Eva mau tidak mau mengikuti semua pelayanan dari Raka. Semua pekerja melayani Eva seperti tempat perawatan di Salon. Mau ke Salon saja Eva mikir-mikir. Gajinya yang dipotong 50% untuk membayar hutang-hutangnya pada perusahaan, pada saat dia tidak mampu untuk berdiri sendiri. Mau tidak mau yah Eva tidak bisa merasakan yang namanya Pijatan Spa atau Creambath untuk sebulan sekali. Untuk kebutuhan makannya satu Bulan dan sewa kosnya saja dia sudah bersyukur.
Rambut panjang Hitam Eva terurai indah. Setelah eva dilayani dengan bermacam-macam merek kecantikan, wewangian segar juga sudah menempel dikulit Eva.
Setalah Eva dilayani, kemudian para pekerja itu keluar dari Kamar Tamu, Tinggalla Eva sendiri. Dipandanginnya kamar yang luas nan mewah itu degan fasilitas lengkap, sangat jauh dari kamar kosannya. Tapi mengingat rumahnya dulu, setengah kamar itu luas kamar yang di tempati Eva dulu.
Sedikit sedih, betapa bersyukurnya orang yang terlahir dari keluarga Kaya. Tidak merasakan sakit ataupun jatuh bangun kehidupan, seperti yang dialami Eva.
Eva terus menatap kearah luar kamar yang memiliki balkon kamar mengarah ketaman belakang rumah mewah itu. Memakai kemeja Raka, Eva berjalan menyusuri Balkon, tepatnya kamar disebelah Raka. Raka yang mendengar dari kamarnya suara pintu terbuka, mengintip dari balkon kamarnya. Ditatapnya Eva dengan tubuhnya yang sexy, kaki jenjangnya yang putih bersih tanpa balutan benang itu, sedang menatap kearah langit malam.
Mata Eva terpejam. Tak terasa air matanya menetes. Bila mengingat rumahnya. Papanya sendiri saja tidak menginginkannya. Betapa sakit hatinya, perasaan yang selama ini dia pikul itu pun diluapkannya. Akhirnya Eva tak kuasa menahan luka yang kembali diingatnya. Air matanya tumpah dengan isakan tangis yang dia coba untuk tidak mengeluarkan suara. Ditutupnya mulutnya dengan kedua tangannya. Terus terisak sampai tangannya pun tak sanggup menutup suaranya. Eva menangis , kembali lagi dia menatap Langit.
" Ma... andai saja kamu masi hidup. Tidak seberat ini beban hidup yang kutanggung." ucap Eva pada langit. Dengan suaranya yang parau karena sambil menangis.
Raka yang melihatnya dalam diam, ikut merasakan kesedihannya. Setelah latar belakang Eva yang diselidikinya dan menerimanya dari Leo, betapa hancurnya perasaannya. Wanita ini pikirnya bisa mempengaruhi seorang Raka. Yang biasanya menatap wanita Hanya dengan uang. Kalau ada uang sudah senang.
Berbeda dengan Eva, dari latar belakangnya yang dibuang oleh Papanya, mencari nafkah apapun itu dikerjakannya asal itu Halal. Hingga dia mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang dipegang papa Raka dulu.
Sampai Papanya Raka saja bisa ibah memberikan pinjaman untuk Eva. Yang harusnya papa Raka pada saat itu hanya ingin membantu tanpa potongan Gaji. Eva menolak. Semua itu Raka tahu dari Leo.
Raka yang terus menatap ke Eva yang masi menangis tak kuasa hanya berdiam. Dia pun keluar dan berkata ke Eva. " Apa kamu sudah selesai menangis?" Tanyanya lembut ke Eva.
Eva terkaget mendengar suara Raka dari Balkon sebelah kamarnya . menghentikan sejenak isak tangisannya.
" Pak Raka!"
" Iya ini saya. Kenapa saya asal berbicara dengan kamu harus mengulang pertanyaan saya. Jawab pertanyaan saya tadi." ucap Raka.
" agh.. maaf saya sudah selesai." Langsung menyekah air matanya dan masuk kedalam kamarnya meninggalkan Raka di Balkon sebelah.
Raka pun terdiam melihat reaksi Eva. Lalu dia berjalan masuk ke kamar. Dan keluar kamarnya dengan Rambutnya yang acak usai dari mandinya tadi. Gaya rambutnya berbeda dengan dia dirumah dan di Kantor.
Raka berjalan keluar dan masuk kamar Eva. Tanpa mengetuk Raka langsung masuk. Eva ternyata tidak mengunci kamarnya setelah para pekerja meninggalkannya.
Raka berjalan masuk, didapatinya Eva yang duduk dibagian tengah tepi ranjangnya. Melihat kedatangan Raka, Eva langsung berdiri. Menatap Raka yang dengan pakaian piyama, rambutnya yang setengah kering itu, sangat tampan. Jantungnya kembali berdegup kencang tak beraturan.
" Mau apa pak Raka?" Tanyanya dan tangannya menutup pahanya.
Raka menarik tangannya dengan lembut, mengajaknya kembali duduk ditepi ranjangnya. Aroma tubuh Eva sangatlah menarik. Wajahnya yang cantik dengan rambut panjangnya tergerai indah dengan balutan kemeja yang kebesaran. Hati Raka sedikit tergerak dengan kecantikan wanita polos didepannya.
" Kenapa kamu malah masuk?" Tanyanya ke Eva dengan wajahnya yang menunduk tidak berani menatap Raka.
Eva terus berdiam. Matanya yang mulai perih akibat menangis, tidak ingin diperlihatkannya ke Raka. Eva tidak ingin mencari simpatik ataupun dikasihani dengan Sengaja Eva menunduk. Raka pun menarik dagunya ketas agar Eva mau menatapnya.
Setelah Raka menarik dagunya dengan kelembutan mata keduanya saling menatap. Mata sembab Eva dengan jelas terlihat oleh Raka. " Kenapa kamu menangis?" Tanya Raka.
Eva kembali menarik wajahnya dari genggaman Raka. " Maaf pak... saya tidak bisa bercerita." Jawab Eva.
" Apa kamu teringat dengan papa atau pun mama Tiri kamu yang jahat itu?" Ucap Raka langsung kesasaran.
Eva menatap kearah Raka dengan kagetnya. " Dari mana Pak Raka tahu soal Keluarga saya?" Tanyanya histeris.
" Saya tahu semua soal kamu. Jadi kamu gak perlu repot-repot untuk memikirkannya." ucap Raka.
" Harusnya kamu tidak meneteskan air matamu untuk orang Brengsek macam mereka!!!" Kata Raka kesal.
Eva tersinggung dengan ucapan Raka. " Pak Raka tolong jangan berkata seperti itu. Saya tidak meminta pak Raka untuk ikut campur dengan masalah saya. Pak Raka bukan siapa-siapa saya. Hanya seorang atasan gak lebih!"
Raka yang mendengarnya tidak percaya. Eva benaran tidak membenci keluarga yang membuangnya.
" Baiklah kalau begitu maunya kamu, saya memang tidak punya hak untuk ikut campur. Sekarang mari ikut saya." ucap Raka menarik tangannya.
" Kita mau kemana Pak?" ucap Eva mencoba menarik tangannya.
Raka menatapnya. " Apa perut kamu tidak lapar??? Ikut saya keruang makan." ucapnya kemudian.
Akhirnya Eva pun mengikutinya, karena memang terasa sangat lapar. dan mulai merasa pusing. Efek menangis dan juga kenak hujan tadi. Tiba dimeja makan, semua makanan tampak enak dilihat Oleh Eva.
" Duduklah... makanlah sesuai selera kamu." ucap Raka dan memilih duduk berhadapan dengan Eva. Eva pun menikmati makan malamnya dengan tenang. Pelan dan tidak terburu-buru. Menatap Kearah Raka yang juga sangat elegan, tidak bersuara sama sekali. Dilihat dari sisi manapun dia sangat tampan tanpa dibuat- buat. Eva yang masi memandangnya pun terkaget saat Raka menangkap Pandangannya. Raka hanya tersenyum kecil saat dia tahu Eva memandangnya.
Usai makan malam, Eva langsung beranjak dan ingin membawa piring kotor bekas makanan mereka. Raka sedikit terbengong. " Letakkan itu kembali diposisinya masing-masing." ucap Raka.
" Pak Raka ijinkan saya membantu, karena sudah diberi tumpangan dan makanan yang enak. Biar saya yang mencuci piring ini semua." ucapnya ke Raka.
" Kenapa kamu sulit sekali untuk mendengar perkataan saya, selalu saja membantah!. Saya bilang letakkan Piring itu kembali keposisinya. Sudah ada pembantu yang mengerjakannya dibelakang." ucap Raka.
Eva sedikit menunduk dan meletakkan kembali piring-piring tersebut. Dan menatap kembali ke arah Raka. " Pergilah kekamar kamu dan beristirahat, saya mau keruang kerja." ucapnya meninggalkan meja makannya dan menuju keruang kerjanya.
Eva pun berjalan menuju kamarnya menaiki anak tangga. Kembali masuk kekamar dan mencoba untuk terlelap. Raka hanya pura-pura berkata keruang kerjanya. Dia hanya ingin Eva tidak menjadi canggung ataupun berpikir macam-macam ke Raka. Beberapa menit kemudian Raka menaiki anak tangga, mencoba membuka Pintu kamar Eva, dan ternyata Eva tidak menguncinya lagi. Raka pun berjalan mengendap dan melihat Eva yang sudah tertidur.
Duduk ditepi ranjang, menatap wajah polos yang menyimpan kesedihan dan luka dari masa lalu. Dirapikannya selimut untuk Eva. Kemudian dia mematikan lampunya. Beranjak keluar dari kamar Eva dan kembali kekamarnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Pagi itu Raka sudah bersiap dimeja makannya. Tapi Eva tak kunjung keluar. Tidak ingin membuang waktu, akhirnya Raka memutuskan untuk mendatangi kamar Eva. Setelah masuk kekamarnya, Eva terlihat masi tertidur. Dilihatnya wajah Eva yang pucat, putih seperti kapas. Keningnya yang berkucuran keringat mencoba untuk disekahnya dan ternyata Tubuh Eva sangatlah panas.
Raka mencoba membangunkan Eva, dia menjadi takut karena memang tidak punya pengalaman seperti itu. Eva pun terbangun dengan tubuh yang seperti ditimpah beban berat. Dengan suara sedikit serak.
" Maaf pak Raka... saya bangun kesiangan." ucapnya ke Raka .
" Berbaringlah tubuh kamu sangat panas. Akan aku ambilkan obat sebentar." ucap Raka ingin berjalan keluar.
" Tidak usah pak... saya cuman kecapekan saja. Sebentar lagi baikan. Maaf saya ingin kekamar mandi. Tolong Pak Raka keluar."
" Kamu yakin? wajahmu terlalu pucat." Jawab Raka.
" Iya tidak apa pak." mencoba berjalan, tapi Eva hampir terjatuh, syukurnya Raka langsung menangkap Tubuhnya. Didalam pelukan Raka, Eva tersungkur. Tubuhnya yang sangat lemah itu membuat Eva tak mampu berdiri.
" Selamat pagi." ucap Seorang Nenek Tua tapi berjiwa muda masuk kekamar Eva.
Raka tidak percaya siapa yang datang. " NENEK!!!!"
" Hallo cucu kesayangan nenek, kenapa kamu sangat kaget?" Tanya sinenek menghampiri mereka.
Eva yang mendengarnya menatap ke nenek tua itu.
" Siapa wanita yang kamu bawak pulang ini? Apakah dia calon mantu cucu Nenek?"
Eva mencoba menjawabnya " Bukan Nek." Dengan lemas dia menjawab.
" Kenapa dia? wajahnya sangat pucat. Cepat panggilkan dia Dokter."
Mendudukkan Eva sejenak, Raka mencari ponselnya didalam saku Jasnya. Mencari nomor Hp Dr.Zion yang memang kusus menjadi dokter Pribadi dikeluarga Raka.
Sesudah menghubungi Dr.Zion Raka mencoba membaringkan tubuh Eva. Tapi Eva menolaknya. Dia ingin tetap bekerja. Nenek yang menatap Eva pertama kali saja, sangat yakin itu jodoh untuk cucunya. Karena Raka memang tidak pernah pulang kekediamannya membawa seorang Gadis seperti Eva. Biasanya dia membawa wanita malam untuk sekedar menghibur, itupun ke Apartemennya.
" Maaf Nek, pak Raka, jangan repot-repot saya hanya kecapekan saja. Saya ingin bekerja Pak." ucapnya kembali berdiri. Raka menjadi serba salah dengan keadaan seperti itu.
Eva kembali ingin berjalan kearah Toilet. Tapi akhirnya Eva terjatuh dengan cepat Raka menampung tubuhnya yang lemas, panas dan tidak berdaya. Dilihatnya mata Eva tertutup, seketika itu juga Raka sangat takutttt dan Panik.
" Nek...Eva Pingsan Nek." ucapnya Ke neneknya.
" baringkan dia... coba oleskan ini di hidung dan keningnya" mengeluarkan minyak aroma terapi dari tas neneknya.
Raka mencoba memberikannya ke hidung Eva. Tak lama dokter Zion pun datang. Langsung sigap Raka menyuruhnya untuk memeriksakan Eva dan menutupi paha Eva dengan selimut diranjangnya. Dr.Zion pun buru-buru mengeluarkan alat yang dibawa dari dalam tasnya. memeriksakan keadaan Eva. Berpindah dari yang satu dan ke yang laiinya. Eva pun akhirnya diberikan cair Infus untuk membuatnya lebih kuat.
Usai semua pemeriksaan dan memberikan suntikan ke Eva, Raka pun bertanya pada Dokter Zion.
" Ada apa Dok dengan Gadis ini?" Tanya Raka.
\=\=\=\=\=\= BERSAMBUNG \=\=\=\=\=\=
BUAT KALIAN YANG TIDAK SENGAJA SINGGAH DI NOVEL INI. JANGAN LUPA UNTUK MEMBERIKAN LOVE, LIKE DAN KOMENTAR POSITIFNYA. MAAF JIKA MASIH ADA PENULISAN YANG KURANG. TOLONG DIMAKLUMI. SEMOGA BISA LEBIH BAIK LAGI. UNTUK UP LAMA , SAYA SUDAH MENCOBA UNTUK CEPAT UP. TAPI REVIEW DARI SANANYA YANG TERNYATA JUGA LAMA.
JIKA SEMPAT YUK MAMPIR JUGA DI NOVEL SAYA KEKASIHKU SEORANG CEO 2 🥰
TERIMA KASIH🙏
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Erni Fitriana
kyknya hamil deh
2023-07-28
1
Mimi Jamileh
jgn2 eva hamil
2021-12-03
0
Pratiwi Mulyani
wah tok cer Hamil pasti
2021-11-18
0