Di tengah hutan yang rimbun, dekat dengan air terjun dan sungai, Ash duduk bersandar di dinding tebing. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya.
"Baiklah, aku tak tahu ini dunia yang sama atau berbeda. Mari kita lihat. Status Open!"
...Nama: Ash Kisaragi...
...Ras: Manusia...
...Gelar: Pahlawan...
...Pekerjaan: Pandai Besi (Level 1), Alkemis (Level 1), Pengrajin (Level 1)...
...Kemampuan: Penilaian, Item Enchanted...
...Kemampuan Bawaan (Terkunci): Master Senjata, Penciptaan Sihir, Mata Elang, Deteksi...
...Pekerjaan Bawaan (Terkunci): Kesatria Suci, Pembunuh, Sage...
Hanya pekerjaan/job yang memiliki level.
"Ternyata benar, kemampuanku yang dulu juga ada, tapi terkunci, yah?" Ash bergumam, sedikit kecewa namun tetap optimis.
Ia bangun berdiri dan mengaktifkan skill Penilaian untuk mencari bahan guna membuat sebuah alat bertahan hidup. "Huft~ Yah, lagipula hanya ada kayu dan batu saja."
Setelah menemukan dua bahan tersebut, ia mengumpulkan dahan kayu yang telah roboh, akar, dan bebatuan. Ia mengambil dua buah batu yang berbeda dan menghancurkan salah satunya dengan batu yang lain. Dengan sabar, Ash mengikis ujung batu tersebut agar tajam.
Lalu, ia membelah ujung ranting kayu dengan batu yang telah ditajamkan pinggirannya, menyatukan batu tersebut dengan ranting yang telah dibelah dan diikat dengan akar.
...[Pisau Batu Kualitas 1★]...
"Saatnya pergi memasuki hutan dan mengumpulkan kayu yang cukup, akar, dan dedaunan," gumam Ash sambil melihat pisau yang telah ia buat.
---
Setelah mengumpulkan semua bahan, Ash memulai membangun sebuah gubuk kecil dengan kayu yang ia kumpulkan. Pertama, ia mengikis ujung kayu dengan pisau batunya, membuat ujungnya runcing dan ditancapkan ke tanah. Ash membuat lima sebagai pondasi.
Tengah gubuk dan empat lainnya untuk bagian luar membentuk persegi. Ia mengikat kayu satu persatu dengan yang lainnya menggunakan akar, Ash mulai membentuk dinding. Ia terus bekerja tanpa henti hingga gubuk sederhana itu pun jadi.
"Fiuh~ Tak kusangka aku bisa menyelesaikannya dalam satu hari. Yah, ini juga berkat job Pengrajin," gumamnya penuh rasa senang melihat gubuk yang ia bangun.
Namun, rasa senangnya itu tak berlangsung lama karena saat membangun gubuk, Ash selalu dikelilingi oleh rasa diawasi seseorang. "Baiklah, karena ini sudah selesai, waktunya membereskan masalah lain," ucapnya sambil menoleh ke arah salah satu pohon.
"Kiii!" terdengar teriakan kaget dari seekor makhluk yang selama ini mengawasi Ash. Makhluk itu langsung meloncat turun dari pohon dan melarikan diri.
Ash hanya diam melihat makhluk itu melarikan diri. "Hmm? Goblin, kah?" Ia mencoba menerka makhluk apa yang selama ini mengawasinya.
Ash merenung sejenak. Jika itu benar-benar goblin, maka malam ini... ah! Benar-benar merepotkan. Sepertinya aku akan begadang malam ini.
Menyadari apa yang akan terjadi, Ash mulai menggunakan kemampuan Pengrajin dan Pandai Besinya. Ia terus membuat pisau dari batu hingga akhirnya mendapat pisau batu yang memiliki kualitas bagus.
...[Pisau Batu 5★]...
"Kurasa yang ini bagus. Saatnya mencoba skill satunya."
Item Enchanted, sebuah skill di mana pengguna dapat memperkuat senjata atau alat tertentu dengan menambahkan efek buff maupun debuff pada senjata tersebut. Sihir, unsur elemen, bahkan racun sekalipun dapat dimasukkan.
...[Catatan penting: setiap senjata memiliki batas penguatan. Jika melebihi kapasitas, senjata akan hancur.]...
Tentunya Ash tidak bodoh untuk mencobanya pada pisau batu 5★. Ia memakai pisau yang kualitasnya di bawah itu sebagai bahan percobaan.
"Enchant: Smite, Penetration, Atk up!" Pisau batu itu mulai bercahaya, dan muncul tulisan sihir yang terukir pada bilahnya, namun pisau itu tiba-tiba hancur.
"Ah! Sepertinya tiga penguatan terlalu berlebihan."
Setelah banyak percobaan, pisau batu hanya bisa menahan dua penguatan saja. Ash pun mulai memperkuat pisau batu dengan kualitas tertinggi yang ia punya.
...Pisau Batu 5★...
...[Peningkatan Ketajaman dan Peningkatan Penetrasi]...
"Kurasa ini sudah cukup," gumam Ash.
Ia bangun berdiri dan keluar dari gubuk, melihat ada begitu banyak bayangan makhluk berkaki dua yang memiliki tubuh kecil.
"Jadi kalian datang juga." Ash langsung melemparkan pisau batu yang lain sebagai serangan dadakan dan mengenai beberapa dari goblin yang bersembunyi di balik pohon.
Karena ada rekannya yang terkena serangan, para goblin mulai berteriak dan melancarkan serangan ke arah Ash.
Dengan penuh rasa waspada, Ash melihat sekitarnya dan menghitung jumlah para goblin. "Hmm, totalnya ada dua puluh goblin, yah?"
Ash langsung berlari menuju ke arah para goblin tanpa rasa takut. Ia melempar pisau-pisaunya satu per satu ke arah goblin dengan akurasi yang sangat hebat. Semua pisau itu berhasil mengenai tepat di kepala para goblin dan menumbangkan mereka dalam satu serangan.
"Tujuh sudah dikalahkan. Pisauku juga sudah habis. Sekarang pertarungan jarak dekat."
Hanya satu pisau yang tersisa, yaitu pisau 5★ yang telah diperkuat. Ash bergerak dengan cepat melawan para goblin satu demi satu. Layaknya sedang menari, pergerakan Ash sangat anggun. Ia membunuh para goblin satu per satu tanpa adanya gerakan yang sia-sia.
Yah, para goblin itu salah memilih lawan, seorang pahlawan yang pernah mengalahkan raja Iblis tak mungkin akan kesulitan dalam melawan monster keroco seperti goblin, meskipun skillnya terkunci sekalipun.
"Hanya skill-ku yang terkunci, bukan berarti pengalaman dan kemampuan fisik-ku juga ikut hilang," gumam Ash, berdiri dengan penuh bercak darah di sekujur pakaiannya.
"Sepertinya sudah tak ada goblin lagi di sekitar." Ash melepaskan jas sekolahnya yang dipenuhi oleh bercak darah dan membasuhnya di sungai. Setelah itu, ia menjemurnya dengan dibentangkan di atas tiang kayu. Tentu saja, itu akan sulit kering mengingat hari sudah malam.
Menyalakan api di tengah kegelapan, terlebih lagi di dalam hutan, juga cukup berbahaya dan dapat mengundang para monster. Karena hal itulah Ash masuk ke dalam gubuknya dan tidur dengan posisi duduk, bersandar di tiang tengah gubuk sembari memegang pisau di tangannya.
................
Hari pun berganti. Sinar mentari masuk melewati sela-sela kayu dan mengenai wajah Ash, hingga membuatnya terbangun. "Hmm? Sudah pagi yawnn?" gumamnya sambil menguap.
-Keak! Kwak!
"Suara apa sih? Berisik sekali!?" Ash keluar dari gubuknya dan melihat ada begitu banyak burung gagak memakan bangkai para goblin.
"Ah, benar juga, aku lupa membersihkan mayat para goblin semalam. Oh iya, aku harus mengumpulkan batu sihirnya."
Ash mulai membedah bagian dada setiap goblin untuk mengambil batu sihir yang tertanam di dalamnya. Ia lalu mengumpulkan mayat mereka di satu tempat dan membakarnya.
Batu sihirnya disimpan di dalam kantung jas sekolahnya yang masih lembab karena belum kering. Ash tak memakainya karena itu, dan tetap menjemurnya agar kering.
-Kruuuck~
Perutnya menggerutu karena lapar. Lagi pula, Ash tak makan apapun sejak dipindahkan ke dunia lain. Ia terlalu fokus membangun gubuk hingga melupakan hal itu.
"Sepertinya aku harus mencari makanan terlebih dahulu," gumamnya sambil memegang perutnya yang keroncongan.
Ash memasuki hutan dan mengaktifkan skill Penilaiannya untuk mencari jamur dan tanaman herbal. Berkat skill itu, ia tak akan salah mengambil tumbuhan dan terkena racun.
Setelah mengumpulkan cukup banyak, Ash kembali ke gubuknya. Ia menyalakan api unggun untuk memanggang jamur yang telah ditusukkan ke ranting. Sembari menunggu matang, Ash mencoba kemampuan Alkemisnya untuk membuat ramuan dari tanaman herbal yang ia kumpulkan.
"Ah, ini cukup sulit karena aku tak punya alatnya," gumamnya.
Karena hal itu, Ash hanya menyimpan tanaman herbalnya di dalam gubuk. Tak lama kemudian, jamur yang ia panggang akhirnya matang, dan Ash pun menyantapnya dengan lahap.
Rasa gurih jamur itu membuatnya merasa sedikit lebih bertenaga setelah semalaman kelaparan. Sambil mengunyah, Ash membuka layar statusnya dan memeriksa kemampuan pandai besinya.
...[Pandai Besi Level 1 (78%)]...
"Hmm, sebentar lagi naik ke level dua, yah?" gumam Ash sambil mengelap mulutnya. Dengan semangat baru, ia mulai mengumpulkan kayu kering dan ranting untuk membuat pedang kayu, berharap bisa meningkatkan level pandai besinya.
...[Pandai Besi Level 2: Membuka Skill Baru]...
...Quick Craft: Kemampuan untuk membuat senjata secara instan, syarat telah membuat senjata itu dengan jumlah tertentu dan memiliki kualitas 5★ ke atas....
"Bagus!" seru Ash penuh semangat, senyumnya merekah. Dia merasa pencapaiannya kali ini layak dirayakan, dan skill barunya akan sangat membantunya di dunia ini.
"Baiklah, saatnya mencoba skill bar—"
Namun, kalimatnya terhenti saat mendengar suara teriakan seorang wanita dari balik hutan. Suara itu penuh ketakutan, membuat jantung Ash berdegup kencang.
"Astaga! Apa yang terjadi?" pikirnya, dan tanpa berpikir panjang, ia bangun berdiri dan berlari ke arah sumber suara. Meski di dalam hatinya, ada keinginan untuk mengabaikan keributan itu, instingnya mendorongnya untuk bertindak. Tubuhnya bergerak secara refleks, seolah sudah terprogram untuk melindungi.
Saat mencapai lokasi, Ash bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang rindang. Ia memandang tajam ke arah keributan yang terjadi di depannya. Di sana, ia melihat sekelompok teman sekelasnya, terlibat perseteruan yang sengit. Beberapa dari mereka mengarahkan senjata ke satu sama lain, wajah mereka dipenuhi ketegangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
story
Ini suara batin apa dialog?
2025-01-01
0
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
ahh/Sweat/
2025-02-14
0
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
yoshh heroin kahh
2025-02-14
0