The Hunters (PEMBURU - PEMBURU)
Sore hari. Waktu itu...
Ufuk barat masih bercahaya terang. Sorot matahari masih belum memudar. Cahaya kemilau masih menyilaukan mata. Asap pekat masih terlihat jelas membubung tinggi di sana sini. Gurat hitam banyak menggores di setiap warna bidang bangunan yang terpampang di setiap sudut kota. Kobaran cahaya api sebagian masih menyelimuti bangunan – bangunan yang sudah menyerupai puing. Jilatan – jilatan lidah api menyambar beberapa reruntuhan bangunan.
Dulunya, kota itu sangat indah. Jalanan tertata rapi. Di kiri kanan ditanami bunga – bunga yang sangat asri. Elok untuk dipandang mata. Pohon – pohon rindang sebagian menutupi jalanan. Menyejukkan. Pedestrian yang luas dengan berbagai macam hiasan, enak untuk berjalan kaki. Baik dipagi hari, siang maupun di sore hari. Orang – orang ramai berlalu lalang menikmati suasana kota ataupun bergegas untuk memenuhi kebutuhannya.
Gedung – gedung berjejer di sepanjang jalan, meski bukan gedung – gedung tinggi, namun banyak mempesona dengan arsitektur yang beragam. Orang akan terpesona dan terkesima dengan bentuk estetika yang terpancar dari bangunan itu. Klasik. Mediterania. Modern. Minimalis. Futuristik. Dan beraneka langgam estetis ada disana. Mengelompok. Berpisah satu sama lain. Membentuk ciri khas masing – masing kelompok bangunan itu.
Kondisi itu berubah seratus delapan puluh derajat. Berbalik. Bertolak belakang. Gedung – gedung yang dulunya indah nan asri, menjadi puing – puing reruntuhan nan gersang. Satu dua kolom – kolom tiang bangunan masih berdiri tegak menunjuk langit diantara reruntuhan bangunan yang mmenghitam. Hancur berantakan. Pepohonan yang banyak tumbuh di sepanjang jalanan hanya menyisakan tonggak – tonggak kayu yang meranggas. Bunga – bunga berganti dengan rumput liar yang tumbuh tak beraturan. Jalanan banyak dipenuhi puing – puing kendaraan bermotor yang menghitam bekas terbakar. Berserak dimana – mana.
“Buuummm.....”
“Sinnggg.......”
“Bummm...!!!”
“Bumm!!!”
Sesekali masih terdengar ledakan yang memekakkan di beberapa sudut kota. Desingan suara roket sahut menyahut dengan suara ledakan yang menggema.
“Nguing...., nguingggg.... nguingg....”
“Singggg..... Bumm!!!”
Raungan sirine beberapa kali terdengar diikuti ledakan yang membahana. Berikutnya...., senyap. Seketika asap hitam membubung tinggi, dengan kobaran api yang menyala – nyala. Satu bangunan kembali terbakar dan hancur berantakan.
Di salah satu sudut kota, dibalik reruntuhan bangunan ada 5 orang pasukan yang merupakan unit XII Garda Penyerbu, mengamati kondisi jalan yang terbentang didepannya. Satu orang bertugas sebagai pemantau. Satunya sebagai penghubung komunikasi. Dan tiga orang sebagai pasukan pendukung. Dari perlengkapan yang disandangnya, mereka merupakan bagian dari sekelompok pasukan khusus. Helm khusus bertengger di kepala masing – masing, dengan kamera night vision bergayut di depan helm. Body armor yang tersemat di badan, terbuat dari plat baja khusus, merupakan perisai anti peluru di badan, yang sangat kuat. Sehingga ketika diberondong tembakan, platnya hanya mengalami tekanan saja. Mereka seperti kebal peluru, ibaratnya dengan memakai baju itu, seperti lembaran karet yang dipukul dengan palu. Membal.
Masing – masing dibekali dengan ZHG24, Zero Hand Gun. Senapan serbu paling modern dan merupakan senjata untuk pertempuran jarak menengah dan jarak pendek. Kecepatan tembaknya paling tinggi, mengalahkan senapan serbu vektor (1). Apalagi dengan dibekali silencer (2) atau peredam di ujungnya membuat musuh tidak sadar bahwa teman disebelahnya sudah mati kena tembakan. Meski beratnya bisa dikatakan ringan, kestabilan yang dimiliki juga cukup mengagumkan. Recoil (3) yang dipunyai cukup rendah. Amunisi yang terpasang juga cukup lumayan ada 24 buah. Itulah kenapa disebut ZHG24. Meski dengan spesifikasi yang mengagumkan seperti itu, pabrik pembuatnya tidak diketahui khalayak. Misterius. Bahkan ada beberapa rumor yang menyebut semua perlengkapan yang digunakan oleh Pasukan Elit Garda Penyerbu didukung oleh Stark Industries (4). Sebuah isu yang tidak masuk akal. (Yang bener aja coy....).
“Perang brengsek.” Gerutu seseorang bersungut – sungut.
Matanya tajam menatap ujung jalanan yang jauh dari tempatnya bersembunyi. Sesekali teropong binokuler yang tergenggam kencang di tangan kirinya diletakkan tepat di depan matanya.
“Kosong...” dengusnya pelan.
“Santai Kep.” celetuk kawan yang lagi asyik duduk di belakang tempatnya berdiri. “Tak kan lari gunung dikejar.” ucapnya dengan mata terpejam. Helmya dibiarkan menutup sebagian mukanya. Dimanfaatkan untuk melindungi silaunya matahari sore.
“Bentar lagi maghrib,” rutuk yang lain... Orang itu asyik mengelus ZHG24nya. “Udah seharian kita stuck disini.”
“Kamu juga Drako,” kata orang yang barusan menasehati orang yang dipanggil “Kep”. Kep, merupakan kepanjangan dari Kapten. Pangkat militer tertinggi di level Perwira Pertama. “Biarkan berjalan sesuai takdirnya...”
“Hmm..” dengus sang Kapten.
“Kawan – kawan, semua bersiap....” tukasnya kemudian. Kedua tangannya memegang binokuler yang diletakkan di depan matanya. Meneropong. Mengamati keadaan di ujung jalan yang berjarak kurang lebih 2 Km. Dengan pembesaran lebih dari 10x, semua terlihat jelas.
Serentak ke empat orang itu bergegas mengambil posisi masing – masing. Si Juru Radio, masih diposisi seperti tadi. Siap di sebelah Kapten. Kotak Radio yang semula diletakkan tergeletak dikakinya, kembali digendongnya. Sejenis monitor kecil mirip HP seukuran 6” yang tersemat di lengan pangkal telapak segera dikoneksikan di Radio yang ada di punggungya. Seketika warna hijau berpendar dari monitor itu. Beberapa sinyal dengan dengan putaran radar berkedip – kedip mencari fokus, mengoneksikan dengan semua kamera dan monitor di helm masing – masing anggota. Eagle, adalah sebutan sipembawa Radio. Sebenarnya, nama aslinya adalah Bajang. Entah kenapa dia disebut Eagle, mungkin karena kemampuannya menjelajah lokasi berkat teknologi yang dikuasi cukup tinggi, bak mata elang mencari mangsa di daratan. Hal itulah yang membuat dia disebut Eagle atau Elang. Pangkat yang disandangnya masih bengkok kuning satu, atau Sersan Dua.
Drako, orang yang barusan ngedumel bergegas mengambil posisi di ujung reruntuhan. Siaga disana. Ujung senapan menyeruak di sela – sela reruntuhan siap memuntahkan peluru. Sama dengan Eagle, Drako juga masih Sersan Dua.
Kemudian si penasehat tadi, bergerak merunduk mengambil posisi di sebelah Drako. Mengatur posisi. Meletakkan ujung senapan bertumpu di bongkahan puing. Pelontar granat kembali dipasang di ujung senapan. Seto, begitu nama si penasehat itu. Pangkat yang disandang dipundaknya ada dua garis kuning. Artinya dia adalah seorang Letnan Satu. Atau setingkat dibawah Kapten. Secara tidak langsung Seto adalah Wakil Komandan Unit XII.
Sedangkan yang satu lagi, adalah Gentar. Manusia satu ini, seperti tidak takut apapun. Lincah ia bergerak mencari posisi untuk melakukan penyerangan. Sesuai perintah sang Kapten ia melambung mencari posisi serang yang mematikan. Bak sniper ia mengambil tempat di lantai 2 sebuah bangunan yang ada di sebelah kanan kedudukan mereka. Menggelosor. Meletakan ZHG24 nya di atas tripod. Inilah kehebatan senjata itu, bisa dijadikan mini gun. Dengan mengganti bentuk magazin biasa menjadi magazin rantai, reload peluru tidak perlu sering – sering. Ujung mimispun, tidak cepat panas meski sudah 500 butir peluru terhambur dari larasnya. Gentar sendiri pangkatnya sudah setingkat di atas Drako dan Bajang. Sersan Satu.
Sementara sang Kapten sendiri, orang – orang di Pasukan Elit Garda Penyerbu menyebutnya si Serigala Hitam. Ada cerita panjang sehingga dia disematkan nama itu. Padahal nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Batara. Ia sendiri tidak ambil pusing dengan gelar yang diberikan oleh kawan – kawannya. Setiap kali dipanggil dengan nama itu dia hanya tersenyum kecut. Tidak ada niat untuk menolak ataupun marah. Baginya panggilan itu hanya panggilan akrab, bukan ejekan atau pelecehan.
Mereka – mereka itu sebenarnya kagum dengan pencapaian Batara. Setiap tugas yang diberikan selalu berhasil dengan kerugian kecil di pihaknya. Padahal pada usia 22 tahun sudah menjadi Kapten adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Bukan apa – apa, Kapten yang disandangnya adalah karena imbalan atas keberhasilannya menjalankan sebua misi yang tidak mungkin. Mission Imposible. Semua orang tahu itu. Awalnya semua orang tidak yakin, bahkan komandannya sendiri tidak percaya atas hasil yang diperolehnya. Namun, fakta berbicara lain. Ia mampu melakukan. Berhasil menyelesaikan.
“Kawan – kawan, lakukan seperti apa yang tadi kita rencanakan!” katanya tegas, melalui headset yang tersemat di helmya. “Sebentar lagi pesta akan kita mulai!”
“Siap!” teriak semua anggota unit yang terhubung di headset masing-masing.
💗💗💗💗💗💗💗💗💗💗
Pusat Komando...
Monitor besar terhubung dengan kamera – kamera di 5 helm anggota Unit XII. Dibagian bawah monitor, ada 5 kotak layar terpampang pandangan kamera masing – masing anggota. Layar 1 milik Kapten Batara. Layar 2 milik Lettu Seto. Layar 3 milik Seru Gentar. Seterusnya layar 4 dan 5 milik Serda Drako dan Serda Eagle.
Beberapa orang di tempat kerjanya masing – masing sibuk memelototi layar monitor yang ada di depannya. Semua mata tegang mengawasi, begitu kamera terkoneksi demgan monitor utama. Komunikasi yang dari pagi tadi ditunggu akhirnya tersambung.
“Srigala Hitam! Awasi pergerakan musuh! Jangan sampai lengah!” Perintah Jenderal Birowo diruang Komando.
“Siap Jenderal!!” pekik suara Batara terdengar menggema di loudspker ruangan Pusat Komando.
“Sekali lagi aku katakan. Misi ini adalah tanggungjawabmu. Jangan sampai gagal. Aku percaya dengan kemampuan kamu dan teammu.”
“Siap..!!!”
💗💗💗💗💗💗💗💗💗
**1. Senapan serbu di permainan PUBG Mobile
Peredam Suara yang dipasang di ujung senapan
Hentakan yang disebabkan oleh senjata ketika ditembakkan.
4 Perusahaan dalam Film Avenger’s, milik Tony Stark sang Iron**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Saptiyah Tia
rahfewywiefe hegemoni politik yrfwtwewss aku sebagai anak sekolah w V s ke dalam 1234567891011121314151617181920
2023-04-25
0
Saptiyah Tia
xsjrapefgsgga syahadat apa aavsjaas sandal a shdys sakit shdys shedyssgegs Bes di rumah sfryabd e adgdjd faber sis send sekda Drs dsjsjsdtd Adhi DS dhdbfddsjd di sb dyxywhyd dua ztdtdgdts Sys di sdbd. dyshebe s s. di dudebd di dunia swn
2023-04-25
0
Saptiyah Tia
ashsfd
rr44rsfr
2023-04-25
0