Tahun akan terus berganti, bulan akan terus berputar tanpa kata henti. Meskipun ada manusia yang tidak ingin semua nya berjalan begitu cepat. Namun ini lah kehidupan. Semua nya telah berubah namun tidak dengan lelaki bernama lengkap Xiao Luhan itu. Ia tak berubah sama sekali.
Selain terlihat semakin dewasa di umur yang sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. Secara kasat mata ia terlihat baik-baik saja. Namun di dalam sana tak ada yang tau apa yang tengah ia rasakan.
Mungkin di dalam sana hatinya terlihat gersang dan hampa. Ia memang bisa melewati dua tahun tanpa gadis itu. Hari-hari ia lewati seakan hidup itu adalah perjalan terakhir yang ia tempuh sebelum esok.
Lelaki bermarga Oh itu menatap Luhan dengan pandangan kasihan.
Semua yang terjadi sudah lewat dari dua tahun. Namun Luhan masih sama, ia masih percaya gadis nya masih hidup. Percaya akan kehadiran yang tersembunyi. Percaya, jika getar itu hidup. Seakan mengatakan jika gadis itu masih bernapas. Masih menghirup udara yang sama dengan nya. Masih berada di atas bumi dan di bawah langit yang sama dengan nya. Meski tidak dengan orang-orang di sekitarnya.
"Hyung!" seru Sehun pada akhirnya setelah sekian lama terdiam.
"Ada apa lagi Sehun?" Tanya Luhan yang mengalihkan wajah nya yang awalnya menghadap gedung yang menjulang tinggi di balik kaca bening ruangan nya kerja nya. Ke arah wajah lelaki tampan dengan kulit putih pucat itu.
"Apa Hyung tak bisa membuka hati untuk Kak Jessica. Dia tulus pada mu Hyung. " Tutur Sehun sembari duduk di bangku di depan Luhan. Sehun ingin, lelaki di depan nya ini membuka lembaran baru. Hati yang baru, yang benar-benar nyata. Tidak tersesat pada bayang semu. Yang terus di rindu tanpa kata jemu.
"Tak semudah itu Sehun, kau belum tau bagaimana rasanya berada di posisi ku. Karena itu jangan membicarakan itu lagi dengan ku," jawab Luhan dengan suara pelan namun penuh penekanan.
Banyak orang yang mencoba menasehati orang lain. Seolah ia pernah berada di posisi kehilangan. Pernah merasakan rasa sakit yang bahkan lidah yang licin tak bertulang tak mampu merinci kata. Betapa sakitnya kehilangan. Meminta melakukan hidup dan cinta. Apakah mereka tau rasanya? Sungguh ingin mati saja. Kala rasa sakit dengan lubang hitam berada di dalam hati.
Terdengar jelas Sehun menarik nafas berat. Ia berdiri dari duduk nya dan melangkah meninggal kan ruangan Luhan, tanpa berpamitan. Luhan mengusap kasar wajah nya. Ia tak pernah berhenti mencoba menyalah kan diri nya. Menyalah kan takdir yang begitu kejam padanya.
"Apa yang harus aku lakukan Sohyun. Aku tak bisa menerima segala yang telah terjadi. Tak ada yang bisa menggantikan diri mu. Aku hanya mencintai mu dan akan terus begitu. " Tutur Luhan membelai foto Sohyun dan diri nya di layar ponsel.
Sedang di tempat lain Taehyung dengan telaten nya membersihkan wajah gadis yang duduk diam di kursi roda. Gadis itu begitu cantik namun ia terlihat hidup bagaikan raga tampa jiwa.
Matanya bahkan terlihat kosong. Jungkook mendekati dua orang yang berada di taman mewah rumah Taehyung. Lelaki bermarga Jeon itu menepuk punggung belakang Taehyung perlahan.
Taehyung menghentikan kegiatan nya yang sedang membersihkan bibir Sohyun. Dan menatap Jungkook dengan wajah bertanya. Lelaki berjas putih kebesaran itu menampilkan senyuman hangat nya.
"Apa tidak sebaik nya kita pulang kembali ke Korea. Ini sudah dua tahun tapi dia sama sekali tak bisa berbicara atau pun merespon apa yang kita ucapkan," tutur Jungkook pada Taehyung.
Ada baiknya mereka kembali ke Negara asal mereka. Dari pada harus berlama-lama di Negara orang lain.
"Tidak ini masih belum cukup, ia pasti bisa sembuh. Aku percaya ia akan bisa berbicara dan kembali normal," jawab Taehyung penuh keyakinan. Iya yakin gadis yang menatap kosong tanpa cahaya kehidupan itu bisa kembali sadar.
"Jika dia selama nya tetap seperti ini apa yang akan kau laku kan, hah!" teriak Jungkook jengah menatap sahabatnya ini.
"Aku tak akan pernah menyerah," jawab Taehyung enteng tanpa terpancing emosi.
Taehyung menatap Jungkook sekilas lalu berdiri dari duduk nya. Ia mendorong kursi roda Sohyun tuk masuk ke dalam rumah nya.
Ia tak peduli apa pun perkataan orang lain tentang nya dan Sohyun. Yang jelas ia mencintai gadis yang di vonis mati otak itu dengan tulus. Ia bahkan meninggal kan dunia gelap nya untuk merawat Sohyun sendiri di Canada.
Ia berusaha agar otak Sohyun kembali berfungsi seperti semula. Ia tak akan pernah menyerah apa pun hasil nya nanti. Ia tak akan pernah mau mendengar hasil negatif dari pengobatan Sohyun. Karena hasil yang dirinya ingin kan adalah sebuah keberhasilan bukan sebuah kegagalan. Bukankah hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha? Semoga saja.
🍃 🍃 🍃
Kai POV
Aku tak pernah bisa melupakan malam dua tahun yang lalu. Seandainya kecelakaan itu tak terjadi pada ku. Sudah pasti aku sudah menemu kan Sohyun.
Seandainya waktu itu Jessica tak menghalangi mobil ku. Aku yakin jika semuanya ada hubungannya dengan Jessica. Tapi sialnya aku tak punya bukti yang bisa membuat nya menjadi tersangka utama dalam pembunuhan Sohyun.
"Halo! Kai, apa yang sedang diri mu pikir kan, hem?"
Aku tau suara siapa itu tanpa harus menatap sang pemilik suara. Yang selalu menyapa ku dengan hangat.
"Apa peduli mu, huh!" Jawab ku sedingin mungkin.
"Aku peduli sangat peduli pada mu, Kai." Jawab nya dengan suara yang terdengar sedih.
"Jika kau peduli mana mungkin kau mau membantu gadis psikopat itu pada saat itu. "Jawab ku dengan amarah yang sebisa mungkin aku tahan.
Ia menghela nafas beratnya dan mendudukkan dirinya di samping tubuh ku.
"Maaf kan aku Kai, semuanya tak semudah apa yang kau bayangkan. Dia lebih berbahaya Kai, lebih dari apa yang ada di dalam otak mu. " Tuturnya dengan wajah serius.
"Jika dia begitu berbahaya kenapa Kau bisa dengan mudah dan aman saja berteman dengan nya." Sindir ku dengan senyum miring ke arahnya. Penuh cemoohan akan kebohongan nya. Aku tidak sebodoh itu percaya pada gadis ini. Tidak semudah itu.
"Apa Kau berfikir aku tak merasa kan takut saat bersama nya, hem! Kau salah besar jika berfikir seperti itu. " Bantah nya lagi.
Aku menatap nya tak percaya, apakah gadis gila itu semenakut kan itu. Hingga sahabatnya sendiri mengakui rasa takut nya pada ku.
"Jika saat ini kau tak percaya tak masalah. Tapi satu hal yang ingin dan yang perlu kau ingat jangan pernah meremehkan dirinya. Tolong diam lah sebelum waktunya datang. Aku akan membantu diri mu untuk menemukan Sohyun. Jangan bergerak gegabah Kai jika tak ingin diri mu terluka. " Lanjutnya dan berdiri dari duduk nya.
Aku hanya memperhatikan gerak gerik nya, tanpa menjawab kata yang ia lontarkan.
"Kenapa kau peduli pada nyawa ku, huh!" tanya ku sebelum ia akan melangkah pergi meninggal kan aku, setelah lama terdiam.
"Itu di karena kan aku mencintaimu. " Ujarnya lalu pergi meninggalkan diri ku yang mencoba mencerna apa yang telah ia kata kan. Dia jatuh cinta pada ku? Apakah aku tidak salah dengar dengan apa yang dia ucapkan. Haruskah aku memeriksakan kondisi pendengaran ku pada Dokter khusus THT?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nbil
jangan lupa baca ceritaku yaaa sumpahseru bgt dan bkl ada ++++++ ijin promote thor😷
2020-03-27
0