Chapter 7

Lelaki berdarah Cina itu menatap gerak-gerik Sohyun dan Kai dari Jauh. Saat Kai datang ke dalam restoran Dio sudah terlihat aneh. Sohyun berdiri dari duduk nya lalu melangkah keluar dari ruangan VIP.

Tak lama Kai juga keluar dari ruangan. Luhan ingin mengikuti nya namun karena Chanyeol mengajak nya berbicara membuat ia tak bisa mengikuti mereka berdua.

Sohyun membalikan tubuhnya, saat ia berada di taman belakang restoran mewah Dio. Ia tau jika Kai mengikuti nya sampai ke taman belakang.

"Ada apa lagi bukan kah sudah ku katakan jika aku tak akan menganggu keluarga mu," ujar Sohyun dengan suara lantang di depan Kai.

"Tapi aku terganggu dengan keberadaan mu di dekat Luhan Hyung," ujar Kai Jujur.

Lelaki bermarga Kim itu tak menyukai keberadaan Sohyun. Entah apa alasan nya, hanya dia sendiri yang tau. Sohyun tersenyum masam mendengar perkataan paman kandungan nya itu.

"Aku ingat saat dua tahun yang lalu kau lah yang mendatangi Mommy Nana kan?" Ucap Sohyun melipat kedua tangan nya di depan dada.

"Ya, aku datang untuk melihat apakah Ibu mu dan diri mu telah mati," ucap Kai tampa perasaan.

"Tapi sayang nya kau tak menemukan nama ku tertera di atas nisan makam kan?" balas Sohyun dengan suara tenang.

"Ya, aku kecewa sekali saat itu kenapa kau masih hidup itu membuat aku tak menyukai nya." Jawab Kai dengan senyum menyeringai.

"Tak masalah, tapi aku merasa tertantang. Bagaimana ya jika aku mendekati tuan Kim Woo Bin dan mengatakan tentang aku dan Ibu ku." Ucap Sohyun dengan senyum menyeringai nya.

Tubuh Kai membatu saat mendengar perkataan Sohyun. Sohyun tertawa keras melihat betapa takut nya Kai jika ia bertemu dengan kakak nya. Sohyun memang akan menemui Kim Woo Bin sang Ayah. Ia ingin bertanya kenapa ia tak bisa melindungi sang Ibu.

"Wah, ternyata kau takut juga ya jika aku menemui nya," lanjut Sohyun.

"Jangan pernah menemui nya jika kau tak ingin menyesal," ancam Kai dengan wajah tak bersahabat.

"Baiklah jika tidak boleh akan ku tukar. Bagaimana jika aku menjadi teman dari saudara ku sendiri. Aku ingin dekat dengan adik ku Kim Saeron," uap Sohyun dengan nada ganjil.

Dengan cepat Kai meraih pergelangan tangan Sohyun. Dengan kasar Kai menggenggam tangan Sohyun. Membuat gadis remaja itu meringis kesakitan.

"Jangan pernah menyentuh keponakan ku. Aku akan membunuh mu jika kau berani mendekati nya." Ucap Kai masih dengan menggenggam tangan Sohyun.

Sohyun memang tak menunjukan betapa sakit nya pergelangan tangan nya. Ia tak ingin terlihat lemah di mata paman nya itu. Ia tak ingin terlihat lemah di mata Keluarga Kim. Ia ingin mereka melihat diri nya sebagai gadis yang kuat.

"Santai saja, bukan sekarang aku melakukan nya. Tapi nanti di saat yang tepat tentu nya," balas Sohyun dengan wajah yang masih tenang.

"Sohyun~ah. " Panggil nyaring seorang pria yang berlari mendekati keduanya.

Kai melepaskan tangan Sohyun dengan keras. Sohyun mengusap lembut pergelangan tangan nya. Ia menghadap ke arah pemilik suara yang sudah berdiri di depan keduanya.

"Oh, Paman Kai!" sapa sang Pria ramah.

"Oh, Bo gum. Kenapa kau di sini bukan kah kau ada Syuting dengan Saeron?" tanya Kai heran pada lelaki yang berlesung pipit itu.

"Kami sedang istirahat dan makan di retoran ini paman." tutur Bo Gum.

"Oh begitu, di mana Saeron? " tanya Kai lagi.

Saat Bo Gum akan menjawab Saeron datang menghampiri ketiga nya. Senyum manis Saeron membuat Kai tersenyum.

"Paman," Seru Saeron dengan wajah ceria nya menghampiri mereka.

"Sayang, apa kau sudah selesai makan?" Tanya Kai pada Saeron dengan mengelus rambut Saeron pelan.

"Sudah paman," jawab Saeron lembut.

"Sohyun~ah apa kabar? Aku merindukan mu," tutur Bo Gum dengan senyum manis nya.

Saeron dan Kai menatap ke arah dua orang remaja itu. Sohyun tersenyum membalas perkataan Bo Gum. Ia melirik Saeron lewat ujung ekor matanya. Di sana terlihat wajah cemburu Saeron. Ia tau jika gadis itu mencintai teman satu profesi nya itu.

"Bukan kah kau sendiri yang tak datang ke sekolah karena sibuk tuan muda Park. Aku juga merindukan diri mu karena kau yang selalu ada untuk ku tuan muda," balas Sohyun tak kalah lembut nya.

Wajah Bo Gum bersemu merah mendengar perkataan Sohyun. Kai menatap ada perubahan dari wajah keponakannya. Ia menatap ke arah Sohyun yang mengembangkan senyum licik nya.

"Benar kah?" tanya Bo Gum terlihat malu-malu.

"Tentu saja," jawab Sohyun meyakinkan.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Bo Gum mencoba mengalihkan pembicaraan.

Lelaki bermarga Park itu tak ingin jantung nya lebih menggila lagi. Senyum Sohyun dan perkataan mampu membuat ia hampir sulit bernafas. Mereka bahkan mengabaikan kedua orang yang masih berdiri di dekat mereka.

"Aku habis makan dengan Daddy ku dan juga Paman mu, " tutur Sohyun dengan pelan.

"Apa Paman Chanyeol juga ada di sini.?" Tanya Bo Gum tak percaya.

Pasal nya sang paman itu sanggat sulit untuk di temui. Karena kesibukan nya di rumah sakit. Namun meski begitu Chanyeol sangat menyanyanggi Bo Gum, dama seperti Kai yang menyayangi Saeron.

"Ya, aku merasa sangat dingin berdiri terlalu lama di sini. Bagaimana jika kita berbicara di dalam saja Bo Gum?" ajak Sohyun.

"Ayo kita masuk ke dalam, angin malam tak bagus untuk gadis remaja seperti mu," tutur Bo Gum.

Sohyun mengangguk kepala nya, sebelum masuk Bo Gum menyematkan jacket nya ke bahu Sohyun. Bo Gum dan Sohyun berpamitan untuk masuk kedalam.

Sohyun dengan sengaja mengenggam tangan Bo Gum. Lelaki itu merasa tubuh nya memanas karna perlakuan Sohyun. Kedua mata Saeron mulai berkaca-kaca melihat Bo Gum mengandeng gadis lain. Kai mengusap bahu Saeron dengan pelan.

Saat keduanya menghilang dari pelinghatan keduanya. Tangis Saeron pecah, ia memeluk tubuh sang paman.

"Aku mencintai nya Paman, aku masuk ke dunia ekting karna dia. Tapi dia malah menyukai gadis lain. Apa yang kurang dari diri ku paman?" Tanya Saeron di sela tangis nya.

"Tak ada yang kurang dari keponakan cantik ku. Kim Saeron adalah gadis yang sempurna. Seperti Eomma mu yang Sempurna Saeron," hibur Kai.

"Tapi dia tak mencintai ku, apa guna nya menjadi sempurna tanpa orang yang kita cintai paman," tutur Saeron.

"Paman yakin dia pasti mencintai mu nanti Saeron. Jangan Khawatir itu akan terjadi jadi tunggu saja ya," tutur Kai.

"Benar kah paman?" Tanya Saeron melepaskan pelukan Kai.

"Tentu saja sayang." Ujar Kai menghapus air mata Saeron yang meleleh.

"Kau benar apa artinya sempurna jika yang kita cintai menjadi milik orang lain." Tutur Hati Kecil Kai menyetujui perkatan Saeron.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!