"Melepaskan lebih baik dari pada mempertahan kan Dia yang kau Cintai namun tak mencintai mu"
~Kim Kai
Kai pov
Aku menatap nya dalam diam, meski telah memiliki putri yang begitu cantik ia masih sama. Masih tetap mempesona di mata ku dan hati ku. Aku tau perasaan ini salah karena hadir pada dia. Yang sudah di miliki oleh Kakak ku sendiri.
Dia mencintai kakak ku bukan aku, itu lah yang membuat aku mengalah hanya untuk nya. Kebahagian nya adalah yang terpenting untuk diri ku. Ku lihat ia tersenyum ke arah ku, hati ku bergetar hebat.
"Apa kau tak kerja hari ini Kai?"" Tanya nya dengan suara yang begitu lembut.
"Tidak Kak, karena aku akan ada kegiatan dengan teman-teman ku," jawab ku jujur.
Ia tersenyum hangat dan meletakan dua cangkir coklat hangat di atas meja. Dan duduk di samping ku, aku hanya bisa menatap nya lewat ujung sudut mata ku.
"Apa kau belum menemukan wanita yang kau ajak untuk kejenjang pernikahan, hem?" Tanya nya sambil menyesap coklat hangat.
Aku ingin sekali mengatakan bagaimana aku bisa mencintai wanita lain jika hati ku masih untuk nya. Aku mengalihkan tatapan ku ke arah jendela transparan. Di mana aku bisa menatap taman belakang rumah ku.
"Belun Kak, kau tau kan seleraku tentang wanita cukup tinggi," bohong ku.
"Jangan terlalu memilih Kai, apa kau tak ingin bisa pergi berkencan seperti Chanyeol dan Dio misal nya." Tutur nya.
"Tidak Kak, aku belum terlalu memikirkan hal itu. Kau tau sendiri kan Kak, nanti Papa lah yang akan mengaturnya untuk ku. Untuk apa aku mencari wanita lain jika yang akan di jodoh kan dengan ku adalah pilihan Papa," jawab ku yang tak sepenuh nya berbohong.
Semuanya telah di atur serapi mungkin oleh Ayah ku. Baik itu jurusan yang harus ku ambil bahkan wanita yang harus ku nikahi. Jadi apa guna nya repot-repot untuk mengencani Wanita lain di luar sana.
Karena itu lah aku harus melepaskan wanita yang berada di samping ku ini. Meski umur kami terpaut cukup jauh aku tak pernah mempermasalah kan nya. Karena Cinta tak lah semudah yang kita bayang kan. Di mana dia hadir tanpa kita minta.
Aku pernah berfikir untuk memperjuangkan cinta ku pada Kak Min Ah. Namun saat melihat betapa menderitanya Kak Hana, karena mencintai Abang ku. Membuat aku mengalah, karena saat itu aku tampa sengaja menguping pembicaraan kekasih Abang dan Papa ku.
Papa ku adalah orang yang sangat menakutkan. Ia bahkan menjebak Kak Hana seakan dia berselingkuh. Bahkan ia berusaha akan membunuh Kak Hana dan bayi yang ia kandung. Jika bukan karena aku yang membantunya. Mungkin Kak Hana dan bayinya sudah tak hidup di dunia ini.
Kalian tau karena itu aku di hukum oleh Papa ku, di kirim keluar negeri. Hingga aku tak bisa melihat Kak Min Ah menikah dengan Hyung ku. Aku tak menyesal karena telah menolong Hana. Karena di dalam kandungan nya ada keponakan ku.
Aku bersalah karena tak bisa mengentikan Hyung ku menikah dengan Kak Min Ah. Namun di balik itu aku merasa lega karena wanita yang aku cintai bisa bahagia. Bukan kah itu adalah hal yang sangat penting.
Asalkan orang yang kita cintai bahagia meski harus dengan orang lain. Karena aku mencintai nya dengan tulus. Aku harus bertindak kasar dan kejam pada Sohyun keponakan ku.
Bukan karena aku membencinya tapi karena aku ingin melindungi nya dan juga Kak Min Ah. Karena jika ia mendekati keluarga ku aku tak yakin ia bisa menghirup udara segar pada esok harinya. Ia harus menjauh dari keluarga ku terutama Papa ku.
Ingin rasanya aku memeluk nya dan mengelus kepalanya dengan lembut. Seperti apa yang aku lakukan dengan Saeron. Namun jika aku melakukan itu maka Papa akan murka. Dan ini juga berguna untuk Min Ah. Dengan begitu Kakak tak akan tersakiti oleh kenyataan bahwa Hyung memiliki seorang anak.
Ia pasti akan merasa bersalah pada Sohyun dan Hana. Karena Min Ha adalah wanita berhati lembut. Meski ia tau Abang tak mencintai nya ia tetap memperlakukan Hyung layak nya suami pada umum nya.
Meski pun Hyung bertindak dingin pada Kakak ia tak pernah mengeluh. Itu terkadang membuat aku terluka. Aku tak bisa melihat Wanita yang ku cintai terluka.
"Kai~ah. Ada apa kenapa diri mu melamun eoh?" Suara lembut itu membuat aku kembali ke alam sadar ku.
Aku tersenyum dan berdiri dari duduk ku. Ku lihat ia mengerutkan kening nya pertanda heran dengan diri ku.
"Aku tak apa-apa, aku harus berangkat menemui teman-teman ku dulu ya," ucap ku pamit.
Ia berdiri dan menganggukkan kepalanya. Aku melangkah pergi dari rumah tampa menoleh kebelakang.
***Kai Off
Author POV***
Sedang kan di tempat lain terlihat gadis remaja menyandarkan kepalanya di dada bidang seorang lelaki. Mereka terlihat nyaman dengan posisi yang sama.
"Apa yang kau sembunyikan dari Dady eoh?" Tanya Luhan membelai rambut Sohyun penuh kasih sayang.
"Aku tak menyembunyikan apa-apa Dady." Bohong Sohyun menggenggam tangan kiri Luhan.
Luhan menegakan tubuh Sohyun dan menatap Sohyun dengan intens. Ia merasa sudah saat nya ia mengetahui apa yang Sohyun sembunyikan. Sohyun tak ingin menatap mata Luhan.
"Kim Sohyun tatap aku dan katakan bahwa tak ada yang terjadi." Titah Luhan dengan suara beratnya.
"Aku tak berbohong Dad." Sohyun menghindar masih tak ingin menatap mata Luhan.
Lelaki cantik itu mendesah melihat Sohyun menundukkan kepalanya. Ia mengangkat wajah Sohyun hingga mata keduanya bertemu. Sohyun terlihat gelisah menatap mata Luhan.
"Kemarin saat kau datang ke kantor dengan keadaan menangis pasti ada yang terjadi bukan. Jujurlah pada ku, Kim Sohyun, apa ini ada hubungan nya dengan Ayah kandung mu." Ucap Luhan berhasil membuat mata bulat Sohyun membesar.
"Benar ternyata." Tutur Luhan lembut ia melepaskan tangan nya dari wajah Sohyun.
Sohyun terdiam mendengar apa yang Luhan katakan. Jika Luhan tau jika dia bukan lah putrinya kenapa ia tak membongkarnya saja. Ia bisa mengusir Sohyun dari rumah nya. Dan menarik fasilitas yang ia dapatkan dari Luhan.
"Aku tau kau bukan lah anak ku, alasan aku tak mengusir mu karena kau adalah anak yang di percaya pada ku oleh Nana. Bagaimana mungkin aku bisa mengusir mu Sohyun~ah. " Lanjut Luhan dengan senyum manisnya.
"Apa Luhan Daddy tak marah karena aku telah membohongi mu?" tanya Sohyun tak percaya.
"Aku tau kau pasti memiliki alasan yang bagus karena telah berbohong kan?" jawab Luhan dengan tenang.
"Tapi tetap saja aku telah berbohong pada mu." Ujar Sohyun semakin menundukkan wajah nya.
"Tak masalah karena kau menjadi sumber kebahagian ku saat ini. Dan aku senang kau berada di sini." Ucap Luhan menarik tubuh Sohyun kedalam pelukan nya.
Sohyun membeku dalam pelukan Luhan. Ia merasa jantung nya berlomba-lomba karena perlakuan Luhan. Ia tak tau jika Luhan tau jika dia bukan lah anak nya. Dan Luhan tak mempermasalah kan itu. Sohyun jadi berfikir apa Luhan benar-benar menyayanginya sebagai anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments