\=\=\=\=\= Apartermen Raka \=\=\=\=\=
Masi dengan mata terpejam , Raka mencium bibir tipis Eva dengan sentuhan lembutnya. Tubuh Eva merasakan hangat dari sentuhan bibir Raka. Rasa hangat itu bagaikan setruman yang menyengat ke Ubun-Ubunnya.
Tak lama Raka melepaskan ciumannya dan Eva mulai membuka matanya. Saling menatap satu sama lain , Raka pun menjadi salah tingkah. Begitu juga dengan Eva , tidak berani untuk melihat wajah Raka.
Kemudian Raka berjongkok didepan Eva.
" Pakai ini " ucap Raka menyodorkan ke Eva sendal Rumah. " Kaki kamu sangat dingin."
Eva pun melihat kearah bawah , saat kaki Eva disentuh oleh Raka. Kemudian memakai sendalnya.
Raka berdiri dan mentap Wajah Eva lagi. Eva kembali menatap wajah Raka. Sama - sama malu dan canggung.
" Jadi pak saya disini mau ngapain?" Tanya Eva memecahkan kecanggungan.
" Mau apa ya? Temani saya tidur." ucap Raka lalu berjalan kearah mini Bar Apartemennya.
Masi dalam diam , mencoba mencerna perkataan Raka barusan. Lalu Eva tersadar , yang dimaksud oleh Raka.
Memutar tubuhnya , berjalan ke ruang dapur yang didekat dapur dilengkapi Mini Bar. Raka duduk , dan didepannya terdapat berbagai macam menu makanan.
" Pak Raka! Apa maksud Pak Raka? " T a n y a Eva ingin tahu.
" Ya maksud saya , Temani saya disini tidur. Kita akan mengulang malam panas seperti kemarin. " ucap Raka dengan senyum kecil.
" Paak Rakaaaaa!!!! " Jerit Eva.
Sontak Si Raka kaget setengah mati mendengarkan Eva Menjerit. Dengan wajahnya yang emosi dia menatap ke Raka.
" Apa sih teriak-teriak!! dengar tetangga gak enak kan? Sudah jam berapa juga ini? "
" Pak Raka omonganya membuat saya jadi ilfil. "
" Kenapa dengan saya? Kamu saya bawa ke sini , agar kamu bisa tidur nyaman disini. Tidak kenak banjir , tidak gelap-gelapan , tidak juga sendiri. Kenapa begitu saja tidak bisa kamu pahami sih? Lagian kamu kan lagi mengandung anak saya. " ucapnya dengan Mata menata makanan diatas Piring , dan tanpa sadar Raka berbicara soal anak.
Saat dia tersadar dengan omongannya , dia menatap kearah Eva. Eva yang juga kaget dengan pengakuannya , membuat Eva mematung dengan mulutnya yang masi terngangah , tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
Raka yang melihatnya seperti itu menghampiri Eva , dan menarik tangan Eva dengan lembut.
" Duduk disini. " Menarik bangku dan menuntun Eva duduk.
" Makanlah , aku tahu.kamu belum makan nasi , habiskan. Ini sengaja aku suruh Leo ke Buk Her untuk memasak makanan rumahan. " ucapnya perhatian.
Kemudian Raka mengambil kursi dan duduk didepan Eva. Eva yang masi tidak percaya dengan perlakuan Raka barusan , masi juga merasa heran. Sebenarnya Raka itu Pria yang bagaimana? suka sekali membuat dirinya heran.
" Ayo dimakan. Kenapa masi ditengokin saja." ucap Raka melihatnya masi terdiam.
Mata Eva berkaca-kaca , air matanya yang ditahannya , tak mampu di bendungnya. Air matanya pun terjatuh setitik dipipinya. Eva mengusapnya Kasar dan tertunduk sebentar agar Raka tidak melihatnya. Tapi tidak mungkin Raka tidak tahu , Raka duduk tepat didepan Eva.
" Kenapa kamu menangis? Apa ada yang salah dengan makanannya? Sudah dua kali kamu menatap makanan terus menangis." Tanya Raka terheran.
" Agh... tidak apa-apa pak Raka." ucapnya sedikit pelan.
" kalau begitu , makanla. Biar anak yang dikandungan kamu bertumbuh sehat." ucap Raka sedikit senyum.
Eva menatap sekilas pada Raka.
" Terima kasih pak Raka." ucapnya kemudian mengambil sendok lalu memakan menu yang sudah terhidang. Perutnya memang sedikit lapar.
Raka dengan senyum kecilnya melihat Eva makan.
" Makanlah yang banyak , saya mau keatas sebentar."
Raka berjalan kearah kamarnya . Dua kamar , mengisi lantai atas ruangan Apartemen itu . Raka masuk kekamarnya , dan merapikan tempat tidurnya. Buru-buru Raka merapikan barang-barang yang bukan ditempatnya.
Saat dia kembali kebawah , tampak Eva yang sudah duduk diruang tamu. Piring semua sudah tercuci bersih. Rapi seperti sebelumnya.
" Kamu mencuci piringnya?" Ucap Raka dari balik kursi Eva.
Eva pun terkaget , dan menoleh kearahnya.
" Iya Pak , kan piring bekas makan saya. Anggap saja saya membayar makanan tadi. " ucap Eva sedikit malu.
Raka tertawa. " Kamu ini takut sekali berhutang budi sama orang." ucap Raka duduk disofa yang sama , disebelah Eva.
" Harus seperti itu Pak. Kalau tidak , Pak Raka bisa suka-suka ke saya seperti tadi ." Eva pun keceplosan untuk mengatakan Ciuman tadi.
Raka pun mengerti maksud dari ucapan Eva.
Terbatuk kecil. " Hemm... itu ungkapan cinta seorang atasan." ucapnya tanpa menatap Ke Eva.
Eva mengernyitkan alisnya. " Bagaimana bisa seorang atasan suka-suka memberikan ciuman pada bawahannya. Apa pak Raka setiap hari juga seperti itu ke Mba Rere?"
Kali ini Eva membandingkannya dengan sekretaris Raka dikantor.
Mata Raka melotot. " Enak saja , saya juga tidak sembarangan memberikan ciuman! "
" Lah pak Raka sendiri kan yang bilang barusan."
Dengan cepat mencari alasan , merasa dirinya dicecar oleh Eva.
" Mereka tidak termaksud." ucapnya dengan mantap.
Eva bertambah bingung. " Jadi kalau begitu , Pak Raka memang suka mengambil kesempatan dari saya dong!" ucap Eva sedikit meninggi.
" Tidak! siapa juga yang mengambil kesempatan dari kamu. Perasaan kamu saja itu." Jawab Raka membela dirinya.
Eva pun terdiam , dengan bibirnya yang dimanyunkan. Berasa tidak terima terhadap perlakuan Raka yang membuatnya bingung. Sebenarnya maunya Raka apa , Eva pun tidak mengerti.
Lalu menatap ke Raka dengan wajah serius.
" Pak Raka!"
" Iya." melihat ke Eva dengan menangkap wajah kesalnya.
" Pak Raka , tolong dengarkan perkataan saya baik-baik. " ucap Eva kemudian sedikit mendekat disamping Raka.
Raka terheran dengan yang dilakukan Eva.
" Ada apa dengan kamu? " Tanya Raka heran.
" Pak Raka tolong dengarkan saya."
Memulai bercerita.
" Pak Raka tahu , saya mengambil cuti selama 7 Hari itu untuk apa? saya ingin fokus sendiri. Mencari tempat untuk mempersiapkan kehidupan baru buat saya dan anak ini. Keputusan yang terbaik untuk saya dan anak ini , saya ingin menanggungnya sendiri. Jadi pak Raka tidak perlu repot-repot untuk memikirkan saya. Saya tidak suka dikasihani, saya juga tidak minta diperhatiin. Jadi anggap saja , Pak Raka tidak mengenal saya , atau Pak Raka kembali ke diri pak Raka , sebelum pak Raka tahu saya mengandung. Sebelum Pak Raka mengenal saya. Pak Raka masi Muda , masa depan keluarga Atmadja ditangan Pak Raka. Saya tidak mau reputasi Pak Raka hancur karena saya. Dan saya juga tidak akan menuntut sekecil apapun dari Pak Raka . Soal anak yang saya kandung , Biar saya yang berjuang sendiri. Jadi Pak Raka masi bisa sendiri dan mencari orang yang tepat untuk Pak Raka ajak menjadi Istri. Lupakan kejadian malam itu , karena semua kesalahan saya yang membuat Pak Raka jatuh keperangkap saya , seperti perkataan Pak Raka dirumah sakit Waktu Itu. " Seru Eva dengan suara sedikit bergetar dan dengan Tegas.
Kata-kata Eva sangat menusuk kehatinya. Betapa besar kekuatan Gadis yang dihadapinya , karena dia sendiri tahu Eva memikul segala beban dari keluarganya sejak kecil. Tapi sekarang , dia hamil pun ingin berjuang sendiri. Tidak tahan dengan ucapan Eva. Dia pun berpikir keras , apa masi yakin Eva ingin memanfaatkan dia.
" Maaf Pak Raka , saya mau pulang. Jangan tahan saya lagi untuk tetap disini." Ucap Eva yang masi menunggu respon Raka sebelumnya.
Tapi karena Raka hanya terdiam tidak menanggapi apapun Eva Beranjak dari sofa , Raka menarik tangannya dan memeluk tubuh kecil Eva dengan Erat.
" Pak Raka , saya mohon jangan seperti itu , biarkan saya pergi. Jangan tahan saya disini. Saya mau pulang." ucapnya mencoba melepaskan pelukan Raka.
" Siapa yang berani memerintah saya!" Ucapnya sedikit berbisik dikuping Eva.
Eva hanya terdiam , pelukan Raka padanya semakin Erat.
" Sekarang kamu yang dengarkan saya baik-baik." mencoba mengulang perkataan Eva tadi.
" Mulai detik ini , saya tidak akan melepaskan kamu. Jadi jangan berani macam-macam untuk pergi, kamu tetap disisi saya , sampai anak itu lahir. Menikahlah dengan saya , saya akan tanggung jawab dengan perbuatan saya!." ucapnya dengan tegas , masi dengan memeluk tubuh Eva yang menggunakan Baju tidur yang tipis. " Jangan berani mencoba untuk pergi dari tatapan saya. Jika kamu berani kabur dari pandangan saya , saya akan menemukan kamu , diujung bumi sekalipun! "
Eva menjadi terkesima dengan ucapan Raka barusan. Tubuhnya hilang kendali , tidak menyangka ucapan Raka barusan itu membuat hatinya bergejolak.
" Pak Raka , saya sudah bilang jangan kasihani saya!." Air mata Eva terjatuh , masi ada orang yang mau bertanggung jawab atas dirinya. Tapi dia tidak ingin terlena oleh perkatan Raka.
Raka mendengar suara Eva begetar , dan Raka tahu dia pasti menangis. Meregangkan pelukannya , dan menatap pada Wajah Eva. Dihusapnya air mata Eva.
" Percayalah pada saya Eva , saya bukan mengasihani kamu , saya akan tanggung jawab untuk anak dan Ibu yang melahirkan anak saya. Mari kita mulai dari awal." Seru Raka dengan wajah tulus.
Menarik tangan Eva , seoalah berjabat tangan.
" Halo Perkenalkan nama saya Raka Atmadja , mau kah kamu menikah dengan Pria brengsek ini yang menghancurkan masa depan kamu?" Tanyanya dengan perlahan mengucapkan kata demi kata.
Tidak menunggu jawaban Eva , Raka mengambil cincin yang sudah dipersiapkannya sedari semalam , saat membersihkan ranjangnya dia mengambilnya dan menyimpannya disaku celananya.
Tak terasa isak tangis Eva pun pecah , saat Raka belum mendengar jawaban Eva dan memasangkan cincin dijari manisnya.
________ BERSAMBUNG ________
JANGAN LUPA UNTUK LOVE , LIKE DAN KOMENTARNYA 😊 JANGAN LUPA UNTUK VOTE TERUS YA. DAN UNTUK YANG SUDAH VOTE SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH BANYAK 🙏
.
TUNGGUH CERITA SELANJUTNYA YA 🥰**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Fatim Ummu Ayes
aaaa bikin mewek... xesek iya, sedih iya, bahagia iya, rasanya tuh dah nano" tau gak sih thor....
2023-11-02
0
Erni Fitriana
moment sweet😍😍😍😍😍😍😍
2023-07-30
0
@shiha putri inayyah 3107
ya ampun pak Raka lamaran nya ga romantis banget....🤭🤭🤭
sedih dan nyesek banget sm kehidupan nya Eva....😭😭😭😭
2022-07-02
0