Chapter 8

Mata bulat bening itu masih menatap gerak gerik lelaki berumur tiga puluhan lebih itu. Lelaki yang masih terlihat begitu tampan di umur yang sudah sangat matang.

Dari kejauhan ia dapat melihat betapa sayang nya lelaki itu pada gadis seusianya itu. Melihat bagaimana perlakuan yang lelaki bernama lengkap Kim Woo Bin itu lakukan. Sohyun berfikir akan kah dia mendapatkan perlakuan yang sama dari ayah biologisnya itu.

Akan kah lelaki itu mengakui nya sebagai anak. Atau malah tak mengakui keberadaan nya. Sohyun masih menatap gerak gerik Saeron dan Woo Bin. Saat Saeron pergi meninggal kan Woo Bin untuk masuk kedalam area sekolah.

Woo Bin masih menatap nya dengan senyuman hangat. Sohyun meremas ujung rok nya lalu melangkah mendekat dengan cepat. Woo Bin membalikan tubuh nya saat tangan Woo Bin akan membuka pintu mobilnya, suara jernih Sohyun terdengar jelas.

"Maaf menganggu tuan Kim Woo Bin," seru Sohyun yang berdiri di belakang tubuh Woo Bin.

Pergerakan tangan Woo Bin terhenti dan membalikan tubuh nya menatap Sohyun. Jantung Woo Bin berdetak kencang, bukan karena ia tengah kasmaran namun ia merasa tak asing dengan mata bulat jernih itu.

"Bisakah kita berbicara sebentar saja," pinta Sohyun karena sapaan nya tak di jawab oleh sang Ayah.

Woo Bin bak di hipnotis menganggukkan kepalanya. Sohyun memberikan isyarat agar Woo Bin mengikuti nya. Sohyun membawa Woo Bin ke salah satu taman di dekat gedung sekolah. Sepanjang perjalan mereka hanya diam tak ada yang berbicara.

Sohyun lebih dulu duduk di bangku taman di ikuti oleh Woo Bin. Mata Sohyun tertuju pada rumput hijau yang menyejukkan mata.

"Ada apa yang ingin kau bicarakan?"

Akhir nya Woo Bin bersuara juga. Suara yang lembut namun masih di temukan kewibawaan di sana. Sohyun menarik nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan.

"Anda pasti kenal Kim Hana dan Kim Nana bukan?" Tanya Sohyun mulai menatap wajah Woo Bin.

Woo Bin membeku mendengar dua nama yang sudah sangat tak asing di telinga nya. Di mana salah satunya adalah wanita yang terpenting dalam hidup nya. Wanita yang ia cintai di tengah status mereka yang tak sama.

"Aku tak mengenal nya," jawab Woo Bin dengan suara ketus.

Sohyun merasakan udara yang ia hirup begitu sedikit. Hatinya terasa tertampar, nyeri itu lah yang ia rasakan.

"Benarkah Anda tak mengenal mereka setidak nya salah satunya mungkin. Kim Hana karena seperti kalian sebaya," pancing Sohyun lagi mencoba tetap tenang.

"Aku tak mengenal nya, aku tak tau apa yang ingin kau sampai kan." Ucap Woo Bin berdiri dari duduknya di ikuti oleh Sohyun.

"Pantas saja Mama ku meninggalkan mu ternya kau adalah lelaki yang pengecut. " Teriak Sohyun lantang ikut berdiri dari posisi duduknya.

Ia tak bisa lagi menahan emosi, bagaimana mungkin lelaki itu berbohong. Sohyun bahkan belum sempat mengatakan pada lelaki itu jika dia adalah anak Kim Hana.

Sohyun berpikir jika Woo Bin setidak nya mengaku kenal dengan sang ibu. Setelah itu jika ia tak mengakui keberadaan nya tak apa. Tapi apa yang ia dapat kan, bahkan sang Ayah nya tak mengakui jika ia mengenal sang Ibu.

"Apa yang aku tau, ah!!" Teriak Woo Bin tak kalah lantangnya.

"Kalian sama saja ternyata keluarga Kim yang sempurna. Kau bahkan tak mengakui jika kau kenal Ibu ku. Setalah apa yang kau buat kepada Ibu ku, huh! Kau meninggal kan nya di saat ia mengandung diri ku. Dan aku dengan tega nya menikah dengan wanita lain. Wah!! Kau benar-benar hebat tuan Kim Woo Bin." Ucap Sohyun dengan suara lantang.

Tubuh Woo Bin kembali membeku ia menggelengkan kepalanya. Sohyun membuka tas nya dan membuang beberapa surat berserta beberapa foto. Ia melemparnya tepat di dada bidang Woo Bin.

"Kau anak Hana?" Tanya Woo Bin dengan wajah dingin.

"Menurut mu?" ujar Sohyun balik bertanya dengan wajah tak bersahabat.

"Jika kau anak Hana itu berarti kau anak lelaki ******** itu. Bukan anak ku, karena Ibu mu berselingkuh di belakang ku," ucap Woo Bin dengan suara datar.

"Berselingkuh? Hahahhahahah.. Wah sangat lucu ternyata. Bagaimana bisa Ibu ku berselingkuh di saat ia mencintai mu dan hampir mati di tangan Ayah mu. Kau benar-benar pecundang sejati Kim Woo Bin. Aku merasa malu dan marah karena aku adalah anak mu,"

ucap Sohyun dengan wajah begitu murka.

Tampa kata Sohyun meninggal kan Woo Bin yang membeku. Lelaki itu mencoba mencerna apa yang gadis remaja itu katakan. Yang Woo Bin tau adalah wanita yang ia cintai itu berselingkuh di belakang nya.

Hingga membuat ia murka dan meninggalkan Wanita itu. Dia bahkan memutuskan menikah dengan Shin Min Ah karena perasaan sakit. Ia menuruti perkataan sang Ayah meninggal Hana dan menikah dengan Min Ah.

Ia memang pernah melakukan nya bersama Hana saat itu. Namun wanita cantik itu tak pernah mengatakan jika ia hamil. Dan tiba-tiba saja anak remaja seusia putrinya mengatakan bahwa ia adalah anak nya.

Dan yang membuat Woo Bin lebih tak mengerti lagi adalah Ayah nya berusaha membunuh wanita yang ia cintai. Ia tak percaya itu sama sekali karena sang Ayah nya tak mungkin bertindak begitu.

Di tempat lain Sohyun berlari dengan penuh air mata. Ia bahkan mengabaikan sekolah nya yang sudah memasuki pelajaran pertama. Sohyun menstop taksi tuk melaju ke tempat satu orang.

Ia hanya membutuhkan satu orang saat ini. Orang-orang di perusahaan Luhan terlihat heran karena ia masuk dalam keadaan yang masih menangis.

"Ada apa nona Sohyun?" tanya sang sekretaris Luhan dengan nada khawatir.

"Aku ingin bertemu Daddy," jawab Sohyun dengan suara lirih.

"Tapi Bos masih meeting, nona menunggu di ruang kerja nya dulu ya. Beberapa jam lagi Bos Xiao akan selesai. " Ucap Sang Sekretaris.

"Baiklah." Ucap Sohyun ia menghapus air matanya lalu masuk keruang Luhan.

Sohyun melangkah masuk kedalam ruangan rahasia Luhan. Di mana di sana telah ada tempat tidur. Sohyun merasa tubuhnya membutuh kan istirahat.

Perlahan Sohyun merebahkan tubuhnya. Ia merasakan matanya yang membengkak karena menangis . Ia tak akan pernah memaafkan Woo Bin . Karena ia merasa terhina dan terluka karena apa yang telah ia dengar.

Tanpa Sohyun sadari ia bahkan tertidur. Baru lima menit Sohyun menyentuh alam mimpinya. Luhan masuk kedalam ruangan tergesa-gesa. Ia langsung berlari saat sekretaris nya mengatakan bahwa Sohyun datang dengan air mata.

Mata Luhan menyapu sekeliling ruangan namun tak ia temukan Sohyun. Saat itu ia yakin jika gadis remaja itu memasuki ruangan rahasianya.

Luhan masuk perlahan, Luhan menghela nafas lega. Karena Sohyun tertidur di atas tempat tidur King Size nya. Perlahan Luhan melangkah dan mendudukkan diri nya di tepi tempat tidur. Ia menarik selimut tebal berbahan sutra itu.

"Apa lagi yang terjadi pada mu. Kau terlihat begitu membuat ku sedih Sohyun. Ku mohon berbagi lah dengan ku. Karena ini kedua kali nya aku melihat mu seperti ini." Ujar Luhan merapikan anak rambut yang menghalangi wajah Sohyun.

Jari tangan Luhan membelai pipi Chuby Sohyun. Ia mengusap bekas air mata yang berada di pipi Sohyun.

"Jangan terluka dan jangan menangis. Karena aku tak bisa melihat kau terlihat seberantakkan ini lagi," ucap Luhan.

Luhan mendekat kan wajah nya ke wajah Sohyun dan mengecup dahi Sohyun penuh kasih sayang. Lalu menarik wajahnya tuk menjauh.

Terpopuler

Comments

Nasrul Maulida

Nasrul Maulida

hmmm hatiku meleleh menatap luhan😄

2020-02-11

2

Heny Setiawati

Heny Setiawati

so sweet

2020-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!