Brummmm
Brummmm
Suara deruman beberapa motor sport saling bersautan menambah riuh ricuh suasana area sirkuit jalanan malam itu.
"Itu Arel Dateng"
"Gila gila,,mata gw gak aman"
"Dia manusia apa dewa sih"
Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan kaum hawa saat seseorang datang dengan motor sport khasnya. 'Areliano'. Yah, lelaki muda tampan yg masih duduk di bangku kelas 3 SMA Bina Nusantara ini memang terkenal dengan segala kelebihannya (kekurangannya ? Ada kok, cuma belum kelihatan).
Arel dengan sifat dingin dan cueknya, menjadi most wanted di sekolah bahkan seluruh kota. Areliano Anzaga, putra dari sang raja bisnis dan sekarang menjadi ketua geng 'Black Eagle' (sebuah geng motor namun dibalik itu, Black Eagle adalah perkumpulan gangster positive lebih banyak mengungkap kejahatan atau bisnis ilegal yg merugikan negara).
Brummm
Brummmm
"Loe turun gak ?” Tanya Ansel ketika Arel sudah turun dari motornya
"Hmmm"
"Tunggu bentar lagi boss. Kata ketua geng 'Star' mau ada tambahan satu orang lagi." Ucap Clay yg baru saja datang dr tengah arena
"Darimana loe?"
"Cari inpoo gw"
"Dasar cowo kepoan"
"Ckk ! Kan gw sekalian koordinasi sama mereka yg mau turun balapan"
"Berapa orang?"
Percakapan Clay dan Frey terputus saat pertanyaan dengan suara berat milik Arel menyela. Dan dengan serempak Ansel , Darian, Frey dan Jarvis menoleh ke arah Clay.
"Biasa aja napa sih liatinnya. Gw emang ganteng." Dengan pedenya Clay menyugar rambutnya
"Clayyyy" tegur kelima cowo tampan itu secara serentak.
"He he ~ peace boss ! Harusnya cuma loe sama si Revan dr Blackga,,tapi katanya ada tambahan adeknya si ketua 'Star' , jadi 3 orang " Beber Clay menjelaskan.
" Siapa? Perasaan si Rey kaga punya adek."
"Meneketehe" jawab Clay santai bertepatan dengan deru suara motor sport yg baru datang ke arena sirkuit jalanan dan menuju Paddock geng Star.
Motor sport berwarna kuning paling mencolok yg baru saja tiba itu, seketika mengundang bisikan-bisikan dr semua orang yg ada di arena itu. Pasalnya, mereka baru pertama kali ini melihatnya. Penasaran ? Ya, mereka penasaran siapa orang baru pengguna motor sport kuning yg saat ini sudah menjadi pusat perhatian. Mereka menunggu seseorang itu untuk membuka helm fullface nya, tapi sepertinya hanya harapan belaka.
Reyshaka, sang ketua geng 'Star' menghampiri pemilik motor kuning yg saat ini sedang duduk santai di atas motor kuning itu tanpa membuka helmnya.
"Jadi turunkan ? Udah siap?" Tanya Rey yg masih mendapat perhatian dr orang2 disana
Orang itu hanya mengangkat tangan dan menunjukkan jari-jarinya yg membentuk simbol 'OK'
***
"Si Arel mah pasti menang. Kapan dia pernah kalah ?"
"Iye bener, selalu bisa ditebak"
"Arel sebenernya cuma ngabisin waktu luang doang mah kalo gini"
Obrolan mereka terputus saat suara aba2 dari tengah arena sirkuit terdengar. Tiga orang yg sudah siap dengan motornya masing-masing, tengah fokus dengan aba-aba yg diberikan wanita sexi di tengah-tengah mereka.
Three.....
Two.....
One.....
Go !!.....
Tiga motor yg termasuk Arel disana menarik pedal gas melajukan motornya menyusuri arena balap. Aksi saling salip menyalip benar-benar membuat tegang para penonton disana. Tak kalah juga suara sorakan-sorakan yg lebih banyak menyerukan nama Arel pastinya. Arel dengan kecepatan tinggi menyusul dua lainnya dan saat ini sudah sejajar dengan motor sport kuning saingannya.
Arel yg memang peka dengan keadaan dan situasi, melajukan motornya dengan kecepatan penuh tapi terkesan santai. Tapi saat berada sejajar dengan motor sport kuning rivalnya, tak sengaja Arel melihat jaket kulit pengendara motor kuning itu tersingkap memperlihatkan pinggang ramping dr balik kain yg dia kenakan.
'Dia cewek? Iya bener dia cewek, Gak mungkin cowok punya pinggang ramping gitu. Menarik !' Arel menduga dan sedikit shock dengan yg dia duga
Brummm....srettt.....ckittt
Suaran dua motor mengerem secara bersamaan dan yah, kedudukan seri antara Arel dan si pengendara motor sport kuning itu. Semua orang benar-benar dibuat tak percaya dengan apa yg mereka lihat. Pasalnya , baru kali ini ada yg bisa menyeimbangkan kedudukannya dengan Arel si raja jalanan.
"Gila tuh orang, benar-benar seri sama Arel" Frey bergumam dengan mata yg masih susah berkedip
"Nj*rr ,, penasaran gw . Siapa sih tuh orang ? Jago bener, sumpah!!" kali ini Clay yg menimpali
"Tuh disamperin sama si Rey, tapi gak buka helm juga. Bopengan kali yaa mukanya"
Jarvin reflek memukul kepala belakanga Clay "Sembarangan loe, wajah orang dikata bopengan. Kalo ternyata mulus, jadi fitnah ntr"
"Sakit bangsut ! Main tepok pala orang ajah loe" sungut Clay yg tak terima kepalanya dipukul jarvin.
"Tanding ulang rel ?" Pertanyaan Ansel ketika Arel memberhentikan motornya di area paddock husus Black Eagle.
Belum sempat Arel menjawab, perhatian mereka teralihkan dengan suara motor sport kuning yg dengan gesit meninggalkan area paddock geng 'Star' dan menjauh meninggalkan arena sirkuit jalanan. Arel memandangi lekat pergerakan motor kuning itu yg semakin menjauh.
'Menarik' Arel berbisik dengan sudut bibirnya terangkat sedikit
"Kenapa rel ? Lo curiga sesuatu sama dia?" Ansel menepuk pundak Arel
"Apa dia musuh pak boss?" Darian ikut menimpali
Arel membuka helm full face ya lalu menyugar rambutnya seperti biasa, lalu memandangi para sahabatnya.
"Cewek" ucap Arel singkat
"Hah?" Kini Kelima cowo ganteng shock bersamaan
"Maksud loe dia cewe ?" Ansel si jenius bertanya dengan hati hati.
"Hmmm"
Clay, Frey, Darian, Jarvis melongo dengan rahangnya yg sudah menganga. Apa iya pemilik motor sport kuning itu seorang wanita ?
"Yg bener loe rel ?" Darian masih berusaha meyakinkan
"Hmm"
"Berarti dia cewe keren weyy,,dia bisa sejajar dan seri sama si Arel" Frey beranalisa dengan pemikirannya
"Lah iya ya,, ajegile tuh cewe. Makin penasaran gw"
"Loe tertarik?" Kali ini Ansel yg lebih kalem dan lebih sering menjadi penerjemah dr Arel yg selalu irit bicara, melempar pertanyaan kepada Arel.
Arel menoleh dan hanya menatap Ansel sebentar. Barulah Arel memakai helmnya kembali dan bergerak meninggalkan arena sirkuit yg masih dipenuhi para muda mudi dr berbagai sekolah dan pastinya untuk umum. Bergegas kelima sahabat Arel lainnya yg juga termasuk anggotak Black Eagle menyusul Arel dengan motor sport mereka masing-masing.
***
Yah, Black Eagle memang sering turun ke jalan untuk mengikuti balapan motor. Tapi dibalik kesenangan mereka di jalanan, mereka juga banyak melakukan misi untuk membantu mengungkap kejahatan atau bisnis ilegal lainnya. Tak ayal mereka juga di sebut sebagai sebuah gangster positive Karna bukannya merugikan justru mereka banyak melakukan hal-hal positif.
Black Eagle , terdiri dr enam orang anggota inti dengan Areliano sebagai ketua, Clay wakilnya (yah walaupun Clay adalah cowo bar bar, tapi dia mampu menyeimbangkan kekuatan dan otaknya dengan sang ketua), ada Ansel yg jenius sebagai ahli strategi, Frey yg terkenal slenge'an tapi ahli IT, dan Darian serta Jarvis sebagai pemimpin anggota divisi Black Eagle yg sudah ada puluhan.
Yah, Black Eagle didirikan oleh Kasian Anzaga (ayah Arel) beserta sahabat-sahabat nya, lalu diturunkan kepada anak-anak mereka. Sedangkan Arel dan para sahabatnya sudah mengambil alih Black Eagle sejak kelas 1 SMA.
***
'Loe kenapa langsung balik sih ? '
'kenapa?'
'Harusnya tanding ulang dulu cher'
'Males'
'Yaelah, padahal kan hadiahnya lumayan cher. Bisa nambah tabungan loe'
'Gapapa, gw buru-buru. Daripada si Ravo maki-maki gw lagi bang'
'hufff ... Yaudah. Kalo ada apa-apa langsung hubungin gw'
'hmmm'
Ttuuutttt~
Sambungan telepon antara Reyshaka dan Adik sepupunya pun terputus. Si pengendara motor sport kuning , yaa... Dia adalah Cherika Eileen Britney adik sepupu dari Reyshaka (ketua geng Star). Gadis Cantik berambut hitam pekat dengan kulit putih bersih, hidung kecil mancung, alis tegas, bola mata berwarna grey, serta bibirnya yg berwarna kemerahan bak buah cherri.
Cheri gadis cantik (bisa dibilang cantik bgt), memiliki kehidupan bak angin ribut. Siapa sangka dilihat dr wajahnya yg cantik dan hidupnya yg berkecukupan, ternyata memiliki hubungan yg amat sangat tidak baik dengan ayahnya. Apalagi semenjak sang ibu meninggal dunia, Ravo Andrian(ayah cheri) semakin membenci cheri entah apa alasannya. Tak jarang cheri mendapat pukulan atau lemparan benda apapun ketika sang ayah sedang melampiaskan emosinya. Hal itulah yg menyebabkan cheri tumbuh membentuk dirinya untuk menjadi kuat, keras, dan bisa mengandalkan diri sendiri.
Cheri tidak takut kepada Ravo sang ayah, dia bertahan hidup dengan Ravo Karna ingin tetap menikmati uang yg dia dapatkan dr Ravo sang ayah. Yah, sebenci apapun Ravo pada cheri, dia akan tetap memberikan uang dalam jumlah besar kepada cheri. Tentu bukan Karna keinginan dan kewajibannya sebagai ayah, tapi Karna ingin mempertahankan anak perusahaan yg saat ini sedang ia kelola.
Perusahaan yg sebenarnya milik mendiang sang istri , dan akan di wariskan kepada cheri. Jadi, jika Ravo tetap ingin menikmati kekayaannya, dia harus tetap menghidupi cheri dan mengirimkan bukti nya kepada tuan Britney (kakek cheri). Yah, tuan Britney memang masih mengijinkan Ravo untuk mengelola anak perusahaan milik nya. Sejauh inipun Ravo selalu mencukupi kehidupan Cheri cucu kesayangan tuan Britney (cucu perempuan satu2nya).
***
Hari ini hari Senin, seharusnya Cheri mulai masuk ke sekolah barunya hari ini. Tapi Karna gadis itu malas mengikuti upacara hari pertama di sekolah barunya, maka gadis itu memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.
Cheri baru saja membuka matanya saat jarum jam menunjukkan angka 7.30 pagi. Gadis itu segera beranjak menuju kamar mandinya dan segera bersiap-siap. Cheri berencana akan pergi ke rumah tantenya (kakak dari ibunya) setelah ini. Sejak kepindahannya ke kota ini lagi, cheri belum sempat mengunjungi tantenya itu.
Saat akan melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah nya, Cheri terpaksa berhenti Karna pertanyaan Ravo ayahnya
"Kenapa kamu tidak ke sekolah?" Tanya Ravo tanpa mengalihkan pandangan dr layar I-Pad nya.
"Besok" jawab Cheri dengan tatapan datarnya.
"Jangan membuat saya menyesal mengeluarkan uang untuk sekolahmu. Sekolahmu mahal, maka manfaatkan itu selama saya masih mau membiayai mu" Ravo menyeringai setelah ucapannya itu
Cheri mengepalkan tangannya. Mendadak mood gadis itu rusak Karna ucapan Ravo. "Gak usah ngurusin aku." Cheri menjawab sambil melangkahkan kakinya ingin segera pergi.
"Kurang ajar!!" Ravo bangkit dan melempar vas bunga yg ada di meja sebelah kursinya ke arah cheri berjalan. Syukur vas bunga itu meleset ke arah tembok dan tidak mengenai kepala Cheri.
Cheri hanya menoleh sekilas dan segera melangkah keluar tak ingin membuang-buang waktu. Sedangkan umpatan umpatan masih terdengar dr mulut Ravo mengiringi kepergian Cheri.
Jika ada yg bertanya kenapa Cheri tidak melaporkan Ravo pada kakeknya ? Jawabannya, Karna Cheri tidak ingin menambah beban pikiran sang kakek serta tidak ingin kakeknya celaka. Terlebih lagi, kalau saja tuan Britney mengetahui sikap buruk mantan menantunya itu, jelas saja tuan Britney akan segera bertindak dan mengambil lagi anak perusahaan yg dikelola Ravo. Tapi tidak akan se simple itu, banyak orang2 suruhan Ravo untuk terus mengintai tuan Britney. Dan jika Cheri berani dan salah salah dalam bertindak, maka nyawa kakek nya dalam bahaya. Dan Cheri tidak menginginkan hal itu terjadi.
***
Cheri melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata hingga memasuki sebuah kawasan perumahan. Dan saat dirinya sampai sebuah rumah ber-cat biru langit agak mendung tanpa pagar, Cheri menghentikan laju motornya dan memarkirkan di tempat yg tersedia.
Tanpa berlama-lama Cheri segera menuju pintu utama dan mengetok pintu tersebut
Tok tok tok
'iya tunggu sebentar'
Terdengar sahutan seorang wanita dr arah dalam rumah tersebut.
"Cheri sayang ? Kenapa baru kesini ? Ayo ayo masuk." Sapaan hangat terdengar dr wanita paruh baya yg masih terlihat begitu cantik saat pintu terbuka.
"Halo Tante" Cheri menyunggingkan senyumnya kepada kakak dr sang mama "Cheri baru sempet Tante"
"Kamu baik-baik ajah kan sayang ?" Pertanyaan yg selalu di lontarkan oleh Tante Gina saat bertemu Cheri
"Cheri baik Tante"
"Syukurlah, kalau kamu merasa gak baik kamu bisa tinggal sama Tante." Suara Tante Gina memang selalu mampu membuat tenang
"Iya Tante. Eh, Bang Rey kuliah?" Kali ini Cheri menanyakan Abang sepupunya itu
"Kayaknya nanti siang deh. Sekarang masih dikamarnya tuh. Sana kamu samperin ajah cher. Pulang nanti yaa, kamu makan siang disini. " Tante Gina mulai beranjak ke arah dapur dirumahnya
"Oke Tante. Cheri nyamperin Abang dulu."
Lalu Cheri beranjak dari duduknya dan langaung menuju lantai dua dimana kamar Reyshaka berada. Tanpa mengetuk pintu Cheri membuka pintu tersebut dan melangkahkan kakinya memasuki kamar bernuansa biru abu-abu kucing itu.
Terlihat Rey sedang sibuk dengan benda pipih di genggamannya hingga tak sadar dengan kehadiran Cheri yg sekarang sudah ada di sampingnya sambil memperhatikan aktivitas lelaki manis itu dengan handphone nya.
"Bang" Cheri menepuk pundak Rey
"Pocong" Rey terlonjak kaget hingga Handphone nya terjatuh. Untung saja kakinya bisa menangkap benda pipih itu dan mengapitnya di antara dua pahanya.
"Dih si Abang, gw belom mati" Ujar Cheri sembari berjalan ke arah ranjang tidur dengan kekehannya.
"Bangke lu, kaget gw njir!" Sungut Rey lalu beranjak mengikuti cheri dan duduk di pinggiran ranjang. "Orang mah kalo mau masuk spada dulu kek. Gw blom mau punya penyakit jantung ".
"Hahahaha,, maap bang. Besok besok gw gedor pintu dulu"
"Loe gak sekolah? Bukannya hari ini hari pertama loe ke sekolah baru ?” Rey keheranan kenapa Cheri ada dirumahnya bukan ke sekolah.
"Besok ajah bang. Sekarang upacara, males gw"
Rey menoyor kepala Cheri dengan gerakan cepat "Dasar pemalas!"
"Abang !!" Pekik Cheri tertahan sembari merapikan rambutnya yg berantakan akibat ulah Rey.
"Si Rembo gak marah ?" Tanya Rey kemudian
"Rembo ? Gila lu yaa. Dikira ayamnya tok dalang?" Cheri tak habis fikir dengan Abang sepupunya ini. Bisa bisanya dari Ravo lari ke Rembo. Lalu mereka saling lirik, hening sejenak dan kemudian lepaslah tawa mereka berdua.
"Mirip lah mereka" Ujar Rey disela sela tawanya.
"Tadi pagi gw udah dilempar vas bunga kok" Tak ada raut sedih di wajah Cheri. Justru dia masih melanjutkan sisa tawanya. Lain halnya dengan Rey yg sudah melotot tak percaya dengan apa yg Cheri ucapkan.
Sedetik kemudian, Rey memasang wajah seriusnya dan menatap wajah adiknya itu "Loe yakin gak mau tinggal disini ? Atau sekalian bilang Opa ajah?"
Cheri hanya tersenyum memandang abangnya itu "gw gak mau opa celaka bang. Lagian gw masih kuat tinggal di rumah itu. Gw masih punya banyak rencana yg harus gw lakuin ke papa."
"Hufff...gw hawatir Cher." Rey membuang nafasnya kasar. Yah, memang dr semua keluarga Cheri, hanya Reyshaka lah yg tau bagaimana sebenarnya kehidupan gadis cantik itu. Bagaimana seringnya Cheri menjadi pelampiasan kemarahan Ravo. Dan itulah yg membuat Rey merasa tak tega dengan Cheri.
Tapi untuk memaksa Cheri pun Rey tak bisa. Karna gadis itu menegaskan bahwa dirinya memiliki rencana sendiri. Rey hanya bisa membantu disaat Cheri yg memintanya.
"Tenang ajah bang, tabungan gw udah banyak. Ntr lagi cukup buat beli apartemen." Cheri menyadari raut wajah Reyshaka. Dia berusaha menenangkan abangnya itu agar tidak terlalu hawatir.
"Loe mau beli apartemen?"
"Hmmm" gumam Cheri sembari menatap Rey "kalo gw udah ada apart, gw pasti bakal lebih sering disana. Kan jadinya bakal jarang ketemu papa. Gw pulang kalo ada hal tertentu ajah bang."
"Yaudah deh, gw percaya sama loe. Ntr gw cariin info balapan gimana ? Hadiahnya lumayan. Loe kan jago tuh, semalem ajah Lo bisa imbang sama si raja jalanan ?"
"Oke"
***
Cheri menepati janjinya pada ibunda Rey untuk makan siang bersama. Selain Karna memang Cheri malas pulang kerumahnya, gadis itu juga sebenarnya nyaman di rumah Tante Gina.
Cheri berusaha bersikap sebagaimana biasa. Menutupi semua masalah dan luka yg dia alami. Rey, ia benar-benar salut pada Cheri, bagaimana tidak? Dr kecil cheri sudah berani menghadapi semuanya sendiri. Cheri benar-benar tidak ingin kakeknya dalam bahaya. Sedikit banyak cheri tau rencana Ravo untuk mengambil alih perusahaan milik ibunda cheri itu.
"Ntr malem ada balapan lagi. Loe mau gak ?" Pertanyaan Rey kepada Cheri saat mereka tengah makan siang bersama di kediaman Rey.
"Boleh" Jawab Cheri santai
"Oke, ntr gw konfirmasi lagi."
"Cheri jangan diajakin balapan terus Rey. Takut kenapa-kenapa cheri nya" Gina, ibunda Rey menyela pembicaraan anak dan ponakannya.
"Tenang ajah bund, Cheri tuh jago bgt balapannya. Lebih jago dr Rey malahan"
"Iya Tante tenang aja, Cheri gabakal nyelakain diri sendiri kok." Kali ini Cheri yg bersuara
"Iya bund, semalem ajah dia bisa nyamain kedudukan sama si raja jalanan dr Black Eagle." Sahut Rey kemudian.
Cheri yg sedang menikmati makanannya terdiam sejenak. "Black Eagle?" Tanya Cheri kemudian. Cheri mengingat seperti tak asing dengan nama tersebut.
"Iya, yg seri sama loe semalem itu anak Black Eagle. Yg biasanya gapernah kalah sekalipun. Jago loe bisa nyamain." Rey benar-benar kagum dengan skill bermotor cheri. Walaupun dulu Rey lah yg mengajari cheri, entah kenapa justru cheri lah yg berkembang pesat.
Sedangkan cheri masih diam di tempat nya. Ia berusaha mengingat nama geng yg baru saja disebutkan oleh Rey. Benar-benar gak asing di pendengaran.
***
Malam ini Cheri menyelesaikan balapannya dengan baik. Ia pun membawa pulang hadiah dengan nominal yg bisa dibilang lumayan.
'ahhhh,, bahagianya aku. Ntr lagi punya apartemen, bisa bebas'
Cheri tengah berada di kamarnya , bersiap untuk menuju alam mimpi. Besok gadis itu akan memulai hari di sekolah barunya. Dua tahun lalu Cheri masih berada di kota ini, saat itu dirinya baru saja menginjak kelas satu SMA. Tapi Karna kepentingan ravo sang ayah, maka gadis cantik itu akhirnya harus mengikuti kemana Ravo pindah.
Dan sekarang, setelah 2 tahun akhirnya Cheri kembali ke kota J ini lagi. Sempat ragu tapi ia rindu suasana kota ini. Makanya, Cheri Sengaja memilih sekolah baru, bukan sekolah SMA nya 2 tahun lalu. Gadis itu ingin suasana baru dan kehidupan baru. Selain itu, ada masa lalu yg ingin Cheri lupakan sebenarnya. Entah dia bisa atau tidak, walaupun perasaannya masih tetap sama.
"Isi dulu perutmu itu!"
Arel yg sedang menuruni undakan tangga akhirnya berjalan menuju ruang makan setelah sang ayah menyapa nya pagi itu. Arel menarik kursi makannya, duduk dan menyantap sandwich yg tersedia di hadapannya.
"Bagaimana misi kemarin boy?" Kaisan memulai pembicaraannya setelah Arel duduk dengan tenang di kursinya
"Tinggal eksekusi" Arel hanya menjawab singkat.
"Hmm Baiklah, putraku memang selalu bisa di andalkan." Sahut Kaisan dengan senyuman tipisnya.
Bagaimana tidak, setiap misi yg di hadapi oleh Arel dan sahabat-sahabatnya selalu selesai dengan cepat dan memuaskan. "Besok hari peringatan untuk mommy mu.... Kau ingin menabur bunga di makam mommy ?"
Hening sejenak. Kaisan menatap putranya yg masih mengunyah sandwich itu. Sampai akhirnya Arel menjawab
"Oke,, besok kita ke makam"
Kaisan menyunggingkan senyumnya sambil mengangguk tanda setuju mendengar jawaban dr putra semata wayangnya itu. Lalu akhirnya Arel bangkit dr duduknya dan bergegas pergi ke sekolah.
"Aku pergi dulu" pamit Arel singkat lalu berjalan menuju pintu utama.
Kaisan hanya menggelengkan kepalanya. Merasa heran dengan Arel yg irit sekali dalam berbicara. Jika orang yg tidak tau, mungkin mereka akan mengira hubungan Arel dan ayahnya tidak baik. Padahal sebenarnya hubungan mereka sangat baik. Hanya saja, Arel dengan tipikal irit bicara dan terkesan cuek sedangkan Kaisan dengan tipikalnya yg sangat tegas dan selalu serius, menjadikan mereka terlihat seperti sedang bersitegang (padahal mah 2 cogan beda usia itu memang kaku).
***
'Arel makin hari makin cakep njir!'
' Definisi susah digapai kalo kaya gini '
'Gak dapet Arel, boleh gak dapet salah satu dr mereka?'
'Liatin mereka tiap hari di sekolah ajah udah untung bgt '
'Omooo,, suami masa depan kita hot bgt njayy'
Dan masih banyak celotehan siswa-siswi lainnya ketika Arel dan para sahabatnya berjalan di koridor menuju sebuah saung dekat gudang belakang sekolah. Tempat yg jarang sekali ada orang berlalu lalang di di area itu.
Anggota Black Eagle yg sudah darisananya cerdas tidak tertolong, memang sudah sering sekali membolos di jam pelajaran. Siapa yg berani melarang ? Tentu saja tidak ada. Selain donatur terbanyak di SMA Bina Nusantara adalah dari orangtua mereka, anggota Black Eagle memang disegani semua orang.
Sedangkan di lain tempat, aktivitas para siswa-siswi yg sedang menunggu bel tanda masuk berbunyi seketika dibuat terhenti. Ada apa ? Nah, perhatian mereka tertuju kepada motor sport kuning mencolok yg baru saja memasuki gerbang sekolah.
Motor sport asing yg tidak pernah terlihat sebelumnya namun tiba-tiba saja diparkirkan di parkiran sekolah tersebut. Setiap mata memandang lekat ke arah seseorang yg mengendarai motor motor sport CBR 250RR itu.
'itukan yg waktu itu ikutan balap motor ya?'
'eh iya iya bener. Yg bisa ngimbangin Arel ketua Black Eagle itu kan?'
'ngapain dia disini?’'
'Haiissshhh,, apa dia mau sekolah disini ya?'
' Asli penasaran gue'
Yah, semenjak penunggang motor sport kuning mencolok itu mengikuti balap motor dan dapat mengimbangi ketua Black Eagle, mau tidak mau, Se seantero kota membicarakannya. Selain penasaran dengan rupa dibalik helm , mereka juga mengagumi skill pemotor itu.
Kembali ke parkiran ~ setelah memarkirkan motor kuningnya, gadis itu segera membuka helm fullface nya dan sedikit merapikan rambutnya. Menggerai rambut setelah mencepol tinggi rambutnya saat menggunakan helm tadi.
'Astogeee, dia cewe ?'
'Gila gila gilaa ,,, dia keren bgt ! Mau nangis gue. Dia kan yg bisa nyeimbangin Baby Arel?'
'Omooo,,gw kira cowo keren. Ternyata cewe cantik bgt gila'
'Calon Queen sekolah nih'
'Gak ada yaa, gak ada yg bisa ngalahin Revina'
'calon calon target si Revina sih ini'
Dan masih banyak cuitan lainnya. Mereka menatap kagum, tak sedikit juga yg menatap iri. Mereka menyangka pengendara motor kuning itu adalah seorang lelaki keren, tapi mereka dibuat terpana dengan kenyataan bahwa pembalap dengan skill super keren itu adalah seorang wanita yg amat sangat cantik
Dia adalah Cherika, gadis yg membuat kehebohan di halaman parkir. Setelah merapikan penampilannya, cheri berjalan di koridor ingin menuju ke ruang kepala sekolah untuk mengkonfirmasi kehadiran nya sebagai siswi baru di sekolah tersebut.
***
-Kelas XII IPS 1-
Suasana yg sedari tadi ricuh seketika hening ketika wali kelas mereka melangkah memasuki kelas dengan siswi baru yg mengikuti di belakang nya.
"Perhatian semua, hari ini kalian kedatangan teman baru. Ibu harap kalian bisa berteman dan saling membantu"
"Pasti Bu, lebih dari temen juga boleh" Celetuk salah satu siswa di pojokan
'Huuuuuuuu'
Serempak suara sorakan terdengar dr siswa-siswi di kelas itu.
"Sudah sudah, nah kamu silahkan perkenalkan diri"
"Gue Cherika Eileen. Panggil Cheri." Cheri memperkenalkan diri singkat.
"Haisshhh,, pantes semanis cheri" saut salah satu siswa laki2 lainnya.
Cheri hanya tersenyum sekilas. "Nah Cheri, silahkan kamu duduk. Cari saja bangku kosong yg ingin kamu tempati"
"Baik Bu." Setelah menjawab Cheri mengedarkan pandangannya mencari tempat duduk yg pas untuknya. Disana sudah banyak siswa laki-laki yg memberi kode agar cheri mau duduk bersama. Tapi cheri tidak tertarik dan pandangannya tertuju di satu tempat.
Cheri melangkah ke arah kursi nomor 3 dari belakang. Disebelahnya ada sudah ada gadis imut dan berpipi tembam,
"Gue boleh duduk disini ?" Tanya Cheri kepada gadis imut itu
"Eh,,iya boleh ajah" jawabnya sembari mengangkat kepalanya menatap Cheri."Gw Aurel Natasha, panggil ajah Urel" lanjutnya seraya menjulurkan tangan kepada Cheri.
"Gue Cheri"
"Loe cantik bgt gila'. Gw yg cewe ajah naksir." Urel benar-benar menatap Cheri lekat. Yah Cheri memang cantik dan tidak membosankan. Cheri yg di puji Urel hanya menarik sudut bibirnya sedikit.
"Boleh kan kita temenan ?" Lanjut Urel ketika Cheri sudah duduk nyaman di sebelahnya.
"Boleh, gue juga kan belum kenal siapapun disini"
"Yyeeyy"pekik Urel yg senang dengan jawaban Cheri. "Thanks ya Cher?” Ucap Urel kemudian yg hanya dibalas anggukan dari Cheri.
Setelahnya suasana kondusif kembali di kelas Cheri. Mereka kemudian memulai pembelajaran seperti biasa. Cheri mulai menyesuaikan diri di kelas dan sekolah barunya. Mungkin dia akan meminjam buku paket di perpustakaan pada saat jam istirahat nanti, agar bisa mengikuti pembelajaran berikutnya dengan nyaman.
***
Teng....teng....teng....
Bel berbunyi tanda istirahat, Cheri menghela nafasnya kasar. Cukup melelahkan untuk otaknya.
"Mau ke kantin gak?" Urel merapikan alat tulisnya dan menoleh melihat ke arah Cheri yg juga sedang membereskan beberapa buku catatan di mejanya.
"Gw ke perpus, pinjem buku"
"Gw temenin deh, abis dr perpus mampir kantin bentar ya. Beli ganjelan perut" Ucap Urel di iringi senyuman manisnya semanis tebu Mateng
"Ganjel batu" jawaban Cheri singkat namun mampu membelalakkan mata teman sebangkunya itu.
"Heh, gw tabok lu ya. Ngelawak loe?" Jawab Urel sambil memukul pelan lengan Cheri. Yg di pukul hanya terkekeh kecil. Ternyata Urel asyik juga, sepertinya cocok menjadi teman Cheri yg memang susah mencari teman Karna lebih sering bodo amatan.
Cheri yg ditemani Aurel pun berjalan beriringan menuju perpustakaan. Tak bisa dipungkiri, peson Cheri benar-benar kuat. Secuek apapun Cheri, dia akan selalu menjadi pusat perhatian. Cheri yg berparas cantik dan Aurel yg berwajah imut dengan pipi tembam benar benar menarik perhatian berpasang-pasang mata.
"Loe masuk ajah cher, gue nunggu diluar ya. Mau bales chat cowo gw" Ucap Urel saat berada di depan pintu perpustakaan.
Cheri berhenti sejenak lalu menatap Aurel "Loe punya cowo ? Laku juga loe ." Cheri menyahuti dengan tanpa dosa.
"Eh bangsut, gw gak kalah cantik yaa. Gini-gini cowo gue masuk jajaran most wanted di sekolah ini." Jawaban Urel panjang kali lebar sambil berkacak pinggang
"Hmmm oke-oke" Cheri manggut-manggut.
"Yaudah, gw masuk dulu." Lanjut Cheri, lalu melangkahkan kakinya masuk ke ruang perpustakaan.
- di tempat berbeda-
Dua orang cowo populer sedang berjalan beriringan meninggalkan teman-teman mereka lainnya. Setelah melewati gudang kini mereka berjalan di sepanjang koridor gedung kelas X.
"Loe berduaan bareng pacar, lah gue bareng sapa ?" Tanya salah satu dr dua cowo ganteng itu
"Makanya, punya pacar dong." Jawab cowo lainnya.
"Suombong !!! mentang-mentang udah pacaran"
"Iri loe ?"
Percakapan 2 pria tampan itu terhenti saat melihat salah satu gadis di sebuah meja kantin itu melambai kan tangannya. Tanpa berfikir panjang, mereka melangkah mendekat ke arah meja yg di tempati wanita tadi.
"Hay Beb?" Sapa salah satu pria tadi
"Iya Beb, sini duduk" Ucap Urel sambil menepuk kursi panjang sebelahnya "Aku kenalin temen baru yg langsung klop bgt sama aku" lanjut Aurel dengan gaya ceriwisnya.
Cheri masih fokus dengan benda pipih di tangannya. Sampai akhirnya Aurel menepuk tangannya "Cher, kenalin ini pacar gw. Yg gw ceritain tadi." Cheri meletakkan Handphone nya lalu menengadah melihat sosok yg diperkenalkan Aurel kepadanya. Seketika kedua matanya terbelalak,
"Clay ,, Jarvis !!"
"Cherika !!"
Ketiga orang itu memekik bersamaan. Shock ? Oh sudah pasti. Cheri tidak menyangka bertemu dengan teman-temannya dulu saat di sekolahnya yg lama di kota J. Begitupun dengan Clay dan Jarvis, mereka mengerjapkan mata seolah mencari kesadaran dengan apa yg dilihatnya sekarang. Tapi yg lebih shock adalah Aurel.
"Loh, kalian saling kenal ?" Tanya Aurel kebingungan.
- Hening.......-
"Isshhh, jawab dong. Kan aku nanya " Aurel mulai sebal Karna tidak ada yg menjawab pertanyaannya.
"Eh, iya beb. Dulu kita satu sekolah. Trus Cheri pindah ke kota lain, dan setahun kemudian kita-kita pindah ke Sekolah ini." Akhirnya Clayro menjelaskan kepada kekasihnya itu.
"Kita - kita ?" Beo Cheri perlahan
"Iya kita semua Cher. Anggota inti Black Eagle"
Cheri tersentak, tapi kemudian berusaha tenang dari rasa terkejutnya. Clayro yg memahami reaksi Cheri kemudian tersenyum menggoda.
"Hmmm, kayaknya bakal......."
"Gausah buka atau ungkit masa lalu" Belum sempat Clay menyelesaikan ucapannya, Cheri dengan cepat menyela Karna tau arah pembicaraan Clayro akan berujung kemana. Clayro hanya manggut-manggut tanda mengerti, tapi tatapannya berbeda. Ntah, tatapan yg sulit sekali dijelaskan.
Melihat Jarvis diam mematung memandang cheri,
Plakk.....
Clay dengan cepat menampar pipi Jarvis. "Eh monyet." Jarvis terlonjak sambil memegang pipinya yg mulai memanas "Bedebah, maen nabok muka orang !" Sungut Jarvis kemudian
"Lah loe ngapain njirr liatin orang sebegitunya"
"Cheri makin cantik. Tersepona gue" ucap jarvis kemudia.
"Terpesona ogeb !! Clay menoyor kepala Jarvis " gausah aneh-aneh loe. Yg ada abis loe ntr " Clay mengingatkan sahabatnya itu.
"Ada apaan sih? Kok gw kaya orang bego sendiri gak tau jalan ceritanya" Aurel heboh sendiri Karna merasa cengo disana
"Gak ada apa-apa beb" Jawab Clay kemudian sambil mengusap surai halus kekasihnya itu. Yah, Clay yg terkenal dengan tingkah absurd dan omongannya yg blak-blakan, akan berubah manis jika sudah berhadapan dengan Aurel, kekasihnya.
Tak berselang lama, bel tanda masuk pun berbunyi. Cheri dan Aurel segera beranjak dr kantin dan segera menuju kelas mereka. Begitupun dengan Clay dan Jarvis, mereka berjalan menuju kelasnya Karna setelah ini akan ada kuis yg menanti.
***
Setelah dari kantin pada saat jam istirahat tadi, Cheri dan Aurel kini telah duduk manis di bangku kelasnya. Cheri dengan mimik mukanya yg susah di jelaskan, kini tengah menyibukkan diri dengan benda pipih di genggamannya.
"Cher,,loe beneran dulu satu sekolah sama anggota inti Black Eagle ?"
"Yaa begitulah." Cheri menjawab dengan tak mengalihkan pandangan dr benda pipih di tangannya.
"Trus loe kenapa pindah ?"
"Ngintilin bokap pindah tugas."
"Hhmmmm,,,," Aurel berdehem sambil mengusap-usap dagunya. "Trus loe Deket sama anggota Black Eagle? "
Cheri hanya menggelengkan kepalanya.
"Tapi Clay sama Jarvis ngenalin loe. Bahkan Jarvis sampe muji loe . Padahal di sekolah ini, gak ada berani Deket, berteman atau apapun itu. Kita-kita hidup di dunia ajah kayanya mereka gak tau." Aurel benar-benar sepenasaran itu.
"Gausah lebay deh." Cheri hanya menjawab singkat.
Percakapan mereka terhenti saat guru mata pelajaran geografi memasuki kelas. Cheri dan Aurel menyiapkan peralatan belajarnya dan kembali fokus kepada pembelajarannya saat ini.
Sebenarnya masih banyak pertanyaan yg ingin Aurel tau jawabannya dari teman sebangkunya ini. Namun ia tahan kekepoannya, agar Cheri tak merasa risih dengan pertanyaan-pertanyaan yg akan dia lontarkan.
Terlebih lagi, mereka baru saja dekat. Gak masuk akal kalau Aurel sekepo itu walaupun sebenarnya hal-hal dasar yg ingin dia tau. Nanti seiring waktu pasti tau,,begitu batin Aurel.
Clay dan Jarvis sudah duduk manis di kelas mereka. Gak bolos ? Tentu saja tidak, Karna setelah jam istirahat ini, kelas XII IPA 1 akan ada kuis evaluasi. Jadilah enam orang cogan yg biasanya membolos, detik ini mereka berdiam duduk manis di kelasnya.
Dua jam mata pelajaran Fisika yg diisi dengan kuis evaluasi sudah selesai. Arel segera beranjak dan keluar dari kelasnya menuju tempatnya berdiam diri di sekolah. Tanpa aba-aba, kelima sahabatnya pun beranjak juga dan menyusul sang ketua.
"Misi terakhir kita gimana ?" Pertanyaan Darian ketika mereka sudah duduk santai di saung belakang gudang sekolah.
"Target sudah terkunci." Ansel menjawab sembari membuka kaleng minuman di hadapannya. "Frey !! Ntr loe hubungin polisi, sisanya biar mereka yg selesaikan." Lanjut Ansel memberi instruksi.
"Ashiaappp" jawab Frey santai
"Kayaknya , kita bakal punya misi baru lagi." Kali ini Darian yg menuturkan.
"Misi apaan ? Polisi belum ada confirm tuh."
"Tunggu ajah, bentar lagi pasti komandan ngubungin loe atau Frey." Jarvis menjawab pertanyaan Clay.
"Emang kasus apaan ?" Ansel angkat suara juga.
"Orang hilang." Darian yg memberi tahu.
"Kasus orang hilang doang ? Polisi gak bisa nanganin ?"
"Masalahnya, ini gak sesederhana yg kita pikirin."
"Menurut berita dr kepolisian, dalam 2 Minggu terakhir ada laporan kasus orang hilang." Ini Darian yg membahas.
"Hilang gimana maksudnya?" Clay langsung memasang tampang seriusnya jika sudah berhubungan dengan misi.
"Jadi menurut info, sudah ada kurang lebih 5 orang menghilang. Di selidiki bahkan puluhan detektif tetep aja gak Nemu titik terangnya. Benar-benar bersih tanpa jejak. Jadi gak bisa disimpulkan orang hilang ini atas kemauan sendiri alias kabur atau justru diculik." Darian menjelaskan inti kasusnya. Kemudian menyeruput minuman di hadapannya sebelum melanjutkan penjelasannya "Dan korban yg hilang itu katanya 3 ibu hamil dan 2 anak kecil. Dan identitasnya lengkapnya gak ada"
"Frey ??" Arel melirik Frey
"Apaan ? Jangan manggil doang boss,, jelasin dikit ngapa sih? Mahal bgt suara loe." Frey bersungut ria Karna tak paham dengan maksud ketuanya itu.
Sedangkan Ansel menatap Arel sepersekian detik lalu mengangguk tanda mengerti. Ansel menatap Frey
"Maksud Arel, coba loe telusuri dan cari tau identitas korban."
"Oohhhh.....oke" jawab Frey sambil memberi simbol oke dengan jarinya.
"Kapan kita bahas Rel?" Ini Clay yg bertanya
"Tunggu polisi"
"Maksud loe, nunggu polisi minta bantuan kita gitu?"
" Hemmm" jawaban andalan Arel
***
Di tempat lainnya tepatnya di kelas XII IPS 1, sedang jamkos (jam kosong). Cheri sejak tadi susah untuk fokus Karna banyaknya pertanyaan di otaknya. Tapi semakin dia tahan, semakin tidak bisa. Ada sisi kepo juga dalam dirinya.
"Urel, gue boleh tanya sesuatu?" Cheri akhirnya bertanya saja. Daripada pening kepala daritadi
"Loe pasti mau nanya tentang Clay dan temen-temen nya kan ?"
"Ehh...." Cheri terkesiap mendengar tebakan Aurel. "kok loe tau?" Cheri keheranan
"Udah gue duga. Loe keliatan bgt Cher abis balik dari kantin, atau lebih tepatnya abis ketemu cowo gue loe jadi gak fokus." Aurel membeberkan tebakannya itu
"Keliatan bgt ya" Cheri meringis sambil menggaruk kepala yg sebenarnya tidak gatal.
"Mau nanyain apaan ? Atau loe kepo sama salah satu dr mereka ?"
"Gue cuma mau nanya, loe kok bisa pacaran sama si Clay? Trus kenapa mereka bisa pindah ke sekolah ini ?"
Aurel menarik nafasnya kemudian meletakkan benda pipih yg sejak tadi dia genggam di tangannya. Lalu menatap Cheri dan menjelaskan "mereka pindah kesini Karna sebuah misi. Waktu itu banyak murid disini yg jadi korban penculikan untuk dijual....."
"Dijual ?" Cheri terkejut dan membelalakkan matanya tak percaya
"Iya diculik trus dijual entah dijadiin pelacur atau dikirim ke luar negri. Dan salah satu korbannya waktu itu adalah gue."
Cheri makin shock mendengar cerita teman sebangkunya itu. Aurel hanya tersenyum melihat reaksi Cheri saat itu, laku melanjutkan ceritanya,
"Gue sempet di sekap, tapi untung belum sempat di apa-apain sama penculiknya. Pas gue di culik pulang sekolah, ternyata Clay sama si Frey yg liat trus ngikutin gue deh. Endingnya, yah bisa loe liat sendiri. Gue selamat tanpa kurang satu apapun trus dapet bonus cinta pandangan pertama sama my baby clay." Aurel terkekeh setelah menjelaskan kejadian yg terjadi di masa lalu.
Cheri melengos memutar bola matanya malas saat mendengar ending cerita Aurel.
"Trus korban yg lain gimana ?"
"Yg masih di sekap ya di bebasin. Sedangkan yg udah dijual....entahlah, mereka jadi urusan polisi waktu itu."
"Eh,,tapi kok bisa gampang bgt nyulik anak SMA sini ?"
"Gampang lah, malah ada yg ikut secara sukarela. Soalnya penculiknya nyamar jadi guru olahraga disini. Sempat jadi idola murid sini juga, soalnya muda dan ganteng."
"Astaga !!" Pekik Cheri setelahnya.
"Ya gitu deh pokoknya. Tuh guru, manfaatin ketenarannya buat deketin mangsa. Jadi korban kebanyakan dengan senang hati ngikutin."
"Gue yakin tuh penculik gak aman di tangan Black Eagle."
"Ekhemm,, kayaknya loe tau banyak tentang anak-anak Black Eagle ? Spill dikit boleh ?" Aurel mode kepo setelahnya
"Gue udah nanya nya, So,,Stop !! gausah bahas mereka lagi"
Aurel hanya mendengus kesal. Padahal dirinya juga sedang kepo dengan hubungan mereka di masa lalu. Ya, hubungan atau seberapa dekatnya cheri dan teman-teman dari kekasihnya. Aurel Menatap Cheri beberapa detik, kemudian beralih kepada benda pipih di hadapannya.
***
Cheri sudah berada di kamarnya. Menghempaskan tubuh rampingnya ke atas kasur ternyamannya. Pikirannya belum bisa fokus, entah apa yg sedang di fikirkan.
Tok...tok....tok....
Tiba-tiba saja suara ketukan pintu terdengar dr luar kamar cheri. Dengan langkah gontai cheri berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Terlihat ketua pelayan yg sedang berdiri di depan kamar gadis itu.
"Maaf nona, tuan menunggu anda diruang kerjanya." Kata maid itu sambil menundukkan kepalanya
"Oke bi'..." Kemudian Cheri keluar dr kamarnya dan berjalan malas menuruni anak tangga menuju ruang kerja ayahnya.
'Ada apaan ya ? Kok tumben bgt'
Tanpa mengetuk pintu, Cheri membuka pintu ruangan kerja ayahnya dan berjalan masuk. Hening,,,,Cheri tidak menemukan keberadaan sang ayah di ruang kerjanya. Cheri melihat sekitar , tidak ada yg aneh. Hanya ada meja kerja dengan banyak berkas-berkas, rak buku besar dan banyak nya buku tersusun rapi, serta sebuah sofa besar di sudut ruangan.
-ceklek-
Cheri memutar kepalanya saat pintu ruangan itu terbuka. Disitulah Ravo, sang ayah masuk dan mulai melangkah ke arah kursi kebesarannya.
"Nanti malam jangan kemana-mana, berdandan lah dan temani saya untuk makan malam" ucap Ravo tanpa basa-basi
Cheri menyatukan alisnya seolah bertanya dan keheranan dengan permintaan ayahnya itu. Melihat bagaimana ekspresi cheri, Ravo berdehem lalu menatap lagi ke arah cheri
"Kita akan makan malam sekaligus bertemu dengan calon suamimu"
"Suami ?" Beo Cheri pelan
"Ya, saya akan menjodohkan kamu dengan putra tunggal penerus ElvoTech !!"
"Gila" Cheri melengos kesal kemudian kembali Menatap nyalang kepada pria paruh baya di hadapannya itu.
"Jaga ucapanmu Cheri !!" Ravo meninggikan suaranya. "Jangan membantah !! jika kamu masih ingin menikmati hasil dari Eileen group, maka menurutlah."
"Jangan menjual ku hanya untuk kepentingan pribadi papa !!"
Ravo menatap nyalang ke arah cheri, rahangnya mengeras. "Saya bilang Jangan membantah !!! Eileen group atas namamu , jadi berkontribusi lah sedikit. Selama ini saya yg bekerja keras mengembangkan perusahaan itu. Dan kamu hanya menikmati hasilnya saja."
"Cheri gak nyuruh papa buat ngurusin perusahaan itu."
"Tapi mama mu yg memberi mandat."
"Kalo gitu, papa gak usah capek-capek ngurusin perusahaan itu. Biarin bangkrut !!"
Ravo menghembuskan nafasnya dan mengusap wajahnya kasar. Menatap marah kepada anak gadis yg ada di hadapannya. Begitupun cheri, ia menatap tajam kepada sang ayah.
"Oke...kalau kamu menolak perjodohan ini dan tidak perduli dengan Eileen group,lebih baik kamu serahkan saja perusahaan itu kepada saya. Kita tunggu saat umurmu sudah 20 tahun, tanda tangani surat pengalihan perusahaan dan saya akan tetap memberikan kompensasi untukmu. Bagaimana ?" Ravo menyeringai licik pada akhirnya.
"Cheri gak akan Sudi, itu punya mama dan papa cuma manfaatin itu semua." Jawab Cheri cepat."Alih-alih buat ngehidupin aku, kenyataannya 90 persen hasil perusahaan hanya untuk kesenangan papa diluar sana !! Dada Cheri naik turun Karna emosi.
"Bahkan semenjak mama gak ada, dan papa yg pegang perusahaan,,,papa berubah jadi orang yg angkuh dan gak berperasaan!! Yg ada di fikiran papa cuma harta. Bahkan mengakui Cheri sebagai anak hanya sebagai formalitas papa aja. Pokoknya sampai kapanpun cheri gak mau di jodohin hanya untuk urusan kerja dan kesenangan papa !" Kali ini Cheri meninggikan nada suaranya.
Setelah menumpahkan rasa kesal dan marahnya, Cheri berjalan cepat meninggalkan Ravo di ruang kerjanya. Cukup lega bagi Cheri menumpahkan segala rasa kesalnya selama ini kepada sang ayah. Sedangkan Ravo ? Sudah dipastikan sedang menahan emosinya emosi.
"Anak kurang ajar!!!"
Teriakan Ravo masih terdengar saat Cheri mulai menaiki tangga menuju kamarnya di lantai 2. Cheri kesal, marah, benci, dan ...... Entahlah, rasanya campur aduk.
Sedangkan Ravo, dia menelpon ajudan kepercayaan nya
'Jaga kamarnya dan jaga rumah ini !! Pastikan nanti malam dia akan datang, jangan sampai dia kabur'
***
Cheri sudah berada di kamarnya. Dia duduk di depan meja riasnya. Pikirannya entah kemana, banyak hal yg sekarang gadis itu fikirkan. Lebih lagi, cheri benar-benar murka kepada ayahnya. Tak habis fikir, kenapa ayah yg sangat dia cintai bisa berubah seperti sekarang.
10 tahun yg lalu tepatnya, sikap ayahnya mulai berubah. Entah apa pemicunya,,, sang ayah menjadi mudah marah dan bahkan mulai sering main tangan kepada Cheri serta mamanya. Terlebih saat mama Cheri meninggal, sang ayah semakin menjadi-jadi sampai sekarang hubungannya dengan Cheri bak orang asing.
Kecewa ? Sudah pasti. Cheri begitu menyayangi ayahnya itu, tapi rasa kecewanya lebih besar. Ingin menangis, tapi rasanya air mata sudah kering Karna terlalu sering menangis.
'Gue udah gak bisa lagi tinggal disini !! Gue harus pergi !! Tabungan gue udah cukup, bahkan lebih'
Yah, cheri akhirnya memutuskan untuk pergi. Rasa kecewanya sudah tidak bisa dibendung lagi. Dia juga tidak ingin di jodohkan dengan siapapun apalagi nikah muda.
Cheri memasukkan semua barang yg sekiranya penting ke dalam ransel besar miliknya. Setelah selesai, dia berjalan ke arah nakas dimana terletak sebuah foto seorang wanita cantik.
'Ma, maafin cheri gak bisa pertahanin rumah mama ini. Tapi cheri janji, cheri bakal tetep rebut perusahaan mama. Cheri sayang mama'
Cheri memeluk foto itu sekilas lalu berjalan ke arah pintu. Sialnya saat mencoba membuka pintu kamarnya, ternyata pintu itu sudah terkunci dari luar
'shit !'
Cheri diam sejenak sembari berfikir bagaimana caranya dia bisa keluar dari rumah itu. Cheri berjalan ke arah balkon mengamati keadaan sekitar. Satpam rumah sedang berjaga di depan, sedangkan penjaga suruhan ayahnya masih belum nampak.
Cheri memanfaatkan keadaan itu. Dia mencari kain panjang yg sekiranya bisa membantu untuk turun dr balkon kamarnya. Kamar Cheri berada di samping bangunan rumah itu, sehingga masih memungkinkan untuk kabur tanpa di ketahui para penjaga.
Dengan kemampuan yg cheri miliki, dengan mudah ia memijak di lantai bawah. Dan segera ke arah halaman belakang. Cheri akan memanjat dinding untuk bisa kabur,,, agak susah memang, namun bukan cheri namanya jika ia menyerah begitu saja.
Tak butuh waktu lama, setelah berhasil keluar dari rumah nya Cheri berlari menjauh mencari jalan besar dan yg pasti tidak terlihat oleh penjaga rumah. Sebenarnya cheri menyayangkan upaya kaburnya tersebut, Karna mau tidak mau dia harus meninggalkan sepeda kuning kesayangannya.
Disaat keadaan seperti ini, Cheri hanya ingat sepupunya Reyshaka. Dengan cepat cheri menghubungi kakak sepupunya itu.
'Halo bang, loe dimana ?’
'Di markas gue, kenapa?'
'Bisa jemput gue? Di persimpangan pertama Deket rumah gue'
'Oke , gue otw'
Tak sampai 30 menit, Rey sudah sampai di tempat yg cheri sebutkan tadi. Tak banyak tanya, Rey membawa Cheri ke markas 'Star' terlebih dahulu sebelum nanti dia akan mengintrogasi adik sepupunya itu.
Sesampainya Rey dan Cheri di markas geng Star, mereka menuju salah satu ruangan disana. Sebelumnya cheri menyapa beberapa anggota yg dikenalnya.
"Loe kenapa?” Rey bertanya setelah mendudukkan dirinya di salah satu kursi di ruangan tersebut
"Gue mutusin buat pergi dr rumah bang." Cheri menjawab sembari menunduk menautkan jari-jari tangannya.
"Kenapa ? Udah masalah gede bgt sampe loe mutusin buat pergi?"
"Bokap mau jodohin gue sama anak tunggal pemilik ElvoTech buat kebutuhan bisnisnya."
"What ?? Gila yaa" Reyshaka benar-benar tak habis pikir.
"Lebih cocoknya sih gue dijual sih, biar perusahaan jalan terus. Kalo gue gak mau, gue disuruh tanda tangan pengalihan kepemilikan Eileen group." Cheri menarik nafasnya dan menghembuskan nya kasar
"Gak paham gue. Kenapa bokap loe jadi kaya gini." Reyshaka hanya bisa geleng-geleng.
Benar-benar tak menyangka, Ravo yg dulunya adalah orang yg sangat ramah dan sangat sayang pada Cheri sekarang justru seperti orang lain yg tak berperasaan hanya demi Harta.
"Loe yakin gak mau ngasih tau Opa ajah ?" Rey kembali bertanya
"Jangan bang, kasian Opa. Lagian gue masih bisa ngadepin sendiri."
"Ini udah keterlaluan Cheri...10 tahun loe di jahatin sama bokap loe sendiri."
"Santai aja bang. Gue masih mau pertahanin apa yg mama punya. Kalaupun gak bisa, lebih bagus Eileen group pailit daripada jatuh ke orang yg gak tepat." Reyshaka hanya menghembuskan nafasnya mendengar jawaban Cheri.
"Trus sekarang loe mau gimana ? Mau tinggal dirumah gue aja? Bunda juga pasti setuju kok."
"Engga bang, gue mau beli apart sederhana ajah atau ngontrak rumah"
"Kalo duit loe cukup, mending beli apart ajah. Jadi itu hak milik loe sendiri."
"Cukup kok, ada lebihnya malah. Buat biaya hidup sehari-hari."
"Biaya hidup loe gak usah pikirin. Ntr gue kasi, tapi ya gak banyak."
"Serius ?? Iihhhh,,, makasih abangku yg ganteng." Cheri beranjak hendak memeluk abangnya itu, namun Rey sudah duluan menahan langkah cheri dengan menahan pucuk kepala Cheri yg lebih pendek darinya.
"Tapi kayaknya gue bakal tetep nyari kerja part time deh bang. Gak mungkin bgt gue ngandelin minta ke loe Mulu."
"Gampang, pikirin entar belakangan." Jawab Rey sembari mengacak pelan rambut Cheri. "Ayo kalo mau nyari apart, biar loe bisa cepet istirahat." Ajak Reyshaka setelah melepaskan tangannya dr kepala Cheri
"Nyari apartnya yg tempatnya gak strategis ada gak ? Yg sekiranya susah dijangkau orang-orang gitu..."
"Kita langsung nyari ke agen properti nya aja langsung. Ntr mereka bakal ngasi rekomendasi"
"Okedeh.... Karna setelah ini gue yakin gak bakal hidup tenang. Orang-orang suruhan bokap pasti bakal nyari gue "
Cheri yakin akan menjari buronan ayahnya sendiri. Karna obsesi ayahnya tentang harta amat sangat ia ketahui. Maka cheri harus pintar-pintar mencari tempat persembunyian atau menghindar sebisa mungkin dari sang ayah.
Jadilah Reyshaka meluangkan waktunya seharian ini untuk menemani adik sepupunya mencari apartemen sesuai yg di inginkan. Mereka mendatangi beberapa agen properti sampai menemukan yg menurut Cheri cocok untuknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!