" Bagaimana bisa Aku mengacaukan hidupku sendiri?" ucapnya pada dirinya sendiri dengan isak tangisan, “Kenapa denganku? Kenapa gegabah begini. Bagaimana dengan hidupku kedepannya, jika pria itu tukang bergosip nantinya. Habislah riwayatku,” Eva terisak.
Tok…Tok… Tok…
“Nona… bukalah pintunya. Jangan menangis di dalam sana, mari kita bicarakan tentang kejadian tadi malam.” kata pria itu di balik pintu.
Eva masih terdiam, dia bingung, seakan tidak percaya dengan perkataan pria itu.
“Nona… Kau tidak menjawabku. Baiklah… aku tunggu di luar.”
Eva terkaget mendengarkan suara Pria dari balik pintu.
"Astaga...kenapa sudah bangun. Matilah Aku, apa yang harus aku lakukan di depan Pria yang enggak tahu dari mana asalnya." batin Eva meronta-ronta.
Pria itu dengan santainya menyalakan TV , dengan naik ke atas ranjang.
Sedangkan Eva, Dia masih memikirkan cara untuk keluar dari kamar mandi. Katanya lagi pada diri yang terlanjur sedih, " Kau harus tegar Eva, kau kan kuat, sekuat rumput yang tumbuh liar. seperti itulah dirimu." ucapnya lirih dan menangis lagi. Lalu Eva merapikan rambut panjangnya, merapikan pakaiannya. Agar nanti keluar dari kamar itu, tidak ada yang curiga dengannya.
Eva pun memberanikan dirinya, untuk perlahan keluar dari kamar mandi.
“Kau menangis?” tanya Pria itu dengan tanpa bersalah, dan menghentikan langkah Eva.
Eva menoleh ke pria itu, “Apa urusanmu! Apa yang kau lakukan denganku!” bentak Eva.
"Astaga... Galak benar. Jangan Galak-galak Nona, nanti kau cepat tua." kata Pria itu.
" Kenapa kam—? apa yang kau perbuat denganku!."
Eva berkata dengan penuh penekanan. Wajahnya berasa panas karena menahan emosi yang tidak bisa di lampiaskan.
Pria itu menatap bingung menunjuk dirinya sendiri
" Aku? Hahahaha... Kau ternyata lucu Nona, Bukannya Kau sendiri yang mau? kan Kau sendiri yang datang ke kamarku, kenapa Kau menyalahkan Aku." Jawab Pria itu dengan santai.
Eva tertawa sinis dan menarik nafasnya " Jika aku yang mau, seharusnya kamu menolakku Tuan, mengusirku yang sudah salah masuk kekamarmu. Bukan seenaknya seperti itu menyetubuhiku!!! kita kan sama sekali tidak mengenal satu sama lain. Harusnya anda paham! " nada Eva sudah mulai meninggi.
“Kau munafik Nona! Padahal Kau sangat menikmati permainanku, Ayolah Nona, Aku punya uang, mau? Katakan padaku, Aku bukan orang sembarangan, kalau kau tahu Aku ini siapa, Kau akan terkejut." Berapapun yang Kau mau, katakan saja padaku. Marilah Kita berdamai,” celetuknya masih dengan santai dan licik.
Eva pun tak tahan dengan sikap pria itu membuang nafasnya kasar " Dasar kau Pria murahan!!! tidak ku sangka di muka Bumi ini ada pria brengsek macam anda! " Semprot Eva yang meradang. " Jangan menggunakan uang dan jabatan anda, mau anda orang kaya, saya enggak perduli. Lagian yang anda lakukan tadi malam, tidak akan merubah nasibku."
Pria itu menatap kaget. " Jangan meneriakin saya!!! Anda pikir Anda siapa! kesalahan terletak pada dirimu sendiri , datang dalam keadaan mabuk ke kamar saya! Lalu membuka seluruh pakaian anda sendiri , dan meminta sesuatu yang harusnya nggak akan aku lakukan, coba anda berpikir sejenak NONA!Pria mana yang akan menolak dirimu! Apa lagi saya memang Pria normal yang tertarik dengan lawan jenis. Wajar saya menerima kemauan anda sendiri!!!." katanya penuh marah.
Eva menatapnya dengan amarah membuat air matanya kembali menetes. Berlari menuju pintu keluar. Terhenti sebentar dan membalikan tubuhnya berjalan kembali kekamar pria itu, yang masih menatapnya bingung. Dengan air mata yang tak mampu lagi ditahannya, dia mengambil kasar tasnya yang berada dimeja dekat ranjang Pria itu bersandar.
kembali lagi berjalan cepat meninggalkan Pria yang masih berdiam diri mencerna perkataan Eva.
" TUNGGUUU!!!." Teriaknya.
Eva pun terhenti tapi tidak membalikan wajahnya.
" Siapa namamu? Ayolah kita bicarakan, berdamai gitu? " bujuk Pria itu yang sebenarnya menjadi tidak tegaan.
Menarik nafasnya berpikir sejenak. " Dasar Pria tak tahu malu!" Ucapnya lalu berlari keluar dari kamar.
Dia merasa aneh melihat wanita barusan menangis terseduh. Salahkah aku?
"Wanita aneh , menerima saja apa susahnya. Bukankah kita sama-sama saling menikmati setiap ragam gaya. Dasar cewek, Aneh."
Mencoba bangkit dari sandaran Ranjang King Size , menarik selimut putih lalu mencampakkannya kasar kelantai. Serasa terhina ditampar dengan kepergian wanita yang menggodanya tadi malam. Tanpa mengambil sepeserpun dari pemberiannya.
Dilihatnya name tag Eva yang jatuh disamping ranjang, diambilnya dan dibacanya satu demi satu.
" Evacalista, bagiannya Divisi Humas. Perusahaan Atmadja."
" Gilaaaa... dia ternyata pegawai perusahaan papa yang akan beralih ketanganku." Ucap Raka Atmadja
Yah.. Pria asing yang mengambil keperawanan Eva adalah seorang Tuan Muda, anak tunggal dari Keluarga Atmadja. Orang terkaya di Asia. Keluarga Atmadja mempunyai kekuasaan terbesar dalam segala aspek menyangkut dunia bisnis.
Kembali menatap name Tag Eva. Kemudian diletaknya diatas Tasnya. Kemana dia mencari wanita aneh. Seenggaknya dikembalikan sebelum dia memegang jabatan diperusahaanya.
Membalikan tubuhnya kembali, saat hendak berjalan Raka menatap pada seprai putih yang membalut ranjang. Noda darah berciprak dibagian dimana Eva tertidur. Ada beberapa jejak ciprakan darahnya.
" Wajarlah dia marah . . . perawannya ku nikmati pulanya. Apa lagi. . . katanya aku pria brengsek. Bukannya harusnya dia berterima kasih ke aku." ucapnya dengan tawa kecil.
***
Memasuki lift, kenapa Eva tidak terpikir, dari lantai kamarnya dengan kamar berkelas Presidential Suite itu sudah jauh berbedah. Berbedah 3 lantai, kamar kelas Deluxenya berada di lantai 10 gedung Hotel yang menjulang tinggi.
TINGGGGG....
keluar Lift Eva mengintip, apakah jangan-jangan Casandra sudah bangun. Diperhatikannya setiap sudut Lorong Hotel. Menarik nafas lega , tidak ada Gumamnya dalam hati. Eva langsung berlari kecil memasuk kamar Hotelnya.
Duduk diranjang, meratapi kembali apa yang terjadi malam itu. Memukul kepalanya dan menyalahkan dirinya terus-menerus. Pertanyaan-pertanyaan itu akan terus menghantuinya. Hingga dia berteriak menjambak rambutnya dan menangis. Tak peduli, ada yang mendengarnya. Setidaknya Eva bisa meluapkan kemarahannya atas dirinya.
" Kenapa aku terlalu memikirkan Pria yang mencampakkanku, hingga kerugian terbesar yang kualami dalam hidupku. Terlalu hina... aku terlalu hina untuk hidup."
Suara ponsel Eva berdering, mengambil ponselnya melihat kearah layarnya. Ternyata Casandra menghubunginya.
" Iya San." ucap Eva pelan agar tidak terdengar suara paraunya habis Teriak.
" Lo semalam kemana sih? Gua cariin juga, di hubungin malah ponsel lo gak aktif. Semalam lo memang sudah balikkan ke kamar? Gua gedor pintu kamar lo juga gak ada sautan dari lo."
Merasa terperanjak , berpikir sejenak Eva pun menjawab " Agh..itu.. i..ya.. San. gua sudah balik ke kamar, maaf semalam gua meninggalkan lo duluan. Dan ponsel gua low. Karena efek mabuk, mungkin gua tidak mendengar suara Lo." Ucapnya terbata, menahan air mata yang ingin kembali mengalir tenang dipipinya. Ingin bercerita ke Casandra tapi dia belum siap.
Casandra yang mengenal Eva sejak lama, menaruh curiga dari suaranya yang terbata bata menjawab pertanyaan Casandra. Tidak seperti biasanya.
" Va...Are You Okay?" Tanya Casandra penuh harap mendapat jawaban yang sesungguhnya.
" Hah.. I'm Okay San."
Casandra tidak ingin memaksa, tidak ingin juga membuat Eva merasa harus atau wajib untuk bercerita. " Baiklah... sebentar lagi gua kesana, kita sarapan bareng ya."
" Hah.. okey , gua mandi dulu. Nanti gua aja yang kekamar Lo" Ucap Eva takut Casandra melihat Eva yang masih mengenakan pakaian kerjanya dengan wajahnya yang sembab.
Bergegas Eva masuk ke kamar mandi, membersihkan dirinya yang masih menempel bauk Alkohol , Aroma maskulin dari pria asing dan keringat yang timbul akibat hubungan satu malam itu dengan tenangnya melekat kedalam kulit Eva.
Eva membasahi wajahnya di bawah air mengalir dari pancuran shower, air matanya bercampur dengan jatuhnya air di shower. Rasanya sangat berat, mengingat kejadian malam itu, malam yang panas bersama pria yang tidak di kenalnya.
Terasa sakit seluruh tubuhnya dia rasakan. Dengan berat hati dia bersiap untuk sarapan bersama Casandra. Mencoba untuk tampil seperti biasanya, agar tidak ada yang menaruh curiga atas apa yang terjadi pada dirinya.
Memakai atasan kemeja peach, dipadukan dengan Rok Hitam Span, sepatu heels 5cm nya Eva keluar dari kamar hotel. Berjalan dengan Elegan, seperti tidak ada kejadian, walau rasa kehilangan keperawannya terasa perih. Menuju kekamar Casandra yang hanya berjarak 2 pintu.
" TOK..TOK...TOK.."
Casandra yang menunggunya langsung keluar, ditatapnya wajah Eva. Merasa ada yang ganjil, tapi rasanya tidak tepat untuk menanyakannya sekarang. Wajah Eva yang sembab, mata bengkaknya yang ditutupi dengan bedak masih juga keliatan.
Susah memang menutupi sesuatu dari Casandra, dia wanita cerdik, cantik dan juga cekatan, sahabat terbaik Eva selama bekerja di Atmadja Group.
" Yuk kita sarapan dulu Va, baru kita kembali meriset kantor cabang baru."
" Okey San... " ucapnya dengan senyum yang dipaksakan.
Berjalan menuju Resto Hotel bintang Lima di Bali.
Mengambil menu makanan prasmanan Resto Hotel itu, Eva dan Casandra memilih duduk dibagian Outdoor. Terpampang luas pemandangan Alam di Bali. Eva sangat bersyukur awalnya bisa sampai di Bali, tempat favoritnya dari semasa kecil yang ingin sekali dikunjunginya. Tak disangka , pertama kali menginjakkan kaki diPulau ini, dia kehilangan Keperawanan karena kelalaiannya sendiri.
" Va.. itu name Tag lo mana?" Tanya Casandra yang mengunyah makanannya.
"Agh.. itu... gua sebernanya juga gak tau San, seingat gua kemarin gua letakkan ditas. Cuma gua cek tadi gak ada, enggak tahu jatuh dimana."
" Apa perlu kita laporkan, kehilangan barang di Hotel ini Va? Siapa tahu aja ada yang tidak sengaja nemu itu name Tag?" Usul Casandra untuk mebantu Eva yang bingung.
" Agh... tidak usalah San. Palingan aku lapor ke Pak Jakob untuk mengurus yang baru." Jawabnya cepat.
" Okey.. Good Idea."
***
Berjalan keluar pintu Hotel , Dengan Mobil yang disediakan Perusahaan , Casandra yang mengambil ahli kemudi, karena memang Eva tidak pintar mengemudikan Mobil. Lain halnya dengan Casandra , yang memang memiliki Orang tua yang bisa dikatakan anak berada.
Saat hendak melangkah masuk kedalam Mobil, kaki Eva terhenti memandang lekat kearah Pria yang memakai pakaian Formal. Dengan Jas hitam berjalan dengan gagahnya. Sangat tampan. Tapi tidakkk , dia Pria Brengsek yang mengambil kesempatan dalam kesempitan saat Eva mabuk.
Tak sadar masih menatap Pria brengsek itu, Eva malah sempat-sempatnya melamun. pandanganya pun tertangkap Pria yang juga berjalan dari pintu samping Hotel. Yang merasa ada sepasang mata menilik lekat pada posisi tubuhnya.
Saling memandang, Pria itu juga merasakan pandangan wanita didepannya penuh kebencian.
Suara Casandra memanggil Eva, tidak juga dihiraukan Eva. Akhirnya Casandra memencet Klakson, terkejut Eva langsung mengubah pandangannya ke Casandra.
" Lihatin apaan sih Lo, sampe kerongkongan gua sakit Va, buruan masuk." Semprot Casandra kesal.
" Agh.. iya." Jawab Eva yang kembali melanjutkan Jalannya menuju Mobil.
Pria itu masih juga menatapnya berjalan, hingga pandangan wanita yang memiliki postur tubuh yang termasuk kategory sexy, berjalan meninggalkan lokasi area Halaman Hotel.
" Sedang apa dia disini." ucap Raka
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Erni Fitriana
saling bertukR pandang👁👁👁👁👁👁👁👁
2023-07-28
0
Ainieee
bguss cerita y thooor
2022-09-04
0
Regen
semoga aja seru ini
2022-06-06
0