Di guild petualang, suasana terasa tegang. Luna dan teman-temannya dengan penuh semangat mencoba merekomendasikan ramuan yang diberikan oleh Ash kepada para petualang. Namun, tampaknya usaha mereka tidak membuahkan hasil; tidak ada satu pun yang menunjukkan ketertarikan. Suara-suara skeptis mengisi ruang guild yang riuh.
"Sebaiknya kalian tidak usah repot-repot merekomendasikan hal itu, Nona-nona," ujar salah satu petualang dengan nada meremehkan.
"Itu benar! Harga potion terlalu mahal bagi kami yang berpenghasilan tak tetap!" lanjut petualang lainnya, menggelengkan kepala seolah menyangsikan keaslian ramuan yang ditawarkan.
Di pasar umum, harga potion sangat tidak masuk akal. Untuk potion low-rank saja, sudah dihargai dua koin perak—setara dengan harga menginap semalam. Potion mid-rank dibanderol dua puluh koin perak, sementara yang high-rank mencapai satu koin emas. Menghadapi situasi ini, Luna bersikeras, "Tapi, di toko kami, kami menjualnya dengan harga yang bisa dibeli oleh siapa saja!"
Para petualang hanya bisa menghela napas, tampak skeptis menatap ke arah para gadis. Keraguan menyelimuti mereka.
"Oi! Kami semua tahu kalau kalian berbakat, tapi bukan berarti kami ini bodoh yang bisa percaya pada perkataan kalian!" teriak salah satu petualang dengan nada ketus.
"Ya, itu benar!" yang lain ikut menyemarakkan suasana, menciptakan keributan.
"Jangan-jangan ramuan itu palsu, makanya harganya murah!" seru salah satu petualang, menambah kesuraman suasana.
Mendengar tuduhan tersebut, para gadis mulai merasa tertekan. Risa mulai kesal dan merasa terbakar amarah. Dengan tegas, ia mengambil satu botol Heal Potion dari meja.
Ia berjalan mendekati petualang yang mengklaim ramuan itu palsu. "Apa yang kau inginkan, hah?" ujar petualang itu, terkejut melihat Risa yang menarik pedangnya keluar dari sarung.
Dengan tatapan tajam dan suara dingin, Risa berkata, "Kau bilang ini ramuan palsu, kan?" Ia menggeret pedangnya di lantai, menimbulkan suara bergetar.
"Oi... apa yang kau lakukan?" Petualang itu terkejut, tubuhnya berdiri tegak, ketakutan mulai merayapi wajahnya.
"Ntahlah... kurasa aku akan menunjukkan kalau ramuan ini asli dengan kau yang menjadi subjek percobaannya," balas Risa sambil mendekat, langkahnya mantap.
"Oi! Siapa saja, hentikan dia! Gadis ini sudah gila!" teriak petualang itu, panik.
Tiba-tiba, suara pintu guild dibuka dengan keras, dan seorang gadis penuh luka-luka berlari masuk, napasnya terengah-engah. "Siapa saja! To- tolong! Di hutan… ada naga!" serunya, suaranya lirih dan penuh ketakutan.
Salah satu staf guild segera menghampiri gadis penuh luka itu. "Hei, apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan penuh rasa khawatir.
"A- aku baik-baik saja... tapi, rekanku... di hutan, a- ada naga..." jawab gadis itu, suaranya gemetar.
"Siapa yang bisa menggunakan sihir penyembuh, tolong sembuhkan dia!" seru staf guild dengan nada mendesak.
Melihat situasi mendesak ini, Risa menyarungkan pedangnya. Ia mendekati gadis yang terluka, memperhatikan dengan seksama. Luka-luka di tubuhnya terlihat serius; ada luka bakar, lecet akibat ranting, dan memar di sana-sini.
"Minum ini," ucap Risa, menyerahkan ramuan itu ke mulut gadis tersebut.
-Glup!
Satu tegukan demi tegukan hingga botol ramuan itu kosong. Dalam sekejap, tubuh gadis itu diselimuti cahaya hijau lembut, dan semua lukanya mulai sembuh tanpa meninggalkan bekas.
"He- hebat..." seru staf guild, terkagum melihat efek luar biasa dari ramuan tersebut.
"Hei! Apa mungkin itu Heal Potion High-Rank!?" tanya staf guild dengan antusias.
"Bukan, ini hanya mid-rank, tetapi khasiatnya hampir setara high-rank. Itulah yang dikatakan si pembuat," jawab Risa dengan percaya diri, lalu menatap sekeliling dengan tatapan tajam, memindai wajah-wajah para petualang yang sebelumnya meragukan mereka. "Jadi siapa yang masih meragukan keaslian ramuan ini?"
Keterheningan meliputi ruangan. Semua mata teralihkan, tak ada yang berani menatap balik.
"Anoo! Kalian bisa mendapatkan potion ini hanya dengan harga dua perak untuk satu botolnya. Semua potion dengan kualitas mid-rank yang hampir setara dengan high-rank, untuk low-rank dijual lima puluh perunggu, dan yang high-rank hanya lima belas koin perak. Semua itu dijual di toko milik teman kami yang berada di dekat area kumuh," ujar Luna, memecah keheningan yang tegang.
Senyum mulai merekah di wajah para petualang. "A- aku akan mampir ke sana," seru salah satu dari mereka, mengangkat tangan dengan penuh harap.
Begitu pula dengan yang lainnya, wajah mereka menunjukkan rasa takjub dan senang mendengar hal itu, terutama setelah menyaksikan kehebatan penyembuhan dari potion itu.
"Sudah cukup promosinya, Luna. Berikan Energy Potionnya," ucap Risa, membuka telapak tangan dengan mantap.
Luna menyerahkan potion berwarna kuning tersebut. Risa menerimanya dan memberikan potion itu kepada gadis yang terlihat sangat kelelahan.
Setelah meminum potion itu, wajah gadis itu cerah seolah mendapat kehidupan baru. "Hebat... semua rasa lelahku hilang," gumamnya, tak percaya akan keajaiban ramuan tersebut.
Namun, seketika pikirannya kembali kepada alasan ia tergesa-gesa kembali ke guild. "Benar! Di hutan ada naga hitam yang muncul!" serunya dengan serius.
"Naga hitam, kau bilang?" jawab staf guild, nada suaranya mencerminkan skeptisisme.
"Aku serius, rekanku membiarkan aku lari untuk melaporkan hal ini... kumohon, tolong selamatkan mereka!" Gadis itu menarik kerah baju staf guild dengan penuh desakan, wajahnya penuh dengan air mata, menggambarkan kepanikan yang mendalam.
Staf guild memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan. "Tenanglah, kami akan mengirim beberapa orang untuk mengintai situasi," ujarnya, berusaha memberikan rasa aman.
"Guild akan membuat quest darurat. Petualang dengan rank B ke atas, tolong berkumpul untuk misi pengintaian!" seru staf guild dengan nada tegas.
Tiga orang petualang maju ke depan. Mereka adalah petualang rank A yang cukup terkenal karena kemampuan dan kerjasama tim yang solid. Nama kelompok mereka adalah Sky Pierce, terdiri dari seorang pendekar pedang, penyihir, dan tank.
Namun, saat mereka hendak pergi, tiba-tiba terasa sebuah guncangan dahsyat, layaknya gempa. Semua orang berlari keluar, dan dari bagian dinding pintu masuk kota utara, asap merah membubung tinggi, menjadi pertanda bahaya yang mengintai.
"Apa naga itu terbang ke sini!?" teriak salah satu petualang, panik melanda.
Seorang prajurit penjaga gerbang berlarian di jalan kota, tampak ketakutan. Salah seorang petualang menghentikannya. "Apa yang terjadi?"
Dengan nafas terengah-engah, prajurit itu menjawab, "Stampede! Di arah hutan bagian utara, ada kerumunan monster yang menuju ke kota!"
"Apa kau bilang?" para petualang tampak terkejut, wajah mereka berubah pucat mendengar berita mengerikan itu.
Gadis yang memberikan informasi terkejut hingga terjatuh lemas, "Bohong... padahal saat itu kami tak merasakan keberadaan monster..."
"Hei, cepat pergi ke mansion wali kota dan suruh para penyihir untuk membuat penghalang yang melindungi kota!" teriak seorang pria berbadan besar dengan mata menyeramkan yang keluar dari bangunan guild.
"Y- Ya!" prajurit itu langsung berlari menuju mansion wali kota.
"Guild Master," seru para petualang dan staf guild.
"Semuanya ini adalah misi darurat! Kita akan menghadapi stampede! Kalian bisa ikut atau mundur. Jika mundur, kuharap kalian bisa membantu evakuasi warga kota, dan yang maju bertarung akan melawan lautan monster! Tentu saja akan ada imbalan dari pihak guild dan wali kota!" seru Guild Master, suaranya menggema penuh wibawa.
"Kita akan mempertahankan kota ini!" teriak seorang petualang dengan semangat membara.
"Meskipun aku bukan berasal dari sini, tapi di kota inilah aku dibesarkan!" ujar petualang lainnya, menambah semangat.
"Apapun yang terjadi, kita harus melindungi kota ini!"
Para petualang berseru, mereka semua memiliki nyali dan rasa cinta terhadap kota yang saat ini mereka tinggali. Membuat semangat juang yang berani mempertaruhkan nyawanya demi melindungi hal yang berharga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
story
Bau² ketakutan akan kematian tercium/Skull//Skull//Skull/
2025-01-05
0