"***Salahkan rasa itu tumbuh untuk diri nya. Namun bukan kah Tuhan menciptakan nya menjadi hak semua Orang?"
~Kim Sohyun
Sohyun pov***
Aku membuka mata ku perlahan, tubuh ku terasa sangat dingin. Ada yang aneh di dahi ku, saat tangan ku meraba nya ternyata di sana ada sapu tangan yang mengering. Aku yakin Luhan Daddy pasti bergadang menunggui ku. Seperti Nana Mommy, aku mengalihkan kepala ku ke samping sebelah kanan.
Dady tertidur dengan posisi duduk bersandar di dasbor tempat tidur. Pasti itu sangat tidak nyaman sekali tentu nya. Aku mendudukkan tubuh ku perlagan, agar tak menimbulkan suara sekecil apa pun. Sebisa mungkin agar Daddy Luhan tidak terbangun dari tidur nya.
Wajah damai Daddy Luhan terlihat begitu tampan di mata ku. Wajahnya begitu putih nan mulus bagi ukuran seorang pria, bibir merah merekah tipis, bulu mata lentik jarang, bulu alis tersusun rapi meski tak tebal dan rahang tegas begitu terpahat sempurna. Aku merasa jantung ku menggila hanya karena melihat wajah damai nya. Dengan perlahan tangan ku bergerak menyentuh rahang tegas milik nya. Debaran itu masih terasa oleh diriku. Ah! Rasanya begitu menyenangkan. Astaga! Aku hampir berteriak tertahan. Kala sadar apa yang telah aku lakukan. Ibu jari milik ku, sampai di bibir merah merekah miliknya. Aku tarik secara perlahan dengan jantung yang berdebar tak normal.
Bagi ku melihat ia terlelap seperti saat ini adalah kebahagian tersendiri untuk ku. Aku rutin melakukan nya selama dua bulan ini. Aku menyelinap ke kamar nya saat pukul empat dini hari. Hanya untuk melihat wajah damai nya.
Aku memandangi nya tanpa ia ketahui. Aku merasakan perasaan aneh dalam diri ku. Perasaan yang tak pernah aku rasakan sebelum nya. Aku merasakan perasaan Cinta untuk nya.
Perasaan yang tak boleh aku miliki pada lelaki yang Mommy ku cintai. Tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Bukan kah tak satu orang pun yang mampu mengontrol perasaan nya. Tak ada manusia yang bisa kemunafikan cinta.
Begitu lah yang aku rasakan, namun aku selalu mencoba menahannya. Aku pernah nekat satu kali, di saat ia kelelahan bekerja lembur. Ia tertidur seperti orang mati saja. Aku nekat mencium bibirnya. Gila memang, namun aku tak bisa lebih lama lagi menahan perasaan ku untuk nya.
Aku tak peduli bagaimana reaksinya nanti saat tau aku mencintai nya. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama pada Luhan Daddy, ia lelaki pertama yang membuat jantung ku berdebar.
"Hmmm..." Erang nya.
Aku buru-buru merubah posisi ku yang awalnya duduk kembali tertidur dengan mata terpejam pastinya. Aku merasa ia bergerak, aku yakin seratus persen pasti ia sudah bangun.
"Ah!! Tubuh ku terasa sakit tidur seperti ini." Tutur nya.
"Apa Sohyun sudah tidak demam lagi. Tapi kemana sapu tangan di atas dahi nya." Ucap nya heran, astaga aku lupa menaruh benda itu kembali ke tempat nya.
Ku rasa tempat tidur bergoyang, aku yakin ia turun dari tempat tidur.
"Eh! Jatuh di sini ternyata. Syukurlah tubuh nya tak panas lagi, jangan sakit Sohyun. Karena kau membuat ku khawatir jika seperti ini." Ucap Luhan Dady yang membelai pipi kanan ku.
Oh! Astaga jantung ku, aku berharap debaran nya tak terdengar jelas oleh nya. Luhan Daddy! Aku, mohon pergilah dari kamar ku. Jika kau tak segera pergi aku akan meledak saat ini juga karena sentuhan mu.
***Sohyun of
Author POV***
Luhan menarik tangan nya dari dahi Sohyun. Ia merenggangkan tubuh nya sebentar lalu melangkah keluar dari kamar Sohyun. Gadis tujuh belas tahun itu membuka matanya, ia merasa kedua pipinya memanas.
Ia tak tau jika ia bisa begitu cinta dengan Luhan. Lelaki yang telah ia tipu, namun wajah nya berubah murung saat ingat percakapan dengan lelaki tua yang harusnya di panggil sebagai kakek nya itu.
Sohyun turun dari ranjang dengan perlahan, ia berfikir untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum turun ke bawah. Karena tiga puluh menit lagi adalah jam masuk sekolah. Walau pun Sohyun merasa tubuhnya masih tidak enak. Apa boleh buat Sohyun harus tetap pergi ke sekolahkan.
Sohyun keluar dari kamarnya dengan keadaan rapi dan cantik ia menuju ruang makan. Luhan yang baru saja turun dari atas melihat Sohyun yang berada di meja makan dengan seragam sekolah. Ia menghampiri Sohyun dengan terburu-buru.
"Kenapa kau pakai baju sekolah Sohyun? Kondisi mu terlihat masih tidak sehat, kembali lah istirahat," ucap Luhan dengan nada khawatir ketika ia berada di samping kursi Sohyun.
Gadis berseragam Seoul High School itu berdiri dari duduknya dan memeluk Luhan. Tindakan spontan Sohyun membuat Luhan terkejut. Para pembantu hanya menatap kedua nya dengan pandangan heran. Meski mereka semua tau Sohyun adalah putri Luhan.
Dan meski mereka tau jika Sohyun memang anak yang aneh. Tapi mereka jarang melihat Sohyun memeluk Luhan atau bertingkah sangat manja pada Luhan.
"Aku sudah baikan kok Dad, aku merasa bahagia mempunyai Daddy di sisi ku. Karena saat di Amerika saat aku sakit tak ada satu orang pun yang merawat ku." Tutur Sohyun jujur, memeluk erat pinggang Luhan.
Hati Luhan terenyuh mendengar perkataan Sohyun. Ia mendapat informasi jika Sohyun sering di perlakukan tidak adil. Bahkan Sohyun sering kali mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari istri sang Paman.
Bukan Istri dari sang Paman saja, tapi juga dari anak sang Paman. Ia tau betapa menderitanya Sohyun saat di Amerika. Puncak nya saat kematian Kim Nana, Ibu Sohyun. Saat itu sang Paman menolak merawat Sohyun. Ia mengirimkan Sohyun pada Ayah kandung gadis ini.
Yang di duga bernama Xiao Luhan. Karena itu lah Sohyun bisa sampai ke tangan Luhan. Luhan mengelus punggung belakang Sohyun dengan lembut.
Mencoba memberikan kenyamanan bagi gadis remaja ini.
"Daddy akan selalu menjaga mu mulai saat ini jadi jangan khawatir," janji Luhan dengan penuh keteguhan. Ia akan menjaga gadis remaja yang kini ia peluk.
"Terimakasih Dad, aku harus tetap masuk sekolah karena akan ada ulangan pada hari ini." Ucap Sohyun. Melepaskan pelukannya pada Luhan.
Luhan melepaskan pelukan Sohyun, ia menuntun Sohyun duduk kembali ke kursi. Sebelum ia juga menarik kursi tepat di samping gadis Kim itu., ia memberikan kode pada Kepala Pembantu rumahnya, tuk meletakan bubur di atas meja.
"Baiklah, tapi kau harus menghabiskan makan dulu. Jika tidak makan, Daddy tidak akan mengizin kan mu pergi ke sekolah," tutur Luhan lembut.
Sohyun mengangguk kepalanya, ia menyendok bubur putih itu masuk ke dalam mulutnya. Meski ekpresi tak suka ia tunjukan saat memakan bubur tersebut. Karna rasanya benar-benar hambar. Hanya karna ia takut tak di perbolehkan pergi ke sekolah ia terpaksa menelan bubur tanpa rasa itu.
Luhan benar-benar terasa terhibur melihat ekpresi mengemaskan Sohyun. Luhan sebenarnya pemasaran kenapa kondisi Sohyun bisa sekacau kemarin.
Namun melihat wajah Sohyun membuat ia mengurungkan niat nya. Luhan memasukan makanan yang di sajikan di atas meja kedalam mulutnya. Masih dengan menatap wajah Sohyun yang lucu.
📃📃📃📃
Sohyun merasa di perhatikan mengalihkan matanya dari buku ke seorang lelaki yang menyandarkan tubuh nya di dinding. Lelaki yang terlihat begitu maskulin dan sexsi di saat bersamaan itu mendekati Sohyun yang duduk di bangku taman sekolah.
Sohyun mebulatkan matanya saat lelaki itu semakin mendekat ke arah nya. Sohyun mencoba mengontrol ekspresi wajahnya, saat lelaki berumur dua puluh lima tahun itu berdiri di depan nya.
"Mau apa anda kesini tuan Kim yang terhormat," sinis Sohyun menatap nyalang Kai tanpa menengadah menatap wajah lelaki yang memiliki marga yang sama dengan nya itu.
Lelaki berkulit black Sweet itu mengembang kan senyum nya melihat wajah Sohyun.
"Tentu saja melihat diri mu. Tak ku sangka Kau bisa berbohong pada Luhan Hyung." Ucapnya dengan mata meremehkan tak lupa senyum miring yang ia lemparkan pada Sohyun.
Sohyun merasa tubuh nya bergetar, namun sebisa mungkin ia terlihat biasa.
"Setidak nya aku tak seperti keluarga mu yang mampu membunuh wanita dan anak yang wanita itu kandung" balas Sohyun dengan nada tenang.
Saat bibir Kai akan membalas perkataan Sohyun, terdengar Panggil dari belakang tubuh Kai. Panggilan yang membuat tubuh Kai menegang sesaat.
"Paman Kai!" Panggil gadis imut itu berlari mendekati ke dua orang itu.
Sohyun menatap ke arah sang pemanggil. Mata Sohyun terbelalak melihat siapa gerangan yang memanggil nama Kai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments