.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.

"Orang aneh dasar, main peluk aja,"

"Siapa sih? Siapa? Lo ngumpat mulu, inget dosa lu!" Layla hanya melirik dengan lirikan menyebalkannya itu, ia masih ingat jelas bagaimana pemuda itu memeluknya dengan erat, dan jujur saja Layla tidak nyaman dengan itu. Secara Layla tidak pernah di sentuh oleh pria mana pun selama ini, ayahnya? Lupakan soal itu.

Gadis itu kebingungan sendiri saat ia mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, di mana ia di peluk oleh orang yang bahkan tidak ia kenal. Walaupun dirinya tahu betul, jika pemuda itu adalah teman dekat sepupunya. Tapi tetap saja, itu sangat tidak sopan. Ingin rasanya Layla mandi kembang tujuh rupa agar bisa menghilangkan jejak pemuda itu dari badannya.

Layla berdecak kesal, bahkan saat jam matematika ia di buat tidak fokus sama sekali. Tapi beruntung karena guru killer itu tidak menaruh curiga kepadanya sepanjang pelajaran. Ia hanya menghabiskan waktu istirahatnya di dalam kelas, karena tidak ada uang jajan.

Sudah terbiasa dengan situasi itu, gadis itu menoleh ke segala arah seperti mencari sesuatu. Dan ia menemukan satu orang yang juga hanya diam saja seperti dirinya, namanya Giano. Dia suka terdiam begitu tanpa bergerak sedikitpun, sebenarnya Layla tidak terganggu dengan itu, tapi ia terganggu oleh penggemar Giano itu. Yang suka mondar-mandir di depan kelas, berteriak tidak jelas dan masuk kelasnya tanpa permisi.

Anak orang gila, mereka suka sekali menggoda seorang lelaki. Padahal dari mereka ada yang sudah punya pacar, tapi cukup Layla akui jika teman sekelasnya itu memang idaman. Selain diam tidak berkomunikasi dengan perempuan, dia juga memiliki tinggi badan ideal di antara murid laki-laki yang lain. Siapa yang tidak naksir? Ada, Layla contohnya.

"Giano sedang apa? Menggambar ya?" Dengan nada suara yang di buat-buat, Layla sepertinya akan muntah air mineral.

"Giano nanti pulang sama siapa? Boleh nebeng gak?"

Tidak di tanggapi sama sekali oleh lawan bicaranya, dia di anggap tidak ada oleh pemuda itu. Melebihi apa pun, Layla menikmati pemandangan itu di ujung kursi tempat dirinya duduk.

"Gak usah maksa sih kata gw, buang-buang waktu." Ucapnya seraya tertidur di atas meja, dan yang mengatakan kalimat menyakitkan itu adalah, Layla. Ia muak sebenarnya tapi juga terhibur.

Giano melirik ke arah Layla yang tertidur di sana, tidak makan atau melakukan kegiatan yang lainnya. Dia tidur sepanjang istirahat setiap hari, seperti tidak ada kehidupan lain.

"Maksud lo apa, La?"

"Gw kira IQ lo gak serendah itu sampai lo gak paham, iyakan Dewi?" Tatapan meremehkan dari Layla, gadis itu menatap penuh kemenangan ke arah Dewi berserta teman-temannya. Mereka hobi sekali menggatal.

"Ck! Lo yang gak pernah pacaran tau apa?"

"Jangan nanyak gitu sama calon ustadzah, gak baik. Mending lo ngitung kerikil warna warni di taman, siapa tau ada yang nyuri." Ucapnya dengan acuh dan melanjutkan acara tidurnya.

Mungkin ucapan juteknya itu berhasil membuat keempat perempuan berpakaian ketat itu pergi dari kelasnya, pemandangan yang biasa. Layla yang akan terus mengusir mereka karena mengganggu kegiatan tidurnya selama jam pelajaran, berceloteh tidak ada gunanya mengganggu istirahatnya saja.

Giano menatap Layla dari bangku tempat dirinya duduk, dia menatap seperti ada sesuatu yang ingin ia katakan kepada gadis itu. Mungkin ucapan terimakasih karena sudah mengusir anak-anak yang suka menggatal itu.

Bel istirahat berbunyi setelah 30 menit berlalu, dan Layla terpaksa bangun. Tetapi, ada sesuatu yang aneh dengan mejanya. Dari mana asal makanan dan es itu? Layla tidak tahu, tapi temannya yang duduk di depannya menunjuk ke arah Giano yang tetap bersikap cuek di ujung kelas.

"Dia?"

"Iya, gw liat sendiri dia naruh makanan itu di meja lo waktu lo tidur tadi. Lo sih, pules banget sampek gak sadar."

Layla menoleh ke arah Giano yang bersikap acuh itu, dia seolah bersikap tidak pernah melakukan apa pun padahal tadi dia. Lupakan saja, Layla menaruh makanan dan minuman itu di bawah kolong mejanya yang kosong itu. Dan diam-diam makan di tengah pelajaran, pelanggaran memang tapi mau bagaimana lagi? Dari pada makanannya di makan semut, lebih dosa lagi.

Dan di saat itu, Giano melihat Layla yang makan itu ia tersenyum tipis. Pemberiannya ternyata di terima dengan baik tanpa penolakan apa pun, ia hanya merasa lega setelah itu.

"Heh? Lo tadi beliin Layla makanan ya? Ciee~"

"Apaan sih? Gw cuma terimakasih sama dia udah ngusir cewek-cewek itu dari kelas,"

"Yakin cuma itu? Gw liat lo sering merhatiin dia juga tuh, lo yakin cuma terimakasih?" Giano hanya diam di sana, tidak menjawab pertanyaan dari teman satu bangkunya itu.

Memangnya siapa yang tidak suka dengan gadis jutek itu? Dari segi wajah jangan di tanya, walaupun biasa saja dia punya daya tarik tersendiri. Dia juga selalu jadi pusat perhatian saat dia beraksi mewakili sekolah di setiap perlombaan yang ada, dan khususnya dia tidak memilih-milih teman.

Bahkan murid yang sering di bully saja bisa dia dekati tanpa terkena imbas bully kepadanya. Karena tidak ada yang berani menyentuhnya, maklum saja kenalan Layla kakak kelas. Apa lagi banyak rumor jika ada kakak kelas yang menyukainya, dia kakak kelas berpengaruh. Siapa yang akan menyentuhnya?

"Dia menarik, tapi sulit di sentuh." Itu adalah argumen yang Giano buat untuk mendeskripsikan seorang Layla.

...◇◇◇...

"Layla? Javas mampir ke rumah, boleh masuk gak?" Mamanya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya dan menyatakan hal itu.

"Suruh masuk aja, kayak sama siapa aja." Layla dengan acuh menjawab pertanyaan mamanya, ia memang sering bersikap sedemikian rupa kepada semua orang secara merata tanpa memandang status.

Dan tidak lama Javas masuk ke dalam kamarnya, melihat aktifitas yang masih sama saja ketika ia lihat. Pemuda itu melihat punggung sepupu perempuannya dari belakang, tengah sibuk dengan acara menggambarnya di atas kanvas kosong.

"Kenapa?"

"Lo to the point banget ya? Gw cuma mau ngasih ini, kalau lo gak nerima ini gw bakal bilang lo gak mau, dia bakal ajak lo ketemuan buat minta maaf."

Pergerakan Layla berhenti saat ia mendengar ucapan Javas, mungkin pemuda itu. Sebenarnya ia merasa ada yang aneh dengan teman sepupunya itu. Dia memeluk Layla dan menangis, seperti ia kehilangan seseorang yang paling berharga hanya saja dia terlambat melakukannya.

"Temen lo aja yang aneh, cukup dia gak usah ada di depan gw aja, gw gak apa-apa."

...◇◇◇...

"Hah? Dia bilang gitu?"

"Iya, dia gak akan main-main sama omongannya itu. Gw kenal dia walaupun baru sebentar, dia emang kayak gitu. Kalau lo mau di maafin, lo harus turutin apa yang dia omongin."

Arkan menatap kosong ke arah depan, ia tidak ada niat buruk apa pun. Kenapa terkesan dirinya yang bejat di sini? Walaupun di masa depan ia memang seperti itu. Tetapi, sekarang Arkan sudah bertekad akan merubah semuanya walaupun hanya sepersekian saja dari kehidupannya. Pria itu memberikan ekspresi yang membuat Javas bingung. Javas menahan kedua bahu temannya itu dan menatap ke arah matanya itu.

"Lo suka sama sepupu gw?"

"Apa?"

Arkan mulai bingung, ia harus menjawab apa? Sedangkan di dalam masa ini ia baru saja bertemu dengan Layla. Tapi teman-temannya yang lain sudah mencurigai dirinya saat ia mencari keberadaan Layla saat pertama kali ia tahu, jika dirinya berada di masa lalu. Sebuah hal bodoh yang Arkan lakukan sebelumnya. Ia tidak bisa seperti ini terus, tapi Arkan juga tidak mau menghancurkan rencananya untuk mengembalikan Layla yang sudah meninggal di depannya kembali hidup. Terkesan mustahil, tapi setidaknya ia berusaha melakukannya bukan?

"Sebenernya gw-"

"Dia lagi gak bisa move on, kalau lo bisa buat dia berpikir kalau cowok gak seburuk itu. Lo bisa dapetin dia, dengan syarat." Javas menantang ke arah Arkan, ia tidak suka jika perempuan di keluarganya di sakiti oleh orang lain.

"Kalau lo sampai nambah trauma Layla, gw gak akan segan buat lo hancur."

Kalimat yang bahkan tidak pernah ia dengar di masa depan, yang keluar di mulut Javas. Mungkin ini sudah jelas jika dirinya bisa merubah semuanya, tapi apakah Arkan bisa? Atau justru ketika ia gagal, ia harus kehilangan sosok teman seperti Javas?

"Gw gak mau omong kosong, gw bakal lakuin itu."

Suasana yang mendadak menjadi menegangkan karena sebuah ke perbedaan pemikiran. Walaupun Javas akui jika Arkan tidak akan bermain dengan perempuan, karena dia sendiri jarang terlihat dengan siapa pun. Tetapi, tidak menutup kemungkinan dia akan berubah menjadi orang lain bukan?

...◇◇◇...

Episodes
1 .・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2 .・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3 .・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4 .・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5 .・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6 .・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7 .・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8 .・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9 .・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10 .・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11 .・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12 .・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13 .・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14 .・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15 .・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16 .・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17 .・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18 .・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19 .・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20 .・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21 .・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22 .・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23 .・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24 .・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25 .・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26 .・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27 .・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28 .・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29 .・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30 .・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31 .・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.
Episodes

Updated 31 Episodes

1
.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2
.・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3
.・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4
.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5
.・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6
.・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7
.・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8
.・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9
.・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10
.・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11
.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12
.・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13
.・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14
.・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15
.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16
.・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17
.・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18
.・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19
.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20
.・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21
.・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22
.・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23
.・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24
.・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25
.・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26
.・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27
.・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28
.・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29
.・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30
.・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31
.・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!