Chapter 16 : Belanja

Pagi hari yang cerah tak membuat Ash merasa senang. Ada kantung hitam di bawah matanya, pertanda ia tak tidur semalaman. Ia membuka jendela dengan lesu, membiarkan cahaya matahari langsung menerpa wajahnya.

"Sial!" serunya sambil menunduk cepat, menghindari sinar matahari. "Aku bisa mati kena cahaya matahari, padahal aku bukan vampir," gumamnya, matanya terasa pedih.

Ash berjalan ke lantai satu menuju kamar mandi, mengambil air dari ember lalu membasuh wajahnya. "Hah~ aku terlalu terbawa suasana semalam," gumamnya lirih sambil melihat bayangannya yang suram di air.

"Harusnya aku tidur sebentar lagi," pikirnya, tapi kemudian ia menggeleng kuat. "Tidak-tidak! Aku harus belanja hari ini!"

...---...

Sementara itu, di tempat lain, para gadis yang sudah mencari Ash seharian mulai kebingungan.

"Hei, apa kalian menemukannya?" tanya Luna dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Tidak, kami sudah berkeliling di seluruh kota tapi tidak ada tanda-tanda," jawab Koharu sambil menghela napas panjang.

"Ash, kamu pergi ke mana?" gumam Luna pelan, matanya tak bisa menyembunyikan kecemasan.

"Mungkin dia sudah pergi meninggalkan kita," tukas Risa dengan nada sinis.

Luna langsung menatap Risa dengan marah. "Ash bukan orang seperti itu!" tegasnya.

"Buktinya, dia menghilang begitu saja tanpa kabar," balas Risa sambil mengangkat alis.

Koharu yang baru datang berlari ke arah mereka. "Semuanya, aku punya informasi tentang Ash!" serunya, nafasnya terengah-engah karena berlari.

Semua orang langsung menatap ke arahnya. Dengan cepat, Luna meraih tangan Koharu. "Di mana?! Di mana dia?!" tanyanya dengan penuh harap.

"Te-tenang dulu, Luna," ucap Koharu, mencoba menenangkan Luna. "Aku baru saja dengar dari Daniel, pedagang yang pernah memberikan kita tumpangan ke kota ini. Katanya Ash kemarin pergi ke guild pedagang setelah mampir ke tokonya."

"Guild pedagang?" Mata Luna berbinar, tanpa menunggu lama ia langsung berlari menuju guild.

"Luna, tunggu!" teriak Risa, melihat Luna yang sudah jauh di depan.

"Tch!" Risa mendecak kesal lalu ikut berlari mengejar, diikuti oleh Koharu dan yang lainnya.

Sesampainya di guild pedagang, Luna tanpa ragu menyerobot antrian panjang yang langsung membuat kegaduhan di dalam ruangan.

"Hei, nona! Jangan menyerobot antrian!" teriak seorang pedagang yang berdiri di dekat meja resepsionis.

Luna menunduk meminta maaf, "Maaf, tapi tolong biarkan aku bertanya sebentar saja."

"Luna!" seru Risa, akhirnya berhasil masuk ke dalam guild bersama yang lain.

"Luna, kamu harus tenang," ucap Koharu mencoba menenangkan situasi.

"Benar, kita tak bisa gegabah seperti ini," tambah Azusa dengan nada dingin, tapi jelas-jelas menegur.

Luna menunduk sekali lagi, menyadari kalau mereka telah membuat keributan. "Maaf," ucapnya, suara sedikit menyesal.

"Jadi, ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis yang akhirnya memperhatikan mereka.

"Apakah ada seseorang bernama Ash yang datang ke sini kemarin?" Luna langsung bertanya.

Resepsionis mengerutkan kening, sepertinya asing dengan nama itu. Ia menoleh ke rekannya, "Ada yang tahu seseorang bernama Ash?"

Dua resepsionis lain menggeleng, tapi seorang wanita di meja ketiga mengangkat tangan. "Ya, dia datang kemarin. Dia mencari rumah sewa."

Luna segera menghampiri meja itu. "Di mana rumah sewanya?"

"Letaknya di pinggiran kota. Aku akan memanggil seseorang untuk menunjukkan jalan ke sana," jawab resepsionis dengan tenang.

Beberapa saat kemudian, seorang pekerja guild datang dan membawa mereka menuju rumah Ash.

"Terima kasih," kata Koharu dengan lembut kepada pekerja yang telah memandu mereka.

"Semoga harimu menyenangkan," jawab pekerja itu, lalu pergi kembali ke guild.

Para gadis berdiri di depan rumah kayu sederhana berlantai dua. Luna menatapnya dalam diam, masih tak percaya Ash ada di sini.

"Ash ada di sini, ya?" gumam Luna, sedikit lega namun masih ragu.

Koharu mendekati pintu dan hendak mengetuk, namun pintu itu terbuka dengan sendirinya. "Eh? Tidak terkunci?" gumamnya dengan heran.

"Permisi..." ucapnya pelan, mencoba mengintip ke dalam.

Mereka masuk ke dalam rumah yang terlihat kosong, tapi bersih. Mereka mencari di setiap ruangan hingga akhirnya tiba di lantai dua. Salah satu ruangan berantakan dengan perabotan kayu yang tersebar di mana-mana, dan ada sebuah futon yang terlihat tak rapi.

"Sepertinya dia keluar..." gumam Luna sambil menghela napas.

...---...

Sementara itu, di pasar, Ash bersin keras.

"Hahchoo! Siapa yang sedang membicarakanku?" gumamnya sembari mengusap hidung.

Dia mengedarkan pandangannya di pasar yang ramai, memikirkan para gadis yang mungkin sedang mencarinya.

Ah, aku lupa memberitahu mereka, batinnya.

Sambil menghela napas panjang, ia melanjutkan belanja di toko alkemis, membeli botol, beberapa alat alkemis, serta bahan makanan dan logam.

Sebelum kembali ke rumah, Ash mampir ke guild petualang untuk mencari teman-temannya.

"Oya-oya, lihat siapa yang datang?" seru seorang petualang berbadan besar dengan gaya rambut mohawk.

"Apa teman-temanku datang ke guild tadi?" tanya Ash, langsung menuju poin utama.

"Oi, oi! Kau pikir kau bisa seenaknya tanya begitu? Jangan sok, meski kau dikelilingi gadis-gadis cantik," balas petualang itu dengan jengkel.

Ash menatapnya dengan sinis tapi tak menghiraukannya. "Apa ada yang tahu?" tanyanya pada petualang lain.

Tak seorang pun menjawab hingga resepsionis guild angkat suara. "Tidak, mereka belum datang ke sini. Ada masalah?"

Ash menggeleng, "Tidak, terima kasih." Tanpa basa-basi lagi, ia keluar dari guild.

Setelah gagal menemukan teman-temannya di guild, ia kembali ke penginapan. Pemilik penginapan mengonfirmasi bahwa para gadis sudah pergi sejak pagi untuk mencarinya.

"Begitu, ya... Terima kasih," jawab Ash, lalu pergi lagi.

Ia mampir ke toko Daniel, menjual beberapa batu sihir goblin dan meminjam kereta kuda. "Teman-temanmu juga mencarimu ke sini tadi," kata Daniel.

Ash mendesah. "Mereka benar-benar mencariku di mana-mana, ya?"

"Sepertinya begitu. Mungkin mereka ada di guild pedagang sekarang."

Ash kembali ke rumah dengan membawa banyak barang di keretanya. Saat tiba, ia melihat pintu rumah terbuka lebar. "Tunggu... apa aku lupa menguncinya?" pikirnya panik.

Ia bergegas masuk ke dalam rumah, memegang gagang pedangnya dengan kewaspadaan. Rumah di lantai satu terlihat sama, namun ia mendengar suara dari lantai dua.

"Dari suaranya, lebih dari dua orang..." gumamnya, lalu perlahan naik ke tangga, langkahnya pelan namun waspada.

Sampai di lantai dua, Ash mendengar suara lebih jelas dari dalam kamarnya. Dengan cepat ia menendang pintu, "Jangan bergerak, dasar pencuri—!" serunya sambil mengacungkan pedang.

"Kyaa!" Tama terjatuh, wajahnya pucat saat pedang Ash terarah ke wajahnya.

"E-eh?" Ash tertegun saat melihat bahwa orang yang ia kira pencuri ternyata adalah para gadis.

Ash langsung menurunkan pedangnya, wajahnya yang sebelumnya tegang kini berubah kaget. "Kalian? Kenapa kalian ada di sini?"

Luna mendekatinya dengan wajah kesal. "Ash! Kau ke mana saja? Kami sudah mencarimu sejak pagi!" suaranya terdengar gemetar, antara marah dan lega.

"Kau tidak bilang apa-apa dan tiba-tiba menghilang," tambah Risa, menatapnya dengan tatapan tajam, meskipun ada sedikit kelegaan di balik amarahnya.

Ash menggaruk belakang kepalanya, merasa bersalah. "Maaf... aku terlalu sibuk belanja dan lupa memberi tahu kalian."

"Belanja?" Koharu menoleh ke arah kereta yang penuh dengan barang di luar. "Oh, begitu... tapi kau harusnya bilang! Kami semua khawatir."

Tama masih duduk di lantai, menatap Ash dengan mata berkaca-kaca. "K-kau mengagetkanku..."

Ash menunduk, merasa semakin bersalah. "Maaf, Tama... aku tidak tahu kalian di sini."

Azusa, yang sejak tadi hanya diam, akhirnya berbicara dengan tenang. "Lain kali, jangan pergi tanpa kabar. Kami bukan cenayang yang tahu ke mana kau pergi."

Ash tertawa kecil, meski canggung. "Ya, aku janji tidak akan mengulangi lagi."

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

next Thor 😃.

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!