Dipanggil Ke Dunia Lain Untuk Kedua Kalinya

Dipanggil Ke Dunia Lain Untuk Kedua Kalinya

Chapter 1 : Dunia Baru

Ruang kelas 11-D tampak riuh dengan percakapan para siswa. Mereka terlibat dalam obrolan khas kelompok-kelompok pertemanan yang sudah terbentuk sejak awal tahun ajaran.

Kelompok A dikenal sebagai kelompok anak-anak berandalan. Mereka kebanyakan anggota ekstrakurikuler olahraga seperti sepak bola dan basket, dengan tujuh orang yang selalu terlihat bersama.

Di sisi lain, ada kelompok B, yang terdiri dari lima orang pecinta anime, atau lebih sering disebut wibu. Mereka asyik membahas serial terbaru yang ditonton semalam.

Kelompok C adalah kumpulan lima gadis dari keluarga kaya. Mereka selalu berbincang tentang belanja, liburan, atau rencana akhir pekan mereka di mal.

Lalu ada kelompok D, sepuluh siswa yang tidak terlalu menonjol. Mereka hanya menjalani hidup sekolah dengan santai tanpa ada ambisi berlebihan.

Namun, di luar kelompok-kelompok itu, ada Ash Kisaragi. Dia selalu duduk sendirian di pojok belakang, dekat jendela. Tatapannya yang kosong seakan tak mempedulikan hiruk pikuk di sekitarnya. Ash bukan tipe yang suka bergaul, tapi jika diajak bicara, dia akan merespons seperlunya. Namun, hari ini suasana kelas akan berubah drastis.

Sementara itu, di kelompok C, seorang gadis mulai memancing perhatian.

"Hei, kalian tahu nggak? Luna baru saja ditembak seseorang kemarin," ujar salah satu gadis dengan suara agak berbisik, tapi cukup untuk menarik perhatian yang lain.

"Luna?" tanya seorang gadis lain dengan cepat. "Siapa yang menembaknya?"

"Jinguji, dari kelas 11-B," jawabnya.

"Jinguji yang jago main bola itu?" Tanya gadis lain dari kelompok itu dengan mata berbinar.

"Iya, yang itu!" jawab gadis pertama, tersenyum puas karena bisa membawa kabar yang mengejutkan.

Luna, yang duduk tak jauh dari kelompok itu, langsung merasa malu. Wajahnya memerah, dan dia buru-buru menutupi wajahnya dengan tangan.

"Eh, Luna! Jadi gimana? Apa kamu menerimanya?" salah satu gadis dari kelompok C tiba-tiba berbalik, menanyakan langsung kepada Luna.

Luna menggeleng pelan, "A-aku menolaknya."

"Eh, serius?" semua gadis di kelompok itu tampak terkejut. "Padahal dia kan keren banget, Luna! Kamu nggak tertarik sama sekali?"

Luna hanya menggeleng lagi, tampak semakin malu dengan perhatian yang mendadak tertuju padanya.

Di sisi lain kelas, kelompok B juga sedang asyik dengan percakapan mereka.

"Kalian udah nonton anime musim ini?" tanya salah satu anggota mereka dengan penuh antusias.

"Udah dong, gila, manis banget ceritanya," jawab yang lain, tersenyum lebar.

"Tapi ini nyiksa, ya? Aku nggak bisa berhenti nonton walaupun tahu hatiku bakal hancur."

"Rasa sakit itu sungguh nikmat!" mereka tertawa bersama.

Saat itu, bel tanda masuk berbunyi, dan suara obrolan mulai mereda. Pagi ini, wali kelas 11-D yang juga guru matematika, memasuki ruangan.

"Pagi, semuanya. Silakan duduk, pelajaran akan segera dimulai," ujar sang guru dengan suara tenang, namun penuh wibawa.

"Iya, Bu," sahut para siswa, meskipun terdengar kurang bersemangat. Mereka segera duduk di tempat masing-masing, termasuk Ash yang dari tadi diam memperhatikan dari sudut kelas.

"Baiklah, hari ini kita akan—" suara sang guru tiba-tiba terputus ketika sebuah cahaya terang muncul di lantai kelas.

Siswa-siswa yang tergabung dalam kelompok otaku langsung bersemangat. "Jangan bilang ini lingkaran sihir pemanggilan dunia lain!" teriak salah satu dari mereka.

Ash yang duduk di belakang merasa ada yang tidak beres. Dia bangkit dari kursinya dan mencoba lari keluar kelas, tetapi terlambat. Seluruh ruangan sudah dipenuhi cahaya putih yang menyilaukan. "Sial... ini tidak lucu," gumam Ash kesal.

Seketika, semuanya berubah menjadi putih. Seperti kejadian dalam cerita isekai, sesosok dewi cantik dengan penampilan anggun muncul di hadapan mereka.

"Terima kasih telah menerima panggilan saya, wahai para pahlawan yang terhormat," ucap Dewi itu dengan elegan, suaranya mengalir lembut.

"Saat ini kalian berada di dimensi terpisah. Saya akan memberikan kemampuan agar kalian bisa hidup di dunia yang penuh monster, sihir, dan raja iblis. Dunia ini membutuhkan pahlawan untuk menyelamatkannya. Bolehkah saya meminjam kekuatan kalian, para Pahlawan yang Terpilih?"

Para siswa tampak terdiam, terpukau dengan kehadiran Dewi tersebut. Namun, Ash menunjukkan wajah kesal, seperti tidak percaya dengan apa yang sedang terjadi. "Kenapa aku juga terlibat dalam masalah ini?" pikirnya.

Semua siswa yang awalnya kebingungan, mulai menerima situasi. Kelompok otaku bahkan terlihat lebih bersemangat seolah mereka sudah lama menunggu momen seperti ini.

"Ini semua kemampuan yang bisa kalian pilih," ucap sang Dewi, sambil memunculkan papan transparan penuh tulisan. "Masing-masing dari kalian boleh memilih lima kemampuan."

Kemampuan bertarung, kemampuan sehari-hari, dan kemampuan pendukung tertulis di sana. Masing-masing siswa tampak antusias memilih apa yang mereka inginkan, terutama yang sudah sering melihat konsep ini dari anime atau game.

Saat giliran Ash tiba, dia menghela napas panjang sebelum membaca cepat daftar kemampuan.

Aku tidak butuh kemampuan bertarung. Fokus saja pada yang bisa membantuku untuk menjalani hidup. Pandai Besi, Alkemis, Pengrajin, Penilaian, dan Enchanting Item. Itu saja, pikirnya.

"Baik, saya akan memilih Pandai Besi, Alkemis, Pengrajin, Penilaian, dan Enchanting Item," ucap Ash dengan tenang.

Sontak, seluruh kelas menatap Ash dengan heran.

"Kenapa dia tidak mengambil kemampuan bertarung?" bisik beberapa siswa.

Setelah selesai memilih, Ash berjalan kembali menjauh dari kerumunan, kembali menyendiri. Tak lama, kelompok otaku mendekatinya.

"Hei, Bro, kenapa kamu nggak ambil kemampuan bertarung?" tanya salah satu dari mereka.

Ash menoleh sedikit dengan wajah datar. "Aku tidak butuh kemampuan bertarung. Aku juga tidak tertarik untuk mengalahkan raja iblis atau jadi pahlawan."

"Lho, tapi ini kesempatan besar! Kamu nggak mau jadi pahlawan, dapet kekuatan super, dan nyelamatin dunia?" tanya yang lain, penuh semangat.

Ash hanya menghela napas dan berdiri. "Kalian saja yang menikmatinya. Semoga kalian berhasil," ucapnya dengan nada rendah.

Setelah semua orang memilih kemampuan mereka, Dewi itu melanjutkan ritual pemindahan. "Kalian akan dipindahkan ke sebuah hutan dekat kota Ranvel, di kerajaan Erlasia," jelas Dewi itu. Cahaya terang muncul di bawah kaki mereka, dan sekali lagi, mereka harus menutup mata karena sinarnya yang menyilaukan.

Saat mereka membuka mata, para siswa menemukan diri mereka berada di sebuah hutan dengan pepohonan tinggi dan lebat. Suasana sunyi, hanya terdengar aliran air dari kejauhan.

"Apa kita benar-benar pindah ke dunia lain?" bisik salah satu siswa dengan penuh kekaguman.

"Sepertinya begitu," jawab temannya sambil memperhatikan sekeliling.

Namun, Ash langsung bergerak cepat. Ia mengaktifkan skill Penilaian, matanya yang biru mulai berpendar dengan pola sihir yang aktif. Semua informasi tentang lingkungan di sekitarnya muncul dalam bentuk panel deskripsi, mirip seperti antarmuka game.

"Hmm, sepertinya ini berfungsi dengan baik," gumamnya.

Ash segera mendekati guru mereka, Bu Natsumi, yang tampak kebingungan seperti siswa lainnya. "Bu, saya mau pergi dan melihat-lihat sekitar," ucap Ash.

"Jangan, Ash! Dunia ini berbahaya. Dewi itu bilang ada monster-monster buas!" seru Bu Natsumi, mencoba menghentikannya.

Ash mengabaikan larangan itu. Tanpa banyak bicara, dia berbalik dan mulai berjalan menjauh. "Ash!" teriak Bu Natsumi lagi, namun dia tahu Ash tidak akan mendengarnya.

Kelompok berandalan tertawa kecil melihat Ash pergi sendirian. "Biarkan saja dia, Bu. Lagipula, dia kan aneh dan nggak pernah gabung sama kita," ucap salah satu dari mereka dengan nada meremehkan.

"Iya, biarkan saja," sahut salah satu gadis dari kelompok C.

Bu Natsumi hanya bisa menghela napas, bingung harus melakukan apa. Dia tidak bisa meninggalkan para siswa lain hanya untuk mengejar Ash.

.

.

.

Setelah berpisah dengan yang lain, Ash berjalan menelusuri hutan. Ia berniat mencari sumber air, yang dalam pikirannya berarti menemukan sungai.

"Aku tak peduli dengan apa yang ingin mereka lakukan—menjadi pahlawan atau petualang, mengalahkan raja iblis. Persetan dengan itu semua! Aku hanya ingin hidup tenang," gerutu Ash sambil melangkah melewati semak-semak dan pepohonan.

"Yah, untuk pertama aku harus mengamankan sumber air dan mencari makanan. Aku tak tahu sejauh apa hutan ini dari kota yang bernama Ranvel itu."

Setelah berjalan selama lima belas menit, akhirnya Ash mendengar aliran air. Dan benar saja, itu adalah sebuah sungai yang jernih, bahkan ikan yang berenang dengan bebas dapat dilihat dengan jelas.

"Sumber air didapatkan, selanjutnya mencari tempat berteduh, lalu mencari makanan," gumam Ash lirih sembari melirik ke sekitar.

Apa ada orang yang mengikutiku?

Merasa ada yang memerhatikan dirinya, Ash melanjutkan langkahnya melawan aliran sungai. Ia mengabaikan perasaan yang mengganggu pikirannya, seolah sedang diikuti, dan mencoba fokus untuk mencari tempat berlindung.

Ia terus berjalan dan melihat ada tebing yang tinggi, serta sebuah air terjun yang berada di ujung sungai. "Sepertinya di sini cukup bagus. Aku akan mendirikan tempat berlindung di sini," pikirnya sambil tersenyum kecil.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

Harusnya Awalnya Ash bantu temannya juga...nanti setelah ketemu Kota..baru berpisah...apa dia sadar...mereka yang hidup bisa kembali ke dunia mereka lagi...ini namanya bukan Setia kawan..tidak bisa di harapkan untuk berteman.

2024-10-24

3

MataKatra

MataKatra

Pembangunan karakter Ash nya lumayan menarik. Saya jadi bertanya-tanya bagaiman nanti cara karakter utama itu bertahan hidup nantinya. Di dunia isikan, tanpa skill bertarung...

2024-11-19

1

Muhammad rizal

Muhammad rizal

apakah ini adaptasi sebuah anime.

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Penjelasan Singkat Tentang Karakter Serta Ilustrasinya
7 Chapter 6 : Eksperimen
8 Chapter 7 : Menjadi Guru
9 Chapter 8 : Tamer
10 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
11 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
12 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
13 Chapter 12 : Pedagang Daniel
14 Chapter 13 : Kota Ranvel
15 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
16 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
17 Chapter 16 : Belanja
18 Chapter 17 : Persiapan
19 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
20 Chapter 19 : Naga Hitam
21 Chapter 20 : Stampede
22 Chapter 21 : Extinction Ray!
23 Chapter 22 : Sang Pahlawan
24 Chapter 23 : Masa Pemulihan
25 Chapter 24 : Pahlawan
26 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
27 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
28 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
29 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
30 Chapter 29 : Pertunangan
31 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
32 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
33 Chapter 32 : Ibu Kota
34 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
35 Chapterr 34 : Membuka Kios
36 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
37 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
38 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
39 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
40 Chapter 39 : Risa Vs Ren
41 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
42 Chapter 41 : Kematian
43 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
44 Chapter 43 : Keputus-asaan
45 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
46 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
47 Chapter 46 : Kota Chovo
48 Chapter 47 : Warna Asli
49 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
50 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
51 Chapter 50 : Menyusup
52 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
53 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
54 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
55 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
56 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
57 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
58 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
59 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
60 Chapter 59 : Hasutan
61 Chapter 60 : Akademi Sihir
62 Chapter 61 : Ujian Masuk
63 Chapter 62 : Elysium Blade
64 Chapter 63 : Kegaduhan
65 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
66 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
67 Chapter 66 : Penghianatan
68 Chapter 67 : Pelelangan
69 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
70 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
71 Chapter 70 : Serangan
72 Chapter 71 : Kota Treal
73 Chapter 72 : Mimpi Buruk
74 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
75 Chapter 74 : Elven Garden
76 Chapter 75 : Roh Pahlawan
77 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
78 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
79 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
80 Chapter 79 : Kota Aqualis
81 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
82 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
83 Pengumuman Update
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Penjelasan Singkat Tentang Karakter Serta Ilustrasinya
7
Chapter 6 : Eksperimen
8
Chapter 7 : Menjadi Guru
9
Chapter 8 : Tamer
10
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
11
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
12
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
13
Chapter 12 : Pedagang Daniel
14
Chapter 13 : Kota Ranvel
15
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
16
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
17
Chapter 16 : Belanja
18
Chapter 17 : Persiapan
19
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
20
Chapter 19 : Naga Hitam
21
Chapter 20 : Stampede
22
Chapter 21 : Extinction Ray!
23
Chapter 22 : Sang Pahlawan
24
Chapter 23 : Masa Pemulihan
25
Chapter 24 : Pahlawan
26
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
27
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
28
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
29
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
30
Chapter 29 : Pertunangan
31
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
32
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
33
Chapter 32 : Ibu Kota
34
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
35
Chapterr 34 : Membuka Kios
36
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
37
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
38
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
39
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
40
Chapter 39 : Risa Vs Ren
41
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
42
Chapter 41 : Kematian
43
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
44
Chapter 43 : Keputus-asaan
45
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
46
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
47
Chapter 46 : Kota Chovo
48
Chapter 47 : Warna Asli
49
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
50
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
51
Chapter 50 : Menyusup
52
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
53
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
54
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
55
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
56
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
57
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
58
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
59
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
60
Chapter 59 : Hasutan
61
Chapter 60 : Akademi Sihir
62
Chapter 61 : Ujian Masuk
63
Chapter 62 : Elysium Blade
64
Chapter 63 : Kegaduhan
65
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
66
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
67
Chapter 66 : Penghianatan
68
Chapter 67 : Pelelangan
69
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
70
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
71
Chapter 70 : Serangan
72
Chapter 71 : Kota Treal
73
Chapter 72 : Mimpi Buruk
74
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
75
Chapter 74 : Elven Garden
76
Chapter 75 : Roh Pahlawan
77
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
78
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
79
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
80
Chapter 79 : Kota Aqualis
81
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
82
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
83
Pengumuman Update

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!