Chapter 2 : Pertarungan Pertama

Di tengah hutan yang rimbun, dekat dengan air terjun dan sungai, Ash duduk bersandar di dinding tebing. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba mengumpulkan pikirannya.

"Baiklah, aku tak tahu ini dunia yang sama atau berbeda. Mari kita lihat. Status Open!"

...Nama: Ash Kisaragi...

...Ras: Manusia...

...Gelar: Pahlawan...

...Pekerjaan: Pandai Besi (Level 1), Alkemis (Level 1), Pengrajin (Level 1)...

...Kemampuan: Penilaian, Item Enchanted...

...Kemampuan Bawaan (Terkunci): Master Senjata, Penciptaan Sihir, Mata Elang, Deteksi...

...Pekerjaan Bawaan (Terkunci): Kesatria Suci, Pembunuh, Sage...

Hanya pekerjaan/job yang memiliki level.

"Ternyata benar, kemampuanku yang dulu juga ada, tapi terkunci, yah?" Ash bergumam, sedikit kecewa namun tetap optimis.

Ia bangun berdiri dan mengaktifkan skill Penilaian untuk mencari bahan guna membuat sebuah alat bertahan hidup. "Huft~ Yah, lagipula hanya ada kayu dan batu saja."

Setelah menemukan dua bahan tersebut, ia mengumpulkan dahan kayu yang telah roboh, akar, dan bebatuan. Ia mengambil dua buah batu yang berbeda dan menghancurkan salah satunya dengan batu yang lain. Dengan sabar, Ash mengikis ujung batu tersebut agar tajam.

Lalu, ia membelah ujung ranting kayu dengan batu yang telah ditajamkan pinggirannya, menyatukan batu tersebut dengan ranting yang telah dibelah dan diikat dengan akar.

...[Pisau Batu Kualitas 1★]...

"Saatnya pergi memasuki hutan dan mengumpulkan kayu yang cukup, akar, dan dedaunan," gumam Ash sambil melihat pisau yang telah ia buat.

---

Setelah mengumpulkan semua bahan, Ash memulai membangun sebuah gubuk kecil dengan kayu yang ia kumpulkan. Pertama, ia mengikis ujung kayu dengan pisau batunya, membuat ujungnya runcing dan ditancapkan ke tanah. Ash membuat lima sebagai pondasi.

Tengah gubuk dan empat lainnya untuk bagian luar membentuk persegi. Ia mengikat kayu satu persatu dengan yang lainnya menggunakan akar, Ash mulai membentuk dinding. Ia terus bekerja tanpa henti hingga gubuk sederhana itu pun jadi.

"Fiuh~ Tak kusangka aku bisa menyelesaikannya dalam satu hari. Yah, ini juga berkat job Pengrajin," gumamnya penuh rasa senang melihat gubuk yang ia bangun.

Namun, rasa senangnya itu tak berlangsung lama karena saat membangun gubuk, Ash selalu dikelilingi oleh rasa diawasi seseorang. "Baiklah, karena ini sudah selesai, waktunya membereskan masalah lain," ucapnya sambil menoleh ke arah salah satu pohon.

"Kiii!" terdengar teriakan kaget dari seekor makhluk yang selama ini mengawasi Ash. Makhluk itu langsung meloncat turun dari pohon dan melarikan diri.

Ash hanya diam melihat makhluk itu melarikan diri. "Hmm? Goblin, kah?" Ia mencoba menerka makhluk apa yang selama ini mengawasinya.

Ash merenung sejenak. Jika itu benar-benar goblin, maka malam ini... ah! Benar-benar merepotkan. Sepertinya aku akan begadang malam ini.

Menyadari apa yang akan terjadi, Ash mulai menggunakan kemampuan Pengrajin dan Pandai Besinya. Ia terus membuat pisau dari batu hingga akhirnya mendapat pisau batu yang memiliki kualitas bagus.

...[Pisau Batu 5★]...

"Kurasa yang ini bagus. Saatnya mencoba skill satunya."

Item Enchanted, sebuah skill di mana pengguna dapat memperkuat senjata atau alat tertentu dengan menambahkan efek buff maupun debuff pada senjata tersebut. Sihir, unsur elemen, bahkan racun sekalipun dapat dimasukkan.

...[Catatan penting: setiap senjata memiliki batas penguatan. Jika melebihi kapasitas, senjata akan hancur.]...

Tentunya Ash tidak bodoh untuk mencobanya pada pisau batu 5★. Ia memakai pisau yang kualitasnya di bawah itu sebagai bahan percobaan.

"Enchant: Smite, Penetration, Atk up!" Pisau batu itu mulai bercahaya, dan muncul tulisan sihir yang terukir pada bilahnya, namun pisau itu tiba-tiba hancur.

"Ah! Sepertinya tiga penguatan terlalu berlebihan."

Setelah banyak percobaan, pisau batu hanya bisa menahan dua penguatan saja. Ash pun mulai memperkuat pisau batu dengan kualitas tertinggi yang ia punya.

...Pisau Batu 5★...

...[Peningkatan Ketajaman dan Peningkatan Penetrasi]...

"Kurasa ini sudah cukup," gumam Ash.

Ia bangun berdiri dan keluar dari gubuk, melihat ada begitu banyak bayangan makhluk berkaki dua yang memiliki tubuh kecil.

"Jadi kalian datang juga." Ash langsung melemparkan pisau batu yang lain sebagai serangan dadakan dan mengenai beberapa dari goblin yang bersembunyi di balik pohon.

Karena ada rekannya yang terkena serangan, para goblin mulai berteriak dan melancarkan serangan ke arah Ash.

Dengan penuh rasa waspada, Ash melihat sekitarnya dan menghitung jumlah para goblin. "Hmm, totalnya ada dua puluh goblin, yah?"

Ash langsung berlari menuju ke arah para goblin tanpa rasa takut. Ia melempar pisau-pisaunya satu per satu ke arah goblin dengan akurasi yang sangat hebat. Semua pisau itu berhasil mengenai tepat di kepala para goblin dan menumbangkan mereka dalam satu serangan.

"Tujuh sudah dikalahkan. Pisauku juga sudah habis. Sekarang pertarungan jarak dekat."

Hanya satu pisau yang tersisa, yaitu pisau 5★ yang telah diperkuat. Ash bergerak dengan cepat melawan para goblin satu demi satu. Layaknya sedang menari, pergerakan Ash sangat anggun. Ia membunuh para goblin satu per satu tanpa adanya gerakan yang sia-sia.

Yah, para goblin itu salah memilih lawan, seorang pahlawan yang pernah mengalahkan raja Iblis tak mungkin akan kesulitan dalam melawan monster keroco seperti goblin, meskipun skillnya terkunci sekalipun.

"Hanya skill-ku yang terkunci, bukan berarti pengalaman dan kemampuan fisik-ku juga ikut hilang," gumam Ash, berdiri dengan penuh bercak darah di sekujur pakaiannya.

"Sepertinya sudah tak ada goblin lagi di sekitar." Ash melepaskan jas sekolahnya yang dipenuhi oleh bercak darah dan membasuhnya di sungai. Setelah itu, ia menjemurnya dengan dibentangkan di atas tiang kayu. Tentu saja, itu akan sulit kering mengingat hari sudah malam.

Menyalakan api di tengah kegelapan, terlebih lagi di dalam hutan, juga cukup berbahaya dan dapat mengundang para monster. Karena hal itulah Ash masuk ke dalam gubuknya dan tidur dengan posisi duduk, bersandar di tiang tengah gubuk sembari memegang pisau di tangannya.

................

Hari pun berganti. Sinar mentari masuk melewati sela-sela kayu dan mengenai wajah Ash, hingga membuatnya terbangun. "Hmm? Sudah pagi yawnn?" gumamnya sambil menguap.

-Keak! Kwak!

"Suara apa sih? Berisik sekali!?" Ash keluar dari gubuknya dan melihat ada begitu banyak burung gagak memakan bangkai para goblin.

"Ah, benar juga, aku lupa membersihkan mayat para goblin semalam. Oh iya, aku harus mengumpulkan batu sihirnya."

Ash mulai membedah bagian dada setiap goblin untuk mengambil batu sihir yang tertanam di dalamnya. Ia lalu mengumpulkan mayat mereka di satu tempat dan membakarnya.

Batu sihirnya disimpan di dalam kantung jas sekolahnya yang masih lembab karena belum kering. Ash tak memakainya karena itu, dan tetap menjemurnya agar kering.

-Kruuuck~

Perutnya menggerutu karena lapar. Lagi pula, Ash tak makan apapun sejak dipindahkan ke dunia lain. Ia terlalu fokus membangun gubuk hingga melupakan hal itu.

"Sepertinya aku harus mencari makanan terlebih dahulu," gumamnya sambil memegang perutnya yang keroncongan.

Ash memasuki hutan dan mengaktifkan skill Penilaiannya untuk mencari jamur dan tanaman herbal. Berkat skill itu, ia tak akan salah mengambil tumbuhan dan terkena racun.

Setelah mengumpulkan cukup banyak, Ash kembali ke gubuknya. Ia menyalakan api unggun untuk memanggang jamur yang telah ditusukkan ke ranting. Sembari menunggu matang, Ash mencoba kemampuan Alkemisnya untuk membuat ramuan dari tanaman herbal yang ia kumpulkan.

"Ah, ini cukup sulit karena aku tak punya alatnya," gumamnya.

Karena hal itu, Ash hanya menyimpan tanaman herbalnya di dalam gubuk. Tak lama kemudian, jamur yang ia panggang akhirnya matang, dan Ash pun menyantapnya dengan lahap.

Rasa gurih jamur itu membuatnya merasa sedikit lebih bertenaga setelah semalaman kelaparan. Sambil mengunyah, Ash membuka layar statusnya dan memeriksa kemampuan pandai besinya.

...[Pandai Besi Level 1 (78%)]...

"Hmm, sebentar lagi naik ke level dua, yah?" gumam Ash sambil mengelap mulutnya. Dengan semangat baru, ia mulai mengumpulkan kayu kering dan ranting untuk membuat pedang kayu, berharap bisa meningkatkan level pandai besinya.

...[Pandai Besi Level 2: Membuka Skill Baru]...

...Quick Craft: Kemampuan untuk membuat senjata secara instan, syarat telah membuat senjata itu dengan jumlah tertentu dan memiliki kualitas 5★ ke atas....

"Bagus!" seru Ash penuh semangat, senyumnya merekah. Dia merasa pencapaiannya kali ini layak dirayakan, dan skill barunya akan sangat membantunya di dunia ini.

"Baiklah, saatnya mencoba skill bar—"

Namun, kalimatnya terhenti saat mendengar suara teriakan seorang wanita dari balik hutan. Suara itu penuh ketakutan, membuat jantung Ash berdegup kencang.

"Astaga! Apa yang terjadi?" pikirnya, dan tanpa berpikir panjang, ia bangun berdiri dan berlari ke arah sumber suara. Meski di dalam hatinya, ada keinginan untuk mengabaikan keributan itu, instingnya mendorongnya untuk bertindak. Tubuhnya bergerak secara refleks, seolah sudah terprogram untuk melindungi.

Saat mencapai lokasi, Ash bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang rindang. Ia memandang tajam ke arah keributan yang terjadi di depannya. Di sana, ia melihat sekelompok teman sekelasnya, terlibat perseteruan yang sengit. Beberapa dari mereka mengarahkan senjata ke satu sama lain, wajah mereka dipenuhi ketegangan.

Terpopuler

Comments

story

story

Ini suara batin apa dialog?

2025-01-01

0

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

ahh/Sweat/

2025-02-14

0

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊

yoshh heroin kahh

2025-02-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!