Chapter 20 : Stampede

Di Toko...

Ash duduk santai di balik meja kasir, meskipun merasakan ada guncangan yang aneh. Ia tetap tak peduli, sudah memberi mantra agar barang-barang di sana tidak jatuh dengan mudah.

"Apa yang sedang terjadi?" gumamnya dengan lirih, namun suaranya teredam oleh keramaian di luar.

"Hei, apa terjadi sesuatu yang gawat?" Azusa, yang tampak khawatir, mendekati Ash.

"Ntahlah, kurasa kau bisa tanya pada mereka," jawab Ash, masih dengan nada acuh tak acuh.

Bam!

Pintu toko terhempas dengan keras, dan para gadis bergegas masuk dengan wajah penuh kepanikan.

"Apa yang terjadi?!" Azusa langsung menghampiri mereka, suaranya bergetar karena khawatir.

"Dari arah utara kota ada kerumunan monster yang bergerak kemari," jawab Risa, suaranya lebih tenang dibandingkan yang lain, meskipun raut wajahnya menunjukkan ketegangan.

"Stampede..." Ash bergumam tanpa sadar saat mendengar hal itu.

"Guild Master bilang semua petualang yang ingin bertarung berkumpul di gerbang utara. Bagaimana ini, Ash-kun?" Luna meminta saran, matanya penuh harap.

Ash melihat ke arah Luna, lalu memangku kepalanya dengan tangan sambil memejamkan mata. "Maaf, tapi aku tak akan ikut," ucapnya dengan senyum simpul, tampak tenang meski situasi genting.

Risa berjalan cepat mendekat, memukul meja dengan keras. "Kenapa kau tak ikut? Kau punya kemampuan dan kekuatan! Kenapa?!" serunya, tatapannya tajam dan penuh rasa frustrasi.

Seakan tak peduli, Ash menjawab dengan santai, "Kenapa pula kau bertanya? Jawabannya sederhana... kenapa aku harus mempertaruhkan nyawaku untuk dunia dan orang yang tak kukenal?"

Kata-kata Ash seperti petir di siang bolong bagi Risa. Rasa gusar melanda hatinya. Ia ingin menampar wajah Ash, tangannya sudah siap namun ia menahannya. Dengan helaan napas penuh kekecewaan, ia menurunkan tangannya. "Huft~ Tak kusangka kau seorang pengecut."

Risa keluar dari toko dengan penuh kemarahan dan kecewa.

"R-Risa!" panggil Luna saat melihat Risa yang menjauh.

Para gadis menatap Ash dengan ekspresi campur aduk—marah dan kecewa.

"Maaf, aku tak akan pergi," ujar Ash, senyumnya masih terlukis di wajahnya, seolah tidak menyadari betapa mendalamnya perasaan para gadis itu.

Tanpa sepatah kata pun, para gadis berlari mengejar Risa, wajah mereka menampilkan rasa kecewa yang mendalam.

Ash menghela napas panjang, menjatuhkan tubuh bagian atasnya ke atas meja, dan memejamkan mata. "Aku merasakan ada energi besar yang menyelimuti kota ini... sihir penghalang, yah? Seharusnya mereka bisa menghadapi stampede," batin Ash.

Setelah sejenak berdiam, Ash bangkit dan berjalan keluar dari tokonya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan, lalu menuju jembatan kecil yang membatasi daerah kumuh dengan pinggiran kota.

Ia menatap air sungai yang cukup keruh. "Padahal aku baru sampai di kota ini dan membuka toko, lalu sekarang terjadi stampede? Apa dunia sedang bercanda denganku?" keluhnya, mengangkat wajahnya menatap langit mendung.

Tiba-tiba, sosok berjubah lusuh berdiri membelakanginya. "Kenapa kau masih ada di sini?" suara lembut sosok itu memecah kesunyian.

Ash menoleh ke belakang dengan waspada, merasakan aura misterius yang memancar dari sosok tersebut.

"Apa kau tak ikut bertarung dengan yang lain untuk menahan stampede?" sosok itu bertanya lagi.

"Haha, aku ini hanya orang biasa, seorang pedagang. Lalu kau menyuruhku untuk bertarung?" Ash menjawab, nada sinis terdengar dalam suaranya.

"Sampai kapan kau akan terus menutup matamu?" ucap sosok itu dengan nada kecewa.

Ash berbalik, "Apa yang kau maksud?" balasnya, mulai merasa terprovokasi.

"Apa kau akan membiarkan nyawa orang-orang tak bersalah hilang begitu saja? Anak-anak akan jadi yatim piatu, sepasang kekasih akan kehilangan pasangannya, teman dekat bahkan sahabat seperjuangan... Apa kau yakin? Pahlawan Ash..." nada serius sosok itu mulai menyentuh jiwanya.

Mata Ash terbelalak, dengan cepat ia menarik pedangnya dan mengarahkannya tepat di leher kanan sosok itu. "Berengsek! Siapa kau!?" teriak Ash dengan ketus.

Terdengar tawa kecil. Sosok itu membuka tudung yang menutupi wajahnya, "Bahkan kau sudah melupakan suaraku, yah?"

Sosok itu bersinar dengan cahaya keemasan, lalu jubah lusuhnya menghilang dan berubah menjadi sebuah gaun putih yang indah.

...Sosok itu......

Ash terdiam mematung saat melihatnya, dengan perlahan ia menurunkan pedangnya. "E- Eri... Erine?" ucapnya terbata.

Sosok itu adalah seorang Dewi bernama Erine. Ia adalah Dewi yang memiliki julukan sebagai penjaga kedamaian, ketenangan, dan kelimpahan. Erine jugalah yang memanggil Ash ke isekai untuk pertama kalinya.

"Lama tak berjumpa, Pahlawan Ash," ucap Erine dengan senyum hangat.

"Kenapa... kenapa Anda bisa ada di sini, Dewi Erine?" Ash bertanya, bingung dan penuh rasa hormat.

"Ceritanya cukup panjang, aku akan memberi tahumu nanti. Untuk sekarang kita harus berfokus pada stampede," balas Erine, sorot matanya menunjukkan kepastian.

Ash terdiam sejenak, menundukkan kepala dengan wajah kesal. "Maaf, Dewi Erine, tapi aku benar-benar tak ingin bertarung."

"Aku masih tak bisa melupakannya. Semua hal yang telah dilakukan oleh dunia ini padaku. Aku tak ingin lagi berjuang demi dunia, di ibu kota ada banyak pahlawan lain yang dipanggil... minta tolong saja pada mereka," lanjut Ash sembari berbalik badan, ingin melupakan tanggung jawab.

Erine mendekat dan memeluk Ash dari belakang, "Kumohon... hanya kamu yang bisa kuandalkan. Pahlawan lain tak akan sanggup untuk melawannya meskipun mereka semua bersatu."

"Itu tak bisa dipercaya. Aku bahkan bisa mengalahkan raja iblis dalam duel satu lawan satu. Tak mungkin mereka yang punya kelompok besar bisa kalah," balas Ash, tampak skeptis.

"Apa kau tak khawatir dengan mereka?" Erine menatapnya, penuh harapan.

"Mereka hanya teman sekelas. Aku tak benar-benar dekat dengan mereka. Aku tak peduli dengan apa yang terjadi pada mereka," balas Ash dingin.

"Lalu bagaimana dengan kelima gadis itu?" Erine melepaskan pelukannya dan menatap tajam mata Ash, suaranya bergetar penuh emosi.

Ash berbalik, "Apa Anda bermaksud mengancam saya, Dewi Erine?"

Erine menggelengkan kepalanya pelan, "Tidak, aku hanya akan memberitahu-mu kalau nyawa mereka terancam."

"Heh, itu mustahil. Kota ini memiliki sihir pelindung yang cukup kuat. Stampede bahkan bisa ditahan," balas Ash, percaya diri dengan kekuatan pelindung kota.

"Pelindung ini akan hancur..." ujar Erine dengan tatapan serius.

Tak lama setelah itu...

Duarr!!

Sebuah sinar laser berwarna hitam melubangi pelindung kota hingga para penyihir tak mampu menahan kekuatan itu dan terjatuh pingsan, menyebabkan hilangnya sihir pelindung.

Mata Ash terbelalak. Ia melihat ke atas saat laser itu menghancurkan pelindung, "A- Apa yang..."

"Sudah ku bilang, kan?" ucap Erine, wajahnya tegas.

...----------------...

Disaat yang bersamaan...

Di gerbang kota bagian utara, semua kesatria dan petualang berkumpul untuk menghadapi stampede yang akan datang. Para penyihir dan pengguna busur berada di atas dinding benteng agar bisa melihat dan menyerang musuh dengan leluasa. Priest atau healer berada di bagian dalam kota, tepatnya di sebuah tenda yang didirikan untuk tempat pengobatan pasukan yang terluka. Sisanya adalah para kesatria dan petualang yang akan bertarung di barisan depan.

"Diperkirakan para monster akan sampai dalam kurun waktu dua jam lagi. Jika ada yang mau lari, lakukanlah sekarang! Kami memerlukan orang yang siap mempertaruhkan nyawanya untuk kota dan orang-orang berharga yang tinggal di sini. Jika ada yang tak memiliki hal yang berharga atau tak mencintai kota ini, bisa pergi. Kami tak akan memaksa kalian untuk bertarung!" seru Guild Master dari atas benteng.

"Kita kasih paham para monster itu!"

"Yeaahhh!!!!"

-Wush~

Duarr!!

Sebuah laser melesat menghancurkan pelindung kota. Semua kesatria dan petualang terduduk dengan wajah terkejut saat melihat hal itu.

Terpopuler

Comments

story

story

Kok gk asing. Apa kau pake ChatGPT buat review kah thor, atau buat penyempurnaan aja?

2025-01-05

0

story

story

Sudah aku duga. /Skull/

2025-01-05

0

Frando Wijaya

Frando Wijaya

next Thor 😃

2024-09-13

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!