ARELIANO "Return Of Old Love"
Brummmm
Brummmm
Suara deruman beberapa motor sport saling bersautan menambah riuh ricuh suasana area sirkuit jalanan malam itu.
"Itu Arel Dateng"
"Gila gila,,mata gw gak aman"
"Dia manusia apa dewa sih"
Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan kaum hawa saat seseorang datang dengan motor sport khasnya. 'Areliano'. Yah, lelaki muda tampan yg masih duduk di bangku kelas 3 SMA Bina Nusantara ini memang terkenal dengan segala kelebihannya (kekurangannya ? Ada kok, cuma belum kelihatan).
Arel dengan sifat dingin dan cueknya, menjadi most wanted di sekolah bahkan seluruh kota. Areliano Anzaga, putra dari sang raja bisnis dan sekarang menjadi ketua geng 'Black Eagle' (sebuah geng motor namun dibalik itu, Black Eagle adalah perkumpulan gangster positive lebih banyak mengungkap kejahatan atau bisnis ilegal yg merugikan negara).
Brummm
Brummmm
"Loe turun gak ?” Tanya Ansel ketika Arel sudah turun dari motornya
"Hmmm"
"Tunggu bentar lagi boss. Kata ketua geng 'Star' mau ada tambahan satu orang lagi." Ucap Clay yg baru saja datang dr tengah arena
"Darimana loe?"
"Cari inpoo gw"
"Dasar cowo kepoan"
"Ckk ! Kan gw sekalian koordinasi sama mereka yg mau turun balapan"
"Berapa orang?"
Percakapan Clay dan Frey terputus saat pertanyaan dengan suara berat milik Arel menyela. Dan dengan serempak Ansel , Darian, Frey dan Jarvis menoleh ke arah Clay.
"Biasa aja napa sih liatinnya. Gw emang ganteng." Dengan pedenya Clay menyugar rambutnya
"Clayyyy" tegur kelima cowo tampan itu secara serentak.
"He he ~ peace boss ! Harusnya cuma loe sama si Revan dr Blackga,,tapi katanya ada tambahan adeknya si ketua 'Star' , jadi 3 orang " Beber Clay menjelaskan.
" Siapa? Perasaan si Rey kaga punya adek."
"Meneketehe" jawab Clay santai bertepatan dengan deru suara motor sport yg baru datang ke arena sirkuit jalanan dan menuju Paddock geng Star.
Motor sport berwarna kuning paling mencolok yg baru saja tiba itu, seketika mengundang bisikan-bisikan dr semua orang yg ada di arena itu. Pasalnya, mereka baru pertama kali ini melihatnya. Penasaran ? Ya, mereka penasaran siapa orang baru pengguna motor sport kuning yg saat ini sudah menjadi pusat perhatian. Mereka menunggu seseorang itu untuk membuka helm fullface nya, tapi sepertinya hanya harapan belaka.
Reyshaka, sang ketua geng 'Star' menghampiri pemilik motor kuning yg saat ini sedang duduk santai di atas motor kuning itu tanpa membuka helmnya.
"Jadi turunkan ? Udah siap?" Tanya Rey yg masih mendapat perhatian dr orang2 disana
Orang itu hanya mengangkat tangan dan menunjukkan jari-jarinya yg membentuk simbol 'OK'
***
"Si Arel mah pasti menang. Kapan dia pernah kalah ?"
"Iye bener, selalu bisa ditebak"
"Arel sebenernya cuma ngabisin waktu luang doang mah kalo gini"
Obrolan mereka terputus saat suara aba2 dari tengah arena sirkuit terdengar. Tiga orang yg sudah siap dengan motornya masing-masing, tengah fokus dengan aba-aba yg diberikan wanita sexi di tengah-tengah mereka.
Three.....
Two.....
One.....
Go !!.....
Tiga motor yg termasuk Arel disana menarik pedal gas melajukan motornya menyusuri arena balap. Aksi saling salip menyalip benar-benar membuat tegang para penonton disana. Tak kalah juga suara sorakan-sorakan yg lebih banyak menyerukan nama Arel pastinya. Arel dengan kecepatan tinggi menyusul dua lainnya dan saat ini sudah sejajar dengan motor sport kuning saingannya.
Arel yg memang peka dengan keadaan dan situasi, melajukan motornya dengan kecepatan penuh tapi terkesan santai. Tapi saat berada sejajar dengan motor sport kuning rivalnya, tak sengaja Arel melihat jaket kulit pengendara motor kuning itu tersingkap memperlihatkan pinggang ramping dr balik kain yg dia kenakan.
'Dia cewek? Iya bener dia cewek, Gak mungkin cowok punya pinggang ramping gitu. Menarik !' Arel menduga dan sedikit shock dengan yg dia duga
Brummm....srettt.....ckittt
Suaran dua motor mengerem secara bersamaan dan yah, kedudukan seri antara Arel dan si pengendara motor sport kuning itu. Semua orang benar-benar dibuat tak percaya dengan apa yg mereka lihat. Pasalnya , baru kali ini ada yg bisa menyeimbangkan kedudukannya dengan Arel si raja jalanan.
"Gila tuh orang, benar-benar seri sama Arel" Frey bergumam dengan mata yg masih susah berkedip
"Nj*rr ,, penasaran gw . Siapa sih tuh orang ? Jago bener, sumpah!!" kali ini Clay yg menimpali
"Tuh disamperin sama si Rey, tapi gak buka helm juga. Bopengan kali yaa mukanya"
Jarvin reflek memukul kepala belakanga Clay "Sembarangan loe, wajah orang dikata bopengan. Kalo ternyata mulus, jadi fitnah ntr"
"Sakit bangsut ! Main tepok pala orang ajah loe" sungut Clay yg tak terima kepalanya dipukul jarvin.
"Tanding ulang rel ?" Pertanyaan Ansel ketika Arel memberhentikan motornya di area paddock husus Black Eagle.
Belum sempat Arel menjawab, perhatian mereka teralihkan dengan suara motor sport kuning yg dengan gesit meninggalkan area paddock geng 'Star' dan menjauh meninggalkan arena sirkuit jalanan. Arel memandangi lekat pergerakan motor kuning itu yg semakin menjauh.
'Menarik' Arel berbisik dengan sudut bibirnya terangkat sedikit
"Kenapa rel ? Lo curiga sesuatu sama dia?" Ansel menepuk pundak Arel
"Apa dia musuh pak boss?" Darian ikut menimpali
Arel membuka helm full face ya lalu menyugar rambutnya seperti biasa, lalu memandangi para sahabatnya.
"Cewek" ucap Arel singkat
"Hah?" Kini Kelima cowo ganteng shock bersamaan
"Maksud loe dia cewe ?" Ansel si jenius bertanya dengan hati hati.
"Hmmm"
Clay, Frey, Darian, Jarvis melongo dengan rahangnya yg sudah menganga. Apa iya pemilik motor sport kuning itu seorang wanita ?
"Yg bener loe rel ?" Darian masih berusaha meyakinkan
"Hmm"
"Berarti dia cewe keren weyy,,dia bisa sejajar dan seri sama si Arel" Frey beranalisa dengan pemikirannya
"Lah iya ya,, ajegile tuh cewe. Makin penasaran gw"
"Loe tertarik?" Kali ini Ansel yg lebih kalem dan lebih sering menjadi penerjemah dr Arel yg selalu irit bicara, melempar pertanyaan kepada Arel.
Arel menoleh dan hanya menatap Ansel sebentar. Barulah Arel memakai helmnya kembali dan bergerak meninggalkan arena sirkuit yg masih dipenuhi para muda mudi dr berbagai sekolah dan pastinya untuk umum. Bergegas kelima sahabat Arel lainnya yg juga termasuk anggotak Black Eagle menyusul Arel dengan motor sport mereka masing-masing.
***
Yah, Black Eagle memang sering turun ke jalan untuk mengikuti balapan motor. Tapi dibalik kesenangan mereka di jalanan, mereka juga banyak melakukan misi untuk membantu mengungkap kejahatan atau bisnis ilegal lainnya. Tak ayal mereka juga di sebut sebagai sebuah gangster positive Karna bukannya merugikan justru mereka banyak melakukan hal-hal positif.
Black Eagle , terdiri dr enam orang anggota inti dengan Areliano sebagai ketua, Clay wakilnya (yah walaupun Clay adalah cowo bar bar, tapi dia mampu menyeimbangkan kekuatan dan otaknya dengan sang ketua), ada Ansel yg jenius sebagai ahli strategi, Frey yg terkenal slenge'an tapi ahli IT, dan Darian serta Jarvis sebagai pemimpin anggota divisi Black Eagle yg sudah ada puluhan.
Yah, Black Eagle didirikan oleh Kasian Anzaga (ayah Arel) beserta sahabat-sahabat nya, lalu diturunkan kepada anak-anak mereka. Sedangkan Arel dan para sahabatnya sudah mengambil alih Black Eagle sejak kelas 1 SMA.
***
'Loe kenapa langsung balik sih ? '
'kenapa?'
'Harusnya tanding ulang dulu cher'
'Males'
'Yaelah, padahal kan hadiahnya lumayan cher. Bisa nambah tabungan loe'
'Gapapa, gw buru-buru. Daripada si Ravo maki-maki gw lagi bang'
'hufff ... Yaudah. Kalo ada apa-apa langsung hubungin gw'
'hmmm'
Ttuuutttt~
Sambungan telepon antara Reyshaka dan Adik sepupunya pun terputus. Si pengendara motor sport kuning , yaa... Dia adalah Cherika Eileen Britney adik sepupu dari Reyshaka (ketua geng Star). Gadis Cantik berambut hitam pekat dengan kulit putih bersih, hidung kecil mancung, alis tegas, bola mata berwarna grey, serta bibirnya yg berwarna kemerahan bak buah cherri.
Cheri gadis cantik (bisa dibilang cantik bgt), memiliki kehidupan bak angin ribut. Siapa sangka dilihat dr wajahnya yg cantik dan hidupnya yg berkecukupan, ternyata memiliki hubungan yg amat sangat tidak baik dengan ayahnya. Apalagi semenjak sang ibu meninggal dunia, Ravo Andrian(ayah cheri) semakin membenci cheri entah apa alasannya. Tak jarang cheri mendapat pukulan atau lemparan benda apapun ketika sang ayah sedang melampiaskan emosinya. Hal itulah yg menyebabkan cheri tumbuh membentuk dirinya untuk menjadi kuat, keras, dan bisa mengandalkan diri sendiri.
Cheri tidak takut kepada Ravo sang ayah, dia bertahan hidup dengan Ravo Karna ingin tetap menikmati uang yg dia dapatkan dr Ravo sang ayah. Yah, sebenci apapun Ravo pada cheri, dia akan tetap memberikan uang dalam jumlah besar kepada cheri. Tentu bukan Karna keinginan dan kewajibannya sebagai ayah, tapi Karna ingin mempertahankan anak perusahaan yg saat ini sedang ia kelola.
Perusahaan yg sebenarnya milik mendiang sang istri , dan akan di wariskan kepada cheri. Jadi, jika Ravo tetap ingin menikmati kekayaannya, dia harus tetap menghidupi cheri dan mengirimkan bukti nya kepada tuan Britney (kakek cheri). Yah, tuan Britney memang masih mengijinkan Ravo untuk mengelola anak perusahaan milik nya. Sejauh inipun Ravo selalu mencukupi kehidupan Cheri cucu kesayangan tuan Britney (cucu perempuan satu2nya).
***
Hari ini hari Senin, seharusnya Cheri mulai masuk ke sekolah barunya hari ini. Tapi Karna gadis itu malas mengikuti upacara hari pertama di sekolah barunya, maka gadis itu memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.
Cheri baru saja membuka matanya saat jarum jam menunjukkan angka 7.30 pagi. Gadis itu segera beranjak menuju kamar mandinya dan segera bersiap-siap. Cheri berencana akan pergi ke rumah tantenya (kakak dari ibunya) setelah ini. Sejak kepindahannya ke kota ini lagi, cheri belum sempat mengunjungi tantenya itu.
Saat akan melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah nya, Cheri terpaksa berhenti Karna pertanyaan Ravo ayahnya
"Kenapa kamu tidak ke sekolah?" Tanya Ravo tanpa mengalihkan pandangan dr layar I-Pad nya.
"Besok" jawab Cheri dengan tatapan datarnya.
"Jangan membuat saya menyesal mengeluarkan uang untuk sekolahmu. Sekolahmu mahal, maka manfaatkan itu selama saya masih mau membiayai mu" Ravo menyeringai setelah ucapannya itu
Cheri mengepalkan tangannya. Mendadak mood gadis itu rusak Karna ucapan Ravo. "Gak usah ngurusin aku." Cheri menjawab sambil melangkahkan kakinya ingin segera pergi.
"Kurang ajar!!" Ravo bangkit dan melempar vas bunga yg ada di meja sebelah kursinya ke arah cheri berjalan. Syukur vas bunga itu meleset ke arah tembok dan tidak mengenai kepala Cheri.
Cheri hanya menoleh sekilas dan segera melangkah keluar tak ingin membuang-buang waktu. Sedangkan umpatan umpatan masih terdengar dr mulut Ravo mengiringi kepergian Cheri.
Jika ada yg bertanya kenapa Cheri tidak melaporkan Ravo pada kakeknya ? Jawabannya, Karna Cheri tidak ingin menambah beban pikiran sang kakek serta tidak ingin kakeknya celaka. Terlebih lagi, kalau saja tuan Britney mengetahui sikap buruk mantan menantunya itu, jelas saja tuan Britney akan segera bertindak dan mengambil lagi anak perusahaan yg dikelola Ravo. Tapi tidak akan se simple itu, banyak orang2 suruhan Ravo untuk terus mengintai tuan Britney. Dan jika Cheri berani dan salah salah dalam bertindak, maka nyawa kakek nya dalam bahaya. Dan Cheri tidak menginginkan hal itu terjadi.
***
Cheri melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata hingga memasuki sebuah kawasan perumahan. Dan saat dirinya sampai sebuah rumah ber-cat biru langit agak mendung tanpa pagar, Cheri menghentikan laju motornya dan memarkirkan di tempat yg tersedia.
Tanpa berlama-lama Cheri segera menuju pintu utama dan mengetok pintu tersebut
Tok tok tok
'iya tunggu sebentar'
Terdengar sahutan seorang wanita dr arah dalam rumah tersebut.
"Cheri sayang ? Kenapa baru kesini ? Ayo ayo masuk." Sapaan hangat terdengar dr wanita paruh baya yg masih terlihat begitu cantik saat pintu terbuka.
"Halo Tante" Cheri menyunggingkan senyumnya kepada kakak dr sang mama "Cheri baru sempet Tante"
"Kamu baik-baik ajah kan sayang ?" Pertanyaan yg selalu di lontarkan oleh Tante Gina saat bertemu Cheri
"Cheri baik Tante"
"Syukurlah, kalau kamu merasa gak baik kamu bisa tinggal sama Tante." Suara Tante Gina memang selalu mampu membuat tenang
"Iya Tante. Eh, Bang Rey kuliah?" Kali ini Cheri menanyakan Abang sepupunya itu
"Kayaknya nanti siang deh. Sekarang masih dikamarnya tuh. Sana kamu samperin ajah cher. Pulang nanti yaa, kamu makan siang disini. " Tante Gina mulai beranjak ke arah dapur dirumahnya
"Oke Tante. Cheri nyamperin Abang dulu."
Lalu Cheri beranjak dari duduknya dan langaung menuju lantai dua dimana kamar Reyshaka berada. Tanpa mengetuk pintu Cheri membuka pintu tersebut dan melangkahkan kakinya memasuki kamar bernuansa biru abu-abu kucing itu.
Terlihat Rey sedang sibuk dengan benda pipih di genggamannya hingga tak sadar dengan kehadiran Cheri yg sekarang sudah ada di sampingnya sambil memperhatikan aktivitas lelaki manis itu dengan handphone nya.
"Bang" Cheri menepuk pundak Rey
"Pocong" Rey terlonjak kaget hingga Handphone nya terjatuh. Untung saja kakinya bisa menangkap benda pipih itu dan mengapitnya di antara dua pahanya.
"Dih si Abang, gw belom mati" Ujar Cheri sembari berjalan ke arah ranjang tidur dengan kekehannya.
"Bangke lu, kaget gw njir!" Sungut Rey lalu beranjak mengikuti cheri dan duduk di pinggiran ranjang. "Orang mah kalo mau masuk spada dulu kek. Gw blom mau punya penyakit jantung ".
"Hahahaha,, maap bang. Besok besok gw gedor pintu dulu"
"Loe gak sekolah? Bukannya hari ini hari pertama loe ke sekolah baru ?” Rey keheranan kenapa Cheri ada dirumahnya bukan ke sekolah.
"Besok ajah bang. Sekarang upacara, males gw"
Rey menoyor kepala Cheri dengan gerakan cepat "Dasar pemalas!"
"Abang !!" Pekik Cheri tertahan sembari merapikan rambutnya yg berantakan akibat ulah Rey.
"Si Rembo gak marah ?" Tanya Rey kemudian
"Rembo ? Gila lu yaa. Dikira ayamnya tok dalang?" Cheri tak habis fikir dengan Abang sepupunya ini. Bisa bisanya dari Ravo lari ke Rembo. Lalu mereka saling lirik, hening sejenak dan kemudian lepaslah tawa mereka berdua.
"Mirip lah mereka" Ujar Rey disela sela tawanya.
"Tadi pagi gw udah dilempar vas bunga kok" Tak ada raut sedih di wajah Cheri. Justru dia masih melanjutkan sisa tawanya. Lain halnya dengan Rey yg sudah melotot tak percaya dengan apa yg Cheri ucapkan.
Sedetik kemudian, Rey memasang wajah seriusnya dan menatap wajah adiknya itu "Loe yakin gak mau tinggal disini ? Atau sekalian bilang Opa ajah?"
Cheri hanya tersenyum memandang abangnya itu "gw gak mau opa celaka bang. Lagian gw masih kuat tinggal di rumah itu. Gw masih punya banyak rencana yg harus gw lakuin ke papa."
"Hufff...gw hawatir Cher." Rey membuang nafasnya kasar. Yah, memang dr semua keluarga Cheri, hanya Reyshaka lah yg tau bagaimana sebenarnya kehidupan gadis cantik itu. Bagaimana seringnya Cheri menjadi pelampiasan kemarahan Ravo. Dan itulah yg membuat Rey merasa tak tega dengan Cheri.
Tapi untuk memaksa Cheri pun Rey tak bisa. Karna gadis itu menegaskan bahwa dirinya memiliki rencana sendiri. Rey hanya bisa membantu disaat Cheri yg memintanya.
"Tenang ajah bang, tabungan gw udah banyak. Ntr lagi cukup buat beli apartemen." Cheri menyadari raut wajah Reyshaka. Dia berusaha menenangkan abangnya itu agar tidak terlalu hawatir.
"Loe mau beli apartemen?"
"Hmmm" gumam Cheri sembari menatap Rey "kalo gw udah ada apart, gw pasti bakal lebih sering disana. Kan jadinya bakal jarang ketemu papa. Gw pulang kalo ada hal tertentu ajah bang."
"Yaudah deh, gw percaya sama loe. Ntr gw cariin info balapan gimana ? Hadiahnya lumayan. Loe kan jago tuh, semalem ajah Lo bisa imbang sama si raja jalanan ?"
"Oke"
***
Cheri menepati janjinya pada ibunda Rey untuk makan siang bersama. Selain Karna memang Cheri malas pulang kerumahnya, gadis itu juga sebenarnya nyaman di rumah Tante Gina.
Cheri berusaha bersikap sebagaimana biasa. Menutupi semua masalah dan luka yg dia alami. Rey, ia benar-benar salut pada Cheri, bagaimana tidak? Dr kecil cheri sudah berani menghadapi semuanya sendiri. Cheri benar-benar tidak ingin kakeknya dalam bahaya. Sedikit banyak cheri tau rencana Ravo untuk mengambil alih perusahaan milik ibunda cheri itu.
"Ntr malem ada balapan lagi. Loe mau gak ?" Pertanyaan Rey kepada Cheri saat mereka tengah makan siang bersama di kediaman Rey.
"Boleh" Jawab Cheri santai
"Oke, ntr gw konfirmasi lagi."
"Cheri jangan diajakin balapan terus Rey. Takut kenapa-kenapa cheri nya" Gina, ibunda Rey menyela pembicaraan anak dan ponakannya.
"Tenang ajah bund, Cheri tuh jago bgt balapannya. Lebih jago dr Rey malahan"
"Iya Tante tenang aja, Cheri gabakal nyelakain diri sendiri kok." Kali ini Cheri yg bersuara
"Iya bund, semalem ajah dia bisa nyamain kedudukan sama si raja jalanan dr Black Eagle." Sahut Rey kemudian.
Cheri yg sedang menikmati makanannya terdiam sejenak. "Black Eagle?" Tanya Cheri kemudian. Cheri mengingat seperti tak asing dengan nama tersebut.
"Iya, yg seri sama loe semalem itu anak Black Eagle. Yg biasanya gapernah kalah sekalipun. Jago loe bisa nyamain." Rey benar-benar kagum dengan skill bermotor cheri. Walaupun dulu Rey lah yg mengajari cheri, entah kenapa justru cheri lah yg berkembang pesat.
Sedangkan cheri masih diam di tempat nya. Ia berusaha mengingat nama geng yg baru saja disebutkan oleh Rey. Benar-benar gak asing di pendengaran.
***
Malam ini Cheri menyelesaikan balapannya dengan baik. Ia pun membawa pulang hadiah dengan nominal yg bisa dibilang lumayan.
'ahhhh,, bahagianya aku. Ntr lagi punya apartemen, bisa bebas'
Cheri tengah berada di kamarnya , bersiap untuk menuju alam mimpi. Besok gadis itu akan memulai hari di sekolah barunya. Dua tahun lalu Cheri masih berada di kota ini, saat itu dirinya baru saja menginjak kelas satu SMA. Tapi Karna kepentingan ravo sang ayah, maka gadis cantik itu akhirnya harus mengikuti kemana Ravo pindah.
Dan sekarang, setelah 2 tahun akhirnya Cheri kembali ke kota J ini lagi. Sempat ragu tapi ia rindu suasana kota ini. Makanya, Cheri Sengaja memilih sekolah baru, bukan sekolah SMA nya 2 tahun lalu. Gadis itu ingin suasana baru dan kehidupan baru. Selain itu, ada masa lalu yg ingin Cheri lupakan sebenarnya. Entah dia bisa atau tidak, walaupun perasaannya masih tetap sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Amelia
salam kenal 🙏❤️
2024-07-28
0
Su Tejo
Mampir thor
2024-07-25
0