangat ringan.

"Kamu..", belum sempat Jampi meneruskan bicaranya, sosok perempuan cantik itu menyela perkataannya.

" Aku adalah jodohmu, istrimu, pasangan abadimu, wahai rajaku", ucap perempuan itu tanpa menggerakkan bibir. Suaranya terdengar jelas di telinga Jampi, namun anehnya, ia tidak bisa melihat gerak bibir perempuan itu sama sekali.

Jampi semakin heran mendengar jawaban perempuan cantik dengan rambut hitam panjang, tergerai hingga ke pahanya. Selendang putih yang dikenakannya tidak mampu menutupi kemolekan tubuh perempuan setinggi 165cm ini.

"Aku, aku sudah beristri. Kami baru menikah..", lagi-lagi perempuan itu tak membiarkan Jampi menyelesaikan ucapannya.

" Ssst. Cukup! Dia hanya fatamorgana, mahluk fana, lemah tak berdaya. Lihat lah aku. Apa yang kurang dariku? Aku sempurna, luar biasa, berkuasa, dan aku lah jodohmu yang sebenarnya", ucap sosok itu.

"Namamu..", Jampi hendak menanyakan identitas perempuan cantik di hadapannya. Namun, telunjuk lentik nan mulus perempuan itu segera menempel di bibir Jampi, mengisyaratkan agar ia tak banyak bertanya.

" Siapapun namaku, itu tidak lah penting. Yang paling penting saat ini, kamu adalah suamiku, kekasihku, rajaku, belahan jiwaku. Tolong miliki aku dan lakukan apapun yang kamu mau kepadaku.

Hanya ada kita berdua di sini. Tak ada satu pun yang akan mengganggu bulan madu kita berdua", ujar perempuan itu sembari melepaskan telunjuk yang berasa manis di bibir Jampi.

"Tapi, kapan kita menikah?", Jampi tak kuasa menahan pertanyaan yang begitu saja terlontar dari mulutnya.

" Sejak kamu lahir, kamu adalah jodohku. Kita sudah ditakdirkan untuk bersama, saling melengkapi bersama. Aku dan kamu, kita akan berjaya bersama selamanya.

Takkan ada kematian yang datang memisahkan kita. Takkan ada kesusahan dan kekurangan harta. Hanya ada bahagia dan suka cita dalam seluruh kehidupan kita. Kamu adalah surgaku, turuti lah aku dan sempurnakan aku menjadi surgamu, wahai rajaku", rayu perempuan itu sembari meletakkan tangan kanannya yang beraroma melati ke pundak kiri Jampi.

Episodes
1 Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2 Bab 2_ Jemari Petir
3 Bab 3_ Sinar Mentari
4 Bab 4_ Gadis Misterius
5 Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6 Bab 6_ Mahluk Ghaib
7 Bab 7_ Kantong Semar
8 Bab 8_ Ujian Harta
9 Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10 Bab 10_ Kesepakatan
11 Bab 11_ Kota Jahe
12 Bab 12_ Alas Kumitir
13 Bab 13_ Diculik Lagi
14 Bab 14_ Rayuan
15 Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16 Bab 16_ Terbelah Dua
17 Bab 17_ Rival Lama
18 Bab 18_ Penculikan Sukma
19 Bab 19_ Pengejaran
20 Bab 20_ Kampung Pitam
21 Bab 21_ Penyusup Amatir
22 Bab 22_ Tiga Sukma
23 Bab 23_ Dipaksakan
24 Bab 24_ Piala Bergilir
25 Bab 25_ Pria Tua Misterius
26 Bab 26_ Pencarian
27 Bab 27_ Jumat Pagi
28 Bab 28_ Eksekusi Rencana
29 Bab 29_ Hutang Budi
30 Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31 Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32 Bab 32_ Akar Awang
33 Bab 33_ Sindikat Kriminal
34 Bab 34_ Membuat Onar
35 Bab 35_ Mendekati Sarang
36 Bab 36_ Adu Mekanik
37 Bab 37_ Kecerobohan
38 Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39 Bab 39_ Meleleh
40 Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41 Bab 41_ Tim Gilas
42 42. Titik Balik
43 43. Bangkit
44 44. Mandau
45 45. Formasi Sura
46 46. Blender
47 47. Saat Kritis
48 48. Pamungkas
49 49. Gugur
50 50. Anjungan Kapal
51 51. Gertakan
52 52. Perhitungan
53 53. Tebusan
54 54. Jebakan
55 55. Tak Wajar
56 56. Pengujian
57 57. Kecewa
58 58. Frustasi
59 59. Pengamanan
60 60. Jantungan
61 61. Mempermainkan
62 62. Lebur Seketi
63 63. Janaka
64 64. Penawaran
65 65. Setuju
66 66. Merebut
67 67. Ajakan Taubat
68 68. Kehebatan Braja Geni
69 69. Tunggak Wuni
70 70. Imbang
71 71. Kondensasi
72 72. Curiga
73 73. Lewat Masa Aktif
74 74. Penentuan
75 75. Taktik Kombinasi
76 76. Pengecoh
77 77. Berakhir Sudah
78 78. Upaya Suksesi
79 79. Frontal
80 80. Menguasai
81 81. Hukuman
82 82. Tim Bravo
83 83. Darurat
84 84. Pertolongan
85 85. Selamat Jalan
86 86. Membawa Rani
87 87. Pulang
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1_ Kemampuan Ajaib
2
Bab 2_ Jemari Petir
3
Bab 3_ Sinar Mentari
4
Bab 4_ Gadis Misterius
5
Bab 5_ Mahligai Rumah Tangga
6
Bab 6_ Mahluk Ghaib
7
Bab 7_ Kantong Semar
8
Bab 8_ Ujian Harta
9
Bab 9_ Diusir Dari Kampung
10
Bab 10_ Kesepakatan
11
Bab 11_ Kota Jahe
12
Bab 12_ Alas Kumitir
13
Bab 13_ Diculik Lagi
14
Bab 14_ Rayuan
15
Bab 15_ Lawan Tanpa Kepala
16
Bab 16_ Terbelah Dua
17
Bab 17_ Rival Lama
18
Bab 18_ Penculikan Sukma
19
Bab 19_ Pengejaran
20
Bab 20_ Kampung Pitam
21
Bab 21_ Penyusup Amatir
22
Bab 22_ Tiga Sukma
23
Bab 23_ Dipaksakan
24
Bab 24_ Piala Bergilir
25
Bab 25_ Pria Tua Misterius
26
Bab 26_ Pencarian
27
Bab 27_ Jumat Pagi
28
Bab 28_ Eksekusi Rencana
29
Bab 29_ Hutang Budi
30
Bab 30_ Kelompok Bersenjata
31
Bab 31_ Gadis Yang Menarik
32
Bab 32_ Akar Awang
33
Bab 33_ Sindikat Kriminal
34
Bab 34_ Membuat Onar
35
Bab 35_ Mendekati Sarang
36
Bab 36_ Adu Mekanik
37
Bab 37_ Kecerobohan
38
Bab 38_ Ajian Rawa Rontek
39
Bab 39_ Meleleh
40
Bab 40_ Kunang-Kunang Kuning
41
Bab 41_ Tim Gilas
42
42. Titik Balik
43
43. Bangkit
44
44. Mandau
45
45. Formasi Sura
46
46. Blender
47
47. Saat Kritis
48
48. Pamungkas
49
49. Gugur
50
50. Anjungan Kapal
51
51. Gertakan
52
52. Perhitungan
53
53. Tebusan
54
54. Jebakan
55
55. Tak Wajar
56
56. Pengujian
57
57. Kecewa
58
58. Frustasi
59
59. Pengamanan
60
60. Jantungan
61
61. Mempermainkan
62
62. Lebur Seketi
63
63. Janaka
64
64. Penawaran
65
65. Setuju
66
66. Merebut
67
67. Ajakan Taubat
68
68. Kehebatan Braja Geni
69
69. Tunggak Wuni
70
70. Imbang
71
71. Kondensasi
72
72. Curiga
73
73. Lewat Masa Aktif
74
74. Penentuan
75
75. Taktik Kombinasi
76
76. Pengecoh
77
77. Berakhir Sudah
78
78. Upaya Suksesi
79
79. Frontal
80
80. Menguasai
81
81. Hukuman
82
82. Tim Bravo
83
83. Darurat
84
84. Pertolongan
85
85. Selamat Jalan
86
86. Membawa Rani
87
87. Pulang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!