Lelaki berkulit putih bersih itu masih menatap wajah gadis remaja yang tengah bercengkrama dengan teman-teman nya. Ia merasa bahagia jika gadis itu bahagia karena gadis itu telah cukup lama menderita.
"Apa yang ingin kau tanya kan?" Tanya lelaki yang sudah lama berdiri di sebelah lelaki berdarah Cina itu.
"Menurut mu, apa yang akan ku tanya kan Kim Kai?" Tanya balik Luhan melepaskan tatapan nya pada Sohyun.
"Apa kau ingin tau apa hubungan ku dengan nya bukan." Tutur Kai sambil menunjuk ke arah Sohyun dengan dagu nya. Ia bisa melihat Sohyun dengan jelas dari lantai atas rumah Luhan dimana dia berada di taman belakang rumah Luhan .
"Jika kau tau apa jawaban nya apa yang perlu aku katakan lagi." Ucap Luhan dingin.
Ia sudah mendengar semua nya dari Sohyun. Jujur saja ia sangat marah saat ini. Marah pada Kai dengan keluarga nya. Karena keluarga Sahabat nya itu telah membuat gadis kecil nya itu menderita.
Luhan masih ingat betapa kacau nya Sohyun saat itu. Dan Luhan tak suka jika gadis nya itu meneteskan satu air mata saja. Karena baginya air mata Sohyun bagaikan duri tajam yang siap menghujam hatinya.
"Ah! Dia sudah mengadu semuanya pada mu ternyata. Jadi kau telah tau jika dia bukan lah anak mu bukan. Atau dia bukan anak dari Nana wanita yang pernah kau Cintai." Tutur Kai dengan senyum mengejek nya.
"Dari awal aku sudah tau jika dia bukan lah putri ku. Kenapa aku membiarkan nya tinggal di dekat ku karena aku jatuh cinta pada nya." Ucap Luhan tanpa lelaki itu tanya.
Rahang Kai mengeras mendengar perkataan Luhan. Bagaimana lelaki itu bisa mencintai keponakan nya. Ia tak bisa membiarkan nya, karena itu terlihat tak baik di mata Sahabat nya yang lain.
"Brengsek kau Luhan." Maki Kai dengan menari kerah baju Luhan.
"Kenapa kau marah, bukan kah kau tak peduli pada nya,huh?" Ejek Luhan.
"Dengar! Dia baru berumur tujuh belas tahun dan kau sudah berumur dua puluh lima tahun. Jangan pernah mencintai nya Xiao Luhan, Ini perintah." Ucap Kai dengan mata menajam.
"Tapi sayang nya aku tak bisa melakukan nya karena aku telah terlanjur jatuh pada nya. Dan jika mau aku bisa menikahinya di depan mu saat ini juga Tuan muda Kai." Ucap Luhan dengan kasar menghempaskan tangan Kai dari kerah baju nya.
"Kau dan keluarga mu tak menginginkan nya jadi apa salahnya jika dia menjadi bagian dari diri ku," ucap Luhan dengan wajah menantang.
Kai tak bisa berkutik ia merasa telah mengingit lidah nya sendiri. Apa yang lelaki di depan nya katakan adalah sebuah fakta yang nyata. Keluarga nya tak menginginkan Sohyun.
Namun ia tak bisa melepaskan Sohyun pada Sahabat nya itu. Karena Kai berfikir perbedaan usianya cukup jauh. Ia ingin Sohyun mendapatkan lelaki yang sebaya dengan nya. Paling tidak sang keponakan akan mendapati lelaki tua dua tahun dari diri nya.
"Lalu bagaimana kau akan mengatakan pada orang yang tau Sohyun adalah putri mu?" tanya Kai melunak.
"Aku bisa mengatakan bahwa di bukan putri ku mau pun Nana bukan. Kami tak terlibat hubungan terlarang Kai. Aku tau kau peduli padanya bukan. Karena saat aku mengatakan aku mencintai nya kau langsung bereaksi. Tapi kenapa kau begitu kejam padanya," tanya Luhan penasaran.
Luhan kenal siapa sang sahabat nya itu. Dua puluh tahun bersama bukan lah waktu yang sebentar. Ia tau Kai mempunyai kepribadian yang hangat. Saat Sohyun mengatakan Kai membenci nya. Ia merasa tak percaya, karena Kai terlihat berbeda saat menatap Sohyun.
"Itu karena Papa ku," jawab Kai pelan.
Luhan menatap Kai dengan pandangan tak mengerti. Sadar bahwa sang Sahabat tak mengerti apa yang ia katakan. Kai menceritakan semuanya yang terjadi dari awal. Kenapa sikap Kai kejam pada Sohyun.
Luhan merasa terluka mendengar perkataan Kai. Secara tak langsung keluarga Kai membuat Kakak dari wanita yang ia Cintai hingga memberi dampak pada Nana. Dan apa lagi karena Tuan Besar Kim yang berusaha membunuh Sohyun saat di kandung membuat ia tak terima.
"Sekarang kau tau kan alasan nya, jika kau mencintai nya tolong lindung dia. Jika bisa jauh kan dia dari jangkauan keluarga ku. Terutama pada Papa ku, beliau begitu berbahaya," ucap Kai memperingatkan Kai.
"Apa yang harus kita lakukan, ia juga butuh Papa kandung nya Kai. Aku melihat nya dari kedua matanya," tutur Luhan sedih.
"Apa boleh buat, ia harus menjauh dari Hyung ku," ucap Kai.
Kedua nya menatap kerah bawah dimana Sohyun tertawa ceria. Baekhyun memasang wajah tak bersahabat karena di goda habis-habisan.
"Bibi kenapa wajah mu semakin imut jika sedang marah." Goda Sohyun yang berlindung di belakang tubuh Sehun yang lebih tunggi dari tubuh Baekhyun pastinya.
"Yak.. Dasar gadis nakal, sudah berapa kali ku katakan jangan memanggil ku seperti itu. " Teriak Baekhyun tak suka.
"Jika aku memanggil mu, Kakak ada Syarat nya," tawar Sohyun.
"Apa syarat nya?" tanya Baekhyun yang terpancing dengan perkataan Sohyun.
Sohyun melangkah mendekat ke arah Baekhyun. Ia menjanjikan ke dua kakinya dan berbisik di telinga Baekhyun.
"Bawa kan Aku foto ABS Kak Dio. Aku berharap bisa melihat roti Sobek Dio karena hanya dia yang tak ada di koleksi foto ku." Bisik Sohyun lalu menjauh kan wajah nya.
Baekhyun menatap Sohyun tak percaya. Ia pikir gadis remaja itu akan meminta hal yang sulit pada nya. Tapi ternyata hanya foto Dio saja. Itu adalah hal mudah bagi Baekhyun. Namun tiba-tiba ia ingat jika Dio tak pernah mau memperhatikan roti Sobek nya.
"Tapi itu sedikit sulit." Cicit Baekhyun dengan cenggiran lucu.
Baekhyun bahkan lupa jika dia di manfaatkan oleh Sohyun. Sehun yang penasaran dengan kedua nya ikut mendekat.
"Jika itu sulit maka aku akan terus memanggil mu dengan panggilan Bibi," ucap Sohyun tanpa takut.
"Dasar anak setan." Maki Baekhyun pada akhir nya.
Sohyun berlari menjauh sambil tertawa. Ia benar-benar puas mengerjai Baekhyun ia tau sangat sulit mendapatkan foto Duo tanpa baju. Karena lelaki itu selalu terlihat tertutup. Bahkan saat berenang pun ia akan memakaikan baju kaos polos berlengan.
Saat Sohyun masih tertawa ia merasa ada seseorang yang memperhatikan nya. Saat itu Sohyun menatap ke arah luar rumah Luhan. Karena terlalu asik tertawa Sohyun bahkan tak sadar jika ia berada di teras luar rumah Luhan.
Ia membeku di tempat melihat lelaki itu menatap nya dengan pandangan tak terbaca. Sohyun tak tau apa yang tengah ia pikir kan hingga datang ke rumah Luhan.
Sohyun melangkah membuka gerbang rumah Luhan. Lelaki itu masih berdiri di dekat mobil nya. Sohyun awal nya memang ragu untuk mendekat namun karena rasa penasaran nya yang tinggi membuat ia memutuskan untuk mendekat.
Ia melangkah perlahan mendekat lelaki yang masih menatap lekat kearah nya. Sohyun mencoba mengontrol raut wajah nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments