Chapter 11 : Memulai Perjalanan

Setelah pertarungan sengit di desa Goblin, Ash dan para gadis mulai mengumpulkan batu sihir hasil dari pertempuran. Tiga di antaranya terlihat berbeda, yaitu dua batu sihir milik Goblin Champion dan satu dari Goblin Shaman, yang jelas lebih kuat. Di samping itu, mereka juga berhasil mendapatkan senjata para Goblin yang terbuat dari besi, sesuatu yang Ash anggap cukup berharga.

Ash memandangi besi-besi itu dengan ekspresi berpikir. “Aku bisa meleburkannya nanti, tapi tak ada tempat yang cocok di sini,” gumamnya pelan. Meskipun Ash memiliki kemampuan untuk membuat tungku peleburan, saat ini ia tak berniat melakukannya. Fokus utamanya adalah melanjutkan perjalanan ke kota, terutama setelah mengumpulkan cukup tanaman herbal dan batu sihir. Job miliknya juga sudah hampir mencapai level empat, yang memberi dorongan tambahan pada keinginannya untuk pergi ke kota.

Sambil tersenyum tipis, Ash berdiri dan berkata, “Semuanya, kemasi barang-barang kalian.”

Para gadis, yang masih kelelahan usai pertempuran, menatap Ash dengan tatapan bingung. “Kenapa tiba-tiba?” tanya Luna dengan dahi berkerut, mewakili pertanyaan di kepala mereka.

“Kita akan ke kota,” jawab Ash singkat, membuat mata para gadis membelalak penuh semangat.

“Serius?! Kita akhirnya bisa pergi ke kota?” seru Koharu dengan nada tak sabar, wajahnya memancarkan kegembiraan yang sulit ditutupi. Hidup di hutan, bertahan dengan makanan seadanya, dan tidur di tanah sudah membuat mereka merindukan kehidupan yang lebih nyaman.

“Iya, jadi lekas siapkan barang-barang kalian,” kata Ash sambil tersenyum lebar.

Para gadis segera bergerak cepat, mengemasi barang-barang mereka dengan riang. Sebagian besar barang dimasukkan ke dalam kantung sihir milik Azusa, Risa, dan Luna. Kantung sihir itu, meskipun hanya bisa memuat sepuluh barang dengan berat di bawah sepuluh kilogram, sangat berguna dalam situasi seperti ini.

Setelah semuanya siap, mereka memulai perjalanan. Ash memimpin di depan, membawa peta yang menunjukkan arah ke kota Ranvel. Kota itu adalah tujuan akhir mereka, namun ada dua desa yang akan dilewati di sepanjang jalan. Ash merencanakan untuk singgah di salah satu desa guna mengumpulkan informasi dan menjual batu sihir yang mereka peroleh dari Goblin biasa. Ia juga berniat mencari toko pandai besi dengan tungku peleburan, berharap bisa membuat senjata besi yang lebih kuat daripada senjata batu yang ia gunakan sebelumnya.

Perjalanan itu berlangsung dengan tenang. Tak ada gangguan dari monster atau bandit, dan matahari yang mulai turun di ufuk barat menandakan mereka sudah mendekati desa pertama. Saat mereka memasuki desa, suasana yang hangat dan damai langsung terasa. Warga desa hidup dengan penuh kedamaian, menebar senyum di wajah mereka.

“Ayo kita cari penginapan dulu,” kata Ash saat melihat para gadis tampak kelelahan. “Setelah itu, kalian bebas beristirahat. Aku juga ingin mencari informasi dan menjual hasil jarahan kita dari hutan.”

Para gadis menyetujui rencana itu dengan semangat, terutama setelah mengetahui bahwa mereka akan segera beristirahat di tempat yang lebih nyaman daripada tenda dan alas tidur di tanah. Mereka berjalan melalui desa dan menemukan satu-satunya penginapan di sana, sebuah bangunan sederhana dua lantai. Lantai pertama menjadi bar kecil, sementara lantai dua terdiri dari sepuluh kamar sederhana. Setelah mengatur kamar dan menaruh barang-barang mereka, Ash keluar untuk berkeliling desa.

Berjalan menyusuri jalanan desa, Ash menyadari bahwa desa ini tidak memiliki guild petualang atau toko senjata. Hanya ada toko kelontong dan beberapa kios makanan. Namun, di pinggir desa, ia melihat kerumunan orang berkumpul di sekitar sebuah karavan pedagang yang sedang bersiap-siap untuk pergi. Ash hendak mendekati rombongan itu, tapi langkahnya terhenti saat pandangannya tertuju pada seorang elf perempuan yang duduk di atas dahan pohon, mengawasi keramaian.

Rasanya jantung Ash berhenti sejenak. “Kurasa aku akan kembali ke penginapan saja,” gumamnya sambil berbalik arah, menyadari siapa sosok elf itu.

...---...

Di atas dahan pohon, gadis elf itu memperhatikan Ash yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. “Bukankah itu...?” gumamnya, matanya sedikit membelalak. Namun, ia segera menggeleng. “Tidak, mustahil…”

Rekannya, seorang pria berambut cokelat, melihat ekspresi terkejut di wajah elf itu. “Ada apa?” tanyanya dengan nada penuh keingintahuan.

“Bukan apa-apa,” jawab gadis itu sambil melompat turun dari dahan pohon. “Kita harus bersiap. Rombongan kita akan segera berangkat ke desa berikutnya sebelum matahari terbenam.”

...---...

Di penginapan, Ash duduk di kamarnya dengan perasaan tak karuan. Di meja depannya terdapat berbagai ramuan dan alat kayu yang ia buat sepanjang malam. Wajahnya tampak tegang, seolah ada sesuatu yang mengusiknya.

Elf itu… Dia benar-benar di sini... Ash mengepalkan tangannya erat. Pikirannya berkecamuk. Itu adalah salah satu dari banyak hal yang membuatnya sadar bahwa dunia fantasi ini memang dunia yang sama dengan tempat pertama kali dia dipanggil. Rasa marah dan benci yang lama terkubur mulai muncul kembali. Ash tahu ia harus bertindak hati-hati, namun amarahnya adalah bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Dengan nafas berat, Ash membuka peta yang ia bawa. Ia memandangi nama-nama tempat yang asing baginya, mencoba mencari jawaban. Ia sadar bahwa ada banyak hal yang belum ia ketahui tentang dunia ini, termasuk seberapa jauh waktu telah bergerak sejak ia terakhir kali berada di sini.

Malam berlalu dengan cepat, dan ketika pagi tiba, Ash dan para gadis sudah siap melanjutkan perjalanan. Ash tampak lesu dan sering menguap sepanjang pagi.

“Apa kamu tidak tidur semalam?” tanya Luna dengan khawatir, melihat wajah Ash yang terlihat kurang tidur.

Ash tersenyum tipis. “Aku terlalu bersemangat membuat ramuan dan alat-alat. Tak terasa malam sudah habis.” Meski sebagian besar dari jawabannya benar, Ash menutupi alasan sebenarnya; pikirannya terlalu terganggu oleh ingatan tentang elf itu.

Dengan sedikit percakapan di antara mereka, perjalanan menuju kota Ranvel pun dilanjutkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Perjalanan menuju kota Ranvel berlangsung dengan lancar, tak ada hambatan berarti yang menghadang kelompok Ash. Saat mereka melewati desa kedua, suasana tetap damai. Matahari mulai terik di atas kepala ketika mereka memutuskan untuk beristirahat di pinggir jalan, di bawah naungan pohon yang rimbun.

Di kejauhan, dua kereta kuda yang dijaga oleh empat petualang melintas. Kereta-kereta itu membawa berbagai barang dagangan, membuat Ash menduga.

"Apa mereka pedagang keliling?" gumamnya pelan sambil mengunyah roti yang dibeli di desa sebelumnya.

Matanya mengamati rombongan pedagang itu dengan seksama. Ada sesuatu yang terasa janggal, seolah intuisi petualangnya mengatakan bahwa kejadian klise akan terjadi, seperti dalam novel isekai yang sering ia baca.

Setelah cukup beristirahat, kelompok Ash melanjutkan perjalanan mereka. Hutan di sekeliling jalan mulai lebih tebal, menciptakan bayangan gelap yang merayap. Hanya beberapa saat kemudian, terdengar suara gaduh dari arah depan—teriakan seseorang dan dentingan logam yang beradu.

"Suara pertempuran..." gumam Ash dengan ekspresi yang tiba-tiba berubah serius.

Tiba-tiba, seekor kuda muncul dari kejauhan, berlari kencang ke arah mereka, tampak panik. Tanpa ragu, Ash segera maju ke depan.

Seperti yang kuduga... pikirnya, perasaan déjà vu menyelimutinya. Dengan cepat, Ash meraih tali kekang kuda yang berlari tak terkendali itu. Dalam satu gerakan halus, ia melompat naik ke atas kuda dan menarik tali kekangnya dengan kuat, menenangkannya.

"Tenanglah... tenang..." bisiknya sambil memegang erat tali itu, berusaha menenangkan kuda yang ketakutan.

Luna dan yang lainnya memandang Ash dengan penuh keheranan, tetapi mereka sudah terbiasa dengan reaksinya yang cepat dan tepat. Melihat situasi ini, Ash tak bisa tinggal diam.

"Aku akan memeriksa ke sana duluan!" teriaknya sambil memutar arah kuda dan memacunya ke tempat suara pertarungan berasal.

"Jangan terlalu gegabah, Ash!" teriak Luna, meskipun ia tahu Ash tidak akan mendengarkan.

Sementara Ash melaju dengan cepat, para gadis bersiap-siap menyusul di belakangnya. Suasana semakin tegang, dan adrenalin mulai mengalir deras di tubuh mereka. Mereka tahu, apa pun yang menunggu di depan sana, pasti akan membawa bahaya.

Terpopuler

Comments

story

story

Jangan² rekan MC dulu ini.

2025-01-02

1

Frando Wijaya

Frando Wijaya

next Thor 😃

2024-08-27

2

Frando Wijaya

Frando Wijaya

ternyata rekan lama

2024-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Dunia Baru
2 Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3 Chapter 3 : Perseteruan
4 Chapter 4 : Pilihan
5 Chapter 5 : Menjelajah
6 Chapter 6 : Eksperimen
7 Chapter 7 : Menjadi Guru
8 Chapter 8 : Tamer
9 Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10 Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11 Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12 Chapter 12 : Pedagang Daniel
13 Chapter 13 : Kota Ranvel
14 Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15 Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16 Chapter 16 : Belanja
17 Chapter 17 : Persiapan
18 Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19 Chapter 19 : Naga Hitam
20 Chapter 20 : Stampede
21 Chapter 21 : Extinction Ray!
22 Chapter 22 : Sang Pahlawan
23 Chapter 23 : Masa Pemulihan
24 Chapter 24 : Pahlawan
25 Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26 Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27 Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28 Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29 Chapter 29 : Pertunangan
30 Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31 Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32 Chapter 32 : Ibu Kota
33 Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34 Chapterr 34 : Membuka Kios
35 Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36 Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37 Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38 Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39 Chapter 39 : Risa Vs Ren
40 Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41 Chapter 41 : Kematian
42 Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43 Chapter 43 : Keputus-asaan
44 Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45 Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46 Chapter 46 : Kota Chovo
47 Chapter 47 : Warna Asli
48 Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49 Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50 Chapter 50 : Menyusup
51 Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52 Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53 Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54 Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55 Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56 Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57 Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58 Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59 Chapter 59 : Hasutan
60 Chapter 60 : Akademi Sihir
61 Chapter 61 : Ujian Masuk
62 Chapter 62 : Elysium Blade
63 Chapter 63 : Kegaduhan
64 Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65 Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66 Chapter 66 : Penghianatan
67 Chapter 67 : Pelelangan
68 Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69 Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70 Chapter 70 : Serangan
71 Chapter 71 : Kota Treal
72 Chapter 72 : Mimpi Buruk
73 Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74 Chapter 74 : Elven Garden
75 Chapter 75 : Roh Pahlawan
76 Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77 Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78 Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79 Chapter 79 : Kota Aqualis
80 Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81 Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82 Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83 Chapter 83 : Perjalanan Terakhir
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1 : Dunia Baru
2
Chapter 2 : Pertarungan Pertama
3
Chapter 3 : Perseteruan
4
Chapter 4 : Pilihan
5
Chapter 5 : Menjelajah
6
Chapter 6 : Eksperimen
7
Chapter 7 : Menjadi Guru
8
Chapter 8 : Tamer
9
Chapter 9 : Menyerang Desa Goblin
10
Chapter 10 : Pertarungan Di Desa Goblin
11
Chapter 11 : Memulai Perjalanan
12
Chapter 12 : Pedagang Daniel
13
Chapter 13 : Kota Ranvel
14
Chapter 14 : Mendaftar Sebagai Petualang
15
Chapter 15 : Menjadi Pedagang
16
Chapter 16 : Belanja
17
Chapter 17 : Persiapan
18
Chapter 18 : Kehidupan Yang Damai?
19
Chapter 19 : Naga Hitam
20
Chapter 20 : Stampede
21
Chapter 21 : Extinction Ray!
22
Chapter 22 : Sang Pahlawan
23
Chapter 23 : Masa Pemulihan
24
Chapter 24 : Pahlawan
25
Chapter 25 : Misi Yang Telah Terukir Kembali
26
Chapter 26 : Serangan Fang Wolf
27
Chapter 27 : Menuju Kota Sirius
28
Chapter 28 : Keluarga Bangsawan
29
Chapter 29 : Pertunangan
30
Chapter 30 : Bertambahnya Satu Orang Di Dalam Kelompok
31
Chapter 31 : Menuju Ibu Kota
32
Chapter 32 : Ibu Kota
33
Chapter 33 : Pertemuan Kembali
34
Chapterr 34 : Membuka Kios
35
Chapter 35 : Risa Melawan Ahli Tombak Gareth
36
Chapter 36 : Hati Yang Terluka
37
Chapter 37 : Pertandingan Pembalasan
38
Chapter 38 : Kecepatan Melawan Kekuatan
39
Chapter 39 : Risa Vs Ren
40
Chapterr 40 : Serangan Di Ibu Kota
41
Chapter 41 : Kematian
42
Chapter 42 : Mika Sang Flugel
43
Chapter 43 : Keputus-asaan
44
Chapter 44 : Kebangkitan Sang Pahlawan
45
Chapter 45 : Memulai Perjalanan Baru
46
Chapter 46 : Kota Chovo
47
Chapter 47 : Warna Asli
48
Chapter 48 : Sebuah Sekte?
49
Chapter 49 : Sebuah Kebenaran
50
Chapter 50 : Menyusup
51
Chapter 51 : Mendapatkan Teman Baru
52
Chapter 52 : Mengungkapkan Kebenaran
53
Chapter 53 : Perjalanan Menuju Ibu Kota Lindwon
54
Chapter 54 : Satu Hari Dengan Dua Kejadian
55
Chapter 55 : Konflik Dengan Seorang Bangsawan
56
Chapter 56 : Mengungkapkan Rahasia
57
Chapter 57 : Perasaan Yang Rumit
58
Chapter 58 : Cinta Dan Kewajiban
59
Chapter 59 : Hasutan
60
Chapter 60 : Akademi Sihir
61
Chapter 61 : Ujian Masuk
62
Chapter 62 : Elysium Blade
63
Chapter 63 : Kegaduhan
64
Chapter 64 : Melanjutkan Perjalanan Seorang Diri
65
Chapter 65 : Kejadian 200 Tahun Yang Lalu
66
Chapter 66 : Penghianatan
67
Chapter 67 : Pelelangan
68
Chapter 68 : Budak—Gadis Rubah
69
Chapter 69 : Menuju Kota Treal
70
Chapter 70 : Serangan
71
Chapter 71 : Kota Treal
72
Chapter 72 : Mimpi Buruk
73
Chapter 73 : Perjalanan Menuju Ibu Kota
74
Chapter 74 : Elven Garden
75
Chapter 75 : Roh Pahlawan
76
Chapter 76 : Dendam Dari Masa Lalu
77
Chapter 77 : Kebencian Yang Besar
78
Chapter 78 : Aku Adalah Dirimu
79
Chapter 79 : Kota Aqualis
80
Chapter 80 : Menuju Kota Bawah Air
81
Chapter 81 : Kawasan Terlantar
82
Chapter 82 : Permata Roh Pelangi
83
Chapter 83 : Perjalanan Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!