.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.

Seperti sebelumnya, Arkan terus mengejar Layla yang terus menghindari dirinya. Ia berusaha sampai di mana Layla mau menerimanya, ia berpikir lagi. Pantas saja ketika ia melihat Layla di dekati oleh pria dia selalu saja menghindar sangat jauh, bahkan supervisor yang termasuk atasannya saja dia hindari. Semua orang berjenis kelamin pria dia akan hindari, termasuk Arkan.

"Lo gak mau pulang sama gw? Rumah Javas lumayan jauh, lo yakin mau jalan kaki?" Kata Arkan, dia bahkan seperti tahu segalanya di sana, Layla bersikap acuh walaupun dia sebenarnya bingung dengan pertanyaan Arkan, bagaimana bisa dia tahu? Apa Javas bercerita kepadanya?

"Layla! Gw tau lo kecapean, gw cuma mau nganter lo aja gak lebih,"

"Berhenti ngejar gw, lo pasti sadar sama kekonyolan lo ini kan?"

"Gw tau, tapi gw juga gak akan berhenti sebelum lo nerima gw dan maafin gw. Gw gak ada niat jahat kayak yang lo pikir, masalah kemarin gw gak sengaja, gw kebawa suasana, maaf... "

Dan untuk pertama kalinya ia mendengar kata itu keluar dari mulut seseorang, apa lagi laki-laki. Arkan mengatakan kata yang bahkan tidak pernah Layla dengar seumur hidup kecuali Fatma, atau bahkan adik laki-lakinya yang paling kecil. Kata-kata yang sama sekali tidak terlalu familiar baginya. Gadis itu menoleh ke arah belakang di mana lelaki itu mengejarnya bahkan sampai ke sana.

"Lo bilang apa?"

Layla akhirnya mau melihat ke arah Arkan yang berdiri di sana dengan membawa sepedanya, gadis itu bahkan memberikan ekspresi aneh ketika mendengar kata 'maaf' yang Arkan katakan secara spontan. Semuanya tidak dapat di tebak atau bahkan untuk sekedar prediksi, apa yang Arkan lakukan tidak pernah ada yang bisa menebak.

"Gw minta maaf, gw tau gw salah... Gw gak sengaja, bukannya gw mengelak sama kesalahan itu tapi gw kebawa suasana. Lo tau? Gw kehilangan seseorang yang gw gak tau kalau dia tulus sama gw, sikap gw ke dia baru gw sadar se brengsek itu dan gw belum sempat-" Arkan menghentikan kalimatnya, susah payah.

Ia kembali mengingat segalanya yang terjadi di masa depan, melihat gadis itu mengorbankan dirinya sendiri hanya untuk menyelamatkan seseorang yang bahkan belum tentu membalas apa yang dia lakukan. Menyelamatkan seseorang dengan tujuan, agar dia bisa hidup jauh lebih baik.

Membayangkan semua itu bahkan sampai di mana ia berlutut dan memohon di depan jasad yang sudah jelas dia tahu tidak akan pernah menjawab perkataannya, memintanya bangun dan memeluknya setidaknya sekali saja. Kenyataannya semua itu sepertinya akan mustahil, tapi tuhan memberikannya kesempatan. Dan kejadian ini, tanpa sadar membuatnya meneteskan air mata, air mata bahagia sekaligus penyesalan terberatnya.

"Gw belum sempat minta maaf, lo mirip sama dia jadi waktu gw liat lo di deket gw, gw reflek meluk lo. Maaf, gw gak tau kalau itu lo, maaf, maaf... Gw minta maaf... "

"Dan sekarang lo ada di depan gw, gw bakal minta maaf gak cuma omongan, tapi gw bakal rubah kehidupan lo dan takdir." Ucapnya di dalam hatinya, ia bahkan tidak bisa menahan tangisannya sendiri. Ia menahan air matanya yang akan menetes, tapi di lain sisi Arkan tidak mau menangis di depan gadis itu.

"Jadi lo deja'vu?"

"Iya, bisa di bilang gitu. Maaf karena gw gak bisa ngendaliin diri gw waktu sama lo, gw tulus lakuin ini, bukan karena Javas maksa gw. Ini kemauan gw sendiri."

Di sana mereka berdua berhadapan, Arkan yang bertarung dengan waktu yang mengembalikan dirinya ke masa lalu untuk memperbaiki segalanya dan mengubah segalanya. Dengan gadis yang di masa depan tidak akan bisa bertahan lama, bergantung kepada kehadiran seseorang untuk sekedar terus bernafas. Kedua manusia yang berbeda waktu itu saling menatap, tanpa tahu akan apa yang sudah terjadi.

...◇◇◇...

Berada di dalam kamar dan merenung di sana, memikirkan apa yang sebelumnya terjadi kepada dirinya. Ia merasa semua ini terjadi begitu saja, bahkan ketika ia tidak tahu apa-apa. Arkan, pemuda yang baru saja ia kenal mengatakan satu kata yang membuatnya terkejut. Dia bahkan menjelaskan dengan sangat detail mengapa dia melakukan kesalahan itu di depannya.

"Layla? Kamu tidak mau makan? Bude sudah masak enak loh, makan yok?"

Layla menoleh dan mengangguk tanpa menjawab dengan sepatah kata apa pun, semenjak kejadian di mana keluarga itu membawa Layla pergi ke rumah mereka. Gadis itu nampak diam saja, tidak terlalu banyak menanggapi beberapa hal lain. Seolah sosok gadis kecil yang mereka lihat dulu seolah menghilang seiring berjalannya waktu.

Di sana dia berjalan menuruni anak tangga dengan tatapan kosong sekaligus gusar. Wanita anak satu itu memberikan tempat khusus kepada Layla, seperti sudah menganggap gadis itu seperti putrinya sendiri. Ia rasa Layla semakin hari semakin diam.

"Ada masalah di sekolah?"

Bahkan pertanyaan itu tidak pernah ia dengar di rumahnya, justru orang lain yang mempertanyakan hal itu. Tidak bisa ia pungkiri, jika wanita itu khawatir dengan masalah kesehatan keponakannya itu sekarang. Apakah ia harus bertindak lagi?

"Enggak ada, cuma masalah anak kecil... "

"Masalah anak kecil juga serius, ada apa? Cerita sama bude kalau kamu mau, jangan terpaksa ya? Bude tidak mau kalau kamu merasa tertekan di sini, anggap semua ini adalah milik mu. Kamu keponakan bude, jadi jaga dirimu ya."

Layla hanya diam, tidak merespon apa pun sampai budenya pergi dari ruang makan meninggalkannya seorang diri di sana, membiarkannya memikirkan segalanya dan merenung sendiri di sana. Dengan makanan di atas meja yang sama sekali tidak ia sentuh.

...◇◇◇...

Javas pulang ke rumahnya, melihat sudah ada sepatu milik sepupu perempuannya sudah ada di rak sepatu. Dia sudah pulang terlebih dahulu, apakah ada hubungannya dengan tingkah Arkan yang aneh hari ini? Ia rasa tidak bisa main ambil kesimpulan, di satu sisi ia juga merasa ada yang aneh sebenarnya. Tapi apakah iya?

Ia langsung masuk ke rumah setelah melepas sepatunya, dan kemudian pemuda itu pergi ke kamar sepupunya itu. Melihat punggungnya yang membelakangi dirinya, apakah Layla tertidur? Dia nampak tenang dengan nafasnya yang beraturan. Javas sudah cukup lega ketika melihat Layla tertidur. Ia rasa semuanya akan baik-baik saja bukan?

Javas pun kembali menutup pintu kamar itu tanpa menyadari jika Layla sama sekali tidak tertidur, dia hanya mau sendirian. Di satu sisi Javas kembali ke dalam kamarnya dan mendapatkan pesan dari seseorang. Siapa sangka jika itu adalah Arkan?

"Dia aneh, kenapa tanya sama gw? Kenapa dia gak tanya sendiri aja sama Layla? Aneh?" Javas memberikan kontak whatsapp Layla, ia sengaja. Agar Arkan menghubungi sepupunya sendiri, tapi sialnya Arkan malah mengumpat dirinya satu kata kasar itu.

"Sahabat sialan memang."

...◇◇◇...

Di posisi ini, Arkan terkejut saat Javas justru malah mengirimkan kontak whatsapp Layla di sana. Kenapa Javas tidak peka begini? Dia memang sahabat tidak pengertian, apa dia tidak tahu jika Arkan kesulitan berkomunikasi dengan perempuan? Dia melupakan hal itu? Kejam sekali.

Arkan membanting badannya sendiri di kasurnya, menatap ke arah langit-langit kamarnya yang nampak seperti ketika ia masih sekolah dahulu, lupakan saja. Dia bahkan lupa jika dirinya kembali ke masa lalu. Arkan menatap ke atas dengan tatapan kosong, dan berpikir sejujurnya.

"Gw cuma mau lo hidup jauh lebih lama... "

Apakah tujuannya itu menyiksa gadis itu? Ia tidak berhak memaksa kehendak seseorang bukan? Ia terkadang tidak sengaja melihat bekas lilitan di pergelangan tangan gadis itu, bekas sayatan yang selalu ia perhatikan tetap di sana dan justru semakin banyak. Ia khawatir, persetan dengan gengsi.

"Sial! Lo berhasil masuk ke kepala gw sekarang, seharusnya lo tetap di sini... Sekarang, di masa depan... " Arkan terlalu banyak berharap, sudah terlalu banyak berharap.

Arkan mengakui dirinya kalah dengan perasaannya sendiri sekarang, padahal kala itu ia sama sekali tidak memperdulikan apa pun tentang gadis itu. Bahkan satu kejadian, di mana di depan matanya dia terjatuh dari sepeda motornya, Arkan tidak bertindak apa-apa selain melihat dan hanya diam. Berpikir jika gadis konyol itu sengaja terjatuh, padahal mana ada orang yang mau jatuh? Terkadang pikirannya itu tidak masuk akal.

Kini bagaikan menjilat ludah sendiri, kini perasaan itu tumbuh ketika ia sudah tahu semuanya. Walaupun belum sepenuhnya ia tahu segalanya, cukup tahu ketika gadis itu mengorbankan dirinya sendiri. Tapi untuk apa? Baginya masih tidak masuk akal, mengorbankan nyawa sendiri hanya untuk seseorang yang di cintai, padahal belum tentu orang yang dia cintai itu membalas dengan perasaan yang sama. Bodohnya manusia ketika jatuh cinta.

Dan sekarang, Arkan merasakan semua itu. Sebut saja itu adalah sebuah karma yang ia alami saat ini. Permintaannya memang di turuti oleh tuhan, hanya saja ia tidak tahu jika gadis itu yang dahulu sangat mengejarnya sangat sulit di dekati, dan bergantian, Arkan yang mengejar setengah mati.

Episodes
1 .・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2 .・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3 .・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4 .・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5 .・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6 .・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7 .・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8 .・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9 .・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10 .・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11 .・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12 .・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13 .・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14 .・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15 .・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16 .・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17 .・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18 .・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19 .・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20 .・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21 .・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22 .・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23 .・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24 .・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25 .・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26 .・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27 .・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28 .・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29 .・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30 .・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31 .・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.
Episodes

Updated 31 Episodes

1
.・゜-: :-PROLOGUE-: :-゜・.
2
.・゜-: :-Chapters 1 : MIMPI-: :-゜・.
3
.・゜-: :-Chapters 2 : JANGAN CEPAT DEWASA-: :-゜・.
4
.・゜-: :-Chapters 3: SAKIT PARAH-: :-゜・.
5
.・゜-: :-Chapters 4 : TOXIC FAMILY-: :-゜・.
6
.・゜-: :-Chapters 5 : SUDAH TERLALU KECEWA-: :-゜・.
7
.・゜-: :-Chapters 6 : HAUS KASIH SAYANG?-: :-゜・.
8
.・゜-: :-Chapters 7 : MIMPI YANG TERJADI-: :-゜・.
9
.・゜-: :-Chapters 8 : MELIHATNYA LAGI-: :-゜・.
10
.・゜-: :-Chapters 9 : PERCAYA ATAU TIDAK?-: :-゜・.
11
.・゜-: :-Chapters 10 : FEELING COMES-: :-゜・.
12
.・゜-: :-Chapters 11 : JUST BECAUSE-: :-゜・.
13
.・゜-: :-Chapters 12 : TIDAK SELALU BAIK-: :-゜・.
14
.・゜-: :-Chapters 13 : NOT GIVING UP-: :-゜・.
15
.・゜-: :-Chapters 14 : DEJAVU-: :-゜・.
16
.・゜-: :-Chapters 15 : SEPERTI DIRIKU DULU-: :-゜・.
17
.・゜-: :-Chapters 16 : PROBLEM-: :-゜・.
18
.・゜-: :-Chapters 17 : KESALAHAN ATAU KEBODOHAN?-: :-゜・.
19
.・゜-: :-Chapters 18 : LIKE YOU CRUSH-: :-゜・.
20
.・゜-: :-Chapters 19 : SNAKE FRIEND-: :-゜・.
21
.・゜-: :-Chapters 20 : WHO LIAM?-: :-゜・.
22
.・゜-: :-Chapters 21 : LELAH-: :-゜・.
23
.・゜-: :-Chapters 22 : KEMATIAN YANG BERGANTI-: :-゜・.
24
.・゜-: :-Chapters 23 : JANGAN PERGI LAGI-: :-゜・.
25
.・゜-: :-Chapters 24 : MEMBEKU-: :-゜・.
26
.・゜-: :-Chapters 25 : MEMBUATMU KEMBALI-: :-゜・.
27
.・゜-: :-Chapters 26 : KEABADIAN-: :-゜・.
28
.・゜-: :-Chapters 27 : LION-: :-゜・.
29
.・゜-: :-Chapters 28 : BERTAHAN TANPA KAKAK-: :-゜・.
30
.・゜-: :-Chapters 29 : KEABADIAN II-: :-゜・.
31
.・゜-: :-Chapters 30: SIA-SIA-: :-゜・.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!