"Saat kau mencintai orang lain, kau akan rela melakukan apa saja demi orang itu termasuk berkorban besar bukan!"
~Xiao Luhan
Lelaki berwajah cantik itu memeluk gadis remaja yang sudah satu jam yang lalu menangis. Hingga akhir nya tertidur karena lelah menangis.
Luhan memperhatikan wajah cantik Kim Sohyun. Gadis yang menjadi keponakan Sahabat nya sendiri. Tak salah bukan, jika mencintai gadis remaja yang berada di dalam pelukan nya itu.
Gadis yang mampu membuat seorang Xiao Luhan menggila saat melihat ia tersenyum. Atau gusar saat melihat gadis itu menangis. Luhan benar-benar di buat gila oleh gadis remaja itu.
"Apa yang harus ku lakukan agar kau tak lagi menangis. Kau tau aku merasa jantung ku di remas keras. Di saat air mata mu jatuh begitu saja." Tutur Luhan pelan merapikan anak rambut Sohyun .
Tubuh Sohyun menggeliat pelan di dalam pelukan Luhan. Ia sepertinya terganggu dengan perlakuan yang baru saja Luhan lakukan. Ia tersenyum tipis melihat wajah mengemaskan Sohyun.
"Haruskah aku menikahi mu, saat ini juga hem? Aku takut tak bisa menahan nya," tutur Luhan tersenyum geli.
Saat itu ponsel nya di celana bergetar membuat Luhan mau tak mau melepaskan pelukan nya. Luhan melepaskan Sohyun secara perlahan dari pelukan nya. Agar gadis itu tak terjaga dari tidur nyenyak nya.
Luhan turun secara perlahan dari kasur king Size milik nya. Ia merogoh saku celana santai nya. Ia meletakan ponsel nya di telinga sebelah kanan nya.
"Ya ada apa Kai?" Tanya Luhan heran karena tak biasanya Kai menelfon.
"Hyung bersama Sohyun saat ini?" Tanya Kai di seberang sana.
"Ya." Jawab Luhan singkat tak lupa menganggukkan kepalanya, meski orang di sebelah sana tak melihat ia menganggukkan kepalanya.
"Syukurlah." Jawab lega lelaki bermarga Kim itu.
"Memang ada apa, seperti nya kau khawatir begitu?" Tanya Luhan penasaran terlihat jelas dari wajah nya.
"Ah, tidak Hyung. Hanya saja aku pikir ia sendiri tanpa pengawasan mu." Tutur Kai dengan suara aneh.
Luhan tau lelaki di seberang sana sedang menggaruk kepala belakang nya. Ia tau dengan pasti kebiasaan Kai jika lelaki itu tengah bingung atau berbohong.
"Benarkah?" Tanya Luhan memastikan nya lagi.
"Ya." Jawab Kai singkat.
"Kau hanya menanyai itu saja?" Tanya Luhan lagi.
"Iya, kalau begitu ku tutup ya Hyung karena aku masih banyak urusan. Dan pesan ku jangan pernah lepaskan pengawasan mu dari nya ya ." Tutur Kai langsung memutuskan sambungan tanpa mendengar perkataan Luhan.
"Astaga, anak itu benar-benar kurang ajar. Untung saja dia paman Sohyun jika tidak sudah ku sumpahi dia." Ucap Luhan Kesal.
Saat lelaki itu akan berbalik ia di kejutkan dengan gadis remaja yang sudah terbangun. Meski gadis itu masih di posisinya itu, masih di atas kasur empuk
"Kapan kau bangun?" Tanya Luhan mendekati ranjang.
"Baru saja Daddy, memang nya kenapa?" tanya Sohyun dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ah, tidak apa-apa kok." Jawab Luhan yang menaiki tempat tidur.
"Siapa yang menelpon Daddy?" Tanya Sohyun dengan wajah curiga.
"Kai." Jawab Luhan jujur.
"Kenapa dia menelpon Daddy?"
"Soal perusahan besok yang akan ia Meeting besok pagi," bohong Luhan.
"Oh!" Jawab Sohyun mengangguk kan kepalanya pertanda mengerti.
"Daddy aku lapar kita makan di luar ya." Pinta Sohyun dengan wajah di buat seimut mungkin.
Luhan terkekeh pelan melihat betapa mengemaskan nya Sohyun. Ia berfikir tanpa gadis remaja itu lakukan hal itu ia pasti akan memenuhi permintaan gadis itu.
"Baiklah, pertama-tama mandi lah terlebih dahulu. Karena aku pun juga ingin mandi," titah Luhan.
"Siap! Daddy," seru Sohyun dengan semangat tinggi.
"Ayo tunggu apa lagi, apa perlu Daddy mandikan?" Goda Luhan dengan wajah lucu.
Luhan lupa jika gadis itu tak akan mempan di goda dengan hal seperti itu. Lihat lah apa yang Sohyun tunjukan untuk Luhan. Senyum menyeringai yang benar-benar mengerikan.
"Benarkah Daddy akan memandikan ku. Aku siap saja di mandikan oleh Daddy." Goda balik Sohyun dengan raut wajah mesum.
Wajah putih salju Luhan langsung berubah warna menjadi merah merona. Sulit, sungguh sulit hanya untuk meneguk air liur saja dia merasakan hal yang sangat sulit.
"Kenapa Daddy diam saja ayo mandikan aku." Ucap Sohyun dengan ekspresi wajah yang masih sama.
"Mandi sendiri saja." Ucap Luhan langsung meloncat kabur dari atas tempat tidur keluar dari kamarnya.
Suara tawa Sohyun meledak melihat kelakuan Luhan. Bukan kah lelaki itu yang menggoda nya terlebih dahulu. Namun Kenapa ia yang terlihat seperti wanita yang takut di apa-apakan.
Di luar Luhan mengembuskan nafas beratnya. Tubuh nya bahkan berkeringat dingin. Ia merasa Sohyun adalah gadis remaja tergila yang pernah ia temui. Bagaimana mungkin ia tak malu dan mau saja.
Biasanya gadis remaja di luar sana akan ketakutan. Dan malu jika di goda seperti itu. Tapi apa ini dia malah yang di goda seperti gadis perawan saja. Luhan merasa kedua pipinya kembali bersemu malu.
Ini adalah pertama kalinya Luhan seperti itu. Ia tak pernah hilang muka seperti itu tak seperti saat ia bersama Sohyun. Gadis itu berbahaya, sangat berbahaya untuk tubuh dan hatinya.
Meski Baekhyun sang sahabat selalu berteriak Sohyun anak setan. Membuat ia terkadang menjitak kepala lelaki imut itu. Tapi ia tak memungkiri jika Sohyun seperti setan betina. Yang menggoda nya kapan saja.
Bagaimana mungkin ia bisa tinggal lebih lama lagi dengan Sohyun. Gadis itu hampir dan bahkan sering membuat lelaki itu kehilangan kontrol atas dirinya. Ia merasa Sohyun adalah godaan terbesar dalan hidup nya.
Namun Sohyun juga gadis yang bisa membuat ia kembali merasakan kebahagian. Kebahagian yang sempat hilang karena kepergian sang cinta pertama nya. Luhan bersyukur karena Nana memberikan Sohyun sebagai ganti dirinya.
Walau pun Sohyun lebih gila dan tak seperti Nana mau pun sang kakak Wanita itu. Namun ia merasa akan melakukan apa saja demi gadis remaja yang selalu memanggil nya Daddy itu.
"Daddy apa kau tak mandi, karena aku sudah sangat siap hari ini." Seru Suara di belakang tubuh Luhan.
Luhan membalikan tubuh nya ternyata benar saja. Gadis remaja itu telah tampil cantik. Dengan gaun sederhana berwarna biru tua. Rambutnya di ikat satu tinggi ke atas. Dengan riasan yang natural jauh dari kata berlebihan-lebihan.
Luhan tersenyum melihat penampilan Sohyun. Ia terlihat dewasa namun tak menghilang kan sisi remaja nya.
"Maaf kan Daddy sayang, tunggu ya Dady mau bersiap-siap dulu." Ucap Luhan lalu beranjak dari tempat nya.
Sohyun menatap Luhan dengan senyum bahagia nya. Ia merasa berada di sisi Luhan adalah kebahagian yang tak terhitung dan tak terhingga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments