DENTUMAN JARUM JAM | JAKE ENHYPEN

DENTUMAN JARUM JAM | JAKE ENHYPEN

.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.

Di saat sebuah kejadian buruk menimpa, semua orang pasti akan merasakan sebuah kesedihan yang mendalam. Entah itu dari kejadian sisi tentang percintaan, atau kehancuran sebuah keluarga. Itu akan sangat menyedihkan jika saja terjadi, tidak ada yang mau hal itu terjadi. Sampai di satu ketika pria itu tidak bisa melakukan apa pun, apa yang sudah ia usahakan kenyataannya tidak membuahkan hasil apa pun.

"Ak-aku bisa jelasin yang-" Tangannya yang mencoba menggenggam tangan sang kekasih. Namun, saat itu di tepis dengan pelan seolah menolak. Gadis itu menangis karena kesalahan yang ia lakukan sendiri.

"Jangan sentuh gw..."

"Sayang, aku bisa jelasin... Ini gak seperti yang kamu lihat-"

"Lalu? Sekarang apa? Gw gak buta sampek gw gak bisa lihat apa yang ada di depan mata, Clara. Udah berapa lama lo sama dia?"

"Enggak gitu, Kita-"

"JAWAB CLARA!" Suaranya meninggi di saat kesabarannya sudah habis, ia memang tidak pernah sampai seperti ini. Tapi ia rasa semua ini terlalu mengecewakan dirinya sendiri.

Gadis itu menangis, mendapati pria yang selalu bersikap lembut dan memanjakannya membentak. Itu membuatnya sakit hati, tapi apa yang ia dapat seperti hasil apa yang ia lakukan selama ini. Arkan melakukan semuanya, dia mau memulai hubungan berawal tanpa perasaan menjadi sebuah perasaan yang tumbuh secara perlahan, ia mau menerima kekurangan Clara tanpa syarat apa pun, dan ia bahkan menjauhi perempuan yang akan mendekatinya. Secara ia menjaga hati seorang perempuan, tapi kenyataannya lain. Apa yang sudah ia lakukan seperti sebuah bencana untuk dirinya sendiri.

Arkan tertawa dengan apa yang ia alami sekarang, ia tidak menyangka jika semua ini akan menimpa hidupnya. Seperti percuma saja ia lakukan. Arkan mencoba bersabar, ia menatap serius gadis di depannya yang justru menangis, entah apa yang dia tangisi sekarang ini. Tetapi, ia ingin menyudahi semua ini sendiri.

"Ayo kita putus."

Clara mendongak, sebagaimana ekspresinya menunjukkan sebuah keterkejutan yang sangat jelas terlihat. Ia seolah tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Arkan bahkan enggan menatap dirinya saat ini, kenapa seolah di sini Clara yang sakit? Padahal di sini yang paling di kecewakan Arkan, bukan Clara.

"Putus?"

"Iya, putus. Bukannya ini yang lo mau? Anggep aja ini hadiah setelah apa yang lo lakuin, gw gak menerima penolakan apa pun. Itu keputusan lo, itu urusan lo. Tapi gw, udah gak ada minat lanjutin hubungan toxic ini,"

"Tapi aku-"

"Terserah... " Arkan berjalan meninggalkan Clara sendirian di sana, menangisi apa yang sudah ia lakukan sendiri. Sampai tepatnya seseorang datang dan memeluknya di saat seperti ini.

Clara di peluk oleh pria lain, dan itu di ketahui oleh Arkan yang kenyataannya belum pergi terlalu jauh. Keputusannya berhenti di sana kenyataannya semakin menyakiti hatinya sendiri, ia hanya diam di sana memandangi sesuatu yang seharusnya tidak ia pandang. Dan, ketika ia akan berniat pergi sejauh mungkin.

Ia melihat seseorang di depannya, gadis itu. Dia menatap ke arah Arkan dengan tatapan yang berbeda, mungkin karena tidak sengaja mereka berdua bertemu di sana dan Arkan mengabaikan gadis itu di sana. Layla, melihat semuanya.

Ketahuilah gadis pendiam tidak semestinya tidak tahu semuanya, ia akan cepat merasakan lawannya tanpa harus bicara apa pun. Layla membalikan badannya melihat punggung Arkan yang semakin menjauh dari sana, merasakan kekecewaan itu sekaligus prihatin. Layla juga saksi, di mana ia melihat kekasih Arkan, atau mantan? Berpelukan dengan pria lain di saat hubungan itu masih di ujung tanduk.

...◇◇◇...

"Tumben berangkat agak awal, kenapa?"

"Enggak apa, pengen aja sih mbak. Ada kerjaan apa lagi nih?"

Devi, dia adalah senior Layla yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun atau mungkin akan menginjak 2 tahun nantinya. Layla tidak terlalu bisa memahami sesuatu dengan cepat, tapi ia bisa melakukan sebuah pekerjaan dengan tepat walaupun sedikit lambat. Tapi jangan terlalu meremehkan seseorang, terkadang bakatnya tidak ada di dalam pekerjaan yang ia lakukan tapi ada kelebihannya.

Di sebuah kantor, ia hanya bagian promosikan sebuah barang-barang untuk di jual kembali. Menentukan sebuah target dan harus menghitung hasil target dengan tepat, semua pekerjaan pasti ada sebuah resikonya. Layla sering membuat kesalahan, tidak setiap hari dan hanya sesekali karena kecerobohannya sendiri. Tapi untung saja cepat di selesaikan sebelum masalahnya semakin panjang.

"Ini, ada event yang harus di lakukan. Harus memanggil orang, tapi agak susah kayaknya dek, soalnya kadang ada yang mau ngelamar tapi pas kerja gak niat. Kan bikin rugi juga kan, gak sesuai target nanti kita,"

"Iya sih, tapi mau gimana? Nyari orang lain lagi? Tambah lama atuh mbak." Sama-sama harus berpikir jika sudah seperti ini. Layla membaca ulang banyaknya kertas-kertas di atas meja itu, hendak ia berdiri mengambil file yang kosong untuk menyimpan kertas-kertas tebal itu.

Pintu terbuka secara tiba-tiba memperlihatkan seseorang di depan sana yang membuat gadis itu terkejut, sempat keduanya saling menatap singkat. Tetapi, terlebih dahulu Layla membuang pandangannya ke arah lain dan segera menyelesaikan pekerjaannya yang harus selesai tepat waktu.

"Baru berangkat lo?" Rehan menepuk bahu temannya itu, dan segera mengarahkan temannya itu ke ruangan lain. Karena pekerjaannya mereka sudah berbeda di sana.

Arkan sempat menoleh ke arah Layla yang tengah sibuk mencari file di rak buku, tapi segera ia alihkan ke yang lain dan segera mengikuti langkah temannya yang pergi entah kemana. Layla tidak merasakan itu, tapi Devi bisa melihat pemandangan tersebut walaupun ia sedikit bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.

Setelah acara pernikahan rekan mereka, Layla sedikit berubah. Kurung, dan sering melamun. Banyak yang mempertanyakan akan sikapnya itu, karena biasanya Layla sangat bersemangat ketika mengerjakan apa pun yang ia lakukan. Tapi, akhir-akhir ini ia seperti tidak ada semangat apa pun.

Sedangkan Layla sekarang, yang tengah mengendalikan perasaannya sendiri. Perasaan yang ia punya seperti menyakiti dirinya sendiri semakin parah, banyak luka yang belum sembuh dan perasaan yang ia simpan sekarang menambah luka baru. Gadis itu sempat terdiam di sana, mengabaikan apa yang sudah terjadi dan memilih fokus ke pekerjaannya saat ini.

Di sisi lain, Rehan dan Arkan yang tengah bekerja sama menyelesaikan masalah pekerjaan mereka yang mendadak kacau karena rekan mereka yang lain tidak teliti dalam mengerjakan pekerjaan itu. Mereka juga kategori karyawan baru karena mereka juga belum menginjak 2 tahun di sana.

"Kadang orang tua menyebalkan, iyakan?"

"Lo aja sih, gw biasa aja." Rehan membuang nafas panjang, ia rasa ia terlalu memendam kesalnya itu.

"Lo karena terbiasa ngadepinnya, lah gw? Anjir lah, kadang gw mau emosi tapi takut dosa,"

"Emosi aja, gitu doang susah."

Rehan hendak memukul Arkan saja rasanya, tapi tidak bisa karena tidak mau ia menambah masalah baru. Terkadang ia juga kesal dengan sikap Arkan yang terlalu bersikap acuh kepada semua orang, memang jika sudah dekat sifat asli Arkan akan jauh lebih terlihat, tapi Rehan seperti belum tahu semuanya karena Arkan terlalu pendiam.

Berbeda dengan rekannya yang lain, jarak usia 4 tahun membuatnya seperti yang paling tua di antara timnya. Dia juga yang paling cerewet menasehati karyawan yang lebih muda, sikap seperti itu wajar saja.

"Eh? Lo ngerasa gak sih?"

"Apa?" Walaupun tidak menoleh ke arah Rehan sama sekali, ia berusaha mendengar ucapan temannya itu. Tapi tidak memperhatikan objek yang tengah di perhatikan oleh Rehan di sana.

Rehan tengah melihat keluar ruangan mereka, di mana seseorang lewat di depan sana membawa banyak barang dengan raut wajahnya yang datar. Tidak seperti biasanya, Rehan hanya merasakan sebuah perbedaan saja di sana, entah itu benar atau tidak.

"Lo ngerasa gak? Kalau Layla agak beda hari ini? Dia salah makan di kondangannya mbak Vika apa gimana ya?"

Ketika di atas keyboard itu berhenti seketika, Arkan mendadak terdiam karena ucapan yang baru saja ia dengar dari Rehan. Sedangkan Rehan yang masih sibuk memandang ke arah yang sama, ia hanya melihat sebuah perbedaan saja di sana. Tatapan yang berbeda dan sikap yang jauh lebih acuh dari yang biasanya. Tentu saja itu akan terlihat aneh di seseorang yang biasanya sangat banyak tingkah di berbagai tempat.

Berbeda dengan Arkan yang tengah mengingat ulang, mengingat kejadian 2 hari yang lalu. Di mana ia melihat gadis itu menatapnya dengan tatapan yang sangat aneh, mungkin aneh untuk dirinya. Tapi ketika ia melihat tatapan itu, seperti ada sesuatu yang menusuk dadanya.

Bahkan ketika ia kembali mengingat kedua pupil mata yang biasanya membesar ketika mengarah kepadanya, tiba-tiba saja terlihat sendu di pandangannya. Bahkan raut wajah kecewa itu ada di sana. Arkan menggelengkan kepalanya sendiri, mencoba melupakan dan mengabaikan apa yang ada di dalam kepalanya. Dan sikapnya itu di lihat oleh Rehan juga.

"Lo kenapa?"

"Enggak, gw cuma lupa sama sesuatu aja. Lo kerjain yang lain aja, gw bisa urus sendiri." Rehan hanya merespon dengan anggukan saja dan pergi ke mejanya sendiri.

Dan Arkan, ia kembali terdiam dan memikirkan apa yang terjadi sebelumnya. Jujur saja, ia mempertanyakan tatapan yang tertuju kepadanya saat itu. Arkan tentu saja tidak sebodoh itu, ia tahu sesuatu tapi ia selalu menepis dan menolak argumennya sendiri.

Episodes
1 .・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2 .・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3 .・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4 .・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5 .・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6 .・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7 .・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8 .・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9 .・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10 .・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11 .・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12 .・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13 .・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14 .・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15 .・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16 .・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17 .・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18 .・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19 .・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20 .・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21 .・゜-: :-Chapters:20-: :-゜・.
22 .・゜-: :-Chapters:21-: :-゜・.
23 .・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24 .・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25 .・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26 .・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
Episodes

Updated 26 Episodes

1
.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2
.・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3
.・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4
.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5
.・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6
.・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7
.・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8
.・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9
.・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10
.・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11
.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12
.・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13
.・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14
.・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15
.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16
.・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17
.・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18
.・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19
.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20
.・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21
.・゜-: :-Chapters:20-: :-゜・.
22
.・゜-: :-Chapters:21-: :-゜・.
23
.・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24
.・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25
.・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26
.・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!