.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.

"Lo tau gak?"

"Kenapa?" Kebetulan saja Layla berangkat bersama dengan Cia hari ini, jadwal mereka berdua hari ini kebetulan saja sama di pagi hari. Jadi mereka berdua masuk ke kantor berdua juga seraya berbincang ringan saja.

"Gw denger-denger lo suka sama, Arkan." Kalimat itu membuat Layla terdiam beberapa saat, sampai di mana ia membuat ekspresi seolah-olah ia juga heran dengan rumor itu sekaligus ingin mencari tahu siapa yang menyebarkan berita itu juga.

"Maksud lo? Emang lo pernah liat gw deket sama dia? Gak kan?"

"Bukannya gitu, katanya sih anak-anak ada yang bilang kalau lo suka liatin Arkan. Emang iya?"

"Percaya lo? Gw semua orang lewat di depan mata gw juga gw liatin, gw gak buta. Suka-suka gw mau liatin siapa, sirik banget." Perbincangan itu di lanjutkan dengan perjalanan mereka ke ruangan masing-masing.

Sebenarnya Layla terkejut dengan rumor itu, apakah terkadang tingkahnya terlalu terlihat menyukai Arkan? Tapi terkadang ia juga merasa jika ia terlalu lama menatap Arkan, apa lagi bersikap aneh. Sebenarnya Layla selalu bersikap aneh, ada Arkan atau tidak sikapnya tetap sama saja.

Layla selalu bertingkah seolah ia membenci Arkan ketimbang menyukai pria itu, ada banyak yang bingung dengan rumor tersebut. Karena sikap Layla terkadang terlihat dominan membenci Arkan ketimbang menyukai pria itu, dan gadis itu sengaja bersikap sedemikian agar tidak ada yang sadar akan perasaannya yang konyol itu.

Gadis itu berusaha memendam perasaannya sendiri selama satu tahun kurang lebih, ia melihat Arkan pada awalnya seperti pria menakutkan. Tapi pada akhirnya ia suka juga dengan pria itu, tanpa alasan yang jelas. Itu wajar, menyukai seseorang dengan tulus yang sebenarnya tidak ada alasannya. Karena itu benar-benar datang dengan sendirinya.

"Jadi rumor itu gak bener kan?"

"Gak, dan gw gak minat suka sama siapa pun. Gw udah bilang beberapa kali kan?" Cia memang sering mendengar tentang rumor itu, di mana ketika satu pertanyaan tentang pasangan atau pria maka jawaban yang akan Layla jawab akan tetap sama saja, dia akan menolak hubungan itu.

Beberapa kali Layla menolak banyak pria dengan alasan ia tidak membutuhkan pria mana pun, Layla hidup tanpa sosok ayah sejak kecil jadi Cia rasa jika ada atau tidak Layla mungkin merasa tetap sama saja.

Cia lebih percaya dengan ucapan Layla, karena kenyataannya begitu. Sedangkan gadis itu masih bingung dengan perasaannya sendiri, entah masih ada atau sudah mulai hampa karena rasa sakit yang sering ia terima. Mereka berdua berpisah ke ruangan masing-masing setelah itu, dan baru saja membicarakan Arkan. Pria itu ternyata sudah berangkat lebih awal.

"Lo udah dateng?"

Layla hanya menjawab dengan anggukan singkat dan pergi ke mejanya, menata semua dokumen yang sudah ia buat sama dua hari bersama Arkan. Sebenarnya kerja sama ini menghambat Layla melupakan Arkan, entah kenapa begitu sulit. Ketika sudah ada tekad untuk melupakan pria itu, ada saja yang membuatnya harus bertemu atau bahkan dekat seperti ini. Layla berusaha bersiap normal, tidak menunjukkan kegugupannya di depan Arkan.

Bahkan selama di ruangan itu, tidak ada percakapan apa pun di antara keduanya. Tetapi, Arkan melirik ke arah Layla karena ia sedikit kebingungan dengan sikap gadis itu. Kebetulan sekali Layla bersikap diam tidak heboh seperti biasanya.

"Perasaannya mungkin saja akan hilang, karena lo gak pernah menanggapi, dan kayak apa yang lo bilang. Dia selalu liat lo sama Clara, namanya orang suka pasti ada sakit hatinya walaupun dia tau kalau Clara pacar lo. Itu yang buat dia makin cape dan hampa, kalau lo gak mau dia pergi, perjuangin. Buang trauma lo itu, atau lo nyesel seumur hidup."

Kalimat panjang yang temannya katakan untuknya beberapa hari lalu. Jujur saja, tatapan Layla saat itu seolah membuatnya seperti menyesal. Arkan menggelengkan kepalanya, menepis semua yang ada di dalam kepalanya. Yang benar saja? Itu tidak akan mungkin.

"La... Lo mau kemana?" Arkan baru saja akan memulai pembicaraan, tapi Layla tiba-tiba saja membuka pintu ruangan mereka dan akan pergi.

"Ada urusan, lo kerjain dulu sendiri sementara. Gw balik nanti,"

"Tap-" Layla sudah pergi terlebih dahulu keluar dari ruangan tanpa menoleh sama sekali. Entah apa yang dia lakukan, tapi Arkan merasa aneh dengan sikap Layla itu.

Sedangkan di sisi lain, Layla berlari ke arah toilet seraya menutupi hidungnya sendiri dan tanpa sengaja ia bertemu dengan Dika. Pria itu terheran-heran ketika melihat Layla berlari tanpa menyapanya, itu aneh saja. Biasanya gadis itu menyapanya walaupun sekedar senyuman tipis, ada apa dengannya? Dan kenapa dia menutup hidungnya?

Merasa ada yang tidak beres, Dika pun mengikuti ke mana Layla pergi. Menemukan Layla masuk ke toilet membuatnya mengikuti, tapi dia tidak masuk ke dalam dan kebetulan Layla hanya berdiri di depan wastafel. Gadis itu menunduk, seperti membersihkan sesuatu, sampai dia mulai mendongak dan menatap wajahnya sendiri.

Dika di buat terkejut ketika darah keluar dari hidung gadis itu, mengalir melewati dagu itu. Dika tidak tahu apakah dirinya salah lihat atau bagaimana, tapi ada apa dengan Layla?

"Sial, kenapa harus sekarang?" Layla terus menerus membersihkan darah yang keluar, sampai darahnya berhenti.

Gadis itu tetap di sana dan menunduk, Dika masih di sana mengawasi dari luar. Suara tangisan pun terdengar, gadis itu menangis setelah dia mimisan. Dika ingin masuk, tapi ia tidak mau di tuduh yang tidak-tidak. Jadi ia memutuskan tetap di luar toilet itu melihat keadaan gadis itu dari jauh saja.

"Dia kenapa? Kenapa menangis? Apa ada sesuatu?"

...◇◇◇...

Arkan mondar mandir di ruangannya karena lama Layla tidak kembali, sampai ia melihat pintu terbuka memperlihatkan keadaan Layla yang sedikit pucat di sana. Arkan ingin bertanya, tapi ia mencoba bersikap biasa saja.

"Habis dari mana?"

"Toilet." Jawaban singkat, membuat Arkan merasa kila Layla benar-benar berubah di matanya.

Layla kembali duduk di bangkunya dan membuka laci, Arkan tidak terlalu bisa melihat karena tertutup oleh komputer di depan sana. Layla seperti memakan sesuatu, setelah itu gadis itu menunduk cukup lama di sana. Dia kenapa? Apa dia sakit?

Suara ponsel terdengar, itu membuat Layla sedikit mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya. Layla membuka ruang chatnya dan melihat isi pesan dari temannya. Layla sebenarnya tidak terlalu jelas bisa melihat tulisan di layar ponselnya, tapi ia mendekatkan layar ponselnya di dekatnya.

Arkan terus memperhatikan Layla yang sibuk dengan layar ponselnya. Kenapa mendadak Arkan menjadi sangat penasaran dengan Layla? Apakah ada yang aneh? Pria itu mengalihkan pandangannya ketika Layla melirik ke arahnya, semoga saja Layla tidak menyadari dirinya.

"Dia chatan sama siapa ya?"

...◇◇◇...

Valen menunggu di ruangannya karena gadis itu bilang akan datang secepatnya. Mungkin dia penasaran dengan hasil tesnya, tapi itu juga yang membuat Valen mendadak terdiam seharian ini. Pria itu memperhatikan kertas di tangannya, sekaligus hasil rontgen di tangannya, seperti mimpi buruk baginya sampai-sampai Valen membaca kertas itu berkali, berharap berubah.

"Kenapa? Kenapa lo mau ketemu sama gw?" Layla sedikit terkejut dengan reaksi Valen ketika ia datang.

Seperti ada sesuatu yang tidak beres, Valen menatapnya dengan tatapan sendu, dan menaruh hasil rontgen itu di atas meja. Layla melangkah mendekat dengan langkah begitu pelan, jantungnya berdetak cukup kencang sekaligus tidak siap dengan hasilnya. Layla melihat lebih jelas hasil tesnya kemarin, dan menatap ke arah Valen dengan tatapan bertanya.

"Ini apa? Benjolan apa itu?"

"Itu kanker, kanker tulang... "

Layla kebingungan dengan perkataan Valen, ia menggelengkan kepalanya seraya tertawa renyah. Ia pikir jika Valen hanya bercanda soal perkataannya itu. Tidak mungkin bukan? Layla selama ini berusaha menjaga hidupnya, tapi kenapa?

"Lo bercanda kan? Gak mungkin gw-" Valen langsung berdiri dan memeluknya dengan erat, seolah menguatkan gadis itu saat ini.

"Maaf... "

"Apanya yang minta maaf, gw cuma tanya ini pasti salah kan? Coba ulangin lagi tesnya, ini pasti kesalahan kan?" Valen menggelengkan kepalanya, dan memeluk badan mungil itu semakin erat itu. Sampai di mana gadis itu terdiam di pelukannya, menangis diam-diam di sana dan tidak mempercayai semua ini.

"Gak mungkin, gw gak mungkin kena kanker Valen... Gak mungkin, lo pasti salahkan?"

"Maaf, gw minta maaf..."

"Kenapa minta maaf?! Ayo ulangin lagi, ini pasti salah! Gak! Gak mungkin... " Layla menangis di sana, memukul punggung tegap Valen dengan keras dan menolak kenyataan yang ada. Ini pasti kesalahan teknis kan?

Layla tidak bisa menahan tangisannya, gadis itu meraung keras di dalam pelukan dokter itu dan tidak bisa menerima kenyataan yang ada. Valen tidak bisa, ia juga sebenarnya tidak menerima semua ini. Jika saja bisa di tukar, ia akan lebih memilih memindahkan penyakit itu ke dalam dirinya saja. Valen memeluk erat Layla, ia tidak mau jika dirinya juga terlihat lemah saat ini.

Valen menatap ke depan, kedua matanya sudah merah karena menangis. Ia bertekad akan membuat Layla sembuh, walaupun ia rasa semua itu sangat mustahil. Tidak ada kanker yang bisa sembuh, ada dan itu hanya 3℅ dari penderita dari seluruh dunia. Seandainya saja Layla adalah salah satu dari 3℅ itu, maka Valen akan terus bersama Layla. Melihat gadis itu hidup lebih lama dan bahagia, kenapa? Kenapa dunia seperti ini?

"Gw akan buat lo kayak dulu lagi, gw janji... Kalau pun gw gagal, gw akan ikut lo... "

"AAAHHGG!!"

Episodes
1 .・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2 .・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3 .・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4 .・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5 .・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6 .・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7 .・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8 .・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9 .・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10 .・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11 .・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12 .・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13 .・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14 .・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15 .・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16 .・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17 .・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18 .・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19 .・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20 .・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21 .・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22 .・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23 .・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24 .・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25 .・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26 .・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27 .・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28 .・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29 .・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30 .・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31 .・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.
Episodes

Updated 31 Episodes

1
.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2
.・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3
.・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4
.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5
.・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6
.・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7
.・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8
.・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9
.・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10
.・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11
.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12
.・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13
.・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14
.・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15
.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16
.・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17
.・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18
.・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19
.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20
.・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21
.・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22
.・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23
.・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24
.・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25
.・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26
.・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27
.・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28
.・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29
.・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30
.・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31
.・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!