Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?

Suara ketukan dan pahatan kayu terdengar di pagi hari yang tenang, jalanan yang sunyi tak menampakkan satu orang pun yang berlalu. Di pinggiran kota, dekat wilayah kumuh, salah satu rumah memproduksi suara bising.

"Yang ini, susun di rak sebelah kanan," ujar Ash sambil memberikan arahan pada para gadis yang membantunya menata barang-barang.

Ada cukup banyak rak yang telah diletakkan sedemikian rupa, berisikan berbagai macam ramuan dan peralatan serba guna. Namun, belum ada satupun senjata yang dipajang kecuali busur yang terbuat dari kayu serta anak panah dari batu.

Mengapa itu bisa terjadi? Meskipun memiliki mineral berupa biji besi dan tembaga, Ash tak punya tungku pelebur. Karena hal itu, ia masih belum bisa memproduksi senjata untuk dijual di toko miliknya.

"Hei, kapan kita akan buka?" tanya Luna, penuh rasa ingin tahu.

"Hmm, kurasa kita bisa buka siang nanti. Meskipun barang yang dijual masih sedikit," jawab Ash sambil terus menata barang di rak.

"Oh iya, apakah kalian akan pergi ke guild petualang?" Ash bertanya.

"Hu'um, kami akan mengambil misi pembasmian goblin di hutan bagian utara," jawab Luna.

Ash menatap mata Luna, lalu ia mengangguk pelan. "Tetaplah waspada, jangan meremehkan mereka meski kalian sudah cukup kuat," ucapnya dengan nada serius.

"Terima kasih, kami pasti akan berhati-hati," balas Luna dengan senyum manisnya.

"Oh iya, saat di guild, bisakah kalian merekomendasikan produk dari toko ini? Bawa beberapa potion ini dan berikan kepada petualang yang ada di sana," ujar Ash sambil memberikan satu kotak berisikan empat potion dengan jenis berbeda.

Potion pertama adalah Heal Potion, memiliki warna merah terang yang berfungsi sebagai penyembuh luka luar seperti lecet, kulit robek, dan lainnya. Potion yang dibuat oleh Ash memiliki tingkat sebagai Heal Potion Mid-Rank (Tingkat Menengah), tetapi khasiatnya lebih baik dari potion buatan orang lain, bahkan hampir setara dengan Heal Potion High-Rank.

Potion kedua adalah Mana Potion, yang berwarna biru laut dan berfungsi untuk mengembalikan energi sihir yang hilang. Potion ini sangat terkenal di kalangan penyihir, tetapi sulit didapatkan karena kini sudah jarang ada orang yang belajar alkimia. Hampir semua alkemis kini hanya berfokus pada pembuatan Heal Potion dan penawar racun, jarang mencoba hal baru sehingga kualitas alkemis saat ini menjadi terpuruk. Meskipun masih ada beberapa alkemis ternama yang mampu membuat berbagai macam ramuan.

Potion ketiga adalah Antidote Potion, berwarna hijau daun, yang berfungsi sebagai penawar racun. Sama seperti Heal Potion, Antidote Potion buatan Ash hampir setara dengan High-Rank dan dapat menawar racun mematikan.

Potion keempat adalah Energy Potion, berwarna kuning terang, yang berfungsi untuk mengembalikan energi. Lebih simpelnya, ini seperti minuman energi di Bumi, hanya saja efeknya berbeda dengan yang ada di isekai; Energy Potion ini dapat menghilangkan rasa penat dan sedikit memberikan kekuatan pada orang yang meminumnya.

"Itulah nama-nama ramuannya. Kalian jelaskan seperti itu saat merekomendasikannya," ujar Ash.

"Aku mengerti!" jawab Luna sambil mengangguk pelan dan tersenyum.

Setelah itu, Luna, Risa, Koharu, dan Tama hendak pergi. "Azusa, kamu tidak ikut?" Koharu bertanya dengan heran saat melihat Azusa tetap di dalam toko.

"Ya, aku akan membantu Ash," jawab Azusa dengan wajah datar.

"Begitu, yah," Koharu berkata pelan. "Baiklah! Jaga rumah baik-baik ya!" Lalu, ia berseru dan berjalan pergi diikuti oleh yang lain.

Setelah kepergian mereka, Ash melirik Azusa yang berdiri tepat di sampingnya.

Merasakan lirikan itu, Azusa menoleh. "Ada apa?" tanyanya.

"Kau yakin tidak ikut dengan mereka?" ujar Ash.

Azusa mengangguk pelan. "Sebenernya, ada hal yang ingin kutanyakan padamu, Ash," balas Azusa sambil menatap mata Ash dengan tajam.

"Apa itu?" Ash membalas tatapan Azusa dengan senyum simpul.

"Kenapa kau begitu tenang dan memiliki banyak pengetahuan tentang dunia ini? Bahkan aku yang cukup percaya diri dengan kemampuan adaptasiku tak bisa langsung terbiasa. Tapi kau... yang tidak memilih satupun kemampuan bertarung, bisa bertarung seperti itu? Aku tak habis pikir. Sebenernya, kau ini siapa? Apa kau benar-benar Kisaragi Ash yang suka tidur dan malas-malasan di kelas?" tanya Azusa dengan banyak pertanyaan.

Ash menghela nafas pendek. "Huft~ Kukira apa, ternyata masalah itu."

"Hah?" Azusa terkejut mendengar Ash yang tampak tak peduli.

"Dengar ya, Azusa, kau pernah melihat para kelompok wibu itu, kan? Mereka tampak tahu dan langsung bisa beradaptasi di dunia ini, kan?" ucap Ash.

"Ya... kurasa begitu," sahut Azusa dengan anggukan kecil.

"Mereka sudah sering membaca atau menonton kisah-kisah seperti ini, karena itulah mereka paham dan bisa beradaptasi dengan cepat. Sama halnya denganku. Aku juga sudah pernah dip..." Saat itu, Ash langsung menghentikan perkataannya.

"Pernah dip?" Azusa langsung bertanya.

"Pernah dipinjamkan buku cerita yang serupa," jawab Ash dengan canggung sembari memalingkan wajahnya.

Sial, aku hampir keceplosan mengatakan bahwa aku pernah dipanggil ke dunia ini, batinnya merasa cukup deg-degan.

Azusa menatap Ash dengan curiga, tetapi ia menghela nafas pendek. "Baiklah, aku akan mempercayai apa yang kau katakan."

...----------------...

Di kedalaman hutan bagian utara yang tak jauh dari kota, ada satu kelompok petualang yang beranggotakan empat orang. Mereka sedang berburu monster untuk menyelesaikan misi yang diambil. Namun...

"Hei, bukankah ini aneh?" salah satu dari mereka bertanya, mulai merasa resah.

"Kau benar, aku tak bisa merasakan adanya kehadiran monster satu pun," sahut rekannya.

"Aku punya firasat buruk. Hei.. ayo kita kembali ke kota," ucap petualang yang sudah resah akan suasana aneh itu.

Namun, pemimpin kelompok mereka tak ingin kembali. "Kita lanjut sebentar lagi. Mari masuk lebih dalam."

Yang lain saling memandang, lalu mengangguk dengan rasa khawatir. Mereka pun berjalan memasuki hutan ke bagian terdalam.

Seorang penyihir dalam kelompok itu terus memakai sihir Search untuk mencari keberadaan monster hingga ia merasakan satu.

"Aku merasakan satu... dia ada di sebelah sana," ucapnya sambil menunjuk arah keberadaan monster itu.

"Bagus, kita maju dan lihat apa yang menunggu kita di sana," ujar pemimpin kelompok.

Mereka terus berjalan, mendekati lokasi monster itu berada hingga pepohonan mulai semakin sedikit dan terlihat sebuah tanah yang cukup lapang. Mereka berhenti berjalan.

"A-apa itu...?" gumam pemimpin kelompok saat melihat makhluk yang sedang keluar dari sebuah goa.

Tubuh makhluk itu besar, memiliki kulit berwarna hitam pekat dengan mata merah menyala, serta sepasang sayap lebar yang dapat menutupi sinar matahari.

"Raaawwwwrrr!" makhluk itu meraung saat merasakan kehadiran kelompok petualang itu.

"Tch! Cepat lari!" seru pemimpin kelompok.

Semua rekannya langsung berlari sekuat tenaga, namun monster itu tak membiarkannya begitu saja. Dengan satu tarikan napas, ia membuat bola api dan menembakkannya ke arah depan.

Bola itu tepat menghantam bagian depan, arah para petualang berlari hingga mereka harus berhenti akibat dinding api yang menghadang jalan.

"Sial! Sepertinya dia tak membiarkan kita kabur begitu saja," gerutu pemimpin kelompok.

"Hei, kau cepat lari dan beri tahu ini pada guild master. Kami akan menahannya!" pemimpin kelompok membuat keputusan.

"Tidak! Kalian tak mungkin bisa menahan monster itu!" orang yang disuruh tak mau menerimanya.

"Sudahlah, cepat lari!" teriak rekannya yang lain.

"Itu benar! Jika monster ini dibiarkan, bukan hanya kami, bahkan semua orang yang ada di kota akan kehilangan nyawa. Cepatlah pergi, kami akan menyusulmu nanti!" lanjut penyihir dalam kelompok.

Menggigit bibirnya hingga berdarah, gadis itu berlari dengan perasaan sedih.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

next Thor 😃.

2024-09-10

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!