.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.

Awan mendung benar-benar menutupi langit, seolah tahu jika hari ini adalah hari yang paling membuat pria itu hancur. Sehancur-hancurnya, kehancuran yang dia buat sendiri seperti sebuah permainan. Wajah pucat nya yang terlihat datar, dengan tatapan kosong ke arah batu nisan seorang gadis yang mengorbankan nyawanya untuk membiarkannya hidup lebih lama.

Di atas kursi roda ia duduk di sana, menatap dengan tatapan kosong yang memancarkan sebuah kehancurannya yang ia rasakan. Tiba-tiba saja seseorang datang dengan pakaian serba hitam, rambut panjang terikat yang tergerai tertiup angin. Ia melempar sebuah buku gambar berukuran buku tulis di atas pangkuan Arkan.

Arkan menoleh melihat keberadaan Naura yang berdiri di sana, ia memberikan ekspresi tidak minat kepada Arkan. Karena ia tahu semuanya, betapa gadis itu menyukai pria yang sangat tidak tahu diri itu sekarang berada. Naura bahkan sempat memberikan banyak sebuah isyarat tapi Arkan tidak mau tahu akan itu.

"Gw rasa lo udah cukup puas sama semua ini, apa lo masih juga belum paham? Atau lo udah terlalu paham?"

Arkan hanya menunduk, entah apa yang dia lakukan. Apakah dia menyesali semua ini? Menyesali segalanya yang tidak pernah ia syukuri sejak awal, membiarkan seseorang itu pergi sejauh ini. Naura membuang muka, ia menahan tangisannya sekali lagi. Ia bahkan belum sempat meminta maaf.

"Mas Ar-"

"Gw udah tau semuanya, Na... Gw udah tau semuanya, gw harap lo puas sama apa yang gw alami sekarang. Gw hancur... " Naura tertawa miris di sana, seolah ia sebenarnya tidak pernah puas dengan apa yang Arkan alami.

"Hah? Kemana aja lo selama ini? Apa emang harus nungguin semua ini kejadian lo baru menyesal, mas? Lo bego ya?"

"IYA GW BEGO NAU! GW GOBLOK KARENA GAK MENGAKUI ORANG YANG TULUS SAMA GW DAN MALAH MERTAHANIN YANG GAK JELAS! IYA NAU! GW EMANG GOBLOK!!" Arkan berteriak di sana dan bahkan tangisannya pecah, ia menggenggam buku gambar itu dengan erat. Yang terbanjiri oleh air matanya yang sudah tidak tertahankan di sana.

Mungkin gadis itu akan sangat mengejek Arkan, mungkin dia senang karena melihat Arkan menangis. Dia selama ini penasaran dengan ekspresi tangisan Arkan, apakah dia sudah melihat semua ini? Dia sukses membuat Arkan menangis sepanjang hari hanya karena kepergiannya yang tidak terjangkau.

"Gw tau gw goblok... Gw goblok, Naura... Gw goblok... "

Naura di sana menatap semuanya, kehancuran yang dapat ia rasakan. Ia tidak akan setega itu, lantas gadis itu memeluk bahu lebar yang sekarang tengah menangis gemetaran seraya memeluk buku gambar yang selama ini ia bawa.

...◇◇◇...

8 Mei 2024

"Gw tau dia emang lancang gambar lo, tapi kelancangan itu adalah kenangan yang dia tinggalin."

Ucapan itu yang ia ingat sampai di rumah, dia hanya terdiam di dalam kamarnya tanpa melakukan apa pun selain melamun sepanjang hari. Pria itu masih memenangi buku gambar itu, bahkan sampai tengah malam ia tetap di posisi tanpa ada niatan menutup mata untuk sekedar istirahat, ia mulai membuka setiap lembaran yang ada. Di mana ada setiap gambar adalah wajahnya, di setiap angle-nya yang selalu ada. Entah bagaimana caranya itu bisa di gambar dan bisa terlihat nyata seperti itu.

Ia bahkan tidak menyangka jika akan di perlakukan seperti ini. Setiap lembar ia membuka dan melihat dengan air mata yang menetes tepat di atas gambar itu. Arkan menangis, tapi dia sadar jika apa yang ia lakukan terlampau salah. Air matanya menetesi goresan pensil itu, itu membuatnya seketika panik. Arkan cepat-cepat mengambil tisu, dan menepuk pelan permukaan kertas itu agar tidak rusak.

"Maaf, maaf gambarnya basah... Maaf... Maaf... " Arkan lagi-lagi tidak bisa menahan tangisannya, ia tidak bisa menahan semua kesedihannya itu. Ia menangis seraya memeluk buku itu, seolah ia tengah memeluk seseorang yang bahkan mustahil untuk ia peluk.

...◇◇◇...

12 Agustus 2021

Suara alarm membangunkan dirinya, membuat kedua matanya seketika terbuka karena terkejut dengan suara ponselnya sendiri. Ia menoleh ke segala arah dengan rasa kantuk, tapi entah kenapa ia tiba-tiba merasa jika kakinya terasa sangat amat ringan. Seperti tidak ada cedera apa pun, padahal ia yakin baru saja mengalami kecelakaan yang membuat salah satu kakinya mengalami patah tulang ringan.

Dan ketika ia menyadari ada yang berbeda, ia seketika bangun dari tidurnya mengabaikan rasa pusing di kepalanya karena keterkejutan itu. Arkan langsung berlari keluar kamar, melihat ke seluruh rumahnya. Ia melihat kehadiran ibunya di sana dan ayahnya juga. Jika ayahnya berada di sana, berarti.

"Arkan? Kamu kenapa?"

"Hah? Eh? Gak kok, cuma ngecek aja." Arkan langsung masuk ke dalam kamarnya kembali, dan berpikir jika semua ini kembali lagi.

Arkan memeriksa jam tangannya dan benar saja, jam itu masih ia kenakan dengan waktu yang tiba-tiba mundur bersamaan dengan masanya. Pria itu berpikir, apakah ini kesempatannya? Tapi kenapa tiba-tiba saja ia kembali lagi? Ketika ia membuka pintunya, mendapati sang bunda tengah berada di depan pintu kamarnya dengan bekal di tangannya.

"Bunda? Kenapa?"

"Belum mandi juga kamu, Arkan? Sudah jam berapa ini? Kamu itu sudah SMA kelas 2, masih aja telat terus. Kamu tuh gimana?"

"Hah? Oh iya, aku mandi sekarang!" Arkan menutup pintunya kembali dan bersiap pergi ke sekolah sekarang. Dengan pikirannya yang tiba-tiba kalut karena situasi yang terus berubah-ubah seperti ini. Tahun ini, 2019 yang begitu cepat dan tiba-tiba juga ia bangun di tahun itu.

Baru ia ingat covid 19 yang akan selesai, ia senang dengan hal itu dan mampu ia ingat kehidupannya yang membosankan saat masa pandemi itu, apa lagi tidak ada yang ia lakukan selama itu juga. Entahlah, Arkan tiba-tiba saja menjadi nostalgia dengan kehidupannya saat masih sekolah dahulu, dan tiba-tiba saja ia mengingat kehadiran ayahnya yang masih ada. Ia senang, bisa bertemu kembali tanpa mengatakan apa pun.

Setelah bersiap-siap, tanpa melakukan apa pun lagi Arkan langsung berangkat ke sekolah. Ia masih ingat di mana gedung itu berdiri, beserta jalannya yang masih sama saja dan di masa depan juga begitu. Arkan yang tengah menaiki sepeda tiba-tiba saja terhenti, karena aroma parfum seseorang yang begitu cepat melewatinya. Yang Arkan lihat hanyalah siswi yang melaju menggunakan motor berwarna hitam, hanya itu saja yang ia lihat. Tidak tahu dia siapa atau bahkan wajahnya saja belum sempat.

Arkan berpikir semua itu hanyalah kebetulan saja, sampai hari-harinya di sekolah ia lewati dengan begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa. Raka, teman satu sekolahnya saat ini mengajak dirinya untuk bermain ke satu tempat malam itu. Arkan menyetujui saja, lagi pula yang mereka lakukan bukan hal yang melanggar atau bahkan mengganggu manusia sekitar, tidak masalah bukan?

Sampai di waktunya Arkan pergi ke tempat itu menggunakan motornya, sampai di sana ia bertemu dengan Raka bersama dengan temannya yang lain, tentu saja Arkan mengenal mereka dengan baik. Pria itu bergaul seperti biasa, seperti yang pernah dahulu ia lakukan. Tetapi, ada sesuatu yang mengganggu kefokusan Arkan saat ini.

"Parfum ini lagi?" Arkan langsung menoleh ke arah pelaku pemakai parfum itu, yang sama ia kenali saat berangkat sekolah tadi pagi.

Terlihat punggung seseorang yang menggunakan hoodie yang sampai menutupi semua badannya dari belakang. Tapi pemilik suaranya jelas jika dia perempuan, bukan laki-laki. Mendadak Arkan bingung, ia terus memperhatikan orang itu sampai di mana dia berbalik dan memperlihatkan wajahnya.

Seketika badannya membeku di sana, melihat gadis itu lagi. Gadis yang membuat ia selalu kembali ke masa ini adalah dia, dia yang kembali hidup tepat di depan matanya. Tanpa sadar ia menatap dengan raut wajah sendu sekaligus tatapan yang berbinar. Arkan tidak sadar, bahkan ketika Raka juga memperhatikan dirinya.

"Lo liatin apaan?" Raka ikut menoleh ke arah yang sama, dan melihat gadis itu yang sibuk memainkan ponselnya sampai tidak sadar jika dia di perhatikan oleh dua pemuda yang duduk di meja nomor 12.

Sampai di mana pesanan gadis itu sudah selesai, ia baru menyadari jika ada keberadaan Arkan di sana. Tentu saja secara tiba-tiba ia teringat akan kejadian beberapa tahun lalu, ketika patah hatinya kembali menusuk lagi. Lantas ia bersikap seolah tidak mengenal sama sekali, dan melewati Arkan yang membeku di sana.

Arkan juga tidak berbuat apa pun selain hanya diam di tempat, seperti mati kutu. Tidak mampu mengatakan apa pun, sampai di mana Raka membuatnya sadar dari lamunan panjangnya tentang masa lalu yang gagal ia ukir dengan baik berujung memberikan bekas goresan dalam untuk seseorang yang harusnya dia pertahankan.

"Lo kenapa? Kenal?"

"Apa? Gak, gw cuma familiar aja tapi gw lupa." Arkan bisa apa jika sudah begini? Menyerah? Rasanya tidak mungkin, ia sudah menjalani semua ini sudah terlalu jauh.

"Serius? Muka lo kayak orang yang punya dosa sama tuh cewek. Tapi, lo yakin gak kenal?"

"Lo kenapa nanyak terus sih? Emang lo kenal-"

"Iya, jujur aja gw crushin tuh cewek selama beberapa bulan ini. Tapi cuek abis, gw agak susah deketinnya. Gak tau siapa ya, yang udah nyakitin dia. Ngerepotin gw aja." Arkan terdiam di sana, ia menoleh sekitar ke arah Raka yang sepertinya tengah kesal. Andai saja Raka tahu kejadian yang sebenarnya, mungkin dia akan memukul Arkan sekarang. Karena mempersulit langkahnya sampai sekarang, tapi apakah Arkan egois jika ia berusaha lagi walaupun ia tahu jika temannya juga mengejar orang yang sama?

"Lo suka sama dia?" Bahkan ekspresi yang Arkan buat, sangat meyakinkan dan seperti tidak menyembunyikan apa pun. Tapi senyuman miris itu, terkadang membuat Arkan sadar. Ia terlalu banyak berbuat.

"Iya, gw jujur soal itu. Gw punya tekad, gw bakal kejar dia sampai ke mana aja. Jangan sia-siakan perempuan tulus, nyesel. Dan gw gak mau nyesel..."

Arkan terdiam di sana, ia mengerti dengan apa yang Raka ucapkan tadi. Sepertinya membuat kode seolah jika saja ia mendapatkan gadis yang dia inginkan itu, tidak akan ada yang bisa menyentuh atau memilikinya untuk kedua kalinya. Seperti sebuah isyarat yang sebenarnya tersirat di sana, Arkan membuang nafas panjang dan berusaha bersikap seperti tidak mengerti apa pun. Padahal di sisi lain ia gelisah, ia hanya tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan dan kalah dengan teman dekatnya sendiri.

Episodes
1 .・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2 .・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3 .・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4 .・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5 .・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6 .・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7 .・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8 .・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9 .・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10 .・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11 .・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12 .・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13 .・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14 .・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15 .・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16 .・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17 .・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18 .・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19 .・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20 .・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21 .・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22 .・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23 .・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24 .・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25 .・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26 .・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27 .・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28 .・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29 .・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30 .・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31 .・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.
Episodes

Updated 31 Episodes

1
.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2
.・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3
.・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4
.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5
.・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6
.・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7
.・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8
.・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9
.・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10
.・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11
.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12
.・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13
.・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14
.・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15
.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16
.・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17
.・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18
.・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19
.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20
.・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21
.・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22
.・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23
.・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24
.・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25
.・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26
.・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27
.・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28
.・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29
.・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30
.・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31
.・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!