Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin

Ash yang mulai terpojok bersembunyi di balik salah satu gubuk, hanya bisa mendesah saat mendengar derap kaki goblin yang semakin mendekat. Namun tiba-tiba, suara ledakan sihir dan teriakan goblin yang kacau bergema di udara. Bala bantuan yang tak terduga datang.

Kenapa mereka kembali?! batin Ash bertanya-tanya, terkejut melihat para gadis muncul kembali dan menyerang para goblin dengan sihir serta monster mereka.

Melihat tekad yang terpancar dari mata para gadis, Ash tak bisa lagi menyuruh mereka pergi. Mata mereka memancarkan keberanian seorang pejuang yang siap mempertaruhkan nyawanya. Jujur saja, Ash tak pernah membayangkan para gadis bangsawan yang biasanya manja ini bisa bertarung seperti itu.

Menghembuskan napas panjang, Ash akhirnya berteriak memberi instruksi. "Kalian serang dari jarak jauh! Risa, pastikan tak ada goblin yang mendekat! Tama, kirim monster-monstermu untuk mengalihkan perhatian dua Goblin Champion!"

"Iya!" seru mereka serempak, penuh semangat.

Beruang besar milik Tama maju, mengaum dengan ganas saat menghadapi salah satu Goblin Champion. Sementara itu, Ash menyelinap dari belakang. Ketika beruang itu dan Goblin Champion berhadapan, Ash memanfaatkan momen tersebut untuk meloncat dan mengayunkan pedang batu yang sudah siap ditebaskan ke arah leher Goblin Champion.

-Slash!

Namun, serangannya hanya meninggalkan goresan kecil di kulit tebal goblin itu. Pedang batunya hancur seketika. Ash menggertakkan gigi, merasa frustasi.

Pedang batu tak cukup kuat... pikirnya sambil mundur, menghindari serangan balik goblin itu.

Pertempuran menjadi semakin intens. Para gadis menghalau goblin-goblin biasa dengan sihir dan monster mereka, memberi Ash ruang untuk fokus pada Goblin Champion dan Goblin Shaman. Namun, saat ia mencoba mendekati Goblin Shaman, si goblin mulai menembakkan sihir api dengan kekuatan yang brutal, menghancurkan gubuk-gubuk di sekitarnya, bahkan mengenai kawan-kawannya sendiri.

Dia tak peduli dengan rekannya sendiri?! gerutu Ash, menghindari ledakan api yang bertubi-tubi. Ash terus berlari, mencari celah untuk mendekati Goblin Shaman. Aku harus cepat...

Dengan langkah cepat dan zig-zag, Ash mendekati Goblin Shaman, mengalirkan mana ke pisau batunya yang masih tersisa. Saat jaraknya cukup dekat, ia mengayunkan pisaunya, melepaskan tebasan angin yang memotong serangan sihir goblin tersebut.

Ini saatnya!

Namun, tepat ketika Ash akan menebas kepala Goblin Shaman, pisaunya pecah lagi.

-Krak!

Ash terpaksa menghantamkan tinjunya ke kepala Goblin Shaman, menyebabkan makhluk itu terhuyung. "Ya, setidaknya ini berakhir." Dengan napas berat, Ash merapalkan sihir, "Wind Cutter!" Sebuah pisau angin melesat dan membelah tubuh Goblin Shaman.

Setelah mengalahkan Goblin Shaman, Ash mengambil tongkat sihir milik musuhnya itu. "Kuambil ini," gumamnya, lalu mengarahkan tongkat itu ke dua Goblin Champion yang sedang membully beruang Tama.

Dengan tambahan batu sihir di tongkat itu, Ash merasakan pasokan mana yang lebih besar mengalir dalam tubuhnya. "Fire Arrow!" Puluhan panah api melesat ke arah Goblin Champion, membakar salah satu lengannya. Tak berhenti di situ, Ash mengarahkan serangan lain, "Fire Spear!" Tiga tombak api meluncur cepat dan menancap di tubuh lawan.

Ash melayang ke udara dengan bantuan sihir angin. Dari atas, ia bisa melihat kedua Goblin Champion yang sekarang terluka parah. Mengangkat tongkat ke atas, lingkaran sihir besar muncul di udara, bersinar terang. "Berakhir sudah!" Seruan Ash bergema. "Shining Javelin!"

Sebuah tombak cahaya raksasa terbentuk, menembus tubuh kedua Goblin Champion, mengakhiri mereka sekaligus. Ash jatuh ke tanah dengan napas terengah-engah.

-Kretak!

Kristal sihir di tongkat itu retak, lalu pecah. "Sepertinya aku terlalu memaksanya," gumam Ash, memandang kristal yang sekarang mati dan tak berguna.

Sinar matahari senja yang hangat menyelimuti tubuhnya, membuat Ash sedikit tenang meskipun tubuhnya kelelahan. Ia berbaring, memandang langit yang berwarna oranye.

Huft~ benar-benar ceroboh... pikirnya. Ia menyesali kecerobohannya yang hampir membahayakan para gadis.

Tiba-tiba, suara langkah kaki yang terburu-buru terdengar. "Ash!" Luna memanggilnya dengan nada khawatir. Ia berlari menuju Ash, diikuti oleh gadis-gadis lainnya.

"Ash, kau baik-baik saja?" Risa bertanya dengan nada keras, tetapi jelas tersirat kekhawatiran.

Ash tersenyum lemah. "Kalau kau tanya begitu, mungkin kau perlu periksa matamu," candanya, meskipun suaranya terdengar lemah. Tubuhnya masih pucat akibat kelelahan menggunakan sihir secara berlebihan, dan kapasitas mana dalam tubuhnya sudah jauh berkurang sejak skill andalannya tersegel.

"Aku akan menyembuhkanmu," ucap Luna, merapalkan sihir penyembuhan dengan lembut. Cahaya hijau menenangkan muncul di sekitar Ash, mempercepat pemulihannya.

Setelah beberapa saat, Ash bisa berdiri meski tubuhnya masih goyah. Luna menopangnya dengan hati-hati. "Maaf, bisa tolong kumpulkan batu sihir dari tubuh goblin itu?" pinta Ash pelan.

"Batu sihir? Maksudmu kristal ungu itu?" tanya Azusa untuk memastikan.

"Ya, letaknya di sekitar jantung mereka," jawab Ash, menahan rasa lelahnya.

Koharu terkejut. "Jadi... kita harus membedah mereka?"

Ash mengangguk. "Kalau tidak bisa, biar aku yang melakukannya."

Meski tampak ragu, Koharu mengangguk. "Baiklah... Ayo, semuanya. Kita harus mengambil batu sihir itu!"

"Ya!" sahut yang lain dengan semangat.

Ash terkejut sekali lagi melihat tekad para gadis. Mungkin selama ini aku terlalu meremehkan mereka. Mereka bukan hanya gadis manja. Mereka adalah pejuang yang kuat dan mampu beradaptasi dengan cepat.

Setelah pertempuran selesai, para gadis mulai bekerja tanpa banyak kata. Meskipun awalnya Koharu tampak enggan, tekad mereka jelas terlihat. Luna, Azusa, Tama, dan Risa mengeluarkan pisau mereka, lalu mulai memeriksa tubuh goblin yang telah mereka kalahkan, mencari batu sihir yang tersembunyi di sekitar jantung makhluk-makhluk itu. Di sekitarnya, api yang masih membara dari sihir Ash perlahan meredup, meninggalkan aroma hangus di udara.

"Aku menemukannya!" seru Risa, mengangkat kristal ungu yang berkilauan dari dalam dada salah satu Goblin Champion. Tangannya berlumuran darah, namun ia tampak tak peduli, matanya tetap fokus pada tugas.

Koharu yang awalnya terlihat agak mual, akhirnya memberanikan diri ikut serta. Ia menggertakkan gigi, mengambil napas dalam, dan dengan hati-hati mencongkel kristal ungu dari goblin yang sudah tak bernyawa. "Ini sedikit... menjijikkan," gumamnya, meskipun tangannya tetap bergerak cekatan.

Azusa, yang biasanya lebih pendiam, berhasil mengumpulkan beberapa batu sihir dengan ekspresi dingin namun tetap terfokus. Ia menoleh ke arah Ash yang masih duduk, memperhatikan dari kejauhan. "Kita hampir selesai," ucapnya singkat.

Ash mengangguk, merasa bersyukur. Meski tubuhnya masih lemah, ia mulai merasa lebih baik berkat sihir penyembuhan Luna.

Setelah beberapa waktu, para gadis berhasil mengumpulkan semua batu sihir yang diperlukan. Mereka membersihkan tangan dan senjata mereka seadanya, lalu berkumpul di sekitar Ash. Matahari senja semakin turun, membuat suasana semakin tenang setelah hiruk-pikuk pertempuran tadi.

"Ayo, kita kembali ke camp," ucap Luna dengan lembut, membantu Ash berdiri.

Para gadis lain mengangguk setuju, dan mereka pun berjalan bersama, kembali ke tempat mereka mendirikan tenda semalam. Suasana senja yang hening menemani mereka sepanjang perjalanan. Ash yang lelah, didukung oleh Luna, berjalan pelan dengan langkah yang lebih berat dari biasanya. Namun, ada perasaan hangat yang menyelimuti hatinya. Ia menyadari bahwa meskipun situasi ini berbahaya, mereka telah bekerja sama sebagai satu tim—sesuatu yang tak pernah ia duga sebelumnya.

"Terima kasih," bisik Ash pelan, hampir tak terdengar di antara desiran angin senja.

"Apa?" tanya Luna, menoleh.

"Tidak, aku hanya... bersyukur kalian ada di sini," jawabnya sambil tersenyum tipis.

Para gadis lainnya saling bertukar pandang, beberapa tersenyum, sementara Risa hanya mendengus pelan, meski jelas-jelas lega. Mereka berjalan kembali menuju camp dengan perasaan lega, siap untuk menghadapi malam yang tenang setelah pertempuran yang melelahkan.

Di kejauhan, sisa-sisa asap dari perkampungan goblin masih terlihat, namun kini mereka tak perlu lagi khawatir. Mereka telah menang—dan mereka menang bersama.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

next Thor 😃

2024-08-22

1

Frando Wijaya

Frando Wijaya

shining javelin huh...gw dh jarang lht sihir ini

2024-08-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!